You are on page 1of 8

29.

March 2017

Keselamatan Kerja Di Atas Kapal

Perkembangan tehnologi sudah membawa efek positif dalam pengembangan


pendidikan, tata jalinan sosial dan pengetahuan orang-orang, yang
selanjutnya punya pengaruh pada gaya hidup dan perilaku manusia didalam
penuhi keperluan dan pekerjaan dan tanggungjawabnya.

Perkembangan tehnologi juga sudah mengubah karakter dan bentuk


pekerjaan. Banyak mesin mesin, bahan ataupun sistem baru yang kita jumpai
sebagai hasil perkembangan tehnologi. Walau demikian perkembangan
tehnologi juga membawa akibat sambilan yang merugikan apabila tak
diakukan dengan baik, yakni berbentuk bahaya-bahaya baru yang nampak
seperti kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan dsb.

Seringkali satu industri di kapal, karena kurang cermat dalam rencana,


kurang perawatan mesin atau alat kerja yang dipakai rusak, patah, pecah
atau meledak, bisa menyebabkan beragam jenis kecelakaan dan
menyebabkan korban jiwa. Pada akhirnya perkembangan yang sudah diraih
oleh satu industri akan jadi kurang bermakna dan berguna dan bahkan juga
bisa membahayakan bagi kehidupan pekerjanya, jika tak direncanakan dan
diakukan dengan cara cermat.
Keselamatan dan kesehatan kerja yaitu satu aktivitas untuk membuat
lingkungan kerja yang aman, nyaman dan cara penambahan dan
pemeliharaan kesehatan tenaga kerja baik jasmani, rohani dan sosial.
Keselamatan dan kesehatan kerja dengan cara spesial mempunyai tujuan
untuk menghindar atau kurangi kecelakaan dan mengakibatkan, dan untuk
mengamankan kapal, perlengkapan kerja, dan product hasil tangkapan. Pada
umumnya mesti di ketahui sebab-sebab dan mencegah pada kecelakaan,
perlengkapan, dan prosedur kerjanya diatas kapal. Dengan cara spesial
prosedur dan peringatan bahaya pada ruang bagian aktivitas operasi
penangkapan butuh dipahami dengan benar oleh semua awak kapal di dalam
menggerakkan tugasnya.

Komponen terutama dalam melindungi keselamatan jiwa dan keselamatan


perlengkapan kerja yaitu pengetahuan mengenai pemakaian peralatan
keselamatan kerja bagi awak kapal, intinya yaitu awak kapal bagian mesin.
Pemakaian alat peralatan keselamatan kerja ini sudah di standarisasi baik
dengan cara nasional ataupun internasional, hingga wajb dipakai saat akan
melakukan aktivitas kerja intinya yaitu aktivitas kerja di ruangan mesin. Ada
banyak jenis peralatan keselamatan kerja, dari mulai pelindung kepala, tubuh
sampai kaki sudah disediakan. Dengan hal tersebut kenyamanan kerja pada
lingkungan kerja bisa terwujud, dan kecelakaan yang disebabkan karena
factor kelalaian manusia ataupun aspek karena kelelahan bahan
kemungkinan yang ditimbulkannya bisa diperkecil atau dijauhi.

a. Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja


Ketentuan-peraturan yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja
di kapal
diantaranya sebagai di bawah ini :
1. UU No. 1 Th. 1970 tentang keselamatan kerja.
2. Ketentuan Menteri No. 4 Th. 1980 tentang kriteria pemasangan dan
pemeliharaan alat pemadam api enteng.
3. SOLAS 1974 bersama amandemen -amandemennya tentang kriteria
keselamatan kapal.
4. STCW 1978 Amandemen 1995 tentang standard kursus bagi beberapa
pelaut.
5. ISM Code tentang code manajemen internasional untuk keselamatan
pengoperasian kapal dan mencegah pencemaran.
6. Occupational Health Th. 1950 tentang usaha kesehatan kerja.
7. International Code of Practice tentang panduan - panduan mengenai
prosedur/keselamatan kerja disuatu perlengkapan, pengoperasian kapal dan
terminal.
b. Perlengkapan keselamatan kerja paling utama diatas kapal
Keselamatan Kerja adalah prioritas paling utama bagi seseorang pelaut
profesional saat bekerja diatas Kapal. Semuanya perusahaan pelayaran
meyakinkan kalau kru mereka ikuti prosedur keamanan pribadi dan ketentuan
untuk semuanya operasi yang dibawa diatas Kapal.
Untuk meraih keamanan optimal di kapal, langkah basic yaitu meyakinkan
kalau semuanya crew Kapal menggunakan perlengkapan pelindung pribadi
mereka di buat untuk beragam jenis pekerjaan yang dikerjakan pada kapal.

Di bawah ini yaitu perlengkapan basic perlengkapan pelindung diri yang perlu
ada di satu kapal untuk menanggung keselamatan beberapa pekerja :

 Baju pelindung : baju pelindung yaitu COVERALL yang melindungi


badan anggota awak berbahan beresiko seperti minyak panas, air,
percikan pengelasan dan lain-lain Hal semacam ini di kenal sebagai,
“dangri “or “boiler suit”.
 Helmet : Bagian yang paling penting dari badan manusia yaitu kepala.
Butuh perlindungan paling baik yang disiapkan oleh helm plastik keras
diatas kapal. Satu tali dagu juga disiapkan dengan helm yang
melindungi helm ditempat saat ada perjalanan atau jatuh.
 Safety Shoes : maksimum dari ruangan internal kapal dipakai oleh
kargo dan mesin, yang terbuat dari logam keras dan yang
membuatnya canggung untuk awak untuk jalan di sekitaran. sepatu
safety meyakinkan kalau tak ada luka yang berlangsung di kaki
beberapa pekerja atau crew diatas Kapal
 sarung tangan (Hand safety) : Beragam jenis sarung tangan yang
disiapkan Di Kapal. sarung tangan ini dipakai dalam operasi di mana
hal semacam ini jadi kewajiban membuat perlindungan tangan
beberapa orang. Sebagian sarung tangan yang didapatkan sarung
tangan tahan panas untuk bekerja pada permukaan yang panas,
kapas sarung tangan untuk operasi normal, sarung tangan las, sarung
tangan bahan kimia dll
 Goggles : Mata yaitu bagian paling peka dari badan manusia dan
dalam operasi keseharian pada peluang kapal begitu tinggi untuk
mempunyai cedera mata. kaca pelindung atau kacamata yang dipakai
untuk perlindungan mata, sedang kacamata las dipakai untuk operasi
pengelasan yang melindungi mata dari percikan intensitas tinggi.
 plug : Di Ruangan Mesin kapal membuahkan nada 110-120 db ini
adalah frekwensi nada yang begitu tinggi untuk telinga manusia.
Bahkan juga sebagian menit paparan bisa mengakibatkan sakit
kepala, iritasi dan masalah pendengaran terkadang beberapa atau
penuh. Satu penutup telinga atau steker telinga dipakai pada kapal
yang menyeimbangi nada yang bisa di dengar oleh manusia dengan
aman,
 Safety harness : operasi kapal teratur meliputi perbaikan dan
pengecatan permukaan yang tinggi yang membutuhkan anggota kru
untuk mencapai beberapa daerah yg tidak gampang dibuka. Untuk
hindari jatuh dari daerah tinggi seperti itu, maka memakai Safety
harness. Safety harness yaitu di gunakan oleh operator di satu ujung
dan diikat pada titik kuat di ujung yang lain.
 Face mask : Bai yang Bekerja di permukaan insulasi, pengecetan
atau membersih kan karbon yang melibatkan partikel beresiko dan
minor yang beresiko bagi badan manusia jika dihirup segera. Untuk
hindari hal semacam ini, masker muka diberikan hal semacam ini di
pakai sebagai perisai muka dari partikel beresiko.
 Chemical suit : Pemakaian bahan kimia diatas kapal begitu kerap dan
sebagian bahan kimia yang begitu beresiko apabila berkontak segera
dengan kulit manusia. Chemical suit digunakan untuk hindari kondisi
seperti itu.
 Welding perisai : Welding yaitu aktivitas yang begitu umum diatas
kapal untuk perbaikan struktural. Juru las yang diperlengkapi dengan
perisai las atau topeng yang melindungi mata dari kontak segera
dengan cahaya ultraviolet dari percikan las, hal Ini Mesti Diperhatikan
dan baiknya penggunaan Welding shield begitu di haruskan untuk
keselamatan Pekerja.

c. Kecelakaan diatas kapal


Agar bisa menghindar terjadinya kecelakaan, maka kita mesti tahu penyebab
terjadinya kecelakaan itu.

1. Sebab-Sebab Kecelakaan
Dari hasil riset nyatanya 80-85 persen kecelakaan dikarenakan oleh aspek
kekeliruan dan kelalaian manusia yang lebih menguasai. Kecelakaan
biasanya disebabkan karena terkait dengan sumber tenaga umpamanya
tenaga gerak mesin dan perlengkapan, kimia, panas, listrik dan sebagainya
diatas ambang dari badan atau susunan bangunan. Kerugian-kerugian itu
banyak menelan cost dan untuk menangani hal itu memerlukan usaha
mencegah lewat usaha keselamatan kerja yang baik.

2. Penyebabnya Terjadinya Kecelakaan


Mengenai penyebabnya yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan yaitu
factor manusia. Kecelakaan yang dikarenakan oleh aspek manusia karena
manusianya
memiliki beberapa karakter diantaranya :
a. Tidak paham, di mana yang berkaitan tak tahu bagaimana lakukan
pekerjaan dengan aman, dan tidak paham bahaya-bahaya yang ditimbul-
kannya hingga berlangsung kecelakaan.
b. Tidak ingin yang berkaitan, walupun sudah mengetahui dengan terang
cara kerja/ketentuan dan bahaya-bahaya yang ditimbulkan-nya dan dapat
atau bisa mengerjakannya, namun kemauannya tak ada yang menyebabkan
terjadinya kekeliruan hingga berlangsung kece-lakaan.
c. Tak dapat/tak dapat, yang berkaitan sudah mengetahui cara yang aman
dan bahaya -bahaya yang mungkin ditimbul-kannya, tetapi belum dapat atau
kurang trampil hingga lakukan satu kekeliruan yang fatal.

d. Akibat Kecelakaan Kerja


Mengenai akibat yang bisa diakibatkan dari kecelakaan kerja yaitu :

1. Bagi Karyawan berupa

 Kematian/cacat.
 Masalah kejiwaan akibat cacat, rusaknya bentuk badan atau
kehilangan harta.
 Rasa sedih/penderitaan keluarga akibat kehilangan satu diantara
anggota keluarga.
 Beban hari esok.

2. Bagi Perusahaan

 Cost penyembuhan dan aktivitas pertolongan.


 Cost ganti rugi yang perlu dibayar.
 Gaji yang dibayar sepanjang korban tak bekerja.
 Cost lembur.
 Hilangnya keyakinan orang-orang.
 Penurunan produktivitas korban sesudah bekerja kelak.

3. Bagi Orang-orang

 Menyebabkan korban jiwa/cacat.


 Rusaknya lingkungan.
 Rusaknya harta.
Sesudah kita tahu sebab dan sistem terjadinya kecelakaan, maka kita bisa
memastikan cara penanggulangannya, baik untuk menghapus atau kurangi
akibat kecelakaan itu. Pada saat lantas, usaha keselamatan kerja
diperuntukkan untuk menangani “Unsafe Act” dan “Unsafe Condition” yang
nyatanya hanya adalah tanda-tanda dari ada ketimpangan pada unsur
system produksi.

Mencegah kecelakaan
Perbaikan pada unsur system produksi ini terkecuali bisa menghindar
terjadinya kecelakaan/insiden yang merugikan, dapat juga tingkatkan
produktifitas perusahaan.

1. Pendekatan Sub System Lingkungan fisik.


Usaha keselamatan kerja yang diarahkan pada lingkungan fisik ini
mempunyai tujuan untuk menyingkirkan, mengatur atau kurangi akibatnya
karena bahaya-bahaya yang terdapat dalam perlengkapan, beberapa bahan
produksi ataupun lingkungan kerja. Menurut ASSE dalam “Thje Dictionary of
term used in the safety professional”, bahaya yaitu satu kondisi atau
pergantian lingkungan yang memiliki kandungan potensi untuk
mengakibatkan cedera, penyakit, rusaknya harta benda, bahaya ini bisa
berupa bahaya mekanik, fisik, kimia, dan listrik. Usaha Mencegah
Kecelakaan lewat :
a. Perancangan mesin atau perlengkapan dengan memerhatikan beberapa
sisi keselamatannya.
b. Perancangan perlengkapan atau lingkungan kerja yang sesuai sama batas
kekuatan pekerja, supaya terwujud “The Right Design for Human” hingga
bisa dijauhi kemelut jiwa, tubuh ataupun penyakit kerja pada manusia.
c. Pembelian yang didasarkan mutu dan prasyarat keselamatan kerja.
d. Pengelolaan (pengangkutan, pengaturan, penyimpanan) beberapa bahan
produksi dengan mempertimbangkan standard keselamatan yang berlaku.
e. Pembuangan bahan limbah/ballast/air got dengan memper-hitungkan
peluang bahaya-nya, baik pada orang-orang ataupun lingkungan sekitarnya.

2. Pendekatan Sub System Manusia.


Tinjauan pada unsur manusia ini bisa berdiri dengan sendiri, namun mesti
dihubungkan dengan interaksinya berbarengan unsur lingkungan fisik dan
system manajemen. Dari pojok manusia dengan cara pribadi, kita mesti
mengupayakan supaya bisa diraihnya peletakan kerja yang benar (the right
man in the right job) dibarengi situasi kerja yang baik. Oleh karenanya usaha
mencegah kecelakaan dilihat dari pojok unsur manusia mencakup
diantaranya :
a. Dari Sisi Kemampuan
Dari sisi kekuatan, bisa dikerjakan program penentuan peletakan dan
perpindahan pegawai yang baik, diluar itu butuh dikerjakan pendidikan yang
terpadu bagi semuanya karyawan sesuai sama keperluan jabatan yang ada.
Karyawan/ABK yang dengan cara fisik dapat melakukan pekerjaannya
dengan baik, butuh dikerjakan :

 Uji kesehatan pra kerja


 Uji kesehatan tahuanan dengan cara berkala
 Peletakan kerja yang baik
 Uji kesehatan untuk perpindahan pegawai penilaian terbatasnya fisik
dari pekerja, dll

Sedang untuk peroleh karyawan/ABK yang pas dari sisi pengetahuannya,


ketrampilan dan sikap kerja sesuai sama kompetensi butuh dikerjakan
pembinaan, baik bagi pekerja/ABK baru, ataupun pekerja yang lain.

1. Dari Sisi Kemauan


Dari sisi tekad, butuh dikerjakan program yang dapat/ingin, memberi motivasi
pada beberapa pekerja supaya bersedia bekerja dengan cara aman. Aspek-
faktor yang memengaruhi tekad karyawan dalam bagian keselamatan kerja
diantaranya :
a. Contoh yang didapatkan dari pengawas, pimpinan madya ataupun petinggi
teras perusahaan.
b. Komunikasi, berbentuk safety kontak, safety indoctrination, propaganda
&publikasi kesela-matan dan sebagainya.
c. Partisipasi karyawan, seperti : safety talks, safety meeting safety observer
program dan sebagainya.
d. Enforcement, lewat aplikasi ketentuan keselamatan kerja dan saksi-
saksinya.
e. Hadiah (Reward) berbentuk “Safe Behavior Reinforcement “ ataupun
“Award Program”
f. Dari sisi kondisi mental, seperti : geram, kemelut kerja (stress), kekurangan
mental, bioritmik, dan lain-lain. Bisa diatasi lewat rencana alat dan
kepengawasan yang baik, hingga terwujud situasi kerja yang aman dan
nyaman.

3. Pendekatan Sub System Manajemen.


Manajemen adalah unsur penting dalam usaha penanggulangan kecelakaan,
karena manajemenlah yang memastikan penyusunan unsur produksi yang
lain. Dalam hubungannya dengan manajemen ini, butuh digaris bawahi kalau
keselamatan kerja yang baik mesti terpadu dalam aktivitas perusahaan. Ini
bisa terwujud jika keselamatan kerja digabungkan dalam prosedur yang ada
pada perusahaan Terkecuali usaha untuk menggabungkan keselamatan
kerja dalam system prosedur kerja perusahaan, masihlah dibutuhkan usaha-
usaha lain untuk menggabungkan keselamatan kerja dalam aktivitas operasi
perusahaan. Biasanya usaha-usaha ini dirumuskan dalam satu program
keselamatan kerja yang komponen-komponennya diantaranya :
a. Kebijakan keselamatan kerja (Safety Policy) dan partisipasi manajemen
(Manajemen Participation).
b. Pembagian tanggung jawab dan pertanggungjawaban (Accountability)
dalam bagian keselamatan kerja.
c. Panitia keselamatan kerja (Safety Commitee).
d. Ketentuan standard dan prosedur keselamatan kerja.
e. System untuk memastikan bahaya, baik yang mungkin lewat inspeksi,
analisis kegagalan (Fault Tree Analysis). Analisis keselmatan (Job Safety
Observation).

Incident Recall Techniques ataupun yang sudah berlangsung lewat


penyelidikan kecelakaan (Accident Investigation) :
a. Mencegah dengan cara tehnik lewat : pengawasan tehnik, perlindungan
mesin, alatalat keselamatan, perlindungan perseorangan (Personal
Protective Equipment), program medis, ingindalian lingkungan dan tata
rumah tangga.
b. Prosedur penentuan, peletakan dan perpindahan pegawai dan program
pembinaan. Program motivasi yang mencakup : indoktrinasi keselamatan
kerja, pertemuan keselamatan kerja dan sebagainya.
c. Enforcement dan Supervission.
d. Emergency Action Rencana (Gagasan Aksi Darurat).
e. Program Ingindalian Kebakaran.
f. Ingindalian Tuntutan dan Cost Ganti Rugi.
g. Penilaian efektifitas program keselamatan kerja, lewat Catatan dan
Analisis kecelakaan, Pelaporan Kecelakaan Audit Keselamatan, perhitungan
cost dan operasi produksi.

You might also like