You are on page 1of 2

Tujuh jenis asma yang harus Anda ketahui

1. Asma alergi
Jenis asma yang satu ini merupakan yang paling banyak dialami oleh pengidap asma. Pasalnya, alergi dan
asma saling berkaitan satu sama lain.
Rhintis alergi merupakan penyakit alegi kronis paling umum yang menyebabkan peradangan pada lapisan
dalam hidung. Orang yang mengalami kondisi ini sensitivitasnya terhadap alergi meningkat. Akibatnya, sel-
sel imun (kekebalan tubuh) melepaskan histamin sebagai respon terhadap kontak dengan zat penyebab alergi
(alergen).
Nah, hisatmin bersama dengan bahan kimia lainnya inilah yang menimbulkan gejala alergi. Biasanya,
alergen akan memasuki tubuh melalui proses pernapasan.
Mereka yang mengalami rhintis alergi akan merasakan beberapa gejala seperti pilek yang terjadi tiba-tiba,
bersin tanpa henti, saluran hidung bengkak, mata berair, dan tenggorokan gatal. Beberapa pemicu asma
alergi yang paling umum adalah jamur, debu, tungau, dan bulu binatang.
Obat dengan resep dokter merupakan solusi terbaik untuk mengendalikan alergi agar batuk dan gejala asma
lainnya segera mereda.
2. Asma olahraga
Ini adalah jenis asma yang bisa muncul karena Anda melakukan olahraga atau aktivitas fisik. Kebanyakan
orang dengan penyakit asma mengalami gejala asma saat mereka melakukan aktivitas olahraga. Namun, ada
juga beberapa orang yang tidak memiliki asma, termasuk atlet olimpiade, yang justru mengembangkan
gejala asma hanya saat mereka berolahraga.
Asma jenis ini akan membuat saluran pernapasan menyempit pada puncaknya dalam kisaran 5 sampai 20
menit setelah olahraga, sehingga membuat seseorang akan kesulitan untuk bernapas.
Gejalanya biasanya dimulai dengan batuk dan mengi (napas yang berbunyi seperti siulan lirih). Penggunaan
inhaler asma sebelum memulai olahraga bisa jadi salah satu cara mencegah terjadinya serangan asma ketika
berolahraga.
Penting untuk diketahui bahwa olahraga tidak menyebabkan asma. Tapi, olahraga bisa jadi salah satu
pemicu gejala asma pada pasien tertentu.
3. Asma batuk
Selain asma alergi, asma batuk juga merupakan jenis asma yang banyak dialami orang. Pada jenis ini, batuk
berat dan parah merupakan gejala paling dominan yang sering terjadi.
Tidak hanya itu, beberapa penyebab batuk ini bisa disebabkan karena postnasal drip, rhinitis kronis, sinusitis
(radang sinus), ataupun karena penyakit refluks asam lambung (GERD atau heartburn).
Asma batuk sangat kurang terdiagnosis dan sulit diobati. Pemicu asma batuk biasanya adalah infeksi saluran
pernapasan dan olahraga. Jika Anda mengalami batuk yang berkepanjangan, segera lakukan pengecekan ke
dokter penyakit dalam spesialis paru-paru. Pengobatan yang biasanya dilakukan adalah tes fungsi paru-paru
guna melihat kinerja paru-paru Anda.
4. Asma karena pekerjaan tertentu
Asma jenis ini merupakan asma yang diakibatkan oleh pemicu di tempat kerja. Apabila Anda mengalami
kondisi ini, Anda mungkin akan mengalami kesulitan bernapas dan mengembangkan gejala asma saat Anda
sedang bekerja.
Banyak orang yang mengalami asma kerja mengalami pilek, hidung tersumbat, iritasi mata, mata berair, dan
batuk mengi.
Orang yang paling rentan mengalami asma kerja adalah mereka para pekerja konstruksi, peternak hewan,
perawat, tukang kayu, petani, dan pekerja lain yang dalam kesehariannya mengalami paparan polusi udara,
zat kimia, asap mesin, dan rokok yang bisa menimbulkan gejala asma.
5. Asma malam hari (nokturnal)
Asma malam hari, atau yang biasa disebut juga sebagai asma nokturnal adal jenis penyakit penyakit yang
timbul hanya di saat malam hari atau saat tidur. Pasalnya, asma jenis ini sangat dipengaruhi oleh jam
biologis manusia (ritme sirkandian).
Penelitian menunjukkan bahwa kematian terbanyak terkait asma terjadi pada malam hari. Kondisi ini terjadi
dikarenakan meningkatknya paparan alergen (pemicu asma), suhu udara, posisi tidur yang berbaring, atau
bahkan produksi hormon tertentu yang mengikuti jam biologis tubuh.
Selain itu, umumnya gejala sinusitis dan asma sering muncul di malam hari, terutama apabila tetesan
postnasal memicu gejala seperti batuk.
Selalu menyediakan obat asma di samping tempat tidur adalah kunci utama untuk mengatasi asma malam
hari dan mendapatkan tidur yang berkualitas.
6. Asma obat
Kebanyakan orang tidak pernah mengira bahwa obat tanpa resep bisa memperburuk gejala asma. Aspirin
dan obat antiradang non steroid (NSAID) bisa memperburuk gejala asma dan bahkan bisa berakibat fatal.
Apabila Anda termasuk salah satu orang yang sensitif terhadap obat-batan tersebut, hindari ibuprofen,
naproxen, dan diclofenac karena mereka bisa memicu serangan asma. Terlebih bagi Anda yang sudah punya
riwayat asma.
Selalu konsultasikan dengan dokter terkait penggunaan obat-obat tersebut sebelum Anda mengonsumsinya.
7. Kondisi lainnya yang bisa memicu asma
Beberapa penyakit berikut ini dapat menyebabkan beberapa gejala yang mirip asma, tapi pada dasarnya
mereka bukan asma.
Semua jenis mengi sebenarnya bukan asma. Walau dalam kebanyakan kasus, mengi merupakan gejala yang
memicu asma.
Asma jantung, atau bentuk gagal jantung di mana gejalanya mirip dengan beberapa gejala asma biasa.
Disfungsi pita suara.
FLIXOTIDE NEBULES
admin 29/12/2014 Preparat Antiasma & PPOK
Produsen GlaxoSmithKline Indonesia
Komposisi Fluticasone propionate.
Indikasi Meredakan gejala & eksaserbasi asma pada pasien yang sebelumnya diterapi dengan
bronkodilator saja atau dengan terapi profilaksis lain. Profilaksis asma berat pada dws & remaja >16 tahun.
Terapi eksaserbasi akut asma ringan s/d sedang pada anak & remaja 4-16 tahun.
Dosis Dws & remaja >16 thn 500-2000 mcg 2 x/hari. Anak & remaja 4-16 thn 1000 mcg 2 x/hari.
Perhatian Tdk untuk serangan akut tp untuk penanganan rutin jangka panjang. Monitor tinggi badan
anak pada terapi jangka panjang. Pasien yang diterapi steroid sistemik sblmnya. Hindari penghentian terapi
secara mendadak. TB paru aktif atau laten.
Efek Samping Kandidiasis pada mulut & tenggorokan, suara serak, bronkospasme paradoksikal; reaksi
hipersensitivitas pada kulit; supresi adrenal, retardasi pertumbuhan, penurunan densitas mineral tulang,
katarak & glaukoma.

You might also like