You are on page 1of 68
EM 200y os Bt PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP PERILAKU KADAR AIR BAHAN BAKAR, MOHAMAD SAFARI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR, 2004 Judul Skripsi : Pengaruh Suhu dan Kelembaban Udara terhadap Perilaku Kadar Air Bahan Bakar Nama Mahasiswa_: MOHAMAD SAFARI RP : B01499124 Menyetujui : Dosen pembimbing, Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr NIP. 131878497 tanggal : Mengetahui Leen Mangjemen Hutan, =/ f. In'Jfdika Mansur, MFor Se. ‘GRUP. 131 878 499 fasts : ‘Tanggal lulus : 1 Septemlogr 2004 Mohamad Safari, £01499124, Pengaruh Suhu dan Kelembaban Udara Terhadap Perilaku Kadar Air Bahan Bakar. bing oleh Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.agr. RINGKASAN Pengelolaan hutan tidak pernah lepas dari berbagai gangeuan, salah satunya adalah kebakaran hutan dan lahan. Permasalahan ini mendapat sorotan dunia intemasional, Karena dampak negatif yang ditimbulkannya, antara lain dampak tethadap lingkungan fisik, lingkungan hayati, keschatan manusia, dan ekonomi. Potensi dan kadar air bahan bakar di hutan dalam hubungannya dengan kebakaran hhutan tidak dapat dibicarakan secara terpisah, Cuaca atau iklim merupakan faktor yang sangat menentukan kadar air bahan bakar hutan terutama peranan dari hujan. Penelitian ini bertujuan tintuk mengetahui pengaruh suhu udara, kelembaban udara, suhu permukaan tanah, dan waktu pengukuran terhadap kadar air bahan bakar serasah pada tegakan Pinus merkusii dan Paraserianthes falcataria dengan harapan dapat memberikan informasi tentang hubungan antara faktor-faktor tersebut sehingga, dapat dijadikan masukan dalam perencanaan pembangunan kehutanan khususnya di bidang perlindungan hutan. Penelitian dilakukan selama 3 bulan (Maret-Mei 2004) di laboratorium Kebakeran Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Pengukuran dan pengambilan bahan- bahan penelitian dilakukan di Desa Cangkurawok dan daerah sckitar rektorat IPB. Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan bakar berupa serasah (daun dan ranting) dari tanaman pinus (Pinus merkusif) dan serasah dari tanaman Sengon (Paraserianthes falcataria) sedangkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan yaitu oven, tali rafia, kantong plastik atau kertas koran bekes, sabit, timbangan, meteran, satingan, thermo-hygrometer, termometer tanah, Spriechel Densiometer, kamera dan alat tulis. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata suhu udara tertinggi terjadi pada pukul 12.00 WIB, hal ini terjadi di setiap lokasi pengukuran. Rata-rata subu udara tertinggi terjadi pada pukul 12.00 WIB di lokasi pimus plot 2 yaitu 31 °C. Analisis statistik berupa vji F terhadap model regresi suhu udara terhadap kadar air serasah ‘menunjukkan bahwa di lokasi pinus, faktor suhu udara berpengaruh sangat nyata dalam menerangkan nilai kadar air serasah, sedangkan di lokasi sengon tidak berpengaruh nyata, Kelembaban udara rata-rata tertinggi terjadi pada pukul 12.00 WIB di lokasi pinus plot 2, yaitu 94,857 %. Tidak seperti suhu udara, kelembaban udara cenderung berfluktuasi secara tidak teratur dari setiap perpindahan waktu pengukuran, Hasil analisis statistik berupa uji F terhadap model regresi kelembaban udara terhadap kedar air menunjukan bahwa faktor kelembaban udara di lokasi pinus 2 dan sengon tidak berpengaruh nyata dalam menerangkan nilai kadar air serasah. ‘Suhu rate-rata permukaan tangh tertinggi terjadi pada pukul 12.00 WIB, hal ini terjadi di setiap lokasi pengukuran, Rata-rata suhu permukaan tanah tertinggi

You might also like