You are on page 1of 15

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

PADA PASIEN DENGAN MASALAH GANGGUAN JIWA:


HARGA DIRI RENDAH (HDR)

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Klien mampu mengenali gangguan harga diri yang dialami.
b. Klien mampu meningkatkan harga diri agar rentang respon konsep diri juga
meningkat.

2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien mampu mengidentifikasi pengalaman berulang dalam pikiran klien.
c. Klien mampu mengidentifikasi hal0hal positif di dalam dirinya.

B. Dasar Pemikiran
1. Pengertian
Harga diri rendah merupakan komponen konsep diri. Harga diri merupakan
perasaaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat walaupun
melakukan kesalahan, kekalahan, kegagalan, tetap merasa penting dan berharga
(Stuart, 2007). Pada pasien dengan gangguan jiwa dengan kasus gangguan harga
diri sulit menerima diri sendiri dan menjalin hubungan personal dengan orang
lain. Bila situasi ini tidak ditangani dengan baik maka akan muncul harga diri
rendah yang sangat kronis. Atas dasar tersebut, maka kami mengganggap dengan
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan harga diri rendah dapat
tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien
yang mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah mampu membuka diri pada
realitas sehingga saat TAK klien dapat bekerja sama dan tidak mengganggu
anggota kelompok lain.
2. Faktor Penyebab
a. Berikut ini merupakan faktor penyebab (umum) dari harga diri rendah antara lain:
1) Situasional
Yang terjadi trauma secara tiba-tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai,
putus sekolah, PHK, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan,
dipenjara, dituduh KKN).
2) Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak spontan (mencukur pubis pemasangan kateter).
3) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena
dirawat atau sakit atau penyakitnya.
4) Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa pemeriksaan.
5) Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau
dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang
dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.

b. Ada pula penggolongan faktor penyebab terjadinya HDR (Harga diri rendah)
digolongkan menjadi dua golongan:
1) Faktor Predisposisi (faktor yang mendasarai atau mempermudah terjadinya
HDR). Faktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistic. Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang
tidak realistic. Misalnya: orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari
teman, dan kultur sosial yang berubah.

2) Faktor Presipitasi (faktor pencetus HDR)


a) Ketegangan peran (ketidaknyamanan peran)
b) Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisi
c) Konflik peran, ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
d) Peran yang tidak jelas
e) Kurangnya pengetahuan individu tentang peran
f) Peran yang berlebihan
g) Menampilkan seperangkat peran yang kompleks
h) Perkembangan transisi
i) Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri
j) Situasi transisi peran
k) Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu
l) Transisi peran sehat-sakit
m) Kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur
pengobatan dan perawatan

3. Tanda dan Gejala


Menurut beberapa pendapat para ahli gejala dan tanda seseorang merasa harga
dirinya rendah dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat terhadap tindakan
penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut menjadi rontok (botak) karena
pengobatan akibat penyakit kronis seperti kank
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya tidak ke RS
menyalahkan dan mengejek diri sendiri
c. Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya
memang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau bertemu orang
lain, lebih suka menyendiri.
e. Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin
memilih alternatif tindakan.
f. Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang suram mungin
klien ingin mengakhiri kehidupan.
C. Jenis TAK
Terapi Aktifitas Kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang
paling banyak ditemukan dikelompok sebagai berikut :
1. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai pada tahap
mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara fisik).
2. TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan sensori).
3. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah mengontrol halusinasinya,
klien waham yang telah dapat berorientasi kepada realita dan sehat secara fisik).
4. TAK stimulasi persepsi : halusinasi (untuk klien dengan halusinasi)
5. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan HDR)
6. TAK penyaluran energi (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat
mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang dapat
berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehat secara fisik).

Terapi aktifitas kelompok yang digunakan klien untuk HDR


Terapi keperawatan yang dapat diberikan pada klien sendiri bisa dalam bentuk:
1. Terapi Kognitif. Terapi ini bertujuan untuk merubah pikiran negatif yang dialami
oleh klien dengan harga diri rendah kronis ke arah berpikir yang positif. Pada
keluarga terapi yang diperlukan dapat berupa triangle terapy yang bertujuan untuk
membantu keluarga dalam mengungkapkan perasaan mengenai permasalahan
yang dialami oleh anggota keluarga sehingga diharapkan keluarga dapat
mempertahankan situasi yang mendukung pada pengembalian fungsi hidup klien.
2. Pada masyarakat juga perlu dilakukan terapi psikoedukasi yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masalah harga diri rendah kronis
yang merupakan salah satu bagian dari masalah gangguan jiwa di masyarakat.

D. Sasaran/Kriteria Pasien
1. Kriteria
a. Klien yang sehat fisik
b. Klien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah
c. Klien yang memiliki perasaan negatif pada dirinya
d. Kooperatif

2. Proses seleksi
a. Berdasarkan observasi klien sehari-hari dan Adanya kesepakatan dengan klien
b. Berdasarkan informasi dan diskusi dengan perawat ruangan mengenai perilaku
klien sehari-hari
c. Hasil diskusi kelompok
d. Berdasarkan asuhan keperawatan

E. Metode dan Alat Bantu


1. Metode
a. Diskusi dan tanya jawab
b. Bermain peran

2. Alat Bantu
1) Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
2) Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK

F. Urutan Langkah-Langkah
1. Sesi 1 : Identifikasi Hal Positif pada Diri
a. Tujuan
1) Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan.
2) Klien dapat mengidentifikasi halpositif pada dirinya.

b. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2) Ruangan nyaman dan tenang

c. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri
: harga diri rendah.
b) Membuat kontrak dengan klien.
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2) Orientasi
a) Salam terapeutik
(1) Salam dan terapis pada klien.
(2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
(3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
b) Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini .
c) Kontrak
(1) Terapis menjalankan tujuan kegiatan ,yaitu bercakap – cakap tentang hal
positif diri sendiri .
(2) Terapis menjalaskan aturan main berikut:
(a) Jika ada klien yang meninggalkan kelompok,harus meminta izin kepada
terapis.
(b) Lama kegiatan 20 menit.
(c) Setiap kali mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai .

3) Tahap kerja
a) Terapis memperkenalkan diri: nama lengkap dan nama panggilan serta
memakai papan nama.
b) Terapis membagikan kertas dan spidol pada klien.
c) Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak menyenangkan.
d) Terapis memberi pujian atas peran serta klien.
e) Terapis membagikan kertas yang kedua.
f) Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri:
kemampuan yang dimiliki ,kegiatan yang biasa dilakukan dirumah dan
dirumah sakit.
g) Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis secara
bergiliran sampai semua klien mendapatkan bergiliran.
h) Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien.

4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
(1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mangikuti TAK
(2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak lanjut
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis
c) Kontrak yang akan datang
(1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif diri yaitu
melatih hal positif diri yang dapat diterapkan dirumah sakit dan dirumah .
(2) Menyepakati waktu dan tempat

2. Sesi 2 : Melatih Positif Pada Diri


a. Tujuan
1) Klien dapat menilai hal positif diri yang dapat digunakan.
2) Klien dapat memilih hal positif diri yang dapat dilatih.
3) Klien dapat melatih hal positif diri yang telah dilatih.
4) Klien dapat menjadwalkan penggunaan kemapuan yang telah dilatih.
b. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2) Sesuaikan dengan kemempuan yang akan dilatih.
3) Ruangan nyaman dan tenang.

c. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1.
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
(1) Salam dari terapis kepada klien
(2) Klien dan terapis pakai papan nama
b) Evalauasi / validasi
(1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
(2) Menanyakan apakah ada tambahan hal positif klien.
c) Kontrak
(1) Terapis menjeleskan tujuan kegiatan , yaitu melatih hal positif pada klien.
(2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
(a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada terapis
(b) Lama kegiatan 20 menit
(c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3) Tahap kerja
a) Terapis meminta semua klien membaca ulang daftar kemampuan positif pada sesi
1 dan memilih satu untuk dilatih.
b) Terapis meminta klien menyebutkan pilihannya dan ditulis di whiteboard.
c) Terapis meminta klien untuk memilih satu dari daftar whiteboard . Kegiatan yang
paling banyak dipilih diambil untuk dilatih.
d) Terapis melatih cara pelaksanaan kegiatan / kemampuan yang dipilih dengan cara
berikut:
(1) Terapis memperagakan
(2) Klien memperagakan ulang
(3) Berikan pujian sesuai dengan keberhasilan klien .
e) Kegaiatan a sampai dengan d, dapat diulang untuk kemampuan/ kegiatan yang
berbeda.
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
(1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
(2) Terapis memberikan pujian kepada kelompok.
G. Penilaian Kemampuan Pasien
1. Sesi 1 : Identifikasi Hal Positif pada Diri
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah sesi 1, kemampuan klien yang
diharapkan adalah menuliskan pengalaman yang tidak menyenagkan dan aspek
positif (kemampuan yang dimiliki). Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi 1
Stimulasi Persepsi : Harga Diri Rendah
Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan
dan hal positif diri sendiri

No Nama Klien Menulis pengalaman Menulis hal positif diri


yang tidak sendiri
menyenangkan
1
2
3
4
5
6
7
8

Petunjuk :
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2) Untuk tiap klien,beri nilai pada tiap kemampuan menulis pengalaman yang tidak
menyenangkan dan aspek positif diri sendiri . Beri tanda √ jika klien mampu dan
tanda x jika klien tidak mampu .

b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: Klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi peraepsi
harga diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman yang tidak
menyenangkan, mengalami kesulitan hal positif diri. Anjurkan klien menulis
kemampuan dan hal positif dirinya dan tingkatkan reinforcement (pujian).

2. Sesi 2 : Melatih Positif Pada Diri


a. Evaluasi
Evaluasi dilakuakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi harga diri rendah sesi 2, kemampuan klien yang
diharapkan adalah memiliki satu hal positif yang akan dilatih dan
memperagakannya. Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi 2
Stimulasi Persepsi : Harga Diri
Kemampuan melatih kegiatan positif
No Nama klien Membaca daftar Memilih satu hal positif yang akan
hal positif dilatih
Petunjuk :
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama .
2) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan membaca ulang daftar hal
positif dirinya, memilih satu hal positif untuk dilatih dan memperagakan kegiatan
positif tersebut . Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak
mampu .

b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2, TAK stimulasi
persepsi: harga diri rendah. Klien telah melatih merapikan tempat tidur. Anjurkan
dan jadwalkan agar klien melakukannya serta berikan pujian.

H. Strategi Pelaksanaan
Pertemuan : I (satu)
Hari / tanggal : Selasa, 25 September 2018
Nama Klien :

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien
1) Data Subyektif :
Klien mengatakan belum pernah mengikuti terapi aktivitas kelompok
2) Data Obyektif :
Klien terlihat ragu-ragu saat membicarakan TAK

b. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

c. Tujuan Khusus
1) Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
2) Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya

2. Strategi Komunikasi
a. Orientasi
1) Salam Terapeutik
“Selamat Pagi, bapak/ibu ?”
2) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak/ibu pagi ini ?”

“Apakah bapak dan ibu masih ingat dengan saya dan janji kita kemarin, yaitu
tentang kegiatan terapi kelompok dari kami”
3) Kontrak
“Bapak/ibu, perkenalkan kami dari mahasiswa Stikes Sukabumi, hari ini akan
melaksanakan TAK yaitu melatih positif pada diri, “Kita akan melaksanakan
TAK ini selama 20 menit di ruang ini yaitu di ruangan ini.’’, “Tujuan
dilaksanakan TAK ini yaitu supaya bapak/ibu dapat bercakap-cakap tentang hal
positif diri sendiri yang ada di dalam diri bapak/ibu sekalian”, “ Apakah ibu-ibu
disini ada yang tidak setuju?
Sebelumnya kami akan membacakan tata tertib selama acara berlangsung yang
akan dibacakan oleh rekan saya.
Apakah ada yang mau ditanyakan? Baiklah,sebelum acaranya dimulai, mari kita
berdoa terlebih dahulu agar acara ini berjalan lancar.”

b. Tahap kerja
“Baiklah bapak/ibu kegiatan ini kita mulai”. Pertama saya akan sharing
pengetahuan tentang harga diri rendah.
“Materinya sudah selesai,ibu dari penjelasan tadi,apakah ada yang ingin
ditanyakan?.
Untuk sekarang,kami akan membagiakan kertas pertama dan spidol, bapak/ibu
coba tuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan”, sebelumnya akan
dicontohkan dulu oleh rekan fasilitator. Nah kan ibu tadi sudah dicontohkan
ya,sekarang coba ibu tuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan,dan hal
positif (seperti kelebihan pada ibu) ” “Bagus sekali bapak/ibu sudah mengisi
kertas yang kami bagikan. dan sekarang kami akan membagikan kertas yang
kedua. di kertas yang kedua ini bapak/ibu tuliskan hal positif tentang bapak/ibu
miliki dan kemampuan yang bapak/ibu miliki”, “Karena bapak/ibu sudah selesai
menulis hal positif yang bapak/ibu miliki, sekarang kita akan bermain game
supaya ibu-ibu tidak bosan. Untuk game,akan dipandu oleh rekan saya.”
“Permainannya nanti saya akan menyediakan kertas berukuran kotak di tengah-
tengah,kemudian saya akan putarkan musik,nanti ibu harus saling berpegangan
dan mengelilingi kertas. Saat musik berhenti,ibu-ibu harus menginjakan kaki di
atas kertas. Bagi ibu-ibu yang tidak kebagian menginjakan kaki di atas kertas
diperbolehkan untuk memilih salah satu balon, nanti di dalam balonnya akan ada
nama salah satu dari ibu-ibu. Bagi yang terpilih,nanti harus membacakan apa yang
sudah ditulis ibu-ibu di kertas tadi. Bagaimana ibu-ibu mengerti tidak?”
‘’Terimakasih bapak/ibu karena sudah membacakan hal positif yang bapak ibu
miliki, dan semua yang bapak/ibu bacakan itu sangat bagus”
c. Tahap terminasi
1) Evaluasi Formatif
“Ibu tadi kan saya sudah memaparkan materi tentang harga diri rendah,sekarang
coba apa itu Harga diri Rendah?
2) Evaluasi Sumatif
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah mengikuti kegiatan ini?”

I. Pengorganisasian
1. Leader
Bertugas:
a. Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
b. Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok
c. Menetapkan jalannya tata tertib
d. Menjelaskan tujuan diskusi
e. Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi pada kelompok
terapi diskusi tersebut .
f. Kontrak waktu
g. Menimpulkan hasil kegiatan
h. Menutup acara

2. Co leader
Bertugas:
a. Mendampingi leader jika terjadi bloking
b. Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
c. Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah

3. Observer
Bertugas:
a. Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir
b. Mencatat semua aktifitas dalam terapi aktifitas kelompok
c. Mengobservasi perilaku pasien

4. Fasilitator
Bertugas:
a. Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan
b. Mendampingi peserta TAK
c. Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
d. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
5. Anggota
Bertugas:
a. Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi

J. Setting

You might also like