You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap bayi yang baru lahir kedunia dikelilingi oleh sebuah keluarga, baik
keluarga dengan orang tua tunggal maupun keluarga besar. Keluarga adalah sistem
individu yang berinteraksi dengan subsistem yang di dalamnya terjadi proses
sosialisasi anak dengan orang tua. Cakawala anak tidak seterusnya terbatas pada
hubungannya dengan orang tua, ia harus belajar menyesuaikan diri dengan orang lain
dan waktu bermain dengan anak-anak yang lain ia belajar memberi dan menerima dari
kehidupan. Lahirnya adik baru merupakan suatu permasalahan bagi anak sulung,
dimana anak sulung harus membagi rasa cinta, kasih sayang dan perhatian orang tua
kepada adiknya. Menurut Setiawati dan Zulkaida (2007) kelahiran adik bagi anak
pertama atau anak sulung dapat memunculkan berbagai macam kecemburuan atau
persaingan yang berbeda satu sama lain. Namun demikian, anak-anak pada umumnya
dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan situasi pada usia yang lebih dini dalam
lingkungan keluarga karena hadirnya saudara laki-laki dan permpuan yang juga
mengajukan tuntutan kepada orang tua.
Pengertian sibling rivalry menurut shaffer (2002) adalah suatu kompetisi,
kecemburuan, dan kebencian antara saudara kandung yang seringkali muncul saat
hadirnya saudara yang lebih muda. Reaksi sibling rivalry dapat diekspresikan dengan
berbagai macam cara antara lain dengan cara agresif (memukul,melukai adik), dan
regresi (suka mengompol dan menjadi rewel/manja) dengan berekspresi memandangi
adiknya dengan tajam, menggunakan bibir, menangis, serta menjadi pendiam. Hal-hal
yang dapat menyebabkan terjadinya sibling rivalry antara lain adalah perhatian orang
tua yang terbagi dengan orang lain, favouritisme orang tua terhadap satu anak.

1
1.2 Rumusan Masalah

2. Apakah yang dimaksud dengan bounding attachment ?


3. Apa pengertian sibling rivalry ?
4. Apa apa saja faktor atau penyebab sibling rivalry ?
5. Bagaimana segi positif sibling rivalry ?
6. Bagaimana cara mengatasi sibling rivalry?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuannya yaitu untuk mengetahui faktor-faktor pengetahuan ibu tentang


sibling rivalry berdasarkan pendidikan ibu.

1.4 Manfaat penulisan

Dapat mengetahui bagaimana respon orang tua terhadap anak baru lahir dan
apa-apa saja yang mempengaruhi sibling rivalry juga cara mengatasinya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bounding Attachment

Menurut saxton dan pelikan ( 1996) ,bounding yaitu : suatu langkah untuk mengungkapkan
perasaan afeksi ( kasih sayang ) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir, attachment
yaitu : interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.

Tahap-tahap bounding attachment

 Perkenalan ( acquaintance )dengan melakukan kontak mata , menyentuh, berbicara,


dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
 Bounding ( keterkaitan )
 Attachment , perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.

Elemen –elemen Bounding Attachment


 Sentuhan atau indra peraba.
 Kontak mata
 Suara
 Aroma
 Entrainment
 Bioritme
 Kontak dini

2.2 Respon Ayah dan Keluarga

Reaksi orang tua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda- beda . hal ini dapat
di sebabkan oleh berbagai hal , di antaranya reaksi emosi maupun pengalaman ,masalah
lain juga dapat berpengaruh , misalnya masalah pada jumlah anak , keadaan ekonomi dan
lain-lain. Respon yang mereka perlihatkan pada bayi baru lahir , ada yang positif dan ada
yang negatif.

3
Respon orang tua terhadap bayinya dipengaruhi oleh 2 faktor , yaitu :

 Faktor internal
Yang termasuk faktor internal antara lain genetika, kebudayaan yang mereka
praktikkan dan menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai,
kehamilan sebelumnya, pengalaman yang terkait , pengidentifikasi yang telah
mereka lakukan selama kehamilan ( mengidentifikasi diri mereka sendiri sebagai
orang tua.
 Yang termasuk faktor eksternal antara lain perhatian yang diterima selama
kehamilan, melahirkan dan post partum , sikap dan perilaku pengunjung dan
apakah bayinya terpisah dari orangtua selama satu jam pertama dan hari-hari
dalam kehidupannya.

Kondisi yang mempengaruhi sikap orangtua terhadap bayi

1. Kurang kasih sayang 2


2. Persaingan tugas orangtua 3
3. Pengalaman melahirkan 4
4. Kondisi fisik ibu setelah melahirkan 5
5. Cemas tentang biaya 6
6. Kelainan pada bayi
7. Penyesuaian diri bayi pascanatal
8. Tangisan bayi
9. Kebencian orangtua terhadap perawatan, privasi dan biaya pengeluaran 10
10. Gelisah tentang kenormalan bayi 11
11. Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi.

4
2.3 Sibling Rivalry

Pengertian Sibling Rivalry

Siblinag Rivalry adalah permusuhan dan kecemburuan antara saudara kandung yang
menimbulkan ketegangan diantara mereka. Hal ini tidak dapat di sangka bahwa perselisihan
antara mereka akan selalu ada. Biasanya ini terjadi apabila masing-masing pihak berusaha
lebih unggul dari yang lain. Kemungkinan sibling rivalry akan semakin besar apabila mereka
berjenis kelamin sama dan usia keduanya cukup dekat.

Menurut Dr.Sawitri , Sibling Rivalry adalah persaingan antara dua saudara kandung
dalam memperebutkan kasih sayang dan perhatian orang tua yang telah dirasakan saat anak
usia 3 tahun . berebut mainan , berebut tempat untuk bisa lebih dekat dengan ayah atau ibu ,
berebut kue, berebut kesempatan memainkan sesuatu dan sebagainya .

Sibling Rivalry banyak terjadi pada anak-anak yang beranjak usia sangat dekat ( 1 atau 2
tahun ) sama beradu pada pertengahan masa anak ( 8-12 tahun ) dan berjenis kelamin
sama.akibatnya apabila tidak tertangani bisa kemungkinan sampai dewasa , sampai tua kakek
nenek.

Sibling Rivalry bukanlah kesalahan anak tertua , maupun anak-anak dalam keluarga , juga
bukan merupakan kesalahan orang tua semata, bahwa akar permasalahannya adalah
kurangnya waktu dan perhatian , akibat kondisi umum yang dimiliki oleh suatu keluarga .

Bagi anak-anak , yang mereka perebutkan adalah waktu, perhatian , cinta dan penerimaan
yang diberikan orang tua kepada setiap anak, dengan segenap kemampuan fisik dan mental
yang dimiliki, orang tua akan lebih mudah mencurahkan kepada satu anak saja daripada harus
membaginya kepada beberapa anak sekaligus , apalagi setiap anak memiliki kebutuhan yang
berbeda .

Kehadiran anggota keluarga baru ( bayi ) dalam keluarga dapat menimbulkan situasi krisis
terutama pada saudara-saudaranya , sehingga perlu disiapkan .

5
2.4 Penyebab sibling rivalry

sumber permasalahan Sibling Rivalry muncul pada masalah anak itu sendiri , akan tetapi
orang tua harus bertindak dalam permasalahan tersebut. Fungsi keluarga juga merupakan
faktor yang mempengaruhi Sibling Rivalry karena anak-anak mereka berebut perhatian orang
tua atau karena kesalahan sikap orang tua yang terkadang tidak berlaku adil, pilih ksih , atau
membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan yang lain.

Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry , antara lain yaitu :

1. Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka , sehingga ingin


menunjukkan pada saudara mereka.
2. Anak merasa kurang mendapatkan perhatian ,disiplin dan mau mendengarkan dari
orang tua mereka.
3. Anak-anak merasa hubungan dengan orangtua terancam oleh kedatangan anggota
keluarga baru/ bayi.
4. Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi
proses kedewasaan dan perhatian satu sama lain.
5. Anak frustasi karena merasa lapar ,bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
6. Kemungkinan anak tidak tau cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai
permainan dengan saudara mereka.
7. Dinamika keluarga dalam memainkan peran
8. Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertrengkaran anak yang berlebihan dalam
keluarga adalah normal
9. Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga
10. Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya
11. Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya
12. Cara orang tua memperlakukan anak dn menangani nkonflik yang terjadi pada
mereka.
13. Anak sangat bergantung pada cinta kasih sayang orang tua
14. Fororitisme orang tua terhadap salah seorang dapat memicu dendam anak yang lain.
15. Jika seorang anak kurang berbakat dibandingkan saudaranya , maka anak yang kurang
berbkat cenderung membenci saudaranya.

6
2.5 Segi positif sibling rivalry

1. Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa


ketrampilan penting.
2. Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi
3. Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif
Oleh karena itu agar segi positif tersebut dapat tercapai , maka orang tua harus
menjadi fasilitator

2.6 Mengatasi sibling rivalry

1. Tidak memandingkan antara anak yang satu sama yang lain


2. Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
3. Menyukai bakat dan keeberhasilan anak –anak anda
4. Membuat anak-anak mampu bekerja sama dari pada bersaing antara satu sama yang lain.
5. Memberikan perhatian setiap waktu
6. Mengajarkan anak-anak cara positif untuk mendapatkan perhatian stu sama lain.
7. Bersikap adl sangat penting, tapi di sesuaikan dengan kondisi anak.
8. Merencanakan kegiatan keluarga
9. Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
10. Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan
11. Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak bukan untuk
anak-anak .
12. Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
13. Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
14. Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari.

2.7 Adaptasi kakak sesuai perkembangan

Respon kakak atas kelahiran seorang bayi laki-laki maupu perempuan bergantung kepada
umur dan tingkat perkembangan. Biasanya anak-anak kurang sadar akan adanya kehadiran
anggota baru sehingga menimbulkan persaingan perasaan takut kehilangan kasih sayang dari
orang tua dan tingkah laku negatif.

7
Tingkah laku ini antara lain ;

1. Masalah tidur
2. Peningkatan upaya menarik perhatian orang tua maupun anggota keluarga lainnya.
3. Kembali kepola tingkah laku kekanak-kanakan seperti ; ngompol dan menghisap
jempol

Balita ( di bawah 3 tahun ) / ( usia 1-2 tahun )

1. Merubah pola tidur bersama dengan anak-anak pada beberapa minggu sebelum
kelahiran .
2. Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan anak balitanya dengan menayakan
pasangannya terhadap kehadiran anggota baru.
3. Mengajarkan pada orang tua untukmenerima perasaan yang di tunjukkan oleh
anaknya .
4. Memperkuat kasih sayang terhadap anaknya

Anak lebih tua

Tahapan ini di kategorikan pada umur 3-12 tahun . pada anak seusia ini jauh lebih sadar
akan perubahan –perubahan tubuh ibunya dan mungkin menyadari akan kelahiran bayi.anak
akan memberi perhatian terhadap perkembangan adiknya.

Remaja

Respon para remaja bergantung pada tingkat perkembangan mereka . adav yang merasa
senang dengan kehadiran anggota baru dan ada remaja yang merasa larut dalam
perkembangan sendiri. Adeaptasi yang ditunjukkan yaitu :

1. Berkurangnya ikatan dengan orang tua


2. Remaja menghadapi perkembangan seks mereka sendiri
3. Ketidak pedulian terhadap kehamilan kecuali bila menggangu kegiatan mereka
sendiri.
4. Keterlibatan dan ingin membantu dengan persiapan untuk bayi.

8
2.8 Peran bidan

1. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama
pasca persalinan
2. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif
tentang bayinya , baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
3. Bidan mengarahkan ibu untuk menyiapkan secara dini kelahiran bayinya
4. Bidan menyarankan kepada ibu untuk memberikan penjelasan yang konkrot
tentang pertumbuhan bayi dalam rahim dengan menunjukan gambar sederhana
tentang uterus dan perkembangan fetus pada anak pertama atau tertuanya.
5. Bidan memberi informasi pada ibu bahwa memberi kesempatan anak untuk ikut
gerakan janin / adiknya dapat menjalin kasih sayang antara keduanya, dan anak
akan mengerti akan kehadiran adiknya.
6. Bidan menyarankan ibu untuk melibatkan anak dalam perawatan bayi
7. Bidan mengigatkan ibu untuk selalu memberi pengertian mendasar tentang
perubahan suasana rumah seperti alasan pindah kamar pada anak tertuanya.
8. Bidan menyarankan kepada ibu untuk tetap melakukan aktivitas yang biasa
dilakukan bersama anak seperti mendongeng sebelum tidur atau piknik bersama.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah mendiskusikan makalah yang telah disusun ini, dapat disimpulkan bahwa, ketika
kelahiran akan menimbulkan respon keterikatan bayi dan orangtuanya ( bonding attacment )
yang juga telah dimulai sejak saat dalam kandungan dan akan lebih baik jika ibu tidak
menghiraukan saja bayinya / janin yang sedang dikandungnya melainkan ibu seharusnya
berkomunikasi dengan janin, baik itu dengan sentuhan untuk meraba gerakan janin dan
membiarkan janin mendengar ibunya berbicara terhadapnya .

Seorang ayah dan keluarga seharusnya memberikan respon yang positif dan
memfasilitasi bayi agar merasa diterima dan dapat tumbuh serta berkembang tanpa ada
masalah penolakan dari ayahnya .

3.2 Saran

Kami berharap dengan makalah ini, teman-teman dapat mengetahui tentang Respon
Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir ( BBL ) , Sibling Rivalry Dan kami selaku tim penulis
sangat menyadari bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun agar meningkatkan kemampuan menulis kami
kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati.2008.Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :Mitra Cendikia.

Damai yanti ,Dian Sundawati dkk.2011.Asuhan Kebidanan Masa Nifas.Bandung : PT Refika


Aditama.

Https://Rifacons. Wordpress.com

11

You might also like