Professional Documents
Culture Documents
Laporan Akhir UOB Modul 1
Laporan Akhir UOB Modul 1
PENGOLAHAN DATA
27
4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Grafik Pertumbuhan Bakteri
28
Melalui persamaan tersebut dapat dihitung persentase massa kering pada bakteri.
0.0050
% 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 = × 100% = 𝟏𝟏, 𝟓𝟓%
0.0433
Jumlah
No Waktu OD600
Bakteri
1 0 0,0096 4.800.000
2 15 0,0261 13.050.000
3 30 0,0355 17.750.000
4 45 0,0704 35.200.000
5 60 0,1243 62.150.000
6 75 0,1272 63.600.000
7 90 0,1274 63.700.000
8 105 0,1713 85.650.000
9 120 0,2375 118.750.000
10 135 0,3850 192.500.000
11 150 0,6090 304.500.000
12 165 0,8137 406.850.000
29
Gambar 4.2. Grafik Jumlah Bakteri
30
BAB 5
ANALISIS
31
dan nantinya ditimbang pada neraca analitik, sehingga dapat diketahui banyaknya
bakteri yang telah tumbuh dalam waktu tertentu.
32
yang menempel pada telapak tangan. Setelah memasukkan medium LB kedalam
microtube, praktikan mengambil sampel bekteri yang akan dikultur. Pada percobaan
ini, bakteri yang digunakan yaitu E.coli. Digunakan bakteri ini karena bakteri ini cepat
mencapai fase eksponensialnya sehingga pengamatan dapat dilakukan meskipun hanya
dalam waktu 24 jam. Bakteri diambil dari mediumnya dengan menggunakan jarum
OSE. Sebelum itu jarum ose dibakar sampai membara agar steril. Jarum OSE kemudian
dikibaskan terlebih dahulu agar suhu pada jarum ose menurun. Pengambilan bakteri
sejajar dengan bakteri tersebut sehingga sampel yang diambil bukan medium
penumbuhnya. Setelah itu, bakteri dimasukan ke dalam microtube dan microtube
langsung ditutup agar bakteri non kultur tidak masuk. Kemudian bakteri dilakukan
peremajaan pada suhu 37oC selama 24 jam. Bakteri ini kemudian dijadikan stock
culture.
33
Nilai OD600 diukur dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis yang
membandingkan nilai OD medium kosong tanpa bakteri (blank) dengan larutan
medium dengan bakteri pada kuvet (sampel). Nilai ini menunjukkan jumlah bakteri
yang terbaca dalam sampel. Hasil pengolahan data dalam grafik juga memberikan
informasi kecendrungan pertumbuhan bakteri dalam fasa tertentu. Contohnya saat
pengukuran OD600 pada menit 15 dan 30, spektofotometer menunjukkan angka 0.0261
dan 0.0261 yang menunjukkan kenaikan nilai OD600. Kenaikan ini menunjukkan
banyak bakteri yang dikultur meningkat. Pada menit ke-45, jumlah bakteri mencapai
0.0704 dengan kenaikan 0.0349. Kenaikkan pada menit 45 lebih tinggi dari kenaikan
dari menit 0 ke 15 serta menit 15 ke 30, namun tidak terlalu signifikan atau melonjak
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi fase lag pada menit 45 dimana bakteri
Bacillus subtilis beradaptasi dengan lingkungannya.
Pada menit ke-60 hingga ke-90, terjadi kenaikan jumlah bakteri yang jumlahnya
cenderung konstan pada rentang tersebut, dimana bakteri telah selesai beradaptasi dan
dalam fase log. Medium lebih banyak diserap melalui fase ini sehingga dapat
meningkatkan laju pertumbuhan bakteri. Namun pada menit ke-120 terjadi kenaikan
signifikan dan ditunjukkan dengan kecuraman kenaikan laju pada grafik pertumbuhan.
Mulai menit tersebut terjadi fase growth dimana laju nya sangat optimum bahkan
mencapai menit ke-150 sampai pada titik tertentu dimana laju pertumbuhan bakteri
menurun sampai pada death phase.
Kondisi lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam kultur sel. Pada
percobaan kultur bakteri Bacillus subtilis ini kondisi lingkungan yang di set yaitu
dengan suhu, pH, kadar oksigen, laju aerasi dan kecepatan agitasi. Suhu 37⁰C optimum
untuk tumbuh bagi B.subtilis. B.subtilis akan tumbuh pada suhu antara 25-37⁰C. pH
diatur pada rentang toleransi 6.8 sampai 7.1 namun pH 7 merupakan pH optimum bagi
pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis karena Bacillus subtilis tumbuh optimum pada
pH netral. Berdasarkan pengamatan yang diamati, suhu medium yang terdapat dalam
bioreaktor (fermentor) mengalami perubahan walau hanya sedikit, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan kultur sel dalam medium tidak mempengaruhi suhu
dari medium tersebut. Rata-rata suhu yang dihasilkan dalam percobaan ini adalah 36-
34
37⁰ C. B.subtilis memproduksi beberapa senyawa secara ekstraseluler yang dapat
mempengaruhi pH. B.subtilis memanfaatkan beberapa ion seara selektif. Seperti pada
pemanfaatan (NH4)2SO4 sebagai sumber nitrogen yang akan menghasilkan penurunan
pada pH. Hal ini disebabkan karena ion negatif sulfat akan mengondisikan pH medium
menjadi lebih rendah dan meningkatkan transpor ion pada protein membran.
Pada akhir percobaan menit ke-165, praktikan kemudian mengambil sampel 5mL
ke dalam sentrifugasi untuk mengetahui massa basah dan massa kering dari sampel.
Massa basah dan kering bakteri diukur untuk mengetahui jumlah relatif sel di akhir
percobaan. Data massa sel yang diperoleh di setiap tube berbeda-beda, meski volume
yang dimasukkan berjumlah sama yaitu 1,5mL. Perbedaan tersebut disebabkan karena
konsentrasi sel yang kurang homogen. Massa basah rata-rata dari sampel yaitu 0,0433
gram dan massa kering rata-rata 0,0050 gram. Massa kering diketahui dari
pengurangan massa kering dalam mikrotube dengan massa mikrotube kosong. Hal
tersebut menunjukkan bahwa terjadi penggunaan nutrisi oleh bakteri yang dikonversi
menjadi zat utama pertumbuhan.
35
Lingkungan serta alat dan bahan yang kurang steril dan terbatasnya mata manusia
memungkinkan ada terjadinya pertumbuhan bakteri lain yang tidak diketahui.
Keseluruhan percobaan yang dilakukan oleh beberapa praktikan dapat
memungkinkan terjadinya perlakuan yang berbeda, sehingga perolehan hasil
yang berbeda antara praktikan satu dengan yang lainnya juga dapat terjadi.
36
BAB 6
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari keseluruhan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan grafik hubungan OD600 dengan waktu, dapat dilihat bahwa kurva
pertumbuhan bakteri terdiri dari lag phase yang merupakan fase adaptasi bakteri
terhadap lingkungan lalu log phase yang merupakan fase pertumbuhan
eksponensial Bacillus subtilis.
2. Pada Lag Phase, terjadi kekonstanan jumlah bakteri yang dihasilkan pada kultur
selama 45 menit, dimana bakteri Bacillus subtilis membutuhkan waktu sekitar
45-60 menit untuk beradaptasi mencapai titik dimana jumlah bakteri dapat
bereplikasi secatra optimum di menit selanjutnya.
3. Pada percobaan ini, log phase terjadi pada menit ke-120 dimana terjadi
pertumbuhan eksponensial yang signifikan tanpa gejolak kenaikan pertumbuhan
berarti selama fase tersebut.
6.2. Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini yaitu penting sekali untuk
memperhatikan kebersihan dan kesterilan dari alat dan bahan, karena hal itu merupakan
faktor terpenting dalam keberlangsungan percobaan dengan objek berupa bakteri.
Selain itu, karena praktikan orangnya cukup banyak dan alatnya terbatas, sangat
penting bagi para praktikan untuk memperhatikan setiap instruksi yang diberikan pada
modul dan asisten laboratorium. Hal ini ditujukan agar praktikum dapat berjalan
dengan baik dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
37
DAFTAR PUSTAKA
Monod, J., “The Growth of Bacterial Cultures,” Ann. Rev. Microbiol. 3, 371-394, (1949)
Shuler, Michael L., Kargi, Fikret. “Bioprocess Engineering, Basic Concepts”. Pearson
Education International, United States of America. 2002
Ramos, Hugo dkk. 2000. Fermentative Metabolism of Bacillus subtilis: Physiology and
Regulation of Gene Expression. Ditinjau dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC94491/pdf/jb003072.pdf pada tanggal
25 Oktober 2018
Romero, Garcia.2009. Homolactic fermentation from glucose and cellobiose using
Bacillus subtilis. Ditinjau dari: http://www.microbialcellfactories.com/content/8/1/23
pada tanggal 25 Oktober 2018
38