Professional Documents
Culture Documents
3144 9249 2 PB
3144 9249 2 PB
E-ISSN: 2541-2604
Abstract: The purpose of this study to analyze the influence of rewards, incentives, division of tasks and career
development in the job satisfaction of nurses. This study was included in the category of ex-post facto research.
This study used the individual (individual) for the unit of analysis, answer questions based on the responses of
each individual (nurse Orthopaedic Hospital Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta). The data used was primary and
secondary data. The population in this study were nurses working in the Field of Nursing totaling 187 people and
taken samples of 65 people with accidental sampling technique. The research instrument used a questionnaire with
Likert scale. The data analysis includes validation test, reliability and multiple regression analysis. Test model
assumptions including normality test, autocorrelation, multicollinearity and heteroscedasticity.
The results indicated that reward were positive and significant impact on job satisfaction of nurses, incentives were
positive and significant impact on job satisfaction of nurses, division of tasks were positive and significant impact
on job satisfaction of nurses, career development were positive and significant impact on job satisfaction of nurses,
and the rewards, incentives , division of tasks and career development have a significant effect on job satisfaction
of nurses at the hospital. Orthopedics Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
Keywords: Reward, incentives, division tasks and career development, job satisfaction.
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh reward, insentif, pembagian tugas dan pengembangan
karier pada kepuasan kerja perawat. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian ex-post facto. Penelitian ini
menggunakan individu (individual) untuk unit analisisnya, jawaban pertanyaan berdasarkan tanggapan dari setiap
individu (perawat Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta). Jenis data yang digunakan adalah
data primer dan sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Bidang Keperawatan
yang berjumlah 187 orang dan diambil sampel sejumlah 65 orang dengan teknik accidental sampling. Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner dengan skala likert. Analisa data meliputi uji validasi, reliabilitas dan analisa
regresi berganda. Uji asumsi model meliputi uji normalitas, autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reward berpengaruh positif dan signifikan pada kepuasan kerja perawat,
insentif berpengaruh positif dan signifikan pada kepuasan kerja perawat, pembagian tugas berpengaruh positif dan
signifikan pada kepuasan kerja perawat, pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan pada kepuasan
kerja perawat, dan reward, insentif, pembagian tuags dan pengembangan karir berpengaruh signifikan pada
kepuasan kerja perawat di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
Kata Kunci: Reward, insentif, pembagian tugas dan pengembangan karir, kepuasan kerja.
28 Jimmy Fitria, Hunik Sri Runing Sawitri BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604
sebagai salah satu instansi yang memberikan tidak puas. Aspek kepemimpinan perawat
pelayanan kesehatan kepada masyarakat menempati ketidakpuasan yang paling besar
juga dituntut untuk memberikan pelayanan yaitu 57% perawat tidak puas dengan gaya
yang bermutu menurut Gibson et al.(2005). kepemimpinan yang ada menurut Clarke
Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit tidak (2007). Isu rendahnya tingkat kepuasan dan
terlepas dari peran berbagai disiplin tenaga motivasi kerja merupakan hal yang umum
kesehatan yang ada di rumah sakit termasuk terjadi di negara berkembang,namun baru-
perawat, karena sebagian besar pelayanan baru ini dari hasil penelitian internasional
rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. pada 43.000 perawat dari 700 rumah sakit
Marquis et al.(2010) menyampaikan di Amerika Serikat,Kanada,Inggris,Skotlan
bahwa kualitas pelayanan keperawatan tidak dia dan Jerman menunjukkan bahwa jumlah
hanya tergantung dari personel keperawatan ketidakpuasan para perawat dengan pekerjaan
saja tetapi juga tergantung dari dukungan pihak mereka berkisar antara 17 % di Jerman sampai
manajerial malalui fungsi manajemennya yang 41 % di Amerika Serikat menurut Aiken et al.
dimulai dari perencanaan,pengorganisasian,pe (2001). Adanya persentase keinginan para
ngarahan dan pengawasan, sehingga mampu perawat untuk meninggalkan kehadiran kerja
menciptakan organisasi yang memungkinkan mereka bervariasi dari 17 % di Jerman sampai
pekerja tumbuh, meningkatkan motivasi dan 39 % di Inggris. Berdasarkan penelitian di
produktivitas,menunjukan penghargaan yang Thailand tentang kepuasan kerja perawat
positif terhadap pekerja,mengakui prestasi dan persepsi mereka terhadap kepemimpinan
serta mendorong tercapainya kepuasan kerja. kepala ruang di Rumah Sakit Provinsi
Kepuasan kerja perawat walaupun diyakini Sakaeo,ditemukan bahwa kepuasan kerja
sangat menentukan terbentuknya kepuasan perawat 13,79% yang masih rendah menurut
pasien yang berdampak besar terhadap mutu shui hui wang et al.(2005).
pelayanan keperawatan,namun belum semua Indonesia merupakan Negara
rumah sakit mampu menciptakan suasana yang berkembang dengan isu motivasi dan
memotivasi dan meningkatkan produktivitas kepuasan kerja perawat yang tidak jauh
menurut Bustami (2011). Kepuasan kerja berbeda. Sangat minimnya data statistik yang
adalah rasa psikologis kepercayaan dan terkait menyebabkan sulitnya pantauan dan
kepuasan untuk memenuhi kebutuhan pribadi, program pengembangan bagi sumberdaya
keinginan dan harapan dengan pekerjaan itu manusia pada bidang keperawatan secara
sendiri dan lingkungan kerja dan loyalitas nasional. Hasil analisis lingkungan kerja
untuk bekerja menurut Schultz et al. dalam perawat oleh WHO (2013) di beberapa negara
Elarabi dan Johari (2014). Hasil penelitian Asia,termasuk Indonesia menemukan bahwa
Newman dan Taylor (2002) bagi perawat lingkungan kerja perawat belum optimal
rumah sakit melakukan survei kuesioner dan seperti pendapatan perawatan yang rendah,
menemukan dampak positif yang signifikan fasilitas kesehatan yang buruk dan tidak aman
antara kepuasan kerja terhadap prestasi kerja bagi staf perawat, rasio perawat pasien yang
Huang et al.(2014). tidak optimal, hubungan tim kerja yang perlu
Fenomena di dunia menunjukkan bahwa penguatan, beberapa perawat mengalami
tingkat kepuasan kerja perawat masih termasuk kekerasan fisik, kurang perlindungan dalam
dalam kategori yang cukup rendah. Pada pekerjaan dan beberapa fasilitas yang tidak
bulan Maret 2007 telah dilakukan penelitian memuaskan. Penelitian lain di Indonesia yang
pada 1.783 perawat di Amerika Serikat dan mendukung adalah Rochyatun (2011) yang
Kanada yang rata-rata adalah perawat yang menyatakan bahwa di sebuah rumah sakit di
sudah bekerja di rumah sakit selama lebih Jawa Tengah menunjukkan rendahnya tingkat
dari 15 tahun hasilnya menyatakan bahwa kepuasan kerja perawat karena kurangnya
23% cukup tidak puas, dan 9% sangat penghargaan yang diberikan pada perawat,
penghargaan tersebut tidak hanya dalam shift kerja. Perawat dihadapkan dengan tugas
bentuk gaji atau upah yang diterima saja kerja yang berbeda, berbeda dengan shift,
melainkan bentuk pujian dari kepala ruang, terutama shift malam,kondisi kerja,situasi
sehingga perawat memiliki motivasi kerja terkait stres,penderitaan dan kematian
yang cukup rendah. pasien menurut cooper dalam moustaka dan
Salah satu motivator yang dapat digunakan constantinidis(2010). Wijaya et al.(2006)
manajer untuk menciptakan motivasi dan manyatakan bahwa shift kerja berperan
meningkatkan produktivitas,namun sering penting terhadap permasalahan pada manusia
terabaikan atau kurang dimanfaatkan adalah yang dapat meluas menjadi gangguan tidur,
reward menurut Wibowo (2012). Reward gangguan fisik dan psikologi dan gangguan
merupakan salah satu faktor penting yang sosial serta kehidupan keluarga. Shift juga
mempengaruhi individu bekerja pada suatu dapat mempengaruhi beberapa perubahan
organisasi. Menurut Hasibuan (2010) fisik dan psikologi tubuh manusia diantaranya
penghargaan (reward) merupakan balasan adalah kelelahan. Oleh karena itu,dibutuhkan
jasa yang diberikan instansi pada tenaga kerja, pembagian tugas dalam bekerja.
penghargaan bukan sekedar hak dan kewajiban Sunyoto (2012) mendefinisikan bahwa
tetapi yang terpenting adalah daya dorong dan pembagian tugas merupakan penyusunan
semangat untuk bekerja. Menurut Wibowo pekerjaan ke dalam kelas-kelas,kelompok-
(2011) reward adalah tingkat penampilan kelompok,atau jenis-jenis berdasarkan
yang diwujudkan melalui usaha tertentu, rencana sistematika tertentu. Sastrohadiwiryo
diyakini bahwa individu akan termotivasi oleh (2005) berpendapat bahwa pembagian
harapan yang akan datang,sehingga beberapa tugas merupakan rincian pekerjaan yang
orang melakukan pekerjaannya dengan baik. berisi informasi menyeluruh tentang
Hasil penelitian Lambert dalam Sriratnaprapat tugas atau kewajiban,tanggung jawab,dan
dan Songwathana (2011) menunjukkan bahwa kondisi-kondisi yang diperlukan apabila
pengalaman dan faktor-faktor kepuasan pekerjaan tersebut dikerjakan. Sunyoto
kerja gaji,promosi,tunjangan dan imbalan (2012) menyebutkan manfaat pembagian
kontingen yang ditemukan terkait positif yang intinya antara lain adalah klarifikasi
dengan kepuasan kerja perawat. tanggung jawab,evaluasi pekerjaan,penilaian
Upaya yang dilakukan oleh sebuah kinerja,survei kompensasi,penempatan
instansi dalam memberikan motivasi kepada keluar. Mondy (2008) menyebutkan manfaat
perawat yaitu dengan pemberian insentif. pembagian kerja adalah untuk mengetahui
Pemberian insentif merupakan salah satu usaha tugas utama yang harus dikerjakan, mengetahui
untuk meningkatkan kualitas kerja perawat waktu yang dialokasikan untuk setiap
dan juga untuk memenuhi kebutuhan perawat. tugas,mengetahui standar kerja yang harus
Perawat suatu rumah sakit akan bekerja lebih dicapai,mengetahui kondisi dan bahaya yang
giat dan semangat sesuai dengan harapan mungkin terjadi,mengetahui jumlah pekerja
rumah sakit,jika manajemen memperhatikan dan atasan mereka,mengetahui mesin yang
dan memenuhi kebutuhannya,baik kebutuhan digunakan dalam pekerjaan. Sastrohadiwiryo
yang bersifat materi maupun kebutuhan yang (2005) berpendapat bahwa manfaat pembagian
bersifat non materi (Zenah, 2014) Terry dalam kerja yang intinya adalah tenaga kerja dapat
Suwatno(2011) mengemukakan pendapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
bahwa insentif merupakan sesuatu yang berdaya guna dan berhasil guna menuju
merangsang minat untuk bekerja. profesionalisme dan produktivitas.
Pekerjaan seorang perawat dalam Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan
memberikan pelayanan keperawatan tidak di rumah sakit memegang peranan penting
terlepas dari pengaturan jam kerja di suatu dalam upaya mencapai tujuan pembangunan
rumah sakit yang lebih dikenal dengan istilah kesehatan. Keberhasilan pelayanan kesehatan
30 Jimmy Fitria, Hunik Sri Runing Sawitri BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604
bergantung pada partisipasi perawat dalam hasil (insentif). Secara psikologis perawat
memberikan perawatan yang berkualitas penelitian ini telah menunjukkan bahwa
bagi pasien Potter dan Perry(2005). Jenjang hubungan dengan atasan,hubungan dengan
karir profesional perawat merupakan rekan kerja,keamanan kerja dan imbalan
sistem untuk meningkatkan kinerja dan keuangan hasil dapat meningkatkan
profesionalisme,sesuai dengan bidang pemberdayaan psikologis perawat. Hubungan
pekerjaan melalui peningkatan kompetensi. dengan atasan memiliki efek paling kuat pada
Pengembangan jenjang karir profesional yang konstruk ini. Sedangkan penelitian Dhurup
sudah dikembangkan oleh berbagai sarana et al.(2014) menunjukkan bahwa ada tiga
kesehatan masih kurang memperhatikan faktor yang berhubungan dengan kepuasan
tuntutan dan kebutuhan profesi,serta belum kerja perawat,yaitu kebijakan dan lingkungan
dikaitkan dengan kompensasi atau sistem yang mendukung,hasil kerja dan manfaat dan
penghargaan. Dengan adanya sistem jenjang imbalan. Analisis regresi menunjukkan bahwa
karir profesional perawat yang diterapkan di manfaat dan imbalan adalah prediktor kunci
setiap sarana kesehatan,diharapkan kinerja dari pengembangan karir antara perawat.
perawat semakin meningkat,sehingga mutu Perencanaan dan pengembangan intervensi
pelayanan kesehatan juga meningkat. penting di daerah ini dari perawat tempat
Dampak lain dari adanya jenjang kerja sehingga tingkat kepuasan kerja antara
karir profesional adalah mengarahkan staf perawat dalam rumah sakit umum dapat
perawat untuk menekuni bidang keahlian ditingkatkan.
ditempat kerjanya dan meningkatkan RS Ortopedi Prof DR R Soeharso
profesionalismenya menurut Direktorat Surakarta merupakan salah satu instansi
Bina Pelayanan Keperawatan Departemen di bidang pelayanan kesehatan pemerintah
Kesehatan RI (2006). Sistem pengembangan vertikal kementerian kesehatan RI yang
karir menjadi bagian dari manajemen personal berlokasi di kelurahan Pabelan,Kecamatan
atau manajemen sumberdaya manusia dan Kartasura,kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa
merupakan hal utama pada setiap organisasi Tengah yang memiliki visi menjadi rumah
keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian sakit ortopedi unggulan dengan pelayanan
yang dilakukan oleh Hartini (2007) prima di ASEAN adapun salah satu misinya
mengatakan bahwa sistem pengembangan adalah mewujudkan Sumberdaya Manusia
karir berhubungan secara positif dan significant yang profesional ,inovatif dan kreatif. Oleh
dengan kepuasan kerja.Ingersoll et al.(2002) karena itu perlu untuk dilakukan pengukuran
melakukan survei acak-sampel untuk meminta terhadap kepuasan kerja perawat melalui
perawat baik di pedesaan dan perkotaan (n peningkatan dan pemanfaatan sumberdaya
= 1853) tentang kepuasan kerja,komitmen yang seoptimal mungkin sehingga menjadi
organisasi,demografi,dan rencana karir masa sumberdaya manusia yang profesional.
depan. Bila dibandingkan dengan perawat Selain perihal tersebut yang
perkotaan,perawat pedesaan lebih cenderung melatarbelakangi penelitian ini adalah
berencana untuk melakukan pengembangan meneruskan penelitian yang pernah dilakukan
karier dalam tahun depan,dan kurang puas oleh salah satu karyawan RS Ortopedi Prof
dengan pekerjaan mereka Ingersoll et al. DR R Soeharso Surakarta yang telah selesai
dalam Roberge(2009). menempuh pendidikan S2 MM di Universitas
Penelitan yang dilakukan Gkorezis Muhamadiyah Surakarta pada tahun 2011
dan Petrdou (2012) menunjukkan studi berjudul: Pengaruh Kompensasi,Motivasi
empiris yang mengeksplorasi pengaruh Kerja,Komunikasi,Lingkungan dan
penghargaan ekstrinsik,yaitu hubungan Pengawasan terhadap Kepuasan Kerja
dengan atasan,hubungan dengan rekan Pegawai di RS Ortopedi Prof DR R Soeharso
kerja,keamanan kerja dan imbalan keuangan Surakarta bahwa hasil penelitian varibel
tersebut berpengaruh positif dan signifikan berkaitan dengan pekerjaan menurut Ghazali
pada kepuasan kerja pegawai,dan saran et al.(2007). Ada aspek yang berbeda untuk
penelitian tersebut hendaknya kepuasan kerja kepuasan kerja: kepuasan kerja merupakan
dikaitkan dengan reward,insentif,pembagian respon emosional terhadap situasi pekerjaan;
tugas dan pengembangan karier,berdasarkan kepuasan kerja ditentukan oleh seberapa
uraian diatas peneliti tertarik untuk baik menyebabkan hasil-hasil memenuhi
melakukan penelitian yang berjudul pengaruh atau melebihi harapan; dan itu mewakili
reward,insentif,pembagian tugas dan beberapa sikap terkait seperti yang diminta
pengembangan karier pada kepuasan kerja oleh pekerjaan itu sendiri,bayar,kesempatan
perawat di Rumah Sakit Ortopedi Prof DR R promosi,supervisi dan integrasi rekan kerja
Soeharso Surakarta. Moodley dan Coopoo(2006). Penting untuk
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, konsep kepuasan kerja adalah sikap,emosi dan
permasalahan peneliti ini dapat dirumuskan 1) perasaan tentang pekerjaan dan bagaimana
Apakah reward berpengaruh pada kepuasan sikap,emosi dan perasaan mempengaruhi
kerja perawat?, Apakah insentif berpengaruh pekerjaan dan kehidupan individu menurut
pada kepuasan kerja perawat?, Apakah Carrim et al.(2006).
pembagian tugas berpengaruh pada kepuasan Willem et al.(2007) mendefinisikan
kerja perawat?, Apakah pengembangan karier kepuasan kerja dalam dua kategori; dari
berpengaruh pada kepuasan kerja perawat?, pendekatan global dan pendekatan faktor.
Apakah reward, insentif, pembagian tugas kepuasan kerja global yang didefinisikan
dan pengembangan karier secara simultan sebagai perasaan dan emosi karyawan
berpengaruh pada kepuasan kerja perawat? menghasilkan berdasarkan pengalaman
Secara khusus ada lima tujuan yang ingin kerja mereka atau lingkungan kerja menurut
dicapai, yaitu: Menganalisis pengaruh reward Lepoko et al.(2006). Kepuasan kerja dari
pada kepuasan kerja perawat; Menganalisis pendekatan faktor menekankan sikap
pengaruh insentif pada kepuasan kerja perawat., karyawan untuk aturan,rekan-rekan dan
Menganalisis pengaruh pembagian tugas lingkungan organisasi menurut Pietersen
pada kepuasan kerja perawat, Menganalisis (2005). Vroom (1964; 1995) menemukan
pengaruh pengembangan karier pada kepuasan bahwa kepuasan kerja berhubungan langsung
kerja perawat, Menganalisis reward, insentif, dengan hasil reward yang dirasakan dalam
pembagian tugas dan pengembangan karier bentuk gaji,prospek promosi,interaksi dengan
secara simultan berpengaruh pada kepuasan rekan kerja, kesempatan untuk mempengaruhi
kerja perawat. keputusan,dan karyawan kontrol atas
pekerjaan mereka. Dia mengembangkan
TINJAUAN PUSTAKA teori subtraktif pada motivasi untuk bekerja
dan dari pandangan bahwa kepuasan kerja
Kepuasan Kerja berbanding terbalik dengan perbedaan antara
Kepuasan kerja didefinisikan sebagai apa kebutuhan individu dari pekerjaan, dan
fungsi dari hubungan yang dirasakan apa yang disediakan oleh pekerjaan dalam hal
antara apa yang diinginkan dari pekerjaan kebutuhan.
seseorang dan apa yang merasakan itu Menurut As’ad (2005: 105) kepuasan
menawarkan,dipengaruhi oleh keadaan unik kerja merupakan hal yang bersifat individual.
seseorang seperti kebutuhan,nilai-nilai dan Setiap individu akan memiliki tingkat
harapan Daulatram (2003). Kepuasan kerja kepuasan yang berbeda- beda sesuai dengan
adalah fungsi kompleks dari sejumlah variabel. sistem nilai nilai yang berlaku pada dirinya.
Seseorang dapat dipenuhi dengan satu atau lebih Ini disebabkan karena adanya perbedaan pada
aspek atau pekerjaannya tetapi pada saat yang masing – masing individu. Semakin banyak
sama tidak senang dengan hal-hal lain yang aspek – aspek dalam pekerjaan yang sesuai
32 Jimmy Fitria, Hunik Sri Runing Sawitri BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604
dibagi menjadi dua kategori: intrinsik dan program promosi yang baik karena promosi
ekstrinsik. Reward ekstrinsik yang dihasilkan adalah jenjang kenaikan pegawai yang dapat
dari tindakan orang lain, seperti supervisor,dan menimbulkan kepuasan secara pribadi dan
dikendalikan oleh manajer; sedangkan kebanggaan juga merupakan harapan terhadap
intrinsik kurang nyata dan berasal dari orang perbaikan dalam penghasilan. Promosi dalam
atau pekerjaan itu sendiri menurut Beardwell kesempatan peningkatan pangkat dan jabatan
dan Holden(1994). Salah satu hubungan perlu dalam meningkatkan kepuasan kerja
yang paling penting dikembangkan di tempat karena setiap karyawan pasti berkeinginan
kerja adalah antara atasan dan karyawan. mendapatkan promosi pekerjaan yang lebih
Dari Human Relations era School,ada baik.
penekanan pada jenis hubungan. Hubungan Setiap pegawai mendambakan promosi
positif dengan supervisor mereka dapat karena dipandang sebagai penghargaan atas
menyebabkan karyawan untuk memiliki sikap keberhasilan seseorang yang dapat menunjukan
positif terhadap organisasi mereka. Terutama prestasi kerja yang tinggi dalam menjalankan
di sektor tersier,hal ini diklaim bahwa pekerjaannya Wibowo ( 2011). Hal ini juga
mendukung hubungan dengan supervisor dan menunjukkan adanya pengembangan diri
manajer dapat membantu bawahan membalas pada perawat. Motivasi perawat dalam hal
terhadap pelanggan menurut Peccei dan pengembangan diri sangat bagus namun
Rosenthal (2001). Mengenai pemberdayaan belum didukung oleh kebijakan rumah sakit
psikologis,ada beberapa studi yang dimana perawat pelaksana masih merasakan
mengeksplorasi hubungan antara hubungan dukungan rumah sakit dalam hal pendanaan
yang mendukung dan yang baik dengan maupun immaterial belum memadai. Kondisi
atasan dan pemberdayaan psikologis menurut ini apabila tidak ditanggapi dengan baik oleh
Sparrowe (1994). manajerial rumah sakit dapat menurunkan
Menurut Siagian (2011) reward motivasi bekerja staf yang akhirnya nanti
diukur berdasarkan pada sistem akan berujung pada rasa frustasi dan tentunya
finansial,promosi,pengembangan diri dan akan mempunyai dampak munculnya rasa
hubungan kerja. Finansial bukan hanya ketidakpuasan.
dilihat dari segi materi saja,namun pujian atau Hubungan kerja akan memberikan
pengakuan yang diberikan atasan ataupun dampak positif terhadap kepuasan kerja karena
reward dalam bentuk lain dapat meningkatkan hubungan kerja dapat mengisi kebutuhan
kepuasan kerja,selain itu gaji juga merupakan akan interaksi sosial, rekan kerja yang baik
determinan penting dalam kepuasan kerja dan mendukung akan menghantarkan pada
karena merupakan alat untuk memenuhi kepuasan kerja yang meningkat. Selain
kebutuhan yang akan dapat ditukar dengan rekan kerja hubungan dengan atasan juga
barang dan jasa. Gibson (2005) menambahkan merupakan determinan utama kepuasan.
selain upah dan gaji penghargaan finansial juga Friedrich (2001) dalam Marquis dan Huston
dapat berupa jaminan sosial seperti program (2010) menyatakan cara komunikasi manajer
pensiun,asuransi kesehatan dan liburan dan lini pertama terhadap pegawai mempengaruhi
biasanya tidak berdasarkan kinerja namun sikap pegawai terhadap kepuasan,biasanya
berdasarkan senioritas atau masa kerja. manajer tersebut mempunyai pengaruh
Promosi dalam kesempatan peningkatan yang lebih besar dibanding level manajer
pangkat dan jabatan perlu dalam meningkatkan lainnya. Studi lain Kerfoot (2001) dalam
kepuasan kerja karena setiap karyawan pasti Maruqis dan Huston (2010),menyatakan
berkeinginan mendapatkan promosi pekerjaan bahwa kepuasan karyawan ditingkatkan bila
yang lebih baik. Dengan demikian pihak penyelia langsung bersifat ramah dan dapat
manajer harus mempertimbangkan pemberian memahami, menawarkan pujian untuk kinerja
promosi yang adil dan pengembangan yang baik,mendengarkan pendapat karyawan
34 Jimmy Fitria, Hunik Sri Runing Sawitri BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604
dan menunjukan suatu minat pribadi mereka. bahwa pembagian tugas merupakan rincian
Dengan demikian, jelas bahwa hubungan pekerjaan yang berisi informasi menyeluruh
interpersonal antara pegawai dan penyelianya tentang tugas/kewajiban, tanggung jawab,
sangat penting, oleh karena itu manajer dapat dan kondisi-kondisi yang diperlukan apabila
menciptakan suasana yang menunjukkan pekerjaan tersebut dikerjakan. Sunyoto
penghargaan yang positif terhadap (2012) menyebutkan manfaat pembagian
pegawai, mendorong komunikasi yang yang intinya antara lain adalah klarifikasi
terbuka, mengakui prestasi dan mendorong tanggung jawab,evaluasi pekerjaan, penilaian
pertumbuhan dan produktivitas yang dapat kinerja,survei kompensasi,penempatan
menghasilkan kepuasan menurut Marquis dan keluar. Mondy (2008) menyebutkan manfaat
Huston (2010). pembagian kerja adalah untuk mengetahui
tugas utama yang harus dikerjakan,mengetahui
Insentif waktu yang dialokasikan untuk setiap
Insentif adalah bentuk imbalan atau balas tugas, mengetahui standar kerja yang harus
jasa yang diberikan oleh suatu organisasi dicapai,mengetahui kondisi dan bahaya yang
atau perusahaan kepada pegawai dalam mungkin terjadi,mengetahui jumlah pekerja
bentuk materi(material insentif) maupun dan atasan mereka,mengetahui mesin yang
dalam bentuk kepuasan rohani(non material digunakan dalam pekerjaan. Sastrohadiwiryo
insentif). Insentif merupakan bentuk lain (2005) berpendapat bahwa manfaat pembagian
dan imbalan langsung diluar gaji yang kerja yang intinya adalah tenaga kerja dapat
merupakan imbalan tetap,biasanya sistem melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
ini diutamakan sebagai strategi untuk berdaya guna dan berhasil guna menuju
meningkatkan produktifitas pegawai. profesionalisme dan produktivitas.
Insentif atau bonus merupakan salah satu Manurut Hasibuan (2010) pembagian
cara untuk meningkatkan motivasi kerja dan tugas dalam pekerjaan adalah menguraikan:
kinerja pegawai Ruky(2012). 1) Identifikasi pekerjaan atau jabatan yaitu
Upaya yang dilakukan oleh sebuah memberikan nama jabatan. 2) Hubungan tugas
instansi dalam memberikan motivasi kepada dan tanggung jawab yakni perincian tugas
perawat yaitu dengan pemberian insentif. dan tanggung jawab secara nyata diuraikan
Pemberian insentif merupakan salah satu usaha secara terpisah agar jelas diketahui. 3) Standar
untuk meningkatkan kualitas kerja perawat wewenang dan pekerjaan yakni kewenangan
dan juga untuk memenuhi kebutuhan perawat. dan prestasi yang harus dicapai harus jelas. 4)
Perawat suatu rumah sakit akan bekerja lebih Syarat kerja harus diuraikan secara jelas. 5)
giat dan semangat sesuai dengan harapan Ringkasan pekerjaan atau jabatan hendaknya
rumah sakit,jika manajemen memperhatikan menguraikan bentuk umum pekerjaan dengan
dan memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan mencantumkan fungsi-fungsi dan tugas
yang bersifat materi maupun kebutuhan yang utamanya. 6) Penjelasan tugas yakni harus
bersifat non materi Zenah (2014) Terry dalam dijelaskan jabatan awal dan jabatan akhir.
Suwatno (2011), mengemukakan pendapat
bahwa insentif merupakan sesuatu yang Pengembangan Karier
merangsang minat untuk bekerja. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan
di rumah sakit memegang peranan penting
Pembagian Tugas dalam upaya mencapai tujuan pembangunan
Sunyoto (2012) mendefinisikan pembagian kesehatan. Keberhasilan pelayanan kesehatan
tugas merupakan penyusunan pekerjaan ke bergantung pada partisipasi perawat dalam
dalam kelas-kelas,kelompok-kelompok,atau memberikan perawatan yang berkualitas
jenis-jenis berdasarkan rencana sistematika bagi pasien Potter dan Perry (2005).
tertentu. Sastrohadiwiryo (2005) berpendapat Pengembangan karir profesional perawat
merupakan sistem untuk meningkatkan kinerja pada suatu organisasi. Menurut Hasibuan
dan profesionalisme sesuai dengan bidang (2010), penghargaan (reward) merupakan
pekerjaan melalui peningkatan kompetensi. balasan jasa yang diberikan instansi pada
Pengembangan jenjang karir profesional yang tenaga kerja,penghargaan bukan sekedar hak
sudah dikembangkan oleh berbagai sarana dan kewajiban tetapi yang terpenting adalah
kesehatan masih kurang memperhatikan daya dorong dan semangat untuk bekerja.
tuntutan dan kebutuhan profesi, serta belum Menurut Wibowo (2011) reward adalah
dikaitkan dengan kompensasi atau sistem tingkat penampilan yang diwujudkan melalui
penghargaan. Dengan adanya sistem jenjang usaha tertentu,diyakini bahwa individu
karir profesional perawat yang diterapkan di akan termotivasi oleh harapan yang akan
setiap sarana kesehatan,diharapkan kinerja datang sehingga beberapa orang melakukan
perawat semakin meningkat, sehingga mutu pekerjaannya dengan baik. Berdasarkan hal
pelayanan kesehatan juga meningkat. Dampak itu,maka dirumuskan hipotesis penelitian
lain dari adanya jenjang karir profesional sebagai berikut:
adalah mengarahkan perawat untuk menekuni
bidang keahlian ditempat kerjanya dan H1: Reward berpengaruh positif pada
meningkatkan profesionalismenya Direktorat kepuasan kerja perawat.
Bina Pelayanan Keperawatan Departemen
Kesehatan RI (2006). Sistem pengembangan 2. Pengaruh Insentif pada Kepuasan
karir menjadi bagian dari manajemen personal Kerja Perawat
atau manajemen sumberdaya manusia dan Motivasi kepada perawat yaitu
merupakan hal utama pada setiap organisasi dengan pemberian insentif. Pemberian
keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian insentif merupakan salah satu usaha untuk
yang dilakukan oleh Hartini (2007) meningkatkan kualitas kerja perawat dan
mengatakan bahwa sistem pengembangan juga untuk memenuhi kebutuhan perawat.
karir berhubungan secara positif dan Perawat suatu rumah sakit akan bekerja lebih
significant dengan kepuasan kerja. giat dan semangat sesuai dengan harapan
Sistem pengembangan karir profesional rumah sakit,jika manajemen memperhatikan
perawatmeliputi tiga aspek yang saling ber dan memenuhi kebutuhannya,baik kebutuhan
hubungan,yaitukinerja,orientasi profesional yang bersifat materi maupun kebutuhan yang
dan kepribadian perawat serta kompetensi bersifat non materi Zenah (2014) Terry dalam
yang menghasilkan kinerja profesional. Suwatno (2011) mengemukakan pendapat
Perawat profesional diharapkan mampu bahwa insentif merupakan sesuatu yang
berpikir rasional,mengakomodasi kondisi merangsang minat untuk bekerja. Berdasarkan
lingkungan,mengenal diri sendiri,belajar hal itu,maka dirumuskan hipotesis penelitian
dari pengalaman dan mempunyai aktualisasi sebagai berikut:
diri sehingga dapat meningkatkan jenjang
karir profesinya. Jenjang karir perawat H2:
Insentif berpengaruh positif pada
dapat dicapai melalui pendidikan formal dan kepuasan kerja perawat.
pendidikan berkelanjutan berbasis kompetensi
serta pengalaman kerja di sarana kesehatan 3. Pengaruh Pembagian Tugas Pada
Depkes ( 2006). Kepuasan Kerja Perawat
Sunyoto (2012) mendefinisikan bahwa
Pengembangan Hipotesis pembagian tugas merupakan penyusunan
1. Pengaruh Reward Pada Kepuasan pekerjaan ke dalam kelas-kelas,kelompok-
Kerja Perawat kelompok,atau jenis-jenis berdasarkan
Reward merupakan salah satu faktor rencana sistematika tertentu. Sastrohadiwiryo
penting yang mempengaruhi individu bekerja (2005) berpendapat bahwa pembagian
36 Jimmy Fitria, Hunik Sri Runing Sawitri BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604
tugas merupakan rincian pekerjaan yang merupakan hal utama pada setiap organisasi
berisi informasi menyeluruh tentang keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian
tugas/kewajiban,tanggung jawab,dan yang dilakukan oleh Hartini (2007)
kondisi-kondisi yang diperlukan apabila mengatakan bahwa sistem pengembangan
pekerjaan tersebut dikerjakan. Sunyoto karir berhubungan secara positif dan significant
(2012) menyebutkan manfaat pembagian dengan kepuasan kerja. Berdasarkan hal
yang intinya antara lain adalah klarifikasi itu,maka dirumuskan hipotesis penelitian
tanggung jawab,evaluasi pekerjaan,penilaian sebagai berikut:
kinerja,survei kompensasi,penempatan
keluar. Mondy (2008) menyebutkan manfaat H4: Pengembangan karier berpengaruh positif
pembagian kerja adalah untuk mengetahui pada kepuasan kerja perawat.
tugas utama yang harus dikerjakan,mengetahui
waktu yang dialokasikan untuk setiap 5. Pengaruh Reward,Insentif,Pembagian
tugas, mengetahui standar kerja yang harus Tugas dan Pengembangan Karier Pada
dicapai,mengetahui kondisi dan bahaya yang Kepuasan Kerja Perawat
mungkin terjadi,mengetahui jumlah pekerja Robbins (2008) mendefinisikan kepuasan
dan atasan mereka, mengetahui mesin yang kerja sebagai sikap umum terhadap pekerjaan
digunakan dalam pekerjaan. seseorang yang menunjukkan perbedaan antara
Berdasarkan hal itu,maka dirumuskan jumlah penghargaan yang diterima pekerja
hipotesis penelitian sebagai berikut: dan jumlah yang mereka yakini seharusnya
mereka terima. Mathis dan Jackson (2009)
H3: Pembagian tugas berpengaruh positif menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah
pada kepuasan kerja perawat. keadaan emosi yang positif dari mengevaluasi
pengalaman kerja seseorang. Sunyoto (2012)
4. Pengaruh Pengembangan Karier Pada menjelaskan bahwa kepuasan kerja adalah
Kepuasan Kerja Perawat keadaan emosional yang menyenangkan atau
Jenjang karir profesional perawat tidak menyenangkan di mana para karyawan
merupakan sistem untuk meningkatkan kinerja memandang pekerjaannya”. Mangkunegara
dan profesionalisme sesuai dengan bidang (2009) menyatakan bahwa kepuasan kerja
pekerjaan melalui peningkatan kompetensi. berhubungan dengan variabel-variabel
Pengembangan jenjang karir profesional yang seperti turnover,tingkat absensi,umur,tingkat
sudah dikembangkan oleh berbagai sarana pekerjaan,dan ukuran organisasi perusahaan.
kesehatan masih kurang memperhatikan Sunyoto (2012) mengemukakan kepuasan
tuntutan dan kebutuhan profesi serta belum kerja berhubungan dengan absensi,perputaran
dikaitkan dengan kompensasi atau sistem tenaga kerja,produktifitas,kecelakaan kerja,
penghargaan. Dengan adanya sistem jenjang labourturnover dan sebagainya. Berdasarkan
karir profesional perawat yang diterapkan di hal itu,maka dirumuskan hipotesis penelitian
setiap sarana kesehatan,diharapkan kinerja sebagai berikut:
perawat semakin meningkat,sehingga mutu
pelayanan kesehatan juga meningkat. Dampak H5: Reward, insentif,pembagian tugas dan
lain dari adanya jenjang karir profesional pengembangan karier berpengaruh positif
adalah mengarahkan perawat untuk menekuni pada kepuasan kerja perawat.
bidang keahlian ditempat kerjanya dan
meningkatkan profesionalismenya Direktorat METODE PENELITIAN
Bina Pelayanan Keperawatan Departemen
Kesehatan RI (2006). Sistem pengembangan Penelitian ini termasuk dalam kategori
karir menjadi bagian dari manajemen personal penelitian ex-post facto yaitu suatu penelitian
atau manajemen sumberdaya manusia dan yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang
telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang Berdasarkan Tabel I. dapat diketahui
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat hasil uji signifikan secara parsial bahwa
menyebabkan timbulnya kejadian tersebut variabel reward, insentif, pembagian tugas
Sugiyono (2009). Penelitian ini juga bersifat dan pengembangan karier berpengaruh
asosiatif kausal yaitu penelitian yang mencari positif dan signifikan pada variabel kepuasan
pengaruh sebab akibat dari variabel yang akan kerja perawat di RS Ortopedi Prof. Dr. R.
diteliti.. Penelitian ini menggunakan individu Soeharso Surakarta. Uji ini dilakukan untuk
(individual) untuk unit analisisnya, jawaban mengetahui signifikansi pengaruh tiap-tiap
pertanyaan berdasarkan tanggapan dari setiap variabel independen yaitu reward, insentif,
individu (perawat Rumah Sakit Ortopedi Prof. pembagian tugas dan pengembangan karier
Dr. R. Soeharso Surakarta). Jenis data yang yang baik akan dapat meningkatkan kepuasan
digunakan adalah data primer dan sekunder. kerja perawat di RS. Ortopedi Prof. Dr. R.
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat Soeharso Surakarta. Berdasarkan hasil analisis
yang bekerja di Bidang Keperawatan yang dapat diuraikan pengaruh tiap-tiap variabel
berjumlah 187 orang dan diambil sampel independen terhadap variabel dependen
sejumlah 65 orang dengan teknik accidental sebagai berikut:
sampling. Instrumen penelitian menggunakan 1. Pengaruh reward (X1) pada kepuasan
kuesioner dengan skala likert. Analisa data kerja perawat
meliputi uji validasi, reliabilitas dan analisa Hasil analisis regresi diperoleh nilai thitung
regresi berganda. Uji asumsi model meliputi sebesar 3,255 > ttabel (2,042) dengan nilai
uji normalitas, autokorelasi, multikolinearitas probabilitas (r = 0,002) < 0,05 berarti H1
dan heteroskedastisitas. Uji Hipotesis didukung, artinya bahwa ada pengaruh
menggunakan analisis regresi linier berganda. yang signifikan antara reward terhadap
Regresi linier berganda kepuasan kerja perawat di RS. Ortopedi
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, adapun
HASIL DAN PEMBAHASAN besarnya pengaruh reward pada kepuasan
kerja perawat sebesar 0,453, artinya jika
Hasil Penelitian reward meningkat maka kepuasan kerja
Berdasarkan hasil analisis regresi perawat meningkat.
berganda pengaruh reward,insentif,pembagian 2. Pengaruh insentif (X2) pada kepuasan
tugas dan pengembangan karier pada kepuasan kerja perawat
kerja perawat di RS Ortopedi Prof DR R Hasil uji-t diperoleh nilai thitung sebesar
Soeharso Surakarta dapat diketahui hasilnya 2,767 > ttabel (2,042) dengan nilai
seperti tampak pada Tabel 1. probabilitas (r = 0,008) < 0,05 berarti H2
didukung, artinya bahwa ada pengaruh
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi yang signifikan antara insentif terhadap
Berganda kepuasan kerja perawat di RS. Ortopedi
Variabel Unstandarized Std. Beta thitng Prob.
Coefficients B Error
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, adapun
Konstanta 8,750 4,496 - 1,946 0,056
Reward (X1) 0,453 0,139 0,322 3,255 0,002
besarnya pengaruh antara insentif pada
Insentif (X2) 0,513 0,185 0,299 2,767 0,008 kepuasan kerja perawat sebesar 0,513,
Pembagian Tugas (X3) 0,438 0,178 0,229 2,468 0,016 artinya jika insentif meningkat maka
Pengembangan karier (X4) 0,376 0,157 0,183 2,395 0,028
kepuasan kerja perawat meningkat.
Fhitung 17,462 **
Signifikan
0,000
3. Pengaruh pembagian tugas (X3) pada
R Square
Adj. R Square
0,538 kepuasan kerja perawat
Hasil uji-t diperoleh nilai thitung sebesar
0,507
Sumber: Hasil pengolahan data, 2016. 2,468 > ttabel (2,042) dengan nilai
probabilitas (r = 0,016) < 0,05 berarti H3
didukung, artinya bahwa ada pengaruh
38 Jimmy Fitria, Hunik Sri Runing Sawitri BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604
Insentif adalah bentuk imbalan atau balas pengaruh positif dan signifikan pengembangan
jasa yang diberikan oleh suatu organisasi atau karir pada variabel kepuasan kerja perawat.
perusahaan kepada pegawai dalam bentuk Pengembangan karir profesional perawat
materi(material insentif) maupun dalam merupakan sistem untuk meningkatkan
bentuk kepuasanrohani(non material insentif). kinerja dan profesionalisme sesuai dengan
Insentif merupakan bentuk lain dan imbalan bidang pekerjaan melalui peningkatan
langsung diluar gaji yang merupakan imbalan kompetensi.Sistem pengembangan karir
tetap, biasanya sistem ini diutamakan sebagai profesional perawat meliputi tiga aspek yang
strategi untuk meningkatkan produktifitas saling berhubungan,yaitu kinerja, orientasi
pegawai. Insentif atau bonus merupakan salah profesional dan kepribadian perawat,serta
satu cara untuk meningkatkan motivasi kerja kompetensi yang menghasilkan kinerja
dan kinerja pegawai Ruky(2012). profesional menurut Potter dan Perry(2005).
40 Jimmy Fitria, Hunik Sri Runing Sawitri BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604
42 Jimmy Fitria, Hunik Sri Runing Sawitri BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604
44 Jimmy Fitria, Hunik Sri Runing Sawitri BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis