Professional Documents
Culture Documents
Tugas
Tugas
TUGAS
Oleh :
P1337430215016
2017
Situasi Derajat Kesehatan :
Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian
besar menyerang anak berumur <15 tahun, namun dapat juga menyerang orang
kesakitan/Incidence Rate (IR) DBD di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 sebesar
47,9 per 100.000 penduduk, mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2014
yaitu 36,2 per 100.000 penduduk. Hal ini berarti bahwa IR DBD di Jawa Tengah
lebih rendah dari target nasional (<51/100.000 penduduk, namun lebih tinggi jika
dibandingkan dengan target RPJMD (< 20/100.000). Setiap penderita DBD yang
lapangan serta upaya pengendalian. IR DBD selama lima tahun terakhir dapat dilihat
dan curah hujan cukup banyak pada musim penghujan yang merupakan sarana
perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegipty yang cukup potensial. Selain itu juga
IR DBD menurut kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 dapat dilihat
adalah Kota Magelang 158,14 per 100.000 penduduk, diikuti Jepara 123,96 per
100.000 penduduk, dan Kota Semarang 99,46 per 100.000 penduduk. Kabupaten/kota
dengan Incidence Rate terrendah adalah Wonosobo 3,60 per 100.000 penduduk,
diikuti Wonogiri 6,32 per 100.000 penduduk, dan Kota Pekalongan 9,44 per 100.000
penduduk.
Analisis Gambaran Masalah Kesehatan DBD di Wilayah Jawa
1. Faktor Lingkungan
Pengawasan Kualitas air dan sanitasi dasar; (2) Pengawasan Hygiene dan Sanitasi
Tempat Tempat Umum (TTU); (3) Pengawasan Hygiene dan Sanitasi Tempat
DBD meliputi kelembaban nisbi, cuaca, kepadatan larva dan nyamuk dewasa,
tinggal. Unsur-unsur tersebut saling berperan dan terkait pada kejadian infeksi
pekarangan yang tidak bersih, seperti bak mandi yang jarang dikuras, pot
bunga, genangan air di berbagai tempat, ban bekas, batok kelapa, potongan
air dalam jangka waktu yang lama. Lingkungan non fisik yang berperan
Rumah Sehat
sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah
Dengue. Rumah yang dibina di Jawa Tengah selama tahun 2015 sebanyak
1.969.973 unit. Dari keseluruhan yang dibina yang menjadi rumah memenuhi
syarat sebesar 48,79 persen, sehingga total rumah memenuhi syarat di tahun
tahun 2015 adalah 78,70 persen dan target capaian yang telah ditetapkan 76
sarana sanitasi dasar yang dipantau sebagai akses jamban sehat meliput
Desa STBM
yaitu : (1) Stop Buang Air Besar Sembarangan, (2) Cuci Tangan Pakai Sabun,
(3) Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, (4) Pengelolaan
ungkit luar biasa dalam pencapaian target, sehingga pada tahun 2015 capaian
peningkatan bila dibandingkan capain tahun 2014 sebanyak 4.765 desa (55,5
persen) dan sudah melampaui target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 2.347
Air Bersih
air bersih adalah penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum
berkualitas (layak). Sarana air minum terdiri atas sumur gali, sumur bor,
terminal air, mata air terlindung, penampungan air hujan, dan perpipaan.
b. Biologis
Lingkungan biologi yang mempengaruhi penularan DBD terutama
c. Sosial
ini akan menjadi lebih buruk dimana masyarakat sulit mendapatkan air bersih,
sehingga mereka cenderung untuk menyimpan air dalam tandon bak air,
karena TPA tersebut sering tidak dicuci dan dibersihkan secara rutin pada
d. Ekonomi
yang berarti bahwa 100 orang penduduk laki-laki yang produktif, di samping
menanggung dirinya sendiri, akan menanggung beban 48,5 penduduk laki-laki
f. Pendidikan
dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang
tinggi, pada umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut
berperan serta aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan
keluarganya.
persen, diikuti tamat SMP/MTs sebesar 21,40 persen, dan tamat SM/MA
5,50 persen. Disamping itu masih terdapat sebesar 6,89 persen penduduk 15
tahun ke atas yang belum pernah mengenyam pendidikan dan sebesar 15,36
penduduk tamat SD semakin menurun, sedangkan yang tamat SMP dan SMA
2. Faktor Penduduk
Kepadatan penduduk turut menunjang atau sebagai salah satu faktor risiko
penduduk yang tidak memiliki pola tertentu dan urbanisasi yang tidak terencana
serta tidak terkontrol merupakan salah satu faktor yang berperan dalam
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, jumlah
penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 (angka proyeksi) sebesar
33.774.141 jiwa, dengan luas wilayah sebesar 32.544,12 kilometer persegi (km²),
rata-rata kepadatan penduduk sebesar 1.038 jiwa untuk setiap km². Wilayah
11.633 jiwa per km². Wilayah terlapang adalah Kabupaten Blora, dengan tingkat
kepadatan penduduk sekitar 475 jiwa per km², dengan demikian persebaran
9.066.252, maka rata-rata jumlah anggota rumah tangga adalah 3,73 jiwa untuk
(5,27 persen) dan paling sedikit di Kota Magelang 120.779 jiwa (0,36 persen).
3. Faktor Perilaku
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga pun merupakan
upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau, dan mampu
risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta
tangga sehat adalah proporsi rumah tangga yang memenuhi minimal 11 indikator
Berdasarkan data hasil kajian PHBS Tatanan Rumah Tangga yang dilaporkan
rumah tangga yang dipantau sebesar 46,45 persen. Rumah tangga sehat yaitu yang
diwakili oleh rumah tangga yang mencapai strata sehat utama dan sehat paripurna
a. Sikap
Sikap masyarakat terhadap penyakit DBD, yaitu semakin masyarakat
bersikap tidak serius dan tidak berhati-hati terhadap penularan penyakit DBD
sederhana, sikap dapat dikatakan adalah respons terhadap stimuli sosial yang
b. Gaya Hidup
Gaya hidup yang senang akan kebersihan dan cepat tanggap dalam
4. Faktor Pelayanan
seperti posyandu, pos lansia, polindes, PKD, pos UKK, poskestren, KP-KIA,
Toga, BKB, posbindu, Pos malaria desa, Pos Tb desa dan masih banyak lainnya.
Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibahas pada bagian ini adalah
a. Promotif
kesehatan dasar termasuk kefarmasian sederhana dan untuk deteksi dini serta
b. Preventif
kontainer air bersih, dan mengubur kontainer bekas seperti kaleng bekas,
gelas plastik, barang bekas lainnya yang dapat menampung air hujan sehingga
menjadi sarang nyamuk (dikenal dengan istilah tindakan ‘3M’) dan tindakan
penampungan air bersih dengan dosis 1 ppm atau 1 gram temephos SG dalam
c. Curatif
peningkatan dari 48.477 pada tahun 2014 menjadi 48.615 pada tahun 2015.
Posyandu yang mencapai Strata Mandiri tahun 2015 sebesar 21,30 persen,
yang sesuai dengan karakteristik daerah, misal kegiatan BKB, PAUD, UP2K).
d. Rehabilitatif