You are on page 1of 14
FISIKA ENERGI —————_-——___FISIKA ENERGI ENERGI NUKLIR ¢ REAKSI NUKLIR ¢ FISSI NUKLIR ¢ FUSINUKLIR 50 FISIKA ENERGI 5.1. REAKSI NUKLIR ee Banyak reaksi nuklir sebenamya berkaitan dengan dua langkah terpisah Pertama partikel datang menumbuk inti target dan keduanya bergabung untuk membentuk inti baru yang disebut inti majemuk yang nomor atomik dan nomor massanya merupakan penjumlahan dari nomor atomik partikel-partikel semula dan penjumlahan nomor-nomor massanya. Inti majemuk tidak memiliki “ingatan” bagaimana terbentuknya, karena nukleonya tercampur tidak tergantung pada asalnya dan energi yang membawanya menjadi keadaan tersebut oleh partikel-partikel datang dibagi bagi diantara nukleon-nukleon tersebut. Jadi suatu inti majemuk tertentu dapat terbentuk melalui berbagai cara. Tabel 5.1. REAKSI INT| YANG MENGHASILKAN INTI MAJEMUK wot “ iN +1, N* (10,5 MeV ) Bot " (C+ HN (7,5 MeV) we " (C+, HN" (10,3 MeV) nos “ (C#, H+, N* (22,7 MeV ) nos “ B+ He ___, N*(20,7 MeV) so : * B+ He ——>N* (11,6 MeV) foes 7 Tabel 5.1 menunjukkan enam reaksi yang menghasilkan inti majemuk N’, tanda bintang menyatakan keadaan eksitasi ; inti majemuk biasanya tereksitasi dengan jumlah energi ikat partikel-partikel yang datang. Inti “7N dan ".C adalah radioaktif beta dengan umur paro yang sangat pendek sehingga tak memungkinkan penelitian terinci dan reaksinya untuk membentuk ‘4;N* , namun tidak ada kesangsian bahwa reaksi tersebut dapat terjadi FISIKA ENERGI Inti majemuk mempunyai umur paro dalam orde 10°, walaupun cukup pendek untuk benar-benar mengamati inti sepérti itu, namun relatif besar terhadap waktu 10°" yang diperlukan untuk sebuah partikel nuklir dengan energi beberapa MeV melewati sebuah inti Suatu inti majemuk tertentu dapat meluruh melalui satu cara atau lebih, tergantung pada energi eksitasinya. Jadi “4, eksitasinya , misal 12 MeV dapat meluluh melalui contoh reaksi, atau hanya memancarkan N* dengan energi satu dua sinar gama yang berenergi total 12 MeV, tetapi tidak bisa meluruh dengan memancarkan triton ( *,H) atau helium -3 °,He), karena inti tersebut tidak memiliki cukup energi untuk membebaskan partikel seperti itu. Pembentukan dan peluruhan inti majemuk mempunyai tafsiran yang sangat menarik berdasarkan model nuklir tete cairan . Menurut model ini , inti tereksitasi memiliki keserupaan dengan tetes cairan panas dengan energi ikat partikel yang dipancarkan bersesuaian dengan kalor penguapan molekul cairan. Tetes cairan seperti itu pada akhimya akan menguapkan sebuah atau lebih molekulnya sehingga mendinginkanya. Proses penguapan terjadi jika fluktuasi acak dalam distribusi energi dalam tetesan menyebabkan molekul tertentu atau sekelompok nukleon teretentu dalam sesaat ternyata bisa memiliki fraksi yang cukup besar dari energi cukup untuk melepaskan diri. Inti majemuk mempertahankan keadaan eksitasinya sampai suatu nukleon tertentu atau sekelompok nukleon tertentu dalam sesaat ternyata bisa memiliki fraksi yang cukup besar dari energi eksitasi untuk melepaskan diri dari inti tersebut. 5.2. FISSI NUKLIR 5.2.1. PROSE FISSI Pada tahun 1938 Otto Hahn, seorang ahli kimia berkebangsaan Jerman , menemukan bahwa penembakan uranium dengan memakai neutron KR 52 FISIKA ENERGI akan menghasilkan barium. la menjelaskan gejala ini sebagai fissi dari inti uranium. Kemudian gejala tersebut disempurnakan oleh orang yang bernama Enrico Fermi dari universitas Chicago pada tahun 1944. Produksi pertama dari fissi nuklir dipakai untuk sebuah bom. Pembebasan energi pada reaksi nuklir semula dimanfaatkan untuk keperluan perang berupa bom atom, karena pada saat itu iklimnya sedang dalam keadaan perang dunia 2, Hasil dari penemuan itu bisa dilihat dari hancurnya kota Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Sungguhpun demikian penemuan itu dianggap sebagai kemajuan teknis terpenting setelah penemuan senjata api. Proses fissi sangat berbeda dengan proses peluruhan radioaktif yakni ia memerlukan suatu interaksi partikel dengan inti untuk memulai reaksi. Konsekuensinya , dibandingkan dengan peluruhan radioaktif , proses fissi merupakan proses yang dapat dikendalikan. Pada proses fissi , isotop berat yang dapat berfisi menyerap sebuah neutron berenergi rendah dan membentuk sebuah inti senyawa yang berada dalam keadaan terangsang akibat energi pengikatan neutron yang diserap itu. Selang 10 detik, inti senyawa yang terangsang meluluh ke kondisi ground state dengan memancarkan radiasi gamma yang tertangkap didalam reaksi penangkapan radiatif atau memfissi 235 1 236 1 U + n—+Ut——>+ FP 1+FP2+bn tof 2 0 ‘92 0 Gambar 5.1. Rumus reaksi Fissi Proses penangkapan radiatif terjadi pada semua isotop tetapi hanya menghasilkan sekitar 7 hingga 8 MeV energi, dan biasanya merubah isotop yang dapat berfisi (U-235) menjadi isotop yang tak dapat memfisi (U-236). Kecuali untuk bahan bakar yang dibiaki , yang dapat dikonversi menjadi bahan bakar melalui reaksi ini, serta bahan kontrol, reaksi penangkapan radiatif ini tidak diingini dalam reaktor fissi nuklir. Pada reaksi fissi , inti senyawa yang terangsang terbelah menjadi dua inti massa yang lebih rendah, disebut produk fissi, dan produk ini disertai FISIKA ENERGI dengan b ( bisa 2 atau 3 ) neutron dan radiasi fissi gama. Bila reaksi penangkapan radiatif melepaskan energi yang sangat kecil, maka reaksi fissi ini melepaskan energi total sekitar 200 MeV per fissi. Neutron produk reaksi fissi yang dilepaskan pada waktu reaksi digunakan untuk bereaksi dengar atom-atom dapat fissi lainnya untuk mendukung rekasi rantai fissi tersebut. a b e ' 9 u238 | pu23s pecahan neutron fontet lambat O74 radiag) a Ho lO a oO C U-236 u235 fue | cpap 0288 tumbukan}serapan] —_fissi_—_ moderator] tubrukan | serapan fissi Gambar 5.2. Skema terjadinya reaksi nuklir dengan fissi Pada gambar 5.2 terlihat pada taraf a, sebuah neutron bebas yang berjalan secara biasa atau lambat bertubrukan dengan inti uranium U-235 menjelma menjadi U-236, seperti tampak pada taraf b. Inti uranium-236 mengalami eksitasi. Inti ini kemudian pecah menjadi dua jenis atom lain yang lebih ringan, yang dinamakan hasil fissi, atau pecahan, sebagaimana terlihat pada taraf c. Bersamaan dengan pemecahan itu terjadi dua hal. Hal pertama terjadi radiasi beberapa jenis sinar, seperti alfa, betha dan gamma. Hal kedua ada dua atau tiga neutron terlempar keluar dengan kecepatan yang besar, yang menimbulkan panas. Pada asanya yang terjadi dalam proses pemecahan inti uranium-235 adalah inti ity pecah menjadi dua atom lain yang lebih ringan, sedangkan energi pengikat atom semula dibebaskan. Dan energi yang dibebaskan itu berbentuk energi kenetik dari dua atau tiga neutron cepat yang dilempar keluar dan radiasi beberapa jenis sinar dan panas. 54 FISIKA ENERGI Oleh karena itu menjadi penting bagaimana menangkap energi yang dibebaskan . Hal ini dilakukan dengan melepaskan neutron-neutron cepat ke dalam suatu zat , yang dinamakan moderator. moderator memperlambat kecepatan neutron. Energi kenetik neutron dirubah oleh moderator menjadi panas . Bila neutron lambat bertemu lagi atau bertubrukan lagi dengan sebuah inti U-235, seperti terlukis pada fase e, maka terulanglah serapan neutron oleh U-235 yang menjadi U-236, yang kemudian menyebabkan terjadinya lagi proses pemecahan. Energi yang dilepaskan rata-rata dari suatu fissi tergantung pada beberapa kenaikan kecepatan neutron yang terjadi, jenis inti bahan bakar, dan jenis bahan lainnya yang dipakai didalam reaktor. Energi fissi yang dilepaskan rata-rata adalah sebesar 200 MeV per fissi. Hal ini sebanding dengan 3,225 x 10° W.detik per fissi, atau 3,1 x 10°” fissi per watt-detik. Ini berarti bila sebuah reaktor 3800 MW mempunyai laju fissi sebesar ( 3800 x 10° )( 3,1 x 10) atau 1,178 x 10” fissi per detik. Bila kita bandingkan pemecahan atom U-235 yang menghasilkan energi sebesar 200 MeV dengan pembakaran sebuah atom zat arang C dan oksigen yang menghasilkan energi sebesar 4 eV, maka lebih kurang perbandingannya adalah : 200. 10° — : = 2,5.10° 235 12 Dengan demikian maka 2,5 tonne zat arang C adalah setara dengan 1 gram bahan bakar nuklir untuk menghasilkan jumlah energi yang sama. Distribusi energi fissi diberikan pada tabel 5.2 akan dapat dilihat bahwa neutrino membawa lari 10 MeV atau sekitar 5 persen energi fissi tersebut yang menyebabkan menjadi tak tersedia. Komposisi dari kehilangan energi neutrino diperoleh dari energi sinar gamma yang tertangkap dan peluluhan radioaktif beta serta energi peluluhan gamma yang dihasilkan dari penyerapan neutron oleh inti bukan bahan bakar. Inilah sebabnya kenapa energi fissi rata-rata adalah sedikit tergantung pada jenis material bukan bahan bakar yang dipakai didalam reaktor. FISIKA ENERGI Tabel 5.2. Distribusi energi fissi Produk fissi Jenis energi Jumlah MeV Produk fissi kenetik 165 Neutron fissi kenetik 5 | Gamma fissi elektromagnetik Peluluhan beta EP | kenetik 7 Peluluhan gamma __ | elektromagnetik 10 Neutrino kenetik 10 Gamma tertangkap | elektromagnetik 7 Energi peluluhan | elektromagnetik + kenetik | 3 Jumlah energi yang di pakai 200 Hampir semua energi fissi mengendap dalam inti reaktor dan sebenarnya kebanyakan energi dikonversi menjadi energi termal pada saat terjadinya energi fissi dalam bahan bakar. Produk-produk fissi_ menjalani suatu jarak yang sangat pendek dan konsekuensinya energi kenetiknya disimpan sebagai panas didalam bahan bakar. Kebanyakan energi partikel beta yang dihasilkan pada peluluhan produk fissi disimpan dalam bahan bermassa ringan yang disusupkan didalam reaktor yang secara khusus memperlambat neutron tersebut. Energi sinar gamma dan fissi juga disimpan didalam reaktor, tetapi sebagian energi ini disimpan didalam mantel sekeliling reaktor. Sebagaian besar energi pengikatan dari fissi dilepaskan dalam waktu satu milidetik setelah fissi. Termasuk energi kenetik dari produk fissi dan neutron fissi juga radiasi penangkapan gamma dan fissi. Energi selebihnya yang dihasilkan dari peluluhan radioaktif dari produk fissi, ditunda. 5.2.2, ISOTOP YANG DAPAT FUSI Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa ada sejumlah inti massa berat yang akan menjalani fissi, namun ketersediannya adalah sedemikian rupa sehingga hanya tiga isotop yang umumnya terdaftar sebagai isotop dapat fisi. Ketiga bahan bakar dapat fusi adalah uranium-235, uranium-233 dan plutonium-239. Semua bahan bakar radicisotop ini bersifat radioaktif 56 FISIKA ENERGI tetapi mempunyai massa paruh yang sangat lama. Dapat pula dicatat bahwa semua isotop ini mempunyai jumah massa atomik yang ganjil dan nomor atom yang genap. Konfigurasi nomor atom dan massa atomik genap-genap yang terbentuk oleh penyerapan neutron adalah sangat tidak stabil sehingga energi pengikatan dari neutron yang diserap saja sudah cukup untuk mengakibatkan terjadinya fissi Meskipun ada banyak isotop lain dapat melakukan fissi setelah penyerapan neutron, seperti Pu-241, Pu-243, Cf-243, Cf-245 , tetapi ketersediannya sangatlah sedikit sehingga mereka tidak dipakai sebagai bahan bakar reaktor awal. Dari ketiga isotop dapat fissi yang umum, hanya uranium-235 yang terjadi secara alamiah. Komposisi atomik dari uranium alamiah 99,274 persen U-238, 0,72 persen U-235 dan 0,006 persen U-234. Jadi isotop U-235 hanyalah kurang dari 1 persen dari uranium alamiah. Kelimpahan isotropik dari U-235 sangat rendah sehingga banyak reaktor tak dapat beroperasi dengan menggunakan bahan bakar uranium alamiah. Ini berarti bahwa konsentrasi U-235 didalam uranium harus dinaikkan , dan bahan bakar ini disebut “ diperkaya’. Pemerkayaan sebesar X persen berarti bahan bakar itu mempunyai prosentase massa U-235 sebesar X persen. uranium yang mempunyai konsentrasi isotropik alamiah yang lebih kecil dari U-235 dinamakan uranium “kosong” Untuk dapat menghasilkan uranium yang diperkaya atau yang kosong, diperlukan kemampuan untuk memisahkan isotop-isotop uranium. Hal ini tidak mudah untuk dilaksankan karena semua isotop mempunyai sifat kimia yang sama. Jadi kebanyakan teknik pemisahan harus tergantung pada perbedaan fisik didalam atom uranium. Metode pemisahan (sparasi) yang paling awal, proses pemisahan elektromagnetik, melibatkan pengionisasikan atom-atom uranium dan kemudian mempercepatnya melalui suatu medan magnet tegak lurus. Atom uranium-235 yang lebih ringan mempunyai jari-jari kelengkungan yang lebih kecil. 57 FISIKA ENERGI —. ___FISIKA ENERGI t Tingkat Zu ifusi ges Pendingin i! Kompressor Hatangan an A ditusi UF, diperkaya, [ TekenanRenden —1__—_| | fraksi Tekanan Rendah taka wat J} —)-} —1__Tekanan Tinggi -—— UF, Kosong, fraksi U.235 =x Gambar 5.3. Pemisahan isotop difusi gas dasar Metode yang lebih baru adalah proses difusi gas, seperti tampak pada gambar §.3. Oleh karena kecepatan rata-rata molekul gas pada suatu temperatur tertentu tergantung pada berat molekulnya, isotop yang berbeda akan berdifusi melalui halangan berpori dengan laju yang berbeda. Jumlah pemisahan yang diperoleh pada suatu halangan sama dengan akar perbandingan berata molekular gas tersebut, V 352/349 atau 1,00429. Pada tingkat difusi tunggal, gas uranium heksaflorida dipompakan ke dalam tabung metalik berpori dan gas berdifusi melalui didnding. Untuk memperoleh uranium yang diperkaya 3 persen dari uranium alamiah, gas proses difusi haruslah disiklus dan disiklus ulang melalui beratus-ratus tingkat. 5.3. FUSI NUKLIR os 5.3.1. PROSES FUSI Proses fusi pada dasarnya bahwa inti bermasa ringan bergabung dalam rangka melepaskan kelebihan energi pengikatan. Reaksi fusi yang bisa kita lihat adalah reaksi untuk meminyaki matahari yang telah dipakai di bumi untuk melepaskan energi dalam jumlah besar didalam termonukiir. Sayang sekali, masalah teknis yang berkaitan dengan pelepasan terkendali dari energi yang diperoleh dari reaksi fusi sampai kini belum terpecahkan , 58 FISIKA ENERGI meskipun banyak sekali upaya penelitian yang telah dilakukan dalam hal teknologi ini Lima reaksi fusi yang sangat mungkin terjadi bisa kita lihat dibawah ini, 2 2 3 1 H+ — fe +n + 3,26 MeV 2 2 3 1 H+H———? H+ ,4 + 4,03 MeV 32 4 1 H+ H———> fe +n + 17,4MeV 3 2 ‘ 1 He +H ———» He +H + 18,3 MeV 61 34 Li +H» [He + He + 4,0MeV Akan dapat dilihat bahwa reaksi-reaksi itu yang menghasilkan partikel alfa (,He), biasanya melepaskan energi besar sekali. Penggabungan dua neutron dan dua proton, yang terjadi pada partikel alfa, menghasilkan konfigurasi yang sangat stabil dengan nilai energi pengikatan yang sangat tinggi per nukleon. Baru-baru ini beberapa ahli fisika telah memajukan suatu reaksi nuklir yang lain sebagai sumber energi nuklir yang kelinatannya memungkinkan Reaksi ini disebut reaksi “fisi termonuklir’ dan melibatkan suatu reaksi antara isotop - isotop hidrogen dan boron-11. Reaksi tersebut ditunjukkan dibawah ini 1 oon 12 4 H + B——+C-——> 3He_ + 8,68 MeV Reaksi ini mempunyai beberapa hal menarik. Pertama , boron adalah satu dari antara beberapa unsur yang lebih umum, yang terdapat didalam kulit bumi dan 80 persen atom boron adalah boron-11. Boron juga lebih mudah diisolasi dibanding dengan isotop hidrogen-berat. Yang kedua dan yang paling penting , produk reaksi ini adalah tiga partikel alfa dan partikel-partikel ini tidak bersifat radioaktif. reaksi ini hanya menghasilkan energi dan helium dan kadang-kadang disebut radiasi “super bersih” 59 FISIKA ENERGI —_ .s _FISIKA ENERGI Reaksi ini dinamakan reaksi fusi karena inti senyawa terangsang , carbon-12" pecah menjadi tiga bagian yang sama. reaksi ini masih tetap merupakan reaksi termonuklir karena reaktan adalah inti bermuatan positip. 5.3.2, KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FUSI Reaksi fusi menawarkan beberapa keuntungan dibandingkan dengan reaksi fisi dalam hal konversi energi nuklirnya. Salah satu keuntungan besar dibandingkan dengan fisi adalah bahwa cadangan isotop dapat fusi yang diketahui adalah jauh lebih banyak. Kenyataanya terdapat persediaan bahan bakar yang pada dasamya tak terbatas. Isotop bahan bakar yang umum dipakai untuk reaksi fusi adalah deuterium, hidrogen-2, dan isotop ini terdapat di alam sekitar. Keuntungan lain reaksi fusi bahwa produk proses fusi tidaklah bersifat radioaktif setinggi yang dipunyai oleh produk fisi. Didalam produk reaksi fusi hanya hidrogen-3 dan neutron yang bersifat radiokatif dan neutron akan segera meluluh menjadi atom hidrogen. Reaksi fusi adalah sulit dimulai dan diawasi. Sedikit saja ada gangguan terhadap sistem selalu akan mengakibatkan berhentinya reaksi. Masalah utama yang berkaitan dengan pengembangan reaktor fusi timbul dari kenyataan bahwa partikel yang bereaksi keduanya adalah inti bermuatan positip. Ini berarti bahwa partikel reaksi tersebut harus mempunyai energi kenetik yang cukup untuk mengatasi gaya tolak menolak coloumb. Untuk mendapatkan energi kenetik yang minimum itu, kedua partikel haruslah mempunyai massa yang sama serta mempunyai angka perbandingan massa muatan yang tinggi. Energi minimum atau energi ambang yang dibutuhkan untuk memulai reaksi telah diberikan lebih dahulu beserta berbagai reaksi lain. Energi ini umumnya dinyatakan dalam satuan temperatur , meskipun kerapatan partikel sebenarnya adalah sangat kecil sehingga semua elektron dilucuti dari intinya dan reaktan dikatakan berada dalam suatu keadaan yang diberi nama plasma. Kadang-kadang dikatakan bahwa ini adalah tingkat keempat dari ‘suatu zat. 60 FISIKA ENERGI Gambar 6.4. Image suatu plasma §.3.3,PENELITIAN MENGENAI FUSI ‘(Ada beberapa sistem dan metoda yang diajukan untuk memproduksi daya fusi yang terkendali. Masalah utama adalah berkenaan dengan kemasan plasma. Ada dua sistem kemasan dasar yang sekarang dalam proses pengembangan sistem kemasan magnetik dan sistem kemasan inersia. Rencana pengemasan yang paling mula sekali untuk memproduksi daya fusi terkendali adalah dengan memperangkap plasma didalam suatu medan magnet yang kuat. Sebuah partikel bermuatan , misalnya sebuah elektron atau sebuah inti melakukan gerakan melingkar (spirals) mengelilingi sebuah garis gaya magnetik sewaktu partikel itu melewati garis tersebut. Oleh karena itu harus dibuat suatu cara untuk mengurung plasma didalam sebuah medan magnet yang kuat. Ada dua jenis sistem kemasan magnetik yang sedang diteliti sekarang ini yaitu mesin kaca dan tokamaks. Dalam mesin kaca yang umum medan magnet dibentuk menyerupai bola kaki seperti yang terlihat pada gambar 6.5. ‘Arus Kumparan Arus Kutub Empat Cermin Megnetik Minimum B Thetatron 61 FISIKA ENERGI Cermin Sederhana Cusp Gambar 6.5. Diagram beberapa mesin fusi untuk kemasan magnetik dari plasma Dapat dilihat bahwa medan magnet dijepit disetiap ujung reaktor. Begitu sebuah partikel bermuatan bergerak menuju ke suatu ujung reaktor, garis-garis medan magnet yang mengelilinginya menekan amplitudo partikel yang bergerak melingkar keluar kembali. Jadi pada dasarnya partikel itu terjebak didalam medan magnet seakan-akan ada sebuah kaca disetiap ujung mesin tersebut. Proses dasar ini pada dasamya adalah sama dengan proses radiasi ikat pinggang Van Allen diatas bumi. Medan gaya magnet bumi telah menjebak proton dan elektron ketika bergerak melingkar sepanjang sebuah garis magnetik gaya ulang-alik dari kutub magnet utara ke magnet selatan. Pesawat fusi jepitan teta atau thetatron terdiri dari sebuah mesin kaca linier yang digunakan untuk mengurung plasma. Plasma ini dimampatkan ke temperatur yang sangat tinggi sekali dengan cara memberikan gangguan secara tiba-tiba dengan sebuah medan magnet yang kuat pada sistem. Hal ini dengan seuah bank kapasitor yang sangat besar melalui sebuah konduktor yang mengelilingi palsma itu, seperti tampak pada gambar 6.5. Pesawat fusi tokamak mempunyai sebuah medan magnet berbentuk seperti sebuah torus besar. Bagian luar bejana kemasan dibungkus dengan lilitan magnetik superkonduktor untuk memperoleh medan magnet yang diperlukan. Masukan yang relatif baru kedalam pengembangan daya fusi ialah dengan menggunakan kemasan inersia menggantikan kemasan magnetik. Pada sistem kemasan inersia , butiran butiran bahan bakar padat kecil es 62 FISIKA ENERGI diledakkan ke dalam oleh keterbukaan secara simultan ke sebuah ledakan pulsa laser berenergi tinggi dan atau berkas sianr ion. Pesawat ini melepaskan ledakan kecil enegi fusi ketika partikel padat itu diinjeksikan kedalam reaktor dan dibakar. Pengendapan energi berjumlah besar secara mendadak dibagian luar permukaan butiran bahan bakar yang berbentuk bulatan kecil adalah seperti dibangkitkanya tekanan dan temperatur yang sangat tinggi sekali pada pusat butiran itu ketika ia diledakkan kedalam. Butiran ini mungkin akan dibuat dari apakah es tritium air berat atau plastik. Neutron yang dihasilkan dalam reaksi fusi deterium-tritium dapat menimbulkan masalah besar dikarenakan oleh penggiatan neutron, tetapi kebanyakan sistem fusi direncanakan untuk menggunakan beberapa neutron ini untuk membangkitkan lebih banyak bahan bakar (hidrogrn-3). Neutron berekasi dengan pendingin lithium untuk menghasilkan tritium dan tambahan energi seperti reaksi berikut : 6 4 3 + Li He + 4 + 4,8 MeV es Rencana lain disebut reaktor hibrida fissi-fusi dipakai untuk pemakaian nutron fusi untuk direaksikan dengan bahan pembiakan , U-238 atau Th-232, untuk mengkonversinya menjadi bahan bakar fisi. Pesawat hibrida ini menaikkan energi fusi netto secara efektif beberapa kali lipat. Untuk menghasilkan sebuah reaktor fusi terkendali, ada tiga hal yang diperlukan energi kenetik yang tinggi, kerapatan partikel N yang tinggi, dan waktu pengurungan t yang panjang. Diduga bahwa sebuah reaksi fusi eksotermis akan dapat dilaksanakan bila temperatur penyalaan dapat dicapai sekaligus dengan produk Nt dari 107" ion.s/m® . Hasil kali Nt dari 107" ion.s/m° disebut sebagai kriteria laws6n. 63

You might also like