You are on page 1of 16

9.

Sistem indra Manusia


1. Anatomi & Histology alat indra

1 INDRA PERABA

Indra adalah kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari suatu bentuk perubahan lingkungan.
Reseptor adalah sel sensoris yang menerima stimulus, yaitu perubahan yang terjadi pada lingkungan
yang kadarnya mampu menimbulkan rangsang pada sel itu.

Indra peraba umumnya tersebar pada kulit mamalia. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar.
Reseptor-reseptor yang terdapat pada peraba indra antara lain :

 Ujung saraf bebas untuk menerima rangsangan sakit (nyeri).


 Ujung saraf (organ) Ruffini untuk menerima rangsang panas.
 Ujung bungkul Krause untuk menerima rangsangan dingin .
 Korpusulus Meissner dan Cawan Merkel untuk menerima rangsangan sentuhan.
 Korpuskulus Pacini untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.

Badan meissner adalah indra raba yang terletak dalam papila dermis dekat epidermis. Ujung-ujung
meissner paling banyak pada kulit tak berambut (misalnya pada ujung-ujung jari tangan dan kaki,
telapak kaki, tumit, puting susu dan lidah). Badan-badan meissner ini berbentuk memanjang atau
lonjong dan tipis dimana modifikasi sel-sel schwann yang berbentuk baji menjalinnya, menghasilkan
susunan multilaminar yang dilapisi jaringan ikat. Akson masuk pada salah satu kutubnya, berjalan
berkelok-kelok keatas melalui susunan sel-sel, dan berakhir pada kutub yang lainya.

Dendrit-dendrit pada ujung saraf bebas kehilangan sel-sel schwannya waktu menembus lapisan basal
epidermis. Ujung-ujung saraf yang tanpa sel-sel schwan ini dapat mencapai stratum korneum. Apabila
berada disekitar folikel-folikel rambut, ujung-ujung saraf ini membuat suatu kapsul berjala longitudinal
dan sirkunferensial. Sejumlah ujung-ujung saraf bebas membentuk kelompok dengan sel-sel epidermis
khususyang terdapat pada lapisan basal epitel. Ujung-ujung saraf yang ada dikenal sebagai badan-badab
merkel.

Badan-badan pacini mempunyai ujung-ujung saraf tak bermielin yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik
epitel tipis yang menyerupai fibroblas. Pada potongan melintang, badan ini mirip suatu irisan bawang.
Badan pacini terdapat pada lapisan dalam dermis, umumnya terdapat pada mesenterium, ikat-ikat
visera, dan genetalia eksterna laki-laki dan perempuan.

Badan-badan ruffini ini tersusun atas kapsul yang terdiri dari berlapis-lapis lamella yang konsentris
(melingkar) mengelilingi berkas-berkas serabut kolagen yang memanjang dan cair. Pada waktu akson
bermielin menembus kapsul, selubung sel-sel schwann hilang dan saraf-saraf bebas berjalan dan
berakhir diantara berkas-berkas kolagen.

Ujung bungkul Krause atau gembungan ujung yang terdapat pada dermis, tunika mukosa, gland penis,
serosa an kapsul sendi. Dalam kapsul terdapat banyak percabangan urat saraf. Ujung saraf bebas
dirangsang secara langsung oleh kontak dengan suatu objek di permukaan tubuh. Ujung-ujung saraf yang
terdapat pada folikel rambut membentuk simpul yang berfungsi sebagai reseptor rambut.

2. INDRA PEMBAU

Indra pembau berfungsi untuk menerima bau suatu zat yang terlarut dalam udara atau air sebagai
mediumnya. Diantara sel-sel basal dan sel-sel penyokong terdapat sel reseptor bau (sel olfaktorius) yaitu
neuron bipolar yng berada pada tunika mukosa rongga hidung bagian atas. Sel sensoris ini tersusun atas
sebaris sel epitel silindris dan mempunyai filamen-filamen seperti rambut pada permukaan bebasnya.
Apeksnya menunjukkan daerah pelebaran dan timbul 6-8 silia. Silia-silia ini berukuran panjang dan tidak
bergerak yang merupakan reseptor. Akson sel olfaktorius berjalan menuju ke gembungan saraf hidung
(bulbus olfaktorius) pada sistem saraf pusat.

Sel-sel olfaktorius didampingi oleh sel-sel penunjang. Sel-sel penyokong mempunyai apeks yang lebar
dan silinris, sedangkan pada basis lebih sempit. Pada permukaan bebasnya terdapat mikrofilli yang
terendam dalam lapisan cairan serosa yang menutupi seluruh lapisan epitel. Sel-sel basal berbentuk
kecil, berbentuk sferis dan membentuk satu lapisan pada dasar epitel. Sel-sel basal mempunyai tonjolan-
tonjolan cabang yang meluas diantara sel-sel epitel lainnya.

Pada tunika mukosa rongga hidung terdapat kelenjar mukus yang menggetahkan lender untuk
melarutkan partikel-partikel yang masuk bersama udara pernapasan dan untuk membasahi sel epitel
olfaktorius agar dapat melakukan fungsinya dengan baik.

gambar 2. struktur indra pembau

3. INDRA PENGECAP

Pada manusia, lidahnya mengandung kuncup-kuncup pengecap yang merupakan reseptor untuk rasa.
Kuncup pengecap tersebut seperti bawang kecil, terletak permukaan epithelium dan pada tonjolan-
tonjolan kecil (papilla) pada permukaan atas lidah. Kuncup pengecap juga dijumpai dalam jumlah sedikit
pada langit-langit rongga mulut (pada palatum lunak dank keras), pada faring dan laring. Kuncup-kuncup
pengecap dapat tersebar atau berkelompok dalam tonjolan-tonjolan epitel yang disebut papilla. Papilla
lidah terdiri atas 4 macam papilla yaitu, papilla filiformis, sircumvallata, folliatae, dan fungiformis.

1. Papila Filiformis terdapat pada bagian posterior. Papilla ini membentuk tonjolan yang meruncing,
epitel yang melapisinya mengalami penandukan.
2. Papila Fungiformis terdapat dibagian anterior. Papilla ini berbentuk jamur, tersusun atas epitel
berlapis banyak pipih tidak bertanduk. Bagian tengah papilla terdapat jaringan ikat longgar dan
pada bagian apeks terdapat 1 atau 2 buah puting pengecap.
3. Papila Sircumvallatae melintang pada pangkal lidah dan terdapat diantara papilla filiformis.
Bentuknya mirip dengan papilla fungiformis tetapi tidak menonjol dan lebih mendatar. Papilla ini
dikelilingi oleh parit. Putting pengecap pada papilla ini lebih banyak dan terdapat pada dinding
sisi papilla. Pada papilla sircumvallata terdapat kelenjar von ebner.
4. Papila folliatae terdapat pada pangkal lidah bagian lateral. Bentuknya mirip sircumvallatae,
mempunyai lipatan-lipatan dengan kuncup pengecap yang terletak di lapisan epitel yang
melekuk.

Kuncup atau puting pengecap lidah hanya ditemukan terbenam dalam epitel berlapis gepeng papilla
sircumvallata, folliatae, dan fungiformis. Kuncup pengecap tergolong kemoreseptor yang menerima
rangsangan zat-zat kimia dalam makanan yang kita makan. Zat-zat kimia tersebut mencapai kuncup
pengecap melaluiporipengecap (taste porus). Kuncup pengecap pada semua vertebrata kuncup
pengecap mendapat persarafan dari cabang-cabang saraf cranial no. VII, IX, dan X. jadi, kuncup pengecap
disarafi oleh cabang saraf cranial yaitu, saraf Fasial, Glosofaring, dan Vagus.

Tiap puting pengecap terdiri atas 2 macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang. Masing-masing sel
pengecap dilengkapi dengan silia yang memanjang ke lubang halus (porus) di permukaan kuncup. Sel
pengecap berada di tengah kuncup, berbentuk gelendong. Sedangkan sel penunjang terletak diantara sel
pengecap. Bentuk sel penunjang merupakan variasi gelendong.

Selain 2 macam sel yang diatas, dalam buku histologI dasar disebutkan bahwa puting pengecap terdiri
dari 3 macam sel, yaitu: sel basal, sel sensori, sel penyokong. Sel-sel sensori baru berasal dari aktivitas
mitosis sel-sel basal. Sel penyokong merupakan diferensiasi sel sensoris.

Kuncup-kuncup pengecap merespon kepada empat rasa dasar, yaitu: manis, asam, pahit dan asin.
Permukaan atas lidah terbagi menjadi empat daerah yang sensitive terhadap rasa tertentu. Pangkal lidah
sensitive terhadap rasa pahit, bagian kanan dan kiri lidah sensitive terhadap rasa asam, bagian samping
depan sensitive terhadap rasa asin, dan ujung lidah sensitive terhadap rasa manis.
1. 5. INDRA PELIHAT

Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang
disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata
(rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata. Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang
mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.

1. Sklera, sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak
tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah
lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola
mata dari gangguan. Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya
disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot
rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya
adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).
2. Koroid, koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi banyak
pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada
koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid
membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian
depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi
sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan
siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari
otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa
3. Retina, Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan
sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak.
Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.

Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian
depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di
belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam
bentuk yang benar. Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput
transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka
terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva
disebut konjungtivitis. Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari
kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.Air mata mengandung lendir, garam,
dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam mata.

5. INDRA PENDENGAR dan KESEIMBANGAN

Indera pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga mamalia, khususnya manusia
terdiri atas 3 bagian : (1) telinga luar, yang menerima dan menyalurkan getaran suara. (2) telinga tengah
(kavum tympani), di mana gelembung suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang ke telinga
dalam. (3) telinga dalam (labirin), di mana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan
melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat.

1. a. Telinga Luar

Telinga luar terdiri atas daun telinga (pinna atau auricula), lubang telinga (meatus acusticus externus),
dan selaput gendang (membran tympani).

1. Daun telinga (pinna atau auricula)

Telinga luar mempunyai bentuk ireguler dan terutama terdiri atas lempeng tulang rawan elastis yang
diliputi oleh lapisan kulit pada kedua permukaannya. Kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar keringat
terdapat pada kulitnya.
2. Lubang telinga (Meatus ekustikus eksternus)

Lubang telinga terbentang dari telinga luar sampai membran timpani (selaput gendang). Lubang telinga
tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding kaku. Satu per tiga luar meatus disokong
oleh tulang rawan elastis yang merupakan lanjutan dari telinga luar. Sisanya dibentuk oleh tulang rawan
temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar
keringat yang mengalami modifikasi-kelenjar seruminosa-kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok
yang menghasilkan zat lemah setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen
(tahi telinga). Rambut dan serumen mungkin mempunyai fungsi protektif.

3. Selaput Gendang (Membran timpani)

Membran timpani diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi
oleh epitel selapis pipih. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas
serabut-serabut kolagen, elastin dan fibroblas. Pada kuadran depan atas membran timpani, tidak
mengandung serabut dan lemas, membentuk shrapnell. Membran timpani adalah struktur yang
menghantarkan getaran suara yang mengenainya ke tulang-tulang telinga tengah.

b. Telinga tengah (Kavum tympanikus)

Telinga tengah adalah suatu rongga kecil tak teratur yang terletak dalam tulang pelapis, yang
memisahkan membran timpani (telinga luar) dari permukaan tulang telinga dalam. Pada telinga tengah
terdapat tiga keping tulang pendengaran (osikula) yaitu : maleus (martil), inkus (tulang landasan), dan
stapes (tulang sanggurdi). Struktur dari ketiga dari rongga tersebut diliputi oleh epitel selapis pipih yang
terletak pada lamina propia yang tipis dan melekat erat pada periosterm yang berdekatan. Dalam telinga
tengah, terdapat 2 otot kecil yang melekat pada malleus dan stapes. Otot-otot kecil tersebut mempunyai
fungsi konduksinsuara. Selain itu, maleus, inkus, dan stapes saling berhubungan melalui persendian.
Tangkai atau hulu maleus melekat keselaput gendang (membran timpani), sedang ujung atau bagian
kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Tulang sanggurdi
berhubungan dengan membran pemisah (fenestra ovalis atau tingkap jorong atau disebut juga venestra
vertibuli) yang terletak antara telinga luar dengan telinga dalam. Di bawah fenestra ovalis terdapat
tingkap bundar atau tingkap kokhlea yang tertutup oleh membran yang disebut membran timpani
skunder.

Telinga tengah berhubungan dengan faring melalui tuba Eustachius yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan tekanan antara kedua sisi membran timpani (tekanan udara telinga luar dengan tekanan
udara pada telinga dalam). Dekat tuba eustachius dan dibagian dalamnya terdapat epitel selapis yang
membatasi telinga tengah dan lambat laun akan berubah menjadi epitel bertingkat bersilia. Dinding tuba
eustachius biasanya menutup, tetapi akan membuka ketika mulut menganga atau menelan. Ketika
terjadi suara yang sangat keras (misalnya ledakan bom atau petir), membuka mulut merupakan usaha
yang baik untuk mencegah pecahnya membran timpani. Karena ketika mulut terbuka, tuba eustachius
membuka dan udara akan masuk melalui saluran tersebut ke telinga tengah, sehingga menghasilkan
tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran timpani. Dalam dinding
telinga tengah bagian medial terdapat dua daerah bujur yang tidak mengandung tulang dan diliputi oleh
membran, bujur ini adalah foramen ovale (jendela oval) dan foramen rotunde (jendela bundar).

C. Telinga dalam (Labirin)

Telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, terdiri atas serangkaian kantong (labirin
tulang di sebelah luar atau tepi) dan saluran membranosa (labirin membran disebelah dalam atau
tengah). Saluran membranosa berisi cairan yang terletak dalam rongga-rongga yang bersamaan
membentuk pars petrosa tulang temporal. Kantong-kantong dan saluran-saluran membranosa
membentuk labirin membranosa, sedangkan bagian tulang bersama-sama merupakan labirin oseosa.

Struktur membranosa kadang-kadang bergeseran dan melekat pada labirin osseosa atau labirin tulang.
Biasanya terdapat ruang antara kedua labirin (labirin osseosa dan labirin membranosa) yang terisi
cairan. Cairan ini adalah perilimfe, yang merupakan lanjutan dari ruang subarachnoid selaput otak,
mengandung sel-sel stelletum, sehingga perilimfe mempunyai susunan yang sama seperti cairan
serebrospinal. Sedang pada labirin membran terdapat cairan endotelimfe. Labirin membranosa terutama
terdiri atas epitel selapis pipih yang dikelilingi oleh lapisan jaringan ikat tipis. Pada daerah-daerah
tertentu epitel yang terdpat pada labirin membranosa mengalami diferensiasi yang membentuk organ
reseptor khusus yang dikenal sebagai makula krista dan organ corti. Labirin terdiri atas tiga saluran
kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput), dan 3 buah kanalis semisirkularis.

 Vestibula

Vestibula merupakan rongga ditengah labirin, terletak dibelakang kokhlea dan di depan kanalis
semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenestra ovalis (venestra vestibuli).
Vestibuli bagian membran terdiri dari dua kantong kecil yaitu sakulus dan utrikulus.

Struktur sakulus dan utrikulus terdiri atas lembaran jaringan ikat tipis yang dibatasi oleh epitel selapis
pipih. Pada dinding sakulus dan utrikulus, dapat ditemukan daerah kecil yang dinamakan makula yang
merupakan diferensi sel neuropitel yang dipersarafi oleh cabang-cabang nervus vestibularis.

Makula ekustika, pada organ indera berfungsi sebagai organ indera keseimbangan stati (orientasi tubuh
terhadap tarikan gravitasi). Pada dasarnya makula terdiri atas dua jenis sel: sel reseptor dan sel
penunjang atau sel penyokong. Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut (sensoris
atau sel bulu). Dinamakan sel rambut atau sel bulu sebab pada puncak sel terdapat tonjolan yang mirip
rambut atau bulu. Bulu atau rambut ini adalah derivat mikrovili. Sel bulu dapat dibedakan atas sel bulu
dalam dan sel bulu luar. Sel bulu dalam terdiri dari satu deret saja, sedangkan sel bulu luar terdiri 3-5
deret. Sedangkan sel penunjang atau sel penyokong tersusun atas jaringan epitel yang berbentuk batang
, dan bersambungan dengan jaringan epitel bentuk kubus yang melapisi bagian dalam vestibulum
(penerusan membra labirin). Sel penunjang ini terletak diantar sel rambut atau sel bulu.

Pada bagian atas dari sel reseptor dan sel penunjang tetutup oleh membran yang mengandung butiran-
butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit.

Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan otolit menekan sel-sel
rambut tertentu dan merangsangnya. Selanjutnya sel-sel rambut akan menyampaikan impuls saraf ke
cabang vestibulr dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar se-sel tersebut, yang akan
meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.

 Kanalis semisirkularis

Kanalis semisirkularis merupakan 3 saluran bertulang yang terrletak di atas belakang vestibula. Salah
satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut ampula. Masing-masing ampula
berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat krista ekustika, sebagai organ indera
keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan popisi tubuh dalam melakukan respons terhadap
gerakan). Pada kanalis semisirkularis terdapat sel-sel reseptor yang terdapat dalam krista ekustika yang
berupa sel-sel rambut dan sel-sel penunjang yang letaknya mendampingi sel reseptor akan tetapi pada
sel penunjang tidak terdapat otolit. Pada sel reseptor ampula terdapat penonjolan memanjang yang
sama seprti struktur makula, tetapi lapisan glikoproteinnya lebih tebal dan tidak diliputi otolith yang
dinamakan kupula.

Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan endolimfe. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya
perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir diatas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima rangsangan
tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Impuls akan melalui lintasan seperti yang terjadi pada
keseimbangan statis. Sebagai responsnya, otot-otot berkontraksi untuk mempertahankan keseimbangan
tubuh pada posisi yang baru.

 Kokhlea

Kokhlea merupakan struktur yang sangat khusus sebagai reseptor suara. Kokhlea membentuk bagian
anterior labirin. Terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa sluran spiral yang
terdiri dari 2,3/4 lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus. Penampang melintang
kokhlea menunjukkan adanya 3 ruangan yang menyusunnya, yaitu: (1) skala vestibuli (kanalis
vestibularis): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong, (2) skala timpani
(kanalis timpani) : di sebelah bawahmengandung perilimfe, berakhir pada tingkap bulat, (3) skala media
(duktus kokhlearis) : terletak diantara skala vestibuli dan skala timpani, mengandung endolimfe. Skala
media dipisahkan dengan skala vestibuli oleh membran vestibularis (membran Rissner), dan dipisahkan
dengan skala timpani oleh membran basilaris. Pada membran basilaris inilah terdapat indera pendengar,
yaitu organ Corti yang mengandung sel-sel reseptor yang bertanggung jawab untuk pendengaran. Sel
reseptor bunyi pada orgn ini berupa sel rambut yang didampingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari
sel-sel rambut membentuk cabang kokhlear dri saraf vestibulokokhlear yang menghantarkan impuls
saraf ke pusat pendengaran atau keseimbangan di otak.

Getaran suara dapat sampai ke pada organ Corti melalui lintasan sebagai berikut : Getaran suara
memasuki liang telinga menekan membran tympani. Melintas melalui tulang-tulang pendengaran
menekan tingkap jorong. Menimbulkan gelombang pada perilimfe menekan membran vestibularis dan
skala basilaris merangsang sel-sel rambut pada organ Corti. Mulai terbentuk impuls saraf.

2. Fisiologi Sistem Indra

Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani
hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-
alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga / kuping,
kulit dan lidah.Setiap orang normalnya memiliki lima / panca indera yang berfungsi dengan baik untuk
menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan
insting kita. Orang yang cacat indra masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya
manusia normal.
Indera Manusia ada lima sehingga disebut panca indera disertai arti definisi / pengertian, yaitu :
1. Indera Penglihatan / Penglihat = Mata
Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga
mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Jumlah mata manusia ada
dua buah yang bekerja saling menunjang satu sama lain. Orang yang tidak memiliki mata disebut buta
sehingga butuh bantuan tongkat, anjing pemandu, dll untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan
sekitar dan juga untuk bergerak.
2. Indera Penciuman / Pencium = Hidung
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma
yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih
segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat
banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.
3. Indera Pengecap = Lidah
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk
ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa
pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indra
pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping
untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah yang
belakang untuk rasa pait.
4. Indera Pendengaran / Pendengar = Telinga / Kuping
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga
kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan
mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga
bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.
5. Indera Peraba = Kulit
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit,
tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan
dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dll.

Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam tiga grup kelompok, yakni :
1. Kemoreseptor
Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra pembau
(idung) dan indra pengecap (lidah).
2. Mekanoreseptor
Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan
tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping).
3. Photoreseptor / Fotoreseptor
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indra penglihatan
atau mata.
Alat indra kita merupakan aset terpenting tubuh kita oleh sebab itu jagalah kesehatan alat indera kita
agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik.
1. MATA
Mata merupakan suatu struktur sferif berisi cairan yang mempunyai fungsi sebagai indera penglihat.
Mata terletak di dalam tulang orbita serta dilindungi oleh sejumlah struktur yaitu kelopak
mata/palpebra, alis mata. Konjungtiva, dan alat-alat lakrimal(Aparatus lakrimalis).organ ini sering
digambarkan berbentuk seperti bola, namun pada kenyatannya mata berbentuk lonjong.

STRUKTUR & FUNGSI


Mata memiliki struktur sebagai berikut:
1. Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat.
2. Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera.
3. Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan
bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
4. Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.
5. Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan
lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.
6. Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus; berfungsi
membantu memfokuskan cahaya ke retina.
7. Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi
mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak. Struktur ini tersusun dalam 10 lapisan dan
mengandung sel batang dan sel kerucut, yang merupakan receptor penglihatan dan 4 jenis neuron:sel
bipolar, sel ganglion, sel horizontal dan sel amakrin.
8. Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.
9. Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmen
anterior mata), dihasilkan oleh prosesus siliaris. Humor aqueus memiliki peranan penting, yaitu sebagai
nutrisi dan juga berfungsi untuk mengeluarkan sisa metabolismenya, selain itu berfungsi untuk menjaga
bentuk bola mata dan mempertahankan TIO agar tetap berada dalam batas normal (10 – 24 mmHg).
10. Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen
posterior mata)

OTOT, SARAF & PEMBULUH DARAH


Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu.
Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.
Saraf Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak Saraf lakrimalis
merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke
bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita.

Pembuluh Darah
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan, sedangkan darah
dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui
mata bagian belakang.
STRUKTUR PELINDUNG
Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala arah.
Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan bahan- bahan
berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk.
1. Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh darah,
lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.
2. Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks segera
menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat terang. Ketika
berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup,
kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata.Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa
menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis
(konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata.
3. Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi
membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang). Kelenjar kecil di ujung
kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan air mata.
4. Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata
yang encer. Lapisan air mata, yang membasahi mata padaa umumnya berstruktur kompleks yang terdiri
dari 3 lapisan, yaitu:
1. Lapisan terluar adalah lapisan berminyak yang diproduksi sebagian besar oleh kelenjar meibomi
sebasea kelopak mata. Kelenjar Meibom menghasilkan substansi pelumas berminyak untuk
menghambat penguapan dan kelenjar ini bermuara pada tepi palpebra.
2. Lapisan tengah, merupakan lapisan air dan terbanyak. Di produksi oleh kelenjar lakrimalis utama dan
kelenjar lakrimalis tambahan.
3. Lapisan paling dalam adalah lapisan musin yang diproduksi oleh sel golet yang tersebar diseluruh
konjungtiva.

Lapisan air mata barfungsi :


1 . Melapisi permukaan kornea sehingga menjadi rata dan merupakan media refraksi yang baik
2 . Mencegah kerusakan epitel kornea dan konjungtiva
3. Mencegah tumbuhnya mikroorganisme
4 . Mencegah dehidrasi kornea
Proses keluarnya air mata
Pegeluaran air mata dapat pula dibantu dengan adanya kedipan kelopak mata secara spontan yang
berulang-ulang. Air mata mengalir ke medial ke dalam lubang-lubang pungta tepi kelopak dan mengalir
melalui kanalikuli ke dalam kantong lakrimalis dan kemudian melalui duktus nasolakrimalis menuju ke
hidung.

Mekanisme penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan yang di bentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya
dari retina, yang diperantarai oleh serabut-serabut N. Opticus. Nervus ini akan mengaktifkan rangsangan
ini ke pusat penglihatan pada otak, untuk di tafsirkan.

Akomodasi
Kemampuan menyesuaikan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat maupun jauh dapat difokuskan di
retina. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris. Ketika otot siliaris
melemas, ligamentum suspensorium tegang dan menarik lensa sehingga lensa berbentuk gepeng dengan
kekuatan refraksi minimal. Ketika berkontraksi, garis tengah otot ini berkurang dan tegangan di
ligamentum suspensorium mengendur. Sewaktu lensa kurang mendapat tarikan dari ligamentum
suspensorium, lensa mengambil bentuk yang lebih sferis (bulat) karena elastisitas inherennya. Semakin
besar kelengkungan lensa (karena semakin bulat), semakin besar kekuatannya, sehingga berkas cahaya
lebih dibelokkan.

KULIT

Histologi kulit
Kulit merupakan organ tubuh paling luar dan membatasi bagian dalam tubuh dari lingkungan luar. Luas
kulit pada orang dewasa sekitar 1.5 m2 dan beratnya sekitar 15% dari berat badan secara keseluruhan.
Kulit terdiri atas tiga bagian utama, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Epidermis terdiri dari
stratum korneum yang kaya akan keratin, stratum lucidum, stratum granulosum yang kaya akan
keratohialin, stratum spinosum dan stratum basal yang mitotik. Dermis terdiri dari serabut-serabut
penunjang antara lain kolagen dan elastin. Sedangkan hipodermis terdiri dari sel-sel lemak, ujung saraf
tepi, pembuluh darah dan pembuluh getah bening

Fungsi kulit
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut
dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
1. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:
- Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin merupakan
struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.
- Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi; selain itu juga
mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
- Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeringan serta
mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini,
bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang
mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
- Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel
melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi
genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi
gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
- Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama adalah sel
Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas
memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans.
2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-
obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan
uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material
toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak,
seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat
peradangan.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan
jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran
kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.

3. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea
dan kelenjar keringat:
- Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid yang
dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi
menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit.
Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum
berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin.
- Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara menguap
melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL
keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan
panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul
organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.
Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
- Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada usia
pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja
ketika ada sinyal dari sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar
berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan
sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar.
- Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya
mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8.
Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air
dan elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan
menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.

4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas
diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-
badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap
rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan
diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di
daerah yang erotik.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran
keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan
mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi)
sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan
mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga
mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
6. Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan
sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk
vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari
traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah.
Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan tubuh
secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar
keringat, dan otot-otot di bawah kulit.

Keratinisasi kulit
Keratinisasi merupakan suatu proses pembentukan lapisan keratin dari sel-sel yang membelah.
Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, lalu sel basal akan berpindah ke atas dan
berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula
menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang, mengalami apoptosis dan menjadi sel tanduk yang
amorf. Sel-sel yang sudah mengalami keratinisasi akan meluruh dan digantikan dengan sel di bawahnya
yang baru saja mengalami keratinisasi untuk kemudian meluruh kembali, begitu seterusnya. Proses ini
memakan waktu sekitar empat minggu untuk epidermis dengan ketebalan 0.1 mm. Apabila kulit di
lapisan terluar tergerus, seperti pada abrasi atau terbakar, maka sel-sel basal akan membelah lebih
cepat. Mekanisme pertumbuhan ini terutama dipengaruhi oleh hormon epidermal growth factor (EPF).

Pembentukan warna pada kulit


Warna pada kulit dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pigmentasi epidermis dan sirkulasi kapiler yang ada
di lapisan dermis.
Pigmentasi epidermis dipengaruhi oleh dua pigmen, yaitu karoten dan melanin
- Karoten merupakan pigmen merah-jingga yang berakumulasi di epidermis. Paling banyak terdapat di
stratum korneum pada orang berkulit terang, juga di jaringan lemak pada lapisan dermis dan subkutis.
Perubahan warna yang diakibatkan oleh karoten paling terlihat pada orang berkulit pucat, sedangkan
pada orang berkulit gelap sulit terlihat. Karoten dapat dikonversi menjadi vitamin A yang diperlukan
untuk pemeliharaan epitel dan sintesis fotoreseptor di mata.
- Melanin merupakan pigmen kuning-coklat, atau hitam yang diproduksi oleh melanosit. Melanosit
sendiri berada di antara sel-sel basal dan memiliki juluran ke sel-sel di atasnya. Perbandingan jumlah
melanosit dan sel basal bervariasi, mulai dari 1:20 sampai 1:4. Badan Golgi melanosit membentuk
melanin dari tyrosin dengan bantuan Cu dan oksigen, lalu mengemasnya menjadi vesikel-vesikel
melanosom. Melanosom ini akan dihantarkan melalui juluran melanosit dan mewarnai sel-sel keratin di
atasnya sampai didegradasi oleh lisosom.
Jumlah melanosit baik pada orang kulit hitam maupun kulit putih adalah sama, yang berbeda adalah
aktivitas dan produksi pigmennya (melanosit). Pada orang kulit pucat transfer melanosom hanya sebatas
stratum spinosum, sedangkan pada orang berkulit gelap melanosom dapat dihantarkan hingga ke
stratum granulosum.
Sirkulasi darah yang ada di dalam pembuluh kapiler pada dermis juga berperan dalam menentukan
warna kulit. Hemoglobin yang fungsinya untuk mengangkut oksigen adalah bersifat pigmen. Ketika
berikatan dengan oksigen, hemoglobin akan berwarna merah terang sehingga memberikan pewarnaan
merah pada pembuluh kapiler. Ketika pembuluh-pembuluh tersebut mengalami dilatasi, maka warna
merah pada kulit akan semakin jelas. Contohnya jika saat suhu tubuh sedang tinggi, maka pembuluh
darah akan melebar untuk melepaskan panas dan pada saat yang sama akan menimbulkan citra merah
pada kulit tersebut. Sebaliknya ketika suplai darah berkurang (misalnya pada gagal jantung) maka kulit
akan berubah relatif pucat akibat penyempitan pembuluh kapiler.

Efek penuaan pada kulit


Usia yang menginjak 40 tahun akan memberi gambaran penuaan berupa perubahan-perubahan tertentu
pada kulit. Kebanyakan perubahan tersebut terjadi di lapisan dermis.
- Fibroblas, yang memproduksi serat kolagen dan elastin, akan mengalami penurunan jumlah dalam
proses penuaan. Serat kolagen menjadi berkurang, mengeras, dan terurai ke dalam bentuk yang tidak
beraturan. Sedangkan serat elastin menjadi kehilangan elastisitasnya, menebal dan robek. Sehingga kulit
pada penuaan akan menghasilkan gambaran celah yang disebut sebagai kerut.
- Sel-sel Langerhans akan berkurang jumlahnya dan makrofag menjadi kurang aktif sehingga
menurunkan aktifitas imun pada kulit.
- Produksi keringat berkurang dan kelenjar sebasea akan mengecil sehingga produksi sebum akan
berkurang menyebabkan kulit menjadi kering dan lebih rentan terhadap infeksi (karena mantel asam
tidak efektif).
- Melanosit fungsional akan berkurang sehingga menyebabkan rambut berwarna putih (uban) dan
pigmentasi yang atipikal. Sedangkan beberapa melanosit lain akan mengalami pembesaran dan
menghasilkan ruam-ruam pigmen.
- Dinding pembuluh darah dermis menjadi lebih tebal dan kurang permeabel.
- Jaringan lemak adiposa menjadi longgar.
- Proses migrasi sel basal menjadi sel permukaan berjalan lebih lambat, sehingga penyembuhan apabila
ada cedera juga menjadi lama.

Proses perbaikan pada kulit yang cedera


Kerusakan (cedera) pada kulit akan memicu suatu sekuens yang akan memperbaiki jaringan yang rusak.
Terdapat dua jenis penyembuhan: (1) penyembuhan epidermis untuk cedera yang tidak terlalu dalam
dan (2) penyembuhan mendalam, yaitu apabila cedera tidak hanya merusak jaringan epidermis saja, tapi
juga ikut merusak jaringan dermis dan subkutan.
1. Penyembuhan epidermis
Penyembuhan epidermis terjadi apabila cedera terdapat hanya sebatas epidermis. Sel-sel basal yang
dipisahkan oleh daerah cedera akan menyatu, dan berkembang mengisi daerah yang mengalami cedera.
Mekanisme pengisian daerah cedera ini diperantarai oleh EGF (epidermal growth factor) yang akan
menyebabkan sel basal berproliferasi dan menyebabkan penebalan epidermis yang rusak.
2. Penyembuhan mendalam
Penyembuhan mendalam terjadi apabila cedera meliputi hingga ke daerah dermis dan subkutis. Karena
cederanya lebih luas dibandingkan dengan cedera epidermis saja, maka proses penyembuhannya lebih
kompleks dibanding penyembuhan epidermis. Selain itu, terbentuknya jaringan parut dapat membuat
daerah penyembuhan kehilangan fungsi fisiologisnya. Penyembuhan mendalam ini meliputi empat fase:
- Fase inflamatorik
Pada fase inflamatorik, terjadi peristiwa inflamasi (respons selular dan vaskular) yang meliputi antara
lain vasodilatasi, peningkatan permeabilitas pembuluh darah, serta rekrutmen sel-sel fagosit untuk
mengeliminasi agen penyebab cedera/jejas. Selain itu pada fase inflamatorik juga terjadi penggumpalan
darah untuk menyatukan daerah yang terpisah akibat cedera.
1. Fase migratorik
Pada fase migratorik, terjadi perpindahan fibroblas untuk membentuk jaringan parut. Juga akan
terbentuk keropeng di daerah cedera.

2. Fase proliferatif
Pada fase proliferatif, terjadi pertumbuhan sel-sel epitel di bawah keropeng, deposisi fibroblas yang
semakin banyak dan pembentukan kapiler-kapiler baru.

3. Fase maturasi
Pada fase maturasi, keropeng yang terbentuk akan meluruh dan digantikan dengan jaringan sehat dan
kulit kembali ke ketebalannya semula. Kolagen menjadi lebih tersusun, fibroblas berkurang, dan kapiler
darah telah normal kembali.

Hubungan fisiologi kulit dengan organ-organ lain


Sistem kulit membentuk permukaan eksternal tubuh dan melindungi dari dehidrasi, kimia lingkungan,
dan pajanan terhadap agen asing. Sistem kulit dipisahkan dari sistem tubuh yang lain oleh jaringan
subkutan namun tetap terhubung dengan sistem tubuh yang lain dengan sistem sirkulasi, limfatik serta
sistem saraf. Hasilnya, aktifitas fisiologis kulit selalu terintegrasi dengan sistem-sistem tubuh yang lain.
1. Sistem skeletal
- Kulit mengaktifkan vitamin D3 (calcitriol) yang akan membantu penyerapan kalsium dan fosfor di
saluran cerna. Kalsium dan fosfor berfungsi unuk membangun dan memelihara tulang.
- Sistem skeletal menyediakan dukungan struktural untuk kulit.
2. Sistem muskular
- Kulit, melalui produksi vitamin D (calcitriol) membantu menyediakan ion kalsium yang berguna untuk
kontraksi otot.
- Kontraksi otot di daerah kulit muka menghasilkan ekspresi wajah.

3. Sistem saraf
- Ujung saraf pada kulit akan menghantarkan sinyal terkait sentuhan, tekanan, suhu, dan nyeri.
- Sistem saraf pusat mengatur aliran darah dan pengeluaran keringat untuk termoregulasi.
- Sistem saraf menstimulasi kontraksi muskulus arektor pili untuk menegakkan rambut.

4. Sistem endokrin
- Keratinosit pada kulit membantu mengaktivasi vitamin D menjadi calcitriol, sebuah hormon yang
mempermudah penyerapan kalsium dan fosfor di saluran cerna.
- Hormon seks menstimulasi aktivitas kelenjar sebasea, mempengaruhi pertumbuhan, distribusi lemak
subkutan, dan aktifitas kelenjar keringat.
- Hormon adrenal mengatur aliran darah di dermis dan membantu memobilisasi lemak di adiposit.

5. Sistem kardiovaskular
-Perubahan kimia setempat di kulit (dermis) akan menyebabkan perubahan vaskular (melebar atau
menyempit) yang mempengaruhi aliran darah setempat.
-Sistem kardiovaskular menyediakan oksigen dan nutrien, menghantarkan hormon dan sel-sel imun.
- Pembuluh darah menghantarkan karbondioksida, sampah metabolisme, dan toksin.
- Sistem kardiovaskular menyediakan panas untuk mengatur suhu kulit.

6. Sistem limfatik dan imunologi


- Kulit adalah pertahanan pertama dalam imunitas, menyediakan sawar mekanik dan sekret kimia untuk
menghalau penetrasi mikroba.
- Sel-sel Langerhans pada epidermis berperan dalam imunologi dengan cara pengenalan antigen
terhadap agen asing.
- Makrofag memfagosit mikroba yang berhasil mempenetrasi permukaan kulit.
- Sistem limfatik melindungi integumen dengan menyediakan makrofag tambahan dan memobilisasi
limfosit.

7. Sistem pernapasan
- Rambut hidung berfungsi menyaring partikel debu dari udara yang dihirup.
- Stimulasi pada ujung saraf nyeri dapat mengubah laju pernapasan.
- Sistem pernapasan menyediakan oksigen untuk jaringan dan mengeliminasi karbondioksida.

8. Sistem pencernaan
- Kulit mengaktifkan vitamin D3 (calcitriol) yang akan membantu penyerapan kalsium dan fosfor di
saluran cerna.
- Sistem pencernaan menyediakan nutrien untuk sel dan simpanan lipid di adiposit.

9. Sistem saluran kemih


- Ginjal menerima sebagian hormon vitamin D dari kulit dan mengubahnya menjadi calcitriol
- Ekskresi sampah metabolisme melalui kelenjar keringat turut berperan dalam menentukan jumlah
ekskresi melalui tubulus ginjal.

10. Sistem reproduksi


- Ujung saraf di kulit dan subkutan berespon terhadap stimulus erotik dan berkontribusi terhadap
kepuasan seksual.
- Gerakan menghisap bayi pada puting susu ibu menstimulasi ujung saraf di kulit dan menyebabkan
keluarnya ASI.
- Kelenjar susu (modifikasi dari kelenjar keringat) memproduksi ASI.
- Kulit mengalami pelebaran (hiperplasia) selama kehamilan terkait pertumbuhan fetus.
- Hormon-hormon seks mempengaruhi distribusi rambut, sel adiposa dan perkembangan kelenjar
payudara.
HIDUNG
Indera Penciuman / Pencium = Hidung

Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu
dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah
busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan
tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.
Anatomi dan fisiologi penafasan bagian atas yaitu:
1. Rongga Hidung
Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa
rongga hidung sebagai alat penyalur udara. Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dan
disupport oleh sepasang tulang hidung. Rongga hidung terdiri atas :
Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi
Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis udara
Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya
yang berlapis. Sel silia yang berperan untuk mlemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk
membersihkan jalan napas. Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi
rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum. Masing-masing
rongga hidung dibagi menjadi 3 saluran oleh penonjolan turbinasi atau konka dari dinding lateral.
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak
mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel
goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan
silia.
Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior ke bagian posterior yang berbatasan
dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2 bagian, yakni secara longitudinal oleh septum hidung
dan secara transversal oleh konka superior, medialis, dan
inferior.Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru. Jalan napas ini
berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkanudara yang dihirupkan ke
dalam paru-paru. Hidung bertanggung jawab terhadap olfaktori atau penghidu karena reseptor olfaksi
terletak dalam mukosa hidung. Fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia.
Terdapat 3 fungsi Rongga Hidung, antara lain :

a. Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani
tiga proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban. Penyaringan dilakukan oleh
membran mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya akan pembuluh darah dan glandula serosa yang
mensekresikan mukus cair untuk membersihkan udara sebelum masuk ke Oropharynx. Penghangatan
dilakukan oleh jaringan pembuluh darah yang sangat kaya pada ephitel nasal dan menutupi area yang
sangat luas dari rongga hidung. Dan pelembaban dilakukan oleh concha, yaitu suatu area penonjolan
tulang yangdilapisi oleh mukosa.
b.Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau.
c. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara-suara fenotik dimana ia berfungsi
sebagai ruang resonansi.
2. Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang
menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak. Faring
terdiri atas:
a. Nasopharinx ada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian tengah, yaitu
Tuba Eustachius dan Tuba Auditory ada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada bagian posterior
nasopharinx, merupakan
bagian dari jaringan Lymphatic pada permukaan posterior lidah
b. Oropharynx
Merupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid. Refleks menelanberawal dari
orofaring menimbulkan dua perubahan, makanan terdorong masuk kesaluran pencernaan (oesephagus)
dan secara simultan katup menutup laring untuk
mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan
c. Laringopharynx
Merupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya, sistem respirasi menjadi
terpisah dari sistem digestil. Makanan masuk ke bagian belakang, oesephagus dan udara
masuk ke arah depan masuk ke laring.

3. Laring

Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ). Terbesar adalah Cartilago
thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami
penonjolan membentuk “adam’s apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Sedikit
di bawah cartilago thyroid terdapat cartilago cricoid. Laring menghubungkan
Laringopharynx dengan trachea, terletak pada garis tengah anterior dari leher pada
vertebrata cervical 4 sampai 6.
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga
melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring
sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
b. Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
c. Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea,

A.
Bagian-bagian hidung manusia
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut dengan Nostri l.
Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung
di lapisi dengan rambut danmembran yang mensekresi
lendir lengket.
Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru
paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan
oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan Palate.
Mucous membrane berfungsi mengahangatkan udara dan melembabkannya. Bagian ini membuat mucus
(lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bagkteri, dan partikel-partikel kecil lainnya
yang dapat merusak paru-paru.
Cara kerja alat penciuman (hidung) manusia
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Dia atap rongga hidung
terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul- molekul bau, karena pada bagian
ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10
juta.Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf
olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang
telah tercium oleh hidung kita, apakah itu harumnyabau sate padang atau menyengat nya bau selokan.
Peranan Penciuman
§ Menimbulkan sekresi saliva dan getah lambung → respon bau menyenangkan, bau busuk
§ Memantau kebersihan → keringat, kotoran
§ Membentuk info sosial → penciuman “keluarga” dan “orang luar’
§ Mempengaruhi tingkah laku seksual
§ Mempengaruhi emosi → gembira, lesu
Kelainan Penciuman
§ Anosmia: tak ada indera penciuman
§ Hiposmia: sensitifitas penciuman yang berkurang
§ Disosmia: indera penciuman yang berubah
4. TELINGA
Indera Pendengaran
Telinga luar terdiri : aurikula (pinna) , meatus akustikus eksternus
Telinga tengah terdiri : membrana timpani, ossicles (malleus, incus, stapes) , meatus akustikus
Telinga dalam terdiri: terdiri dua buah organ , organ pendengaran (cochlea) dan organ keseimbangan
(aparatus vestibularis).
Proses Mendengar
Pendengaran → indera mekanoreseptor → memberikan respon terhadap getaran mekanik gelombang
suara yang terdapat diudara.Getaran suara diterima membrana timpani → maleus → inkus → stapes →
labirin membranosa pada lubang foramen ovale → gelombang suara dihantarkan ke telinga dalam
(koklea).Koklea (tabung bergelung) → terbagi menjadi tiga ruangan (scalae) → skala vestibuli, skala
timpani dan skala media.Skala vestibuli, skala timpani berisi perilimfe, skala media berisi endolimfeSkala
vestibuli, skala timpani saling berhubungan melalui lubang kecil di apek koklea yang disebut
helicotremaSkala vestibuli dan skala media dipisahkan oleh membrana vestibularis (membran
Reissner)Antara skala media dan skala timpani dipisahkan oleh membrana basilaris. Skala media berisi
organ korti yang terletak di membrana basilaris → reseptor getaran suara.Getaran suara masuk skala
vestibuli dari permukaan lebar stapes pada foramen ovale, perlekatan ini dihubungkan oleh ligamen
anulare yang relatif longgar sehingga dapat bergerak keluar dan kedalam → gerakan kedalam
menyebabkan cairan bergerak kedalam skala vestibuli, skala media dan skala timpani dan menyebabkan
foramen rontundum menonjol keluar dan menimbulkan getaran sesuai dengan frekuensinya.
Jaras Saraf
Organ corti (reseptor) → n. koklearis → nukleus koklearis (medulla oblongata) → nukleus olivaris
superior → kolikulus inferior (pusat refleks pendengaran) → nukleus genikulatum mediale (didalam
thalamus) → cortex cerebri (radiatio auditoria) yang terletak di girus superior lobus temporalis
Ketulian
1. Tuli hantar : tuli akibat gangguan hantaran bunyi dari telinga luar atau tengah, akibat :
a. Sumbatan mae oleh serumen atau benda asing
b. Kerusakan ossicula auditus
c. Penebalan membrana timpani setelah infeksi telinga tengah ( otitis media)
d. Kekakuan perlekatan antara stapes dan foramen ovale

B. Patofisiologi Sistem Indra

 Hipermetropi
Keadaan yang disebut dengan rabun dekat.
 Miopi
Keadaan yang disebut rabun jauh.
 Presbiopi
Rabun tua. Hilangnya kemampuan mata untuk melakukan akomodasi karena umur.
 Katarak
Penyakit pada mata yang ditandaikekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan
cairan lensa), denaturasi protein lensa atau akibat keduanya yang disebabkan oleh berbagai keadaan.
 Otitis Media Akut
Infeksi yang menyebabkan peradangan pada gendang telinga sehingga tampak merah dan bengkak.
 Otomikosis
Penyakit yang umumnya diakibatkan peradangan pada liang telinga yang disebabkan infeksi jamur.
 Presbikusis
Tuli sensorineural (saraf) yang biasanya simetris pada pasien yang berusia diatas 60 tahun. Orang-orang
di atas 60 tahun normal mengalami penurunan pendengaran.
 Otosklerosis
Suatu penyakit akibat tulang-tulang di sekitar telinga tengah dan telinga dalam tumbuh secara
berlebihan sehingga menghalangi pergerakan tulang yang mengakibatkan tidak dapat menghantarkan
suara sebagaimana mestinya.
 Buta Warna
Kelainan penglihatan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina mata menangkap
suatu spektrum warna tertentu, sehingga warna objek yang terlihat bukan warna sesungguhnya.
 Leukoplakia
Gejala yang ditandai dengan bercak-bercak putih tebal pada permukaan lidah dan biasanya terjadi pada
perokok berat.
 Onychocryptosis
Kejadian yang disebabkan kuku yang tumbuh ke dalam menembus kulit.
 Dysarthria
Gangguan yang ditandai dengan kesulitan berbicara dengan benar karena terjadi kelumpuhan otot-otot
bicara

You might also like