Three fruit snack formulations was developed, i.e. (1) mixed fruits (bananan-papaya-pineapple), (2) guava, and (3) mango. Products were treated with sodium metabisulphite and stored for 0, 1, 2 and 3 months. The products were observed for moisture content, sugar, total titratable acidity, vitamin C, total bacterial count, mould, and organoleptic tests for taste, flavour, texture and colour. Journal of Agro-Based Industry (Warta-IHP) 9(1-2):16-21 (1992).
Original Title
Research on the Preparation of Dried Tropical Fruit Snacks. 1. Effects of Sulphite and Storage Period on Quality of Fruit Leathers.
Three fruit snack formulations was developed, i.e. (1) mixed fruits (bananan-papaya-pineapple), (2) guava, and (3) mango. Products were treated with sodium metabisulphite and stored for 0, 1, 2 and 3 months. The products were observed for moisture content, sugar, total titratable acidity, vitamin C, total bacterial count, mould, and organoleptic tests for taste, flavour, texture and colour. Journal of Agro-Based Industry (Warta-IHP) 9(1-2):16-21 (1992).
Three fruit snack formulations was developed, i.e. (1) mixed fruits (bananan-papaya-pineapple), (2) guava, and (3) mango. Products were treated with sodium metabisulphite and stored for 0, 1, 2 and 3 months. The products were observed for moisture content, sugar, total titratable acidity, vitamin C, total bacterial count, mould, and organoleptic tests for taste, flavour, texture and colour. Journal of Agro-Based Industry (Warta-IHP) 9(1-2):16-21 (1992).
Warta IHP!J. of Agro-based Industry
Vol 9, No.1-2, pp, 16-21, 1992
Penelitian/Research
PENELITIAN PEMBUATAN MAKANAN RINGAN ASAL BUAH-BUAHAN TROPIS.
1 PENGARUH SULFIT DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU FRUIT
LEATHERS
Research on the Preparation of Dried Tropical Fruit Snack.
I. Effects of Sulphite and Storage Periods on Quality of Fruit Leathers
A. Basrah Enie”) dan Nami Lestari
Balai Penelitian Makanan, Minuman dan Fitokimia,
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian (BBIHP),
Ji. Ir, H, Juanda No. 11, Bogor 16122.
‘Abstract » Research on the preparation of dried tropical fruit snacks, fruit leathers, has been conducted, Three
fruit snack formulations were developed, i. (I) mixed fruits (banana-papays-pineapple) (2) guava, and (3)
‘mango. Products were treated with sodium meta bisulphite and stored for 0, 1, 2 and 3 months. Results show
thatthe moisture conteat of products were decreased from 14.4% (0 mo) 16 10.0% (3 mos), total sugar were
decreased from 84.8% to 73.6%, and total titratable acidity were relatively unchanged. Vitamin C content were
decreased from 7.06 (0 mo) to 608 mg/100 g (3 mos) for mixed fruits, 29.0 to 2.35 for guava, and 5.13 10
4.11 for mango. Bacterial and mould contents of samples were decreased during siorage. Microbial content of
sulptitesteated samples were relatively lowered than unteated ones. Toll bacteria were decreased from 200
CFU e (O me) to 10 CFU g ( mos), andthe otal mould were decreased from 380 CFU g" (0 mo) 19 S
CFU g" ( mos). Organoleptic test showed that the taste, avout, texture and colour of products were ac
cepted by the panelists. Samples can be kept for three months without any significant changes
PENDAHULUAN
Pererlaten durb-buaban dimaksudkan wot mengu-
‘bah buah-buaban menjadi produk yang lebih awet dan
mudah dipergunakan. Selain itu pengolahan buab-buahan
juga dimaksudkan untuk menambah_macam ragam
Produk sebingga orang dapat mencicipi buah-buahan
‘meskipun bukan pada waktu musimnya.
Buab-buahan umumnya diolah menjadi produk
seperti jam, jelly, sari buab, buah dalam kaleng, manisan
dan sebagainya, Salab satu produk makanan ringan (fruit
snack) kering dari buah-buahan ialah fruit leathers,
Produk ini berbentuk lembaran tipis yang mempunyai
konsistensi dan rasa khas. Produk ini telah dikenal di
Amerika, India, dan negara-negara lainnya (SALUN-
KHE, 1974) Produk ini dibwat dari satu jenis buab-buatan
atau campuran beberapa macam buah-buahan, Menurut
CRUESS (1958) di Amerika buah aprikot biasa
*) Kepada siapa surat menyoratdialamatkan
‘Towhom correspondence should be addressed
\Waria IHP Vol. 9No. 1-2, 1992
digunakan untuk pembuatan produk, sedangkan di India
dibuat dari pepaya dan mangga (CFTRI, 1967). Jika
proses pembuatan dan kondisi penyimpanannya baik,
produk ini dapat taban delapan bulan sampai satu tabun.
Fruit leathers dan produk buab-buahan ke
sejenis yang berasal dari daerah tropis pasarannya mulai
berkembang di Amerika dan Eropa. Barat. Produk ini
dapat dibuat dari berbagai macam buah- buaban dalam
bentuk tunggal atau cempuran.
Dengan pertimbangan peluang pasar diatas serta
proses pembuatannya tidak perlu menggunakan teknologi
tinggi, maka dilakukan penclitian ini, Diharapkan produk
dapat dikembangkan secara komersial oleh industri pe-
ngolahan buah-buahan (terutama untuk skala industri
kecil) di Indonesia untuk pemasaran dalam negerimaupun
ekspor.BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini
{alah buah pepaya, pisang Ambon, nenas, jambu biji dan
manga Indramayu. Buah-buaban diperoleh dati peda-
gang buah di Pasar Ramayana, Bogor. Bahan tambaban
yang digunakan ialah gula pasir, glukosa, asam sitrat dan
atrium metabisulfit. Sedangkan baban pengemas yang
digunakan ialah kantong plastik polietilen.
Metode Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan fruit
leathers dari tiga macam bahan baku, yaitu: campuran
‘buab-buaban (pisang Ambon, pepaya dan nenas), jambu
biji, dan mangga Indramayu. Prosedur pembuatan produk
fang dilakukan ialah sebagai berikut: buab dikupas,
jpotong-potong, dihancurkan, kemudian dicampur
bahan- baban tambaban gula dan asam sitrat. Untuk men-
cegah terjadinya perubaban wama dicoba pembuatan
produk dengan dan tanpa penambahan natrium metabisul-
fit, Campuran kemudian dibamparkan diatas loyang
beralas plastik dan dikeringkan dalam oven 50°C. Setelah
kering, bahan dipotong-potong, dikemas dalam kantong
plastik dan disimpan selama 0, 1, 2 dan 3 bulan. Ulangan
percobaan dilakukan sebanyak dua kali.
Metode Analisis
Analisis fisiko-kimia dan mikrobiologi dilakukan
terhadap produk yang dibasilkan, yaitu metiputi pemerik-
saan kadar air dan kadar gula (AOAC, 1970), total asam
(EGAN et al, 1981), vitamin C (AOAC, 1970), residu
sulfit, jumlah bakteri dan jumlah kapang (ICMSF, 1978).
Uji organoletik terhadap bau, rasa, warna dan tekstur
produk dilakukan menggunakan metode LARMOND
(197).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil percobaan sebelumnya menunjukkan bahwa
pengeringan produk menggunakan oven lebib baik dari
pada pengeringan dengan sinar matabari. Pengeringan
dengan sinar matahari menghasilkan produk yang war-
nannya Kurang baik (lebih gelap). Hal ini mungkin dise-
babkan karena subu pengeringan dengan sinar matahari
tidak stabil (berfluktuasi) dan disamping itu pengeringan
dengan matabari memakan waktu lama, yaitu lebih dari
dua bari. Pengeringan dengan oven dilakukan pada subu
‘50°C selama kurang lebih 24 jam.
7
Bahan baku buab-buahan segar yang digunakan
pada penelitian juga dianalisis komposisinya seperti dapat
dilibat pada Tabel 1.
‘Tabel 1, Komposisi bahan baku bush-buahan separ
Jenis Buah Kader Air Kadar Gula Total Asam
) ®) (ag00)
isang Ambon. 71,88 23.90 04s
Nenss 8321 1230 079
Pepaya 85.42 1200 oss
Jamba Bij 8497 10,80 040
Manga Indramaya 79.46, 19.10 18
Kadar Air
Hasil analisis kadar air menunjukkan babwa kadar
air produk yang dibuat ds
begitu berbeda satu sama lain, Hal ini disebabkan karena
kadar air diatur sedemikian rupa supaya produk tidak
terlalu kering maupun tidak terlalu basab. Produk yang
terlalu Kering menghasilkan produk yang tekstumnya
keras, sedangkan jika terlalu basah daya awetnya tidak
lama. Kisaran nilai kadar air produk yang dibuat ialab
antara 10,0 sampai 15,9 persen, Sedangkan kisaran nilai
kadar air berdasarkan formula produk yang dibuat ialab
produk campuran buab-buahan 10,4 sampai 145%,
produkjambubbiji10,0 sampai
10,9 sampai 15,9%.
Kadar air produk selama penyimpanan sampaitiga
bbulan pada subu kamar juga tidak mengalami perubaban
yang berarti. Hal ini mungkin karena dengan dikemas
macam formula tidak
6.9%, dan produk mangga
dalam kantong plastik, produk tidak mengalami
perubahian akibat penguapan ataupun penyerapan air dari
Jar.
Kadar Gula
Kadar gula produk yang dibuat dari tiga macam
formula tidak begitu berbeda satu sama lain oleh karena
untuk setiap formula penambaban jumlah gulanya sama.
Pengaruh sulfit tidak terlibat perbedaannya, sedangkan
pengaruh penyimpanan pada suhu kamar menunjukkan
kecenderungan menurunnya kadar gula, Kisaran nil
kadar gula produk yang dibuat ialah antara 73,6 sampai
848 persen. Sedangkan penurunan nilai kadar gula
produk selama penyimpanan berdasarkan formula yang
dibuat dengan perlakuan sulfit ialab produk campuran
‘buah-buahan 84,2% (0 bulan) menurun menjadi 75,9% (3
bbulan), produk jambu biji 77,4% (0 bulan) menurun men-
‘Warts IHP Vol. 9 No. 1-2; 199218
{jadi'73,6% (3 bulan), dan produk mangga 81,2% (Obulan)
menurun menjadi 78,3% (3 bulan). Salah satu penyebab
pemurunan kadar gula mungkin disebabkan karena ak-
tifitasjasad renik jenis balofilik yang dapat tumbub atau
bertahan pada kadar gula yang tinggi. Jasad renik juga
dapat memecah gula menjadi alkohol dan senyawa-
senyawa organik lainnya, Rata-rata kadar gula produk
‘Sruit leathers dapat dilihat pada Tabel 2.
‘Tabel 2, Ratatat kadar gula produ frit leathers).
Tenis B
Campuran (isang,
Pepaya,Nenas) Jambu Manges
Non-slf:
Obulan 847 96 ee
1 bolan 82 87 93
2bulan 22 862 22
3 balan 819 54 98
Sulft:
Obulan 842 m4 812
1 bulan 818 768. ws
2bulan 4 4s m8
3 bulan 159 BO 783
Total Asam
Total asam produkselama penyimpanan tiga bulan
rata-rata menunjukkan kecenderungan meningkat, mes-
kipun peningkatan kelinatan tidak begitu besar. Produk
yang mengalami perlakuan dengan sulfit tidak begitu
‘menunjukkan perubaban dalam total asam dibanding de-
rngan produk yang tidak mengalami perlakuan sulfit non-
sulfit). Perbedaan ini mungkin diantaranya kerena pe-
angaruh sulfit yang menghambat pertumbuhan jasad renik.
‘Tabel 3, Ratacata total asam fait leathers
(mg asam stat100 9)
Tenis Bosh
Cammparan isang,
Pepaya, Nenas)—Jambu Manges
1238 oss 1,00
0,80 101 147
0.76 099 1.46
0.88 101 un
138 os At
oot 098 Lal
0,60 093 134
ot 086 155
‘Warta HP Vol. 9 No. 1-2, 1992
Pada produk non-sulfit mungkin jasad renik masih dapat
berkembangbiak (meskipun tidak begitu aktif karena
adanya gula dan kadar air yang rendah), sehingga masib
aktif melakukan metabotisme yang menghasilkan asam-
asam organik, Menurut FRAZIER dan WESTHOFF
(1977) total asam dapat dipengaruhi oleh jumlah jasad
renik. Meningkatnya jumlah mikroba akan meningkatkan
jumlab asam-asam organik yang dihasifkannya. Rata-rata
total asam ke tiga macam produk dapat dilihat pada Tabel
3.
Vitai
c
Kadar vitamin C produk yang dibuat dari tiga
macam formula berbeda satu sama Tain karena kadar
vitamin C masing-masing buah-buahan yang dipakai
‘untuk membuat produk berbeda-beda. Berdasarkan hasil
analisis bahan baku, kadar vitamin C buab-buaban yang