You are on page 1of 2

SURAT KRONOLOGIS KEMATIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama lengkap : FATIMAH WATI DAULAY
NIK : 1204156710640001
Tempat/tanggal lahir/umur : Muara Sipongi, 27 Oktober 1964 / 53 Tahun
Agama : Kristen
Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga
Alamat : Dusun II Desa Tugala Lauru Kecamatan Lahewa Timur
Kabupaten Nias Utara
Adalah benar isteri sah dari almarhum :
Nama lengkap : GATINASO HAREFA
NIK : 1204152310560001
Tempat/tanggal lahir/umur : Dahana, 23 Oktober 1956 / 61 Tahun
Agama : Kristen
Pekerjaan : Pensiunan Pegawai Negeri Sipil
Alamat terakhir : Dusun II Desa Tugala Lauru Kecamatan Lahewa Timur
Kabupaten Nias Utara
Telah meninggal dunia pada :
Hari dan tanggal : Minggu, 26 Agustus 2018
Pukul : 10.30 WIB
Bertempat di : Rumah tempat tinggal di Dusun II Desa Tugala Lauru
Kecamatan Lahewa Timur Kabupaten Nias Utara

Kami telah melangsungkan pernikahan pada tanggal 21 Februari 1978 sesuai dengan AKTA
PERKAWINAN Nomor : 1224-KW-21102015-0001 tanggal 21 Oktober 2015, Personal Registration Number :
AK.968.0003785 ISTERI, dan hingga sekarang kami telah dikarunia 2 (dua) orang anak.
Selama kami berumah tangga almarhum suami saya tidak memiliki riwayat penyakit yang tergolong berat
dan selama itu pula almarhum suami saya belum pernah sama sekali mengalami sakit berat ataupun kecelakaan dan
Ianya belum pernah mengalami sakit hingga rawat inap baik itu di rumah sakit, puskesmas, klinik ataupun tempat
fasilitas kesehatan lainnya. Almarhum suami saya hanya pernah mengalami penyakit yang tergolong ringan seperti
demam biasa, batuk, influenza, ataupun kelelahan akibat pekerjaan dan untuk mengatasinya almarhum suami saya
hanya cukup berobat ke dokter praktik dan tidak sampai beberapa hari yang bersangkutan pulih dan sehat kembali.
Tetapi, pada tanggal 19 Juli 2018 almarhum suami saya mulai mengalami keluhan sakit pada lambungnya
dan tubuhnya sedikit susah untuk bangun. Mengingat situasi larut malam pada saat itu saya memberikannya obat
sakit maag dan nyeri lambungnya agak sedikit lega. Karena tubuh suami saya juga teraasa sakit pegal-pegal dan
sedikit susah untuk bangun maka keesokan harinya tanggal 20 juli 2018 saya memanggil tukang urut/pijat untuk
memijatnya dan alhasil badan almarhum suami saya waktu itu sudah mulai bisa bangun dan sedikit pulilh. Karena
nyeri pada lambungnya masih sedikit terasa, maka saya pun membawa almarhum suami saya untuk pergi berobat ke
tempat praktik dokter dan hasilnya dokter mengatakan bahwa almarhum mengalami sakit maag dan asam
lambungnya sedikit naik dan almarhum juga mengalami asam urat, kemudian dokter menyarankan untuk makan
yang teratur dan istirahat yang cukup serta memberikan suntik serta obat-obatan kepada beliau dan dokter juga
menyarankan apabila dalam 2- 3 hari kedepan penyakit almarhum masih belum ada perkembangan maka sebaiknya
segera di rujuk di rumah sakit.
Hasilnya dalam beberapa hari kemudian almarhum suami saya berangsur-angsur pulih kembali dan dalam kurun
waktu 1 minggu setelah berobat kesehatan almarhum suami saya pada waktu itu pulih seperti biasa.
Sampai pada tanggal 25 Agustus 2018 kesehatan almarhum suami saya masih dalam keadaan baik-baik
saja. Tetapi pada tanggal 26 Agustus tepat pada hari minggu sekitar pukul 05.00 WIB pagi subuh, almarhum suami
saya membangunkan saya dan mengeluhkan tentang nyeri lambungnya yang mulai kambuh kembali, Kemudian
saya memberikannya obat sakit maag, dan nyeri lambungnya mulai agak sedikit reda. Sekitar 1 jam kemudian saya
membuatkan sarapan untuknya dan ia pun sempat untuk makan beberapa sendok. Kemudian saya menyarankan
untuknya untuk pergi berobat, tetapi ia berkata bahwa ia sudah mulai sediki pulih, dia hanya mau istirahat kembali.
Setelah beristirahat sekitar satu jam lebih, ia kemudian bangun dan memanggil saya dan mengeluh bahwa
ia susah untuk bangun serta tangan dan kakinya mulai susah untuk digerakkan dan nyeri lambungnya tiba-tiba
kembali kambuh, lalu saya menyuruh anak saya untuk memanggil petugas kesehatan (mantri) untuk memeriksa
kondisinya. Kemudian sekitar pukul 9 (sembilan) lewat mantri pun memeriksanya dan menyarankan agar almarhum
suami saya segera dibawa ker rumah sakit Gunungsitoli karena kondisinya mulai lemah dan kemungkinan asam
lambungnya naik.
Atas saran mantri kami pun mulai bersiap-siap serta mencari kendaran mobil untuk membawa almarhum
karena kondisinya yang mulai lemah. Sekitar menjelang pukul sepuluh karena mengingat hari tersebut adalah hari
minggu dan merupakan hari untuk beribadah bagi kami, lalu dia menyuruh saya untuk mengambil uang di
dompetnya agar segera memberikan persembahannya di gereja kami yang jaraknya dekat dengan rumah kami
mengingat kegiatan ibadah minggu akan segera dimulai, lalu saya pun menyuruh anak saya untuk segera
melakukannya. Karena kondisinya sudah lemah dan iapun mulai sulit untuk bernafas saya memanggil sanak famili,
tetangga dan keluarga lainnya untuk melihat kondisinya. Karena kendaran pun sudah ada kami bersiap untuk
berangkat, tetapi ia berkata kepada saya bahwa ia tidak usah lagi dibawa kerumah sakit karena ia sudah tidak
mampu lagi dan saya pun bersedih serta memaksanya untuk segera berangkat, tetapi dia menyuruh saya untuk
memanggil anak-anak kami dan adiknya untuk dekat dengannya, kemudian dia memegang tangan saya dan berkata
bahwa ia tidak perlu lagi berangkat ke rumah sakit, ia hanya mau kami berdoa dan mengikhlaskannya. Lalu saya
dan keluarga lainya pun menangis, perlahan-lahan nafasnya mulai berhenti, karena panik saya pun menangis histeris
dan menyuruh orang-orang untuk melihat kondisinya dan mereka pun berkata bahwa suami saya telah meninggal,
untuk memastikan hal tersebut saya memanggil kembali petugas kesehatan untuk melihat kebenaran kondisinya dan
ia pun berkata bahwa suami saya sudah meninggal. Almarhun suami meninggal sekitar pukul 10.30 wib tanpa
sempat dibawa ke rumah sakit.
Demikianlah kronologi kematian almarhum suami saya ini saya buat dan saya tanda tangani dan .
kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan.

Tugala Lauru, 17 September 2018

Yang menerangkan kronologi,

FATIMAH WATI DAULAY

You might also like