You are on page 1of 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar
tiga per empat bagian dari tubuh manusia terdiri dari air dan tidak yang dapat
bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air digunakan
untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di
sekitar rumah. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan
disebarkan melalui air. Kondisi tersebut dapat menimbulkan wabah penyakit
dimana-mana.

Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih
harus memenuhi kebutuhan masyarakat. Persediaan air bersih yang terbatas
memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air
setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon.

Sebagian besar wilayah Indonesia, banyak terdapat kondisi air tanah yang
kuning, berbau besi atau karat serta mengandung zat besi (Fe) yang melebihi
ambang batas. Hal ini disebabkan sifatnya yang merusak sehingga jika
digunakan untuk untuk mandi, di kulit akan terasa tidak nyaman. Bahkan jika
digunakan untuk mengepel lantai dapat mengubah warna lantai menjadi kuning
(Jasman, 2011). Oleh karena itu, perlu adanya pengolahan air bersih untuk
menurunkan kadar besi (Fe) dalam air tanah tersebut. Terdapat beberapa jenis
pengolahan air bersih salah satunya menggunakan adsorben serbuk karbon
aktif dari sekam padi.

1
2

Arang aktif kadang disebut karbon aktif, adalah arang yang dimurnikan yaitu
konfigurasi atom karbonnya dibebaskan dari ikatan dengan unsur lain kotoran,
sehingga permukaan karbon atau pusat aktif menjadi bersih dan lebih luas.
Keluasan area pusat aktif ini yang menentukan efektivitas kegunaannya sebagai
adsorben. Limbah pertanian dapat dibuat arang aktif seperti tempurung kelapa,
tempurung kelapa sawit, kulit buah kopi, sekam padi, tempurung biji karet,
tempurung biji jarak, tempurung kemiri, dan lain-lain (Sudradjat, dkk, 2011).

Pemilihan sekam padi disebabkan karena hanya menjadi limbah yang belum
dimanfaatkan secara optimal dengan jumlahnya yang melimpah. Tumpukan
limbah sekam padi dapat terlihat pada setiap penggilingan padi terutama di
daerah peneliti yang berdekatan dengan persawahan di Bekasi, Jawa Barat.
Padahal jika diteliti, sekam padi dapat dibuat menjadi silika dan arang aktif yang
akan lebih berguna bagi masyarakat.

Adanya kandungan silika dari sekam padi mempunyai keuntungan karena


jumlah elemen yang tidak diinginkan sangat sedikit dibandingan jumlah
silikanya, dan memiliki kandungan karbon yang tinggi. Karbon yang terkandung
didalam sekam padi berfungsi sebagai koagulan pembantu dengan menyerap
atau menurunkan logam – logam pada air yang tercemar. Zat yang terkandung
tersebutlah yang digunakan dalam penjernihan air untuk penurunan kadar besi
(Jasman, 2011). Sehingga hal tersebutlah peneliti menjadikan sekam padi
sebagai bahan pembuatan karbon aktif untuk penurunan kadar besi (Fe) dalam
air tanah.

Beberapa permukiman yang berada di wilayah Jakarta Selatan adalah


permukiman RT. 005/014, Kelurahan Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Permukiman tersebut merupakan daratan rendah dan lokasinya berdekatan
dengan aliran sungai Pesanggrahan. Masyarakat di daerah tersebut
3

menggunakan air tanah yang bersumber dari sumur bor untuk keperluan sehari-
hari. Air sampel yang digunakan peneliti memiliki ciri-ciri air yang mengandung
besi (Fe), seperti bewarna kekuningan, berbau besi, menimbulkan kerak
bewarna kecoklatan pada lantai dan kadar besi (Fe) dalam air tanah yaitu
sebesar 2,38 mg/L. Hasilnya tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan
Permenkes RI No : 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan
pengawasan kualitas yang menerangkan bahwa kadar besi dalam air bersih
maksimum diperbolehkan 1,0 mg/L.

Penelitian mengenai pemanfaatan sekam padi sebagai karbon aktif yang


berbentuk serbuk untuk menurunkan kadar Fe dengan metode adsorbsi pernah
dilakukan oleh Wilda Fitrotun Al Wahab Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Jakarta II. Dengan variasi dosis 1,5 gr, 2 gr, 2,5 gr, 3 gr, 3,5 gr dalam
1000 ml air dan waktu pengendapan yang digunakan 60 menit. Namun, pada
penelitian tersebut karbon aktif sekam padi dengan proses adsorpsi tidak efektif
untuk menurunkan kadar besi. Hal tersebut terjadi karena kurang lamanya
waktu kontak aktivasi dengan adsorben, serta penggunaan karbon aktif dengan
menggunakan sekam padi sebaiknya digunakan pada kandungan kadar besi
(Fe) dalam air tidak terlalu tinggi.

Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk melanjutkan uji coba


koagulan serbuk karbon aktif dari sekam padi (Oryza sativa) terhadap
penurunan kadar besi (Fe) pada air tanah di Laboratorium Jurusan Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Jakarta II dengan menggunakan variasi dosis
yang lebih tinggi sesuai saran pada penelitian yang dilakukan sebelumnya.

1.2 Permasalahan
4

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan


masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah penggunaan koagulan serbuk
karbon aktif dari sekam padi cukup efektif untuk penurunan kadar besi pada air
tanah di laboratorium Kesehatan Lingkungan Poltekkes Jakarta II ? ”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui efektivitas koagulan serbuk karbon aktif dari sekam padi
untuk penurunan kadar besi (Fe) dalam air tanah.

1.3.2 Tujuan khusus


1. Mengetahui kadar besi (Fe) pada air tanah sebelum dan sesudah perlakuan.
2. Mengetahui penurunan kadar besi (Fe) pada air tanah dengan serbuk
karbon aktif dari sekam padi.
3. Mengetahui efektivitas variasi dosis serbuk karbon aktif dari sekam padi
terhadap penurunan kadar besi (Fe) pada air tanah.
4. Mengetahui pengukuran pH sebelum dan sesudah perlakuan
5. Mengetahui pengukuran suhu sebelum dan sesudah perlakuan.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup penelitian ini hanya pada penggunaan karbon aktif dari sekam
padi dengan berbagai variasi dosis yang ditentukan berdasarkan uji
pendahuluan, dengan kadar besi (Fe) dalam air yang diuji sebelumnya sebesar
2,38 mg/L. Sebagai parameter dalam penelitian ini adalah penurunan kadar besi
(Fe) pada air tanah di laboratorium Kesehatan Lingkungan Poltekkes Jakarta II.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Mahasiswa


1. Menambah pengetahuan, pengalaman dan informasi peneliti tentang
penurunan kadar besi (Fe) dengan menggunakan variasi dosis serbuk
karbon dari sekam padi.
5

2. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah didapat selama perkuliahan di


kampus, baik secara teori maupun praktek dengan kenyataan yang ada saat
penelitian dilakukan.

1.5.2 Bagi Masyarakat


1. Mendapatkan masukan tentang permasalahan kesehatan lingkungan
khususnya tentang penyediaan air bersih.
2. Dapat meningkatkan pengetahuan dan potensi masyarakat untuk
peningkatan mutu kesehatan lingkungan khususnya tentang penyediaan air
bersih.
3. Mendapat masukan tentang teknik pengolahan air bersih, terutama untuk
penurunan kadar besi (Fe) pada air tanah.

1.5.3 Bagi Institusi


Dapat menambah referensi kepustakaan dan sebagai bahan acuan bagi
penelitian selanjutnya.

1.6 Sistematika Penulisan


Berdasarkan dari uraian diatas, maka sistematika penulisan proposal karya tulis
ilmiah ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis menguraikan tentang latar belakang mengenai topik yang
dipilih, permasalahan, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


Pada bab ini, menguraikan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan
pokok pembahasan mengenai air bersih sesuai baku mutu dan penggunaan
karbon aktif dari sekam padi dalam proses pengelohan air bersih.
6

BAB 3 BAHAN, ALAT, DAN PROSEDUR KERJA


Pada bab ini, menjelaskan tentang bahan, alat, dan prosedur kerja yang akan
dilakukan dalam percobaan.
BAB 4 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
Pada abab ini menjelaskan kerangka teori yang merupakan konsep dari tinjauan
pustaka, kerangka konsep penelitian, pengumpulan data, definisi operasional,
dan hipotesis.

BAB 5 METODE PENELITIAN


Pada bab ini menjelaskan tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian, objek
penelitian, desain penelitian, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data.

BAB 6 HASIL PENELITIAN


Pada bab ini berisi tentang penyajian data hasil penelitian dan narasinya.

BAB 7 PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan tentang pembahasan dari hasil penelitian yang
diperoleh.

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN


Dalam bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran yang penulis berikan
berdasarkan hasil penelitian.

You might also like