Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawatan
Komunitas I . Dalam makalah ini kami membahas tentang “Obesitas” .
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis membuka
diri untuk menerima berbagai masukan dan kritikan dari semua pihak. Penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca
khususnya.
Penyusun
Kelompok 12
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
2.5 Komplikasi
2.7 Penatalaksanaan
2.10 Perencanaan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai
tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan
seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah
yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang
menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan
kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga
kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada pria
dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul
dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir.Sedangkan pada
pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran
seperti buah apel.Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan
keperawatan dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di
pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat
menjadi sesuatu yang berguba bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan
khalayak ramai pada umunya.
Mengetahui upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan agar pertumbuhan anak
bisa berkembang dengan baik dan sehat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Genetik
Obesitas jelas menurun dalam keluarga. Namun peran genetik yang pasti untuk
menimbulkan obesitas masih sulit ditentukan, karena anggota keluarga umumnya
memiliki kebiasaan makan dan pola aktivitas fisik yang sama. Akan tetapi, bukti
terkini menunjukkan bahwa 20-25% kasus obesitas dapat disebabkan faktor
genetik. Gen dapat berperan dalam obesitas dengan menyebabkan kelainan satu
atau lebih jaras yang mengatur pusat makan dan pengeluaran energi serta
penyimpanan lemak. Penyebab monogenik (gen tunggal) dari obesitas adalah
mutasi MCR-4, yaitu penyebab monogenik tersering untuk obesitas yang
ditemukan sejauh ini, defisiensi leptin kongenital, yang diakibatkan mutasi gen,
yang sangat jarang dijumpai dan mutasi reseptor leptin, yang juga jarang ditemui.
Semua bentuk penyebab monogenik tersebut hanya terjadi pada sejumlah kecil
persentase dari seluruh kasus obesitas. Banyak variasi gen sepertinya berinterakasi
dengan faktor lingkungan untuk mempengaruhi jumlah dan distribusi lemak
(Guyton, 2007).
b. Aktivitas fisik
Gaya hidup tidak aktif dapat dikatakan sebagai penyebab utama obesitas. Hal ini
didasari oleh aktivitas fisik dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan
massa otot dan mengurangi massa lemak tubuh, sedangkan aktivitas fisik yang
tidak adekuat dapat menyebabkan pengurangan massa otot dan peningkatan
adipositas. Oleh karena itu pada orang obesitas, peningkatan aktivitas fisik
dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran energi melebihi asupan makanan,
yang berimbas penurunan berat badan (Guyton, 2007).
Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian berat tubuh.
Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor: 1) tingkat aktivitas dan olahraga
secara umum; 2) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan
untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dari kedua faktor tersebut
metabolisme basal memiliki tanggung jawab duapertiga dari pengeluaran energi
orang normal. Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi sepertiga pengeluaran
energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki kelebihan
berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Pada saat
berolahraga kalori terbakar, makin banyak berolahraga maka semakin banyak
kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi sistem
metabolisme basal. Orang yang duduk bekerja seharian akan mengalami penurunn
metabolisme basal tubuhnya. Kekurangan aktifitas gerak akan menyebabkan suatu
siklus yang hebat, obesitas membuat kegiatan olahraga menjadi sangat sulit dan
kurang dapat dinikmati dan kurangnya olahraga secara tidak langsung akan
mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang tersebut. Jadi olahraga
sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar
kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya
metabolisme normal (Guyton, 2007).
c. Perilaku makan
Faktor lain penyebab obesitas adalah perilaku makan yang tidak baik. Perilaku
makan yang tidak baik disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya adalah
karena lingkungan dan sosial. Hal ini terbukti dengan meningkatnya prevalensi
obesitas di negara maju. Sebab lain yang menyebabkan perilaku makan tidak baik
adalah psikologis, dimana perilaku makan agaknya dijadikan sebagai sarana
penyaluran stress. Perilaku makan yang tidak baik pada masa kanak-kanak
sehingga terjadi kelebihan nutrisi juga memiliki kontribusi dalam obesitas, hal ini
didasarkan karena kecepatan pembentukan sel-sel lemak yang baru
terutama meningkat pada tahun-tahun pertama kehidupan, dan makin besar
kecepatan penyimpanan lemak, makin besar pula jumlah sel lemak. Oleh karena
itu, obesitas pada kanak-kanak cenderung mengakibatkan obesitas pada
dewasanya nanti (Guyton, 2007).
d. Neurogenik
e. Hormonal
Dari segi hormonal terdapat leptin, insulin, kortisol, dan peptida usus. Leptin
adalah sitokin yang menyerupai polipeptida yang dihasilkan oleh adiposit yang
bekerja melalui aktivasi reseptor hipotalamus. Injeksi leptin akan mengakibatkan
penurunan jumlah makanan yang dikonsumsi. Insulin adalah anabolik hormon,
insulin diketahui berhubungan langsung dalam penyimpanan dan penggunaan
energi pada sel adiposa. Kortisol adalah glukokortikoid yang bekerja dalam
mobilisasi asam lemak yang tersimpan pada trigliserida, hepatic
glukoneogenesis, dan proteolisis (Wilborn et al, 2005).
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya
timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain
berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih
cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang
cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah
dibandingkan dengan anak yang sebayanya.
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan
jari – jari yang berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu
yang berbentuk ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang
telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang
kurang menyenangkan.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada
biseb dan trisebnya.
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin
merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas. Penimbunan lemak yang
berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru -
paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita
hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada
saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur
apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
2.5 Komplikasi
Secara umum, antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi adalah berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan gizi.
Pada pemeriksaan antropometri tujuan yang hendak dicapai adalah:
2) Survei status gizi, yang ditujukan untuk memperoleh gambaran status gizi
masyarakat pada saat tertentu serta faktor yang berkaitan.
2.7 Penatalaksanaan
b. Terapi Diet
c. Aktifitas Fisik
d. Terapi perilaku
e. Farmakoterapi
Analisa
Pernyataan masalah :
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran orang tua terhadap obesitas pada balita.
Berdasarkan analisis dari permasalahan diatas, penyebab dari obesitas pada balita
di Desa Pasar Lalang, Kec.Kuranji Padang secara garis besar adalah Kurangnya
pengetahuan dan kesadaran orang tua terhadap obesitas pada balita.
Sasaran
Tujuan
Advokasi
Bermitra
Keterlibatan PKK mengajak ibu yang memiliki balita untuk memberikan makanan
kepada balita sesuai pola makannya.
Ibu yang memiliki balita paham dan mengerti serta selalu memberikan makanan
pada balita sesusai pola makannya.
Advokasi
Metode :
Tatap muka
Dialog
Lobi
Media :
Bermitra
Metode :
Diskusi
Rapat
Sosialisasi
Media :
Pemberdayaan masyarakat
Metode :
Demonstrasi
Seminar
Media :
Tempat
1. Pengkajian
Identitas Pasien
2. Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang
pernah menderita obesitas
Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang
mengalami penyakit serupa atau memicu
3. Pemerikasaan fisik :
4. Pemeriksaan penunjang :
4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru,
nyeri, ansietas, kelemahan dan obstruksi trakeobronkial.
2.11 Perencanaan
Diagnosa 1
Perubahan nutrisi :
Lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang
lebih.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi penurunan
berat badan
Rasional :
3. Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dengan rencana
Diagnosa 2
Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri
Tujuan :
Kriterian hasil :
Intervensi :
Rasional :
3. Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi
upaya penurunan berat badan
Diagnosa 3
Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi
sosial
Tujuan :
Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial
yang buruk
Kriteria hasil :
Intervensi :
Rasional :
Diagnosa 4
Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri ,
ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Rasional :
Ayu, R., & Sartika, D. (2011). FAKTOR RISIKO OBESITAS PADA ANAK 5-
15 TAHUN DI INDONESIA, 15(1), 37–43.
Hariyanto, D., Madiyono, B., Sjarif, D. R., & Sastroasmoro, S. (2009). Hubungan
Ketebalan Tunika Intima Media Arteri Carotis dengan Obesitas pada Remaja,
11(3).