Professional Documents
Culture Documents
JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007
http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id
TEKNIK SAMPLING
Secara umum metode sampling dibagi menjadi dua yaitu non probability
sampling dan probability sampling. Kumar(1999) menambahkan mixed sampling
karena mengandung unsur probability dan non probability. Non probability
sampling adalah pegambilan sampel bukan acak, dimungkinkan untuk mengatasi
kesulitan pengambilan sampel secara acak, kerangka sampling (sampling frame
tidak tersedia) dan keterbatasan biaya. Disamping itu penggunaan non probability
sampling didasarkan atas tujuan tertentu (biasanya pada penelitian kualitatif).
Pada non probability sampling terdiri atas accidental/convenience sampling, quota
sampling, judgemental sampling, dan snowball sampling.
Simple
Randomized proportionate
sratified
Stratified sampling
Random disproportionate
stratified
Probability
sampling
sampling
single stage
Convenience
Judgement
Non Probability
sampling
Quota
Snowball
(Sumber Kumar,1999)
Contoh, seorang peneliti ingin meneliti perilaku hidup bersih sehat (PHBS)
di Dusun Lodadi yang terdiri atas 200 KK. Peneliti membuat gulungan kertas
masing-masing nama KK dan mengambil sebanyak 50 kali secara acak gulungan
kertas. Gulungan kertas yang terpilih menjadi sampel . Cara lain untuk mengacak
adalah dengan menggunakan tabel nomor acak dan program acak komputer
(seperti SPSS).
Contoh jenis kelamin laki-laki dan perempuan, usia, income, pekerjaan,dll. Dari
strata yang ada, dipilih sampel secara proporsional (jumlah sampel tiap strata
tergantung dengan perbandingan jumlah sesungguhnya dalam populasi).
Sedangkan disproporsional, tidak memperhitungkan hal tersebut. Berikut ini
prosedur pengambilan sampel secara stratified random sampling.
Menentukan proporsi
Menentukan jumlah
(p)setiap strata dalam
Langkah 7 sampel yang akan dipilih
populasi (jumlah elemen
pada setiap strata (n/k)
tiap strata/total populasi)
Memilih n menggunakan
Menentukan jumlah sampel
pengambilan acak, tabel
Langkah 8 yang akan dipilih pada
nomor acak atau program
setiap strata (nxp)
komputer
Memilih n menggunakan
pengambilan acak, tabel
Langkah 9
nomor acak atau program
komputer
(Sumber Kumar,1999)
Cluster random sampling dapat dilakukan beberapa tahap, bila hanya satu
tahap (single stage), dua tahap (double stage/two stage) dan seterusnya. Contoh
pada penelitian Perilaku Membuang Sampah Masyarakat di Propinsi X. Peneliti
membagi propinsi menjadi kabupaten/kota, setiap kabupaten/kota terwakili. Setiap
kabupaten/kota terdiri atas beberapa kecamatan, maka tahap pertama adalah
mengacak kecamatan mana yang akan mewakili sebuah kabupaten/kota.
Selanjutnya dari kecamatan yang terpilih, kembali diacak untuk menentukan
desa(tahap kedua). Desa yang terpilih selanjutnya kembali diacak, untuk memilih
RT(tahap ketiga). RT yang terpilih selanjutnya menjadi cluster terkecil yang
dipilih, dimana setiap KK di RT tersebut menjadi sampel dalam penelitian. Pada
contoh di atas peneliti menggunakan three stage cluster random sampling.
Contoh peneliti ingin meneliti perilaku hidup bersih sehat (PHBS) di Dusun
Lodadi yang terdiri atas 200 KK. Kerangka sampel 200 KK diberi nomor urut 1 sd
200. Karena jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 50, maka interval yang
diambil adalah (200/50=4). Untuk menentukan nomor pertama adalah secara
acak. Bisa dengan mengacak no 1 sd 4, lalu nomor yang terpilih menjadi sampel
pertama, untuk kemudian setiap interval 4 diambil sampel sehingga 50 sampel
terpilih.
CONSECUTIVE SAMPLING
Daftar Pustaka