You are on page 1of 5

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, SehinggaMakalah Mata Kuliah
Ilmu Budaya Dasar ini dapat saya selesaikan guna sebagai salahsatu tugas yang diberikan dosen mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar sebagai salah satu matakuliah softskill. Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepadadosen pengampun mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang telah memberi
kesempatan kapada saya untuk mengumpulkan tugas makalah ini.Tugas makalah yang berjudul Peran
Kebudayaan Dalam Membentuk Kepribadian.Sebuah makalah yang mengupas hal-hal yang berkaitan
dengan masalah-masalah sosial yang ada di lingkungan masyarakat, tentunya di lingkungan sekitar kita.,
Saya sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna .Untuk itu, saya terus mengharapkan
bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Agar dilain waktu, tugas-tugas yang
diberikan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar dapat saya kerjakan lebih baik
lagi.Harapan saya, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya. Akhirnya saya ucapkan
terima kasih. Akhir kata. Wassalamualaikum

Bekasi, 24 Oktober 2011

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

Berbicara tentang kebudayaan sangat erat kaitannya dengan kepribadian seseorang. Budaya dan
kepribadian bagaikan dua sisi mata uang tidak bisa dipisahkan. Dimana budaya yang baik selalu
mempengaruhi pribadi yang baik, kemudian budaya buruk selalu mempengaruhi pribadi yang buruk
juga.

Disamping itu kadang kala lingkungan menjadi hal utama yang dapat mempengaruhi baik buruknya
budaya seseorang. Kita ambli contoh di Papua memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda dengan
daerah lainnya, sehingga dengan sendiri kepribadian mereka juga agak berbeda dan unik. Hal ini dapat
dikatakan melihat budaya Papua yang agak keras dan unik.

Sehingga kepribadian yang terbentukpun agak unik dan berbeda. Contoh budaya potong jari. Yang telah
lama turun-temurun diterapkan di Papua, bahkan menjadi budaya (kebiasaan) yang lumrah untuk
dihilangkan walaupun kelihatannya agar buruk dan tidak sesuai baik norma agama maupun norma
hukum.

Contoh pengaruh budaya terhadap kepribadian yang lainnya dapat kita petik dari kehidupan masyarakat
suku dayak di daerah pedalaman Kalimantan. Yang sebagaimana hidupnya sangat memprihatinkan dan
menggenaskan. Bagi mereka memakai anting sebanyak-banyaknya ditelinga baik pria maupun wanita
merupakan suatu hal yang biasa, padahal hal sangat mengelikan dan menakutkan. Yang lebih parahnya
lagi hal ini telah melanggar berbagai norma-norma yang telah tertera. Tetapi mau bagaimana lagi, inilah
budaya.
Baik masyarakat yang hidup di Papua maupun Kalimantan memilki budaya yang unik dan berbeda.
Keunikan kebudayaan mereka membuat cara hidup termasuk kepribadian mereka sesuai dengan nilai-
nilai kebudayaan yang mereka miliki, pengaruh itu dapat kita lihat masyarakat Papua selalu hidup dan
berbudaya dengan istilah mengorbankan apapun yang mereka miliki untuk seseorang yang mereka miliki
dan sayangi. Sama halnnya juga dengan orang Kalimantan.

1.1 Latar Belakang

Tema yang diberikan adalah “Peran Kebudayaan Dalam Membentuk kepribadian”. Budaya merupakan
salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk
pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola
pikir masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh
suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda,
terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka.
Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang
terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah
menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan
terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai
konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai
peranan besar dalam memicu konflik.

1.2 Tujuan

Tujuan yang dapat dipetik dari makalah ini adalah memberikan gambaran dan pemahaman kepada
siapapun tentang pengaruh budaya terhadap kepribadian seseorang. Agar ketika akan bertindak tidak
bertindak sesuai dengan budaya buruk, yang ketika bertindak sesuai dengan budaya yang baik, serta
pengaruh positif dapat kita rasakan bersama sesuai dengan tujuan Undang-undang dasar yang menjadi
landasan dan akar dari bangsa kita.

Budaya bemasyarakat memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku yang ada agar dapat
meningkatkan harmonisasi dalam bermasyarakat untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang
akan datang. Manfaat dari penerapan Budaya bermasyarakat yang baik :

1. meningkatkan jiwa gotong royong

2. meningkatkan kebersamaan

3. saling terbuka satu sama lain

4. meningkatkan jiwa kekeluargaan

5. meningkatkan rasa kekeluargaan

6. membangun komunikasi yang lebih baik


7. meningkatkan produktivitas kerja

8. tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.

Kemudian tujuan lain yang tidak kala pentingnya adalah, agar kita (mahasiswa) semakin kreatif dan
mampu mengungkapkan sesuatu secara ilmiah yang dituangkan dalam bentuk makalah kali ini. Yang
sebagaimana kita juga sedang dipersiapkan untuk melanjutkannya ke dalam kehidupan kita sehari-hari.

1.3 Sasaran

Dalam hal ini yang menjadi cakupan antara kebudayaan dan kepribadian adalah masyarakat. Karena
kebudayaan sangat melekat didalam setiap jiwa manusia, terutama masyarakat di Negara Indonesia yang
dikenal sebagai Negara dengan kebudayaan yang sangat banyak. Di Indonesia, Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika sangat memberi pengaruh dalam konsep hubungan Kebudayaan dengan Kepribadian. Maka
ada beberapa point yang menjadi titik sasaran, antara lain adalah :

1. Masyarakat yang Berjiwa pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi.

2. Bersifat terbuka dan tanggap terhadap lingkungan sekitar, serta tanggap terhadap permasalahan
masyarakat.

3. Menguasai dasar-dasar kebudayaan sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan


merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada.

4. Toleransi dalam bermasyarakat.

5. Membentuk suatu sikap dasar, kebiasaan dan nilai-nilai yang dapat memupuk kerjasama, integritas
dan komunikasi dalam bermasyarakat.

BAB II

PERMASALAHAN

Analisis permasalahan peran kebudayaan dalam membentuk kepribadian dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal. Berikut uraian dari setiap kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan yang ada, berkaitan dengan peranan kebudayaan dalam membentuk
kepribadian:

2.1 Kekuatan (Strength)

Peran Kebudayaan yang ada dalam masyarakat dapat dijadikan titik acuan dalam membentuk
kepribadian seseorang atau kelompok masyarakat. Karena melalui kebudayaan manusia dapat bertukar
pikiran. Apalagi di jaman sekarang yang dimana teknologi informasi sangat menjadi acuan atau pengaruh
dalam pertukaran kebudayaan dalam masyarakat berbangsa maupun bernegara.
Kebudaayaan dapat dijadikan panduan dalam membentuk mental seseorang.

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah seseorang/masyarakat sebagai
pelaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan seseorang/masyarakat.

2.2 Kelemahan (Weekness)

Masyarakat sering sekali menerima langsung kebudayaan-kebudayaan negative yang seharusnya dan
memang bertentangan dengan norma-norma, karena kebudayaan negative inilah yang tidak dapat
mengubah kepribadian seseorang/masyarakat.

Kebudayaan daerah masih sering tidak dianggap oleh masyarakat local sendiri. Sehingga kepribadian
yang didapat bukan berasal dari tanah airnya sendiri.

2.3 Peluang (Opportunity)

Dalam masa era-globalisasi yang ada, dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkenalkan
kebudayaan bangsa lain yang tidak dapat dijangkau kepada masyarakat agar mereka pun dapat
mengenalnya.

Mulai diperkenalkannya kebudayaan kepada generasi penerus melalui pendidikan yang ada. Sehingga
kebudayaan yang dimiliki oleh setiap bangsa negara atau daerah mulai diperkenalkan kepada generasi
penerus mulai sejak dini.

2.4 Threat (Ancaman)

Peluang kebudayaan-kebudayaan luar yang negative sangat besar untuk ditiru, karena ini juga dengan
bersamaannya teknologi-teknologi khususnya teknologi informasi yang berkembang pesat.

Hampir sedikit masyarakat yang mengenal kebudayaan daerahnya masing-masing, sehingga lambat-laun
kebudayaan local akan sedikit dikenal oleh generasi berikutnya.

BAB III

Kesimpulan Dan Rekomendasi

3.1 Rekomendasi

Masyarakat dapat mengembangkan dan menjalankan karakter budaya masing-masing dengan baik tanpa
menghalangi atau membatasi perilaku asertif berkembang dalam diri masyarakat itu sendiri. Masyarakat
diharapkan mampu mengekspresikan diri mereka dengan apa adanya, bersikap jujur dengan tetap
dihormati orang lain, serta mampu membawa diri dalam situasi apapun tanpa adanya paksaan ataupun
keegoisan dalam diri masyarakat. Dengan demikian, masyarakat bisa mengatasi tuntutan-tuntutan atau
permasalahan yang datang pada masyarakat secara bijaksana sehingga terhindar dari hal-hal negatif
yang bisa menjerumuskan mereka.
Diharapkan dapat menunjang perkembangan perilaku asertif dalam diri masyarakat dengan tidak
menjadikan budaya sebagai suatu penghalang. Dapat menanamkan nilai dan norma budaya dalam
keluarga dan melestarikannya dengan baik, namun tetap mengembangkan perilaku asertif dalam
lingkungan keluarga sehingga interaksi dalam keluarga dapat berlangsung dengan jujur dan tidak
menyakiti hati orang lain, serta dapat saling menghormati. Lingkungan keluarga memiliki kedudukan
penting dalam perkembangan perilaku asertif masyarakat.

3.2 Kesimpulan

Kebudayaan dan kepribadian adalah sesuatu yang mutlak yang terdapat pada suatu masyarakat, karena
tanpa kebudayaan dan kepribadian suatu masyarakat tidak akan berkembang di antara masyarakat yang
satu dengan yang lain pasti terdapat kebudayaan yang berbeda pula. Karena itulah bila kita mempelajari
kebudayaan orang lain kita tidak boleh memandang dari sudut pandang kebudayaan kita sendiri karena
akan menyebabkan kesalahpahaman dan kerancauan.

You might also like