You are on page 1of 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang terdiri dari atas ratusan suku bangsa yang masing-
masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga
tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung
potensi konflik yang besar. Selain itu, karena Indonesia secara geografis merupakan negara
kepulauan, hal tersebut perlu diperhitungkan karena Indonesia kaya akan aneka sumber daya
alam dan suku bangsa.

Melihat dari pandangan historis, Indonesia diwarnai dengan pengalaman sejarah yang
tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia.
Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari
semangat persatuan dan kesatuan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri.

Untuk menghindari adanya konflik pemecah bangsa, maka negara Indonesia perlu
memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak terombang-ambing dalam
memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita tujuan nasionalnya. Salah
satu pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah
nusantara. Wawasan nasional dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik
yang dianut oleh negara yang bersangkutan. Konsepsi politik kekuasaan menjadi salah satu
faktor dalam melaksanakan konsep geopolitik. Hal ini terkait dengan kepentingan nasional
yang harus dipertahankan demi tercapainya cita-cita bangsa dan negara.

1.2 Rumusan Masalah


Penulisan makalah ini disusun berdasarkan perumusan masalah yang ada, yaitu:

1. Apakah pengertian paham kekuasaan?


2. Apakah paham-paham kekuasaan yang umum dianut oleh negara?
3. Bagaimana penerapan paham kekuasaan di Indonesia?
4. Apakah pengertian dari geopolitik?
5. Jelaskan teori-teori geopolitik.

1
6. Sebutkan jenis-jenis ideologi.
7. Bagaimana ideologi yang dianut oleh Indonesia?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam makalah ini adalah bahwa tim penulis hanya membahas
mengenai paham kekuasaan dan geopolitik secara umum dan pengaplikasiannya di Indonesia
khususnya, sehingga hal-hal lain yang tidak menyangkut kedua pembahasan utama tidak
disajikan dalam makalah ini.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui arti dan teori-teori paham kekuasaan.


2. Untuk mengetahui jenis-jenis paham kekuasaan yang berlaku di dunia.
3. Untuk memahami penerapan paham kekuasaan yang berlaku di Indonesia.
4. Untuk mengetahui arti dan teori-teori yang menjelaskan mengenai geopolitik.
5. Untuk memahami penerapan geopolitik dan ideologi yang berlaku di Indonesia.

1.5 Manfaat
Penyusunan makalah ini dapat bermanfaat dalam bidang keilmuan, yaitu dapat
menjadi bahan referensi penulisan artikel ataupun karya ilmiah yang lain. Selain itu, makalah
ini juga dapat menjadi bahan pembelajaran, baik untuk individu tim penyusun ataupun
masyarakat umumnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Paham Kekuasaan


Kekuasaan suatu bangsa pada dasarnya dibentuk dan dijiwai oleh paham-paham
kekuasaan dan ideologi yang dianut suatu bangsa. Paham-paham kekuasaan yang umum
diterapkan di seluruh dunia dan dikemukakan oleh para ahli antara lain adalah sebagai
berikut:

a) Paham Machiavelli

Paham ini lebih cenderung menghalalkan kekuasaan yang otoriter; kalau Raja adalah
Raja yang absolut atau menggunakan sistem seperti Tirani

b) Paham Kaisar Napoleon Bonaparte

Napoleon menegaskan bahwa kekuatan politik harus didukung oleh kekuatan


ekonomi (ingat bahwa jatuhnya Pemerintahan Orde Baru akibat krisis moneter dan
ujungnya menjadi krisis ekonomi)

c) Paham Jendral Clausewitz

Karena Clausewitz seorang tentara tidak heran bahwa dalilnya tidak lepas dari perang
adapun dalilnya bahwa perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain. Clausewitz
menghalalkan perang untuk mencapai tujuan politik.

d) Paham Fuerbach dan Hegel

Teori Fuerbach dan Hegel melahirkan paham libberalisme yang ujung-ujungnya


melahirkan kolonialisme.

e) Paham Lenin

3
Paham Lenin melahirkan komunisme yang berpangkal dari kelompo/komunal yang
mementingkan kelompok/Negara sebaliknya faham liberalism lahir dari individualism
dimana Negara tidak boleh mencampuri urusan pribadi/warga.

f) Paham Lucien dan Sidney

Karena politik dianggap kotor maka kedua tokou tersebut menghendaki agar
berpolitik itu harus santun/politik berbudaya.

2.2 Paham Kekuasaan di Dunia

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, maka lahirlah jenis-jenis paham


kekuasaan yang banyak dianut oleh negara-negara di dunia, yaitu :

2.2.1 Komunisme

Komunisme adalah paham yang mendahulukan kepentingan umum di atas


kepentingan pribadi dan golongan, di mana paham komunis juga menyatakan semua hal dan
sesuatu yang ada di suatu negara dikuasai secara mutlak oleh negara tersebut. Penganut
paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan
Friedrich Engels, sebuah manifes politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848
teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan
masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan
yang paling berpengaruh dalam dunia politik. Negara yang masih menganut komunisme
adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.

2.2.2 Liberalisme

Liberalisme atau liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik
yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan
yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif
bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan

4
terhadap pemilikan individu. Liberalisme dianut oleh negara-negara di berbagai benua, antara
lain:
a. Benua Amerika: Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia,
Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay,
Venezuela Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto
Rico Suriname.

b. Benua Eropa: Albania, Armenia, Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus, Republik
Cekoslovakia, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia,
Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia, Moldova, Netherlands, Norwegia,
Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia Montenegro, Slovakia, Slovenia, Spanyol,
Swedia, Switzerland, Ukraina dan United Kingdom Belarusia, Bosnia-Herzegovina,
Kepulauan Faroe, Georgia, Irlandia dan San Marino.

c. Benua Asia: India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand, Turki
Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura.

d. Kepulauan Oceania: Australia dan Selandia Baru.

e. Benua Afrika: Mesir, Senegal dan Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Benin, Burkina Faso,
Mantol Verde, Côte D'Ivoire, Equatorial Guinea, Gambia, Ghana, Kenya, Malawi, Maroko,
Mozambik, Seychelles, Tanzania, Tunisia, Zambia dan Zimbabwe.

2.2.3 Kapitalisme

Kapitalisme atau kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal
bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Kapitalisme memiliki
sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak
swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Adam
Smith adalah tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme yang
dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang
menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam pola produksi. Gerakan
produksi haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money, modal-
komoditas-uang), yang menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih

5
menjadi modal lagi dan akan berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith memandang
bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka
pasar harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah
hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.
Negara yang menganut paham kapitalisme adalah Inggris, Belada, Spanyol, Australia,
Portugis, dan Perancis.

2.2.4 Fasisme

Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut


tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat
kentara. Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin, fascis,
yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan
pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan
simbol daripada kekuasaan pejabat pemerintah. Negara yang menganut paham faiisme adalah
Italia, Jerman dan Jerman.

2.2.5 Sosialisme

Sosialisme atau sosialis adalah paham yang bertujuan membentuk negara


kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan.
Sosialisme dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau
kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad
ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut
Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin
Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam
l'Encyclopédie Nouvelle[1]. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai
konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa
istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19
hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat
egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak
daripada hanya segelintir elite. Negara yang menganut paham sosialisme adalah Kuba dan
Venezuela.

6
2.2.6 Anarkisme

Anarkisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara,
pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan
penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya
harus dihilangkan/dihancurkan. Secara spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan
administratif, Anarki berarti koordinasi dan pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang
didefinisikan secara luas sebagai pihak yang superior dalam wilayah ekonomi, politik dan
administratif (baik pada ranah publik maupun privat).

2.2.7 Nasionalisme

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan


sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas
bersama untuk sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan
beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu
"identitas budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber
dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu. Jenis dari nasionalis itu, antara lain:

1. Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme


dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak
rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques
Rousseau.

2. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh


kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann
Gottfried von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk
"rakyat").

3. Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas)


adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik
secara semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.

7
4. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna
kulit, ras dan sebagainya.

5. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu


digabungkan dengan nasionalisme etnis.

6. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh


legitimasi politik dari persamaan agama.

2.3 Demokrasi sebagai Paham Kekuasaan yang digunakan di Indonesia

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang
membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif, legislatif).

Berawal dari kemenangan Negara-negara Sekutu terhadap negara-negara Jerman,


Italia & Jepang pada Perang Dunia II (1945), dan disusul kemudian dengan keruntuhan Uni
Soviet yang berlandasan paham Komunisme di akhir Abad XX , maka paham Demokrasi
paham yang mendominasi tata kehidupan umat manusia di dunia dewasa ini.

Di dalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga saat
ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa
model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan lainnya.

Dalam bentuk yang sederhana, pelaksanaan demokrasi langsung dapat kita lihat
dalam masyarakat Indonesia, misalnya dalam pemilihan kepala desa. Rakyat dapat langsung
memilih kepala desanya dengan cara yang sangat sederhana.

Secara resmi, demokrasi sudah dijadikan dasar bagi kebanyakan pemerintahan


negara-negara di dunia. Namun dalam perwujudannya, terdapat bermacam-macam jenis
demokrasi menurut kondisi dalam negeri negara yang bersangkutan. Jenis-jenis demokrasi
yang ada di dunia saat ini adalah:

a. Demokrasi Presidentil.

8
Demokrasi presidetil disebut juga sebagai demokrasi presidensial. Dalam demokrasi
presidensial, orang-orang yang menjalankan pemerintahan (para menteri dalam susunan
kabinet presidensial) bertanggungjawab kepada presiden karena yang memilih menteri-
menteri itu adalah presiden. Negara yang menganut sistem demokrasi presidensial antara lain
negara Pakistan pada masa pemerintahan Presiden Ayub Khan tahun 1960. Negara Indonesia
pada tahun 1966 menjalankan demokrasi presidentil.

b. Demokrasi Parlementer.

Adalah paham demokrasi yang menempatkan kedudukan badan legislatif lebih tinggi
dari padabadan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana
Menteri.Perdana menteri dan menteri-menteri dalam kabinet diangkat dan diberhentikanoleh
parlemen. Dalam demokrasi parlementer Presiden menjabat sebagai kepalanegara. Dalam
demokrasi parlementer, orang-orang yang menjalankan pemerintahan (eksekutif)
bertanggungjawab kepada parlemen dan kekuasaan legislatif (DPR) berada di atas kekuasaan
eksekutif. Para menteri kabinet bertanggungjawab kepada badan legislatif. Kabinet harus
mendapat kepercayaan dari DPR dan DPR dapat memberikan mosi tidak percaya kepada
kabinet. Negara yang menjalankan demokrasi parlementer dalam pemerintahan mereka antara
lain Belgia, Belanda, Perancis dan Indonesia pada masa Demokrasi Liberal (tahun 1950
sampai 1959).

c. Demokrasi Dengan Sistem Pemisahan Kekuasaan.

Sistem demokrasi dengan pemisahan kekuasaan hampir sepenuhnya diterapkan di


negara Amerika Serikat. Kekuasaan legislatif dipegang oleh Kongres, kekuasaan eksekutif
dipegang oleh Presiden, sedangkan kekuasaan yudikatif dipegang oleh Mahkamah Agung.
Masing-masing badan berdiri sendiri dan terpisah satu sama lain. Kekuasaan yang diberikan
pada setiap badan dibatasi untuk mencegah penumpukan kekuasaan. Antar lembaga negara
bekerja dengan saling mengawasi sehingga terjadi keseimbangan diantara lembaga legislatif,
eksekutif dan yudikatif.

d. Demokrasi Melalui Referendum Dan Inisiatif Rakyat.

Referendum adalah pemungutan suara rakyat mengenai suatu rencana pemberlakukan


undang-undang. Sistem demokrasi melalui referendum ini berlaku di negara Swiss. Setiap
wilayah administratif di Swiss disebut sebagai kanton. Kanton-kanton tersebut berbentuk
republik yang masing-masing kanton memiliki kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.

9
Dalam praktek demokrasi di negara Swiss, tugas legislatif berada di bawah pengawasan
rakyat. Pengawasan oleh rakyat dilakukan melalui referendum. Referendum dibagi menjadi
dua, yaitu referendum obligator dan referendum fakultatif.

Referendum obligator atau referendum wajib adalah pemungutan suara rakyat yang
wajib dilakukan untuk suatu rencana undang-undang dasar negara bagian atau undang-
undang lain yang dianggap penting. Sedangkan referendum fakultatif adalah pemungutan
suara rakyat mengenai rencana undang-undang yang tidak diharuskan, kecuali jika pada masa
tertentu setelah rencana undang-undang itu diumumkan sejumlah rakyat meminta diadakan
referendum.

Yang paling mencolok dari sistem demokrasi melalui referendum adalah pengawasan
dilakukan oleh rakyat dengan cara referendum. Sistem referendum menunjukkansuatu sistem
pengawasan langsung oleh rakyat. Ada 2 cara referendum, yaitu referendum obligator dan
fakultatif. Referendum obligator atau wajib lebih menekankan pada pemungutan suara rakyat
yang wajib dilakukan dalam merencanakan pembentukan UUD negara, sedangkan
referendum fakultatif, menenkankan pada pungutan suara tentang rencana undang-undang
yang sifatnya tidak wajib.

2.4 Teori Geopolitik


2.4.1 Pengertian Geopolitik

Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala politik dari aspek geografi.
Arti geopolitik secara harfiah adalah geo asal dari geografi dan politik artinya pemerintahan
jadi geopolitik artinya cara menyelenggarakan suatu pemerintahan yang disesuaikan /
ditentukan oleh kondisi / konfigurasi geografinya (contoh NKRI memilih Negara Kesatuan
karena kondisi/konfigurasi geografinya berupa Negara Kepulauan). Geopolitik diartikan
sebagai pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan dasar nasional
untuk mewujudkan tujuan tertentu. Dalam pelaksanaannya geopolitik ini yaitu kebijakan
pelaksanaan dalam menentukan tujuan, sarana-sarana serta cara penggunaan sarana tersebut
guna mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan konstelasi geografis suatu negara.

2.4.2 Teori Geopolitik

a. Frederick Ratzel (Teori Ruang ; 1897)

10
Ratsel menyatakan bahwa negara dalam hal-hal tertentu dapat disamakan dengan
organism, yaitu mengalami fase kehidupan dalam kombinasi dua atau lebih antara lahir,
tumbuh, berkembang, mencapai puncak, surut dan mati. Inti ajaran Ratzel adalah teori ruang
yang ditempati oleh kelompok-kelompok politik (negara-negara) yang mengembangkan
hukum ekspansionisme baik di bidang gagasan, perutusan maupun produk.

Untuk membuktikan keunggulan yakni negara harus mengambil dan menguasai


satuan-satuan politik yang berkaitan terutama yang bernilai strategis dan ekonomis. Ratzel
memprediksi bahwa pada akhirnya di dunia ini hanya tinggal negara unggul bisa bertahan
hidup dan menjamin kelangsungan hidupnya. Pertumbuhan negara dapat dianalogikan
(disamakan/mirip) dengan pertumbuhan organisme (mahluk hidup) yang memerlukan ruang
hidup, melalui proses,lahir, tumbuh,berkembang, mempertahankan hidup tetapi dapat juga
menyusut dan mati.

Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti
kekuatan. Makin luas potensi ruang makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh (teori
ruang). Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari
hukum alam. Hanya bangsa yang unggul yang dapat bertahan hidup terus dan langgeng.
Semakin tinggi budaya bangsa semakin besar kebutuhan atau dukungan sumber daya alam.
Apabila tidak terpenuhi maka bangsa tsb akan mencari pemenuhan kebutuhan kekayaan alam
diluar wilayahnya (ekspansi).

b. Rudolf Kjellen (Teori Kekuatan)

Kjellen mengembangkan teori ruang Ratzel dengan menganggap bahwa negara


sebagai organism dirumuskan ke dalam sistem politik/pemerintahan melalui 5 pembidangan
yaitu :

1) Kratopolitik (politik pemerintahan),


2) Ekono-politik,
3) Sosiopolitik,
4) Demopolitik dan
5) Geopolitik.

11
Inti ajaran Kjellen adalah tiap negara di samping berupaya untuk menjaga
kelangsungan hidupnya, juga mewajibkan bangsanya untuk berswasembada mengembangkan
kekuatan nasionalnya secara terusa menerus. Dampak pengembangan kekuatan nasional
memberikan dua arti penting,

1) Ke dalam : Menumbuhkan kesatuan dan persatuan yang harmonis dan


2) Ke luar : Dalam pemekaran wilayah dapat memperoleh batas-batas yang jelas dengan
negara-negara di sekitarnya.

Kjellen memprediksi bahwa pergulatan antara kekuatan kontinental (darat) dengan kekuatan
maritime (laut) pada akhirnya akan dimenangkan oleh kekuatan kontinentak sekaligus
menguasai pengawasan di laut.

Negara sebagai satuan biologi, suatu organisme hidup. Untuk mencapai tujuan negara,
hanya dimungkinkan dengan jalan memperoleh ruang (wilayah) yang cukup luas agar
memungkinkan pengembangan secara bebas kemampuan dan kekuatan rakyatnya. Negara
merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang meliputi bidang-bidang:
geopolitik,ekonomipolitik, demopolitik,sosialpolitik dan kratopolitik. Negara tidak harus
bergantung pada sumber pembekalan luar, tetapi harus mampu swasembada serta
memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk meningkatkan kekuatan nasional.

c. Karl Houshoffer (Teori Ekspansionisme : 1896-1946)

Karl Houshoffer mengajarkan faham geopolitik sebagai ajaran ekspansionisme dalam


bentuk politik geografi yang menitikberatkan pada soal-soal strategi perbatasan, ruang hidup
bangsa dan tekana rasial, ekonomi dan sosial sebagai faktor yang mengharuskan pembagian
baru kekayaan dunia. Inti faham geopolitik Houshoffer pada dasarnya adalah penyempurnaan
teori Kjellen, yaitu :

1) Kekuasaan imperium daratan pada akhirnya menguasai imperium lautan


2) Akan timbul negara-negara besar di Eropa, Asia dan Afrika.

Prediksi Houshoffer tersebut,dalam banyak hal telah mendorong lahirnya Nazi Jerman
di bawah Hitler yang bersemboyan Jerman Raya di atas semua Negara sedangkan di Asia
lahir chauvinisme Jepang dengan semboyan Hako I Chiu yaitu menjadikan Jepang sebagai
pemimpin Asia, cahaya Asia dan pelopor Asia (Tiga A).Pandangan Karl Haushofer ini

12
berkembang di Jerman dibawah kekuasan Aldof Hitler, juga dikembangkan ke Jepang dalam
ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme. Pokok– pokok teori
Haushofer ini pada dasarnyamenganut teori Kjellen, yaitu sebagai berikut :

1) Kekuasan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasan imperium
maritim untuk menguasai pengawasan dilaut.
2) Negara besar didunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika, dan Asia barat
(Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia timur raya.
3) Geopolitik adalah doktrin negara yang menitik beratkan pada soal strategi perbatasan.
4) Geopolitik adalah landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan kelangsungan hidup
untuk mendapatkan ruang hidup (wilayah).

d. Sir Harold Mackinder (Wawasan Benua)

Mackinder merupakan penganut teori kekuatan, yang mencetuskan wawasan benua


sebagai konsep pengembangan kekuatan darat. Teorinya menyatakan bahwa “barang siapa
menguasai daerah jantung (haertland) yaitu Eropa-Asia akan dapat menguasai pulau-pulau
dunia dan akhirnya akan menjadi penguasa dunia.Teori ahli Geopolitik ini menganut “konsep
kekuatan”. Ia mencetuskan wawasan benua yaitu konsep kekuatan di darat.Ajarannya
menyatakan ; barang siapa dapat mengusai “daerah jantung”, yaitu Eropa dan Asia, akan
dapat menguasai “pulau dunia” yaitu Eropa, Asia, Afrika dan akhirnya dapat mengusai dunia.

e. Sir Walter Raleigh dan Alfred Thayer Mahan (Wawasan Bahari)

Teori Raleigh dan Mahan pada dasarnya adalah teori kekuatan lautan/bahari. Mereka
mengatakan bahwa siapa yang menguasai lautan akan menguasai jalur perdagangan dunia,
yang berarti menguasai kekuatan dunia sehingga akhirnya akan dapat menguasai dunia.
Barang siapa menguasai lautan akan menguasai “perdagangan”. Menguasai perdagangan
berarti menguasai “kekayaan dunia” sehinga pada akhirnya menguasai dunia.

f. W. Michel dan John Frederick Charles Fuller (Wawasan Dirgantara)

Mitchel dan Fuller berpendapat bahwa kekuatan udara merupakan kekuatan yang
paling menentukan penguasaan dunia. Keunggulan yang dimiliki dirgantara adalah
pengembangan kekuatan di udara, memiliki daya tangkis yang andal dari berbagai ancaman
lawan dalam tempo cepat, dasyat dan dampaknya sangat mengerikan lawan sehingga tidak

13
ada kesempatan bagi lawan untuk bergerak. Kekuatan di udara justru yang paling
menentukan. Kekuatan di udara mempunyai daya tangkis terhadap ancaman dan dapat
melumpuhkan kekuatan lawan dengan penghancuran dikandang lawan itu sendiri agar tidak
mampu lagi bergerak menyerang.

g. Nocholas J. Spykman (Teori Daerah Batas/Rimland)

Teori Spykman juga disebut Wawasan Kombinasi, yaitu teori menghubungkan


kekuatan darat, laut dan udara, yang dalam pelaksanaannya disesuikan kondisi dan
kebutuhan. Nocholas mengatakan bahwa siapa yang mampu mengkombinasi kekuatan darat,
laut dan udara akan menguasai daerah batas antar bangsa secara permanen dan abadi. Teori
daerah batas (rimland) yaitu teori wawasan kombinasi,yang menggabungkan kekuatan darat,
laut, udara dan dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu
negara.

2.4.3 Teori Geopolitik di Indonesia

Pembangunan geopolitik Indonesia sudah dimulai oleh para pendiri bangsa melalui ikrar
sumpah pemuda, satu nusa yang berarti keutuhan ruang nusantara, satu bangsa yang
merupakan landasan kebangsaan Indonesia, satu bahasa yang merupakan faktor pemersatu
seluruh ruang nusantara beserta isinya. Unsur-unsur dasar Wawasan Nusantara dalam
mencapai kesatuan dan keserasian dapat ditinjau melalui kesatuan wilayah kesatuan bangsa,
kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi, kesatuan pertahanan dan keamanan. Berdasarkan
hal tersebut, pembangunan geopolitik di Indonesia sendiri hanya akan efektif apabila
dilandasi oleh wawasan kebangsaan yang mantap.

Konsepsi geopolitik khas Indonesia itu kemudian dirumuskan menjadi acuan dasar
yang diberi nama Wawasan Nusantara, berbunyi sebagai berikut:
“Wujud suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu Negara kepulauan yang
dalam kesemestaannya merupakan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan untuk mencapai tujuan nasional dan cita-cita perjuangan bangsa
melalui pembangunan nasional segenap potensi darat, laut dan angkasa secara terpadu.”

2.5 Jenis-Jenis Ideologi di Dunia

14
Dalam pengaplikasiannya, ideologi dibedakan menjadi beberapa jenis dengan ciri
khas masing-masing, yaitu:

a. Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:

1. Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah). Jadi,


bukan keyakinan ideologissekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.
2. Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia adalah
milik seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemuksn dalam kehidupan mereka.
3. Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi ke-kini-an
mereka.
4. Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan
menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan
falsadah itu.
5. Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari
berbagai latar belakang budaya dan agama.

b. Ideologi Tertutup

Ideologi tertutup adalah suatu sistem emikiran tertutup dan sifatnya mutlak yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita
sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat.
2. Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan
dipaksakan kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi
kehidupan masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut.
3. Bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang kehidupan. Ideologi
tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi dan
pendidikan. Oleh karena kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk
mempengaruhi perilaku masyarakat.
4. Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.

15
5. Menuntut nasyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorban
bagi ideologi tersebut.
6. Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret dan
operasional yang keras, mutlak, dan total.

c. Ideologi Komperenhensif
Ideologi Komprehensif didefinisikan sebagai suatu sistem pemikiran menyeluruh
mengenai semua aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat suatu cita-cita
yang bertujuan untuk melakukan transformasi sosial secara besar-besaran menuju
bentuk tertentu.
d. Ideologi Partikular
Didefinisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang tersusun secara sistematis dan
terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam masyarakat

2.5.1 Pancasila sebagai Ideologi Indonesia


Indonesia telah merdeka lebih dari 60 tahun, selama itu pula peran dan fungsi Pancasila
sebagai ideologi diuji. Peran dan fungsi ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
dan ideologi terbuka adalah sebagai berikut :
a. Pancasila sebagai Ideologi Persatuan
Peran Pancasila yang paling sangat menonjol sejak Indonesia merdeka adalah dalam
mempersatukan rakyat Indonesia menjadi bangsa yang memiliki kepribadian dan percaya
pada diri sendiri. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk membutuhkan
pembentukan pembangunan watak bangsa. Hal ini oleh Presiden Soekarno disebut nation and
character building yang bertujuan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Berbagai
perbedaan pemikiran dan pandangan hidup masyarakat indonesia disatukan dalam payung
pancasila.
b. Pancasila sebagai Ideologi Persatuan
Perkembangan berbagai paham di dunia dan derasnya arus globalisasi harus mampun
dihadapi bangsa Indonesia agar tidak terseret arus global yang belum tentu baik dan
menguntungkan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan tersebut maka
ideologi Pancasila harus dijunjung tinggi. Keterbukaan bukan berarti mengubah Pancasila,
melainkan mewujudkan nilai nilai Pancasila secara lebih konkret sehingga memiliki
kemampuan yang lebih tajam dalam memecahkan masalah masalah baru dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

16
Secara umum, fungsi dan peranan Pancasila adalah sebagai dasar negara. Hal ini
mengandung arti bahwa pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan
ketatanegaraan yang meliputi bidang ideologi, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan. Fungsi dan peranan pancasila sebelumnya telah kita kenal, yaitu sebagai berikut:
1. Jiwa bangsa Indonesia
2. Jiwa kepribadian bangsa Indonesia
3. Sumber dari segala sumber hukum
4. Perjanjian leluhur bangsa
5. Pandangan hidup yang mempersatukan bansa Indonesia
6. Cita cita dan tujuan seluruh bangsa Indonesia
7. Satu satunya asa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
8. Modal pembangunan
c. Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan

Pancasila sesuai dengan kodrat manusia dan martabat manusia. Nilai nilai pancasila
ini mendasari bahwa pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia
indonesia seluruhnya dan pembangunan manusia indonesia seutuhnya. Pancasila sebagai
ideologi pembangunan mendorong pembangunan di Indonesia bukan hanya dalam
pembangunan fisik semata melainkan juga pembangunan sumber daya manusia.
d. Implikasi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Penerimaan ini tidak mudah, karena ada kekhawatiran dalam keterbukaan
bertentangan dengan nilai pancasila, yang memungkinkan munculnya liberalisme, fasisme.
Penerimaannya ialah kita menggunakan pancasila sebagai acuan, misalnya sebagai landasan
konseptual untuk kebijaksanaan deregulasi dan debirokrasi yang tidak berkonotasi
liberalisme.
e. Pembatasan Keterbukaan Ideologi
Ideologi berarti sistem ide masyarakat yang sistematis dan konsisten dalam gagasan-
gagasannya. Berarti unsur unsurnya harus serasi, selaras, dan seimbang dengan Eka
Pancakarsa, GBHN, Repelita, SPPN, RPJM, RKP ditinjau secara berkala agar tetap aktual.
Keterbukan idologi ada batas-batas yang tidak dapat dilanggar, yaitu:
- Stabilitas nasional yang dinamis
- Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme, komunisme
- Mencegah berkembangnya liberalisme

17
- Larangan tehadap pandangan ektrim yang menggelisahkan kehidupan
masyarakat
- Penciptaan norma baru harus melalui konsensus.
2.5.2 Hambatan dan Tantangan dalam Berideologi Pancasila

Dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia, terdapat potensi konflik yang besar
mengingat adanya berbagai nilai-nilai yang dianut oleh berbagai kelompok masyarakat, dan
hal ini dapat pula bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Untuk itu
perlu diketengahkan di sini hambatan dan tantangan, baik itu dari negara sendiri maupun dari
luar negeri.
Hambatan muncul karena adanya perbedaan aliran pemikiran, misalnya :
a. Paham individualistis. Negara adalah masyarakat hukum yang disusun atas kontrak
semua individu dalam masyarakat. Disini kepentingan harkat dan martabat manusia
dijunjung tinggi. Hak kebebasan individu hanya dibatasi oleh hak yang sama yang
dimiliki individu lain, bukan oleh kepentingan masyarakat.
b. Paham golongan. Negara adalah suatu susunan golongan (kelas) untuk menindas
kelas lain. Paham ini berhubungan dengan paham materialisme sejarah (suatu ajaran
yang bertitik tolak pada hubungan-hubungan produksi dan kepemilikan sarana
produksi serta berakibat pada munculnya dua kelas yang bertentangan, kelas buruh
dan kelas majikan dan semua itu terjadi dan berada dalam sejarah kehidupan manusia.
c. Isu, penyebaran berita bohong dan fitnah atau desas desus dengan tujuan tertentu.
d. Gejala-gejala negative, antara lain pola hidup konsumtif, sikap mental individualistis,
pemaksaan kehendak, kemalasan, penurunan disiplin dan lain lain.

• Tantangan dari dalam negeri

a. Tantangan disintegrasi, adanya permasalahan-permasalahan


yang disebabkan tidak puasnya sikap daerah menimbulkan permasalahan-
permasalahan yang dapat menghancurkan persatuan dan kesatuan NKRI, seperti
lepasnya Timor Timur pada tahun 1999.
b. Pemberontakan-pemberontakan sejak jaman Revolusi
c. Tantangan dari masalah agama : adanya usaha-usaha yang timbul karena keinginan
untuk mengganti Pancasila dengan symbol keagamaan, antara lain: Gerakan
Republik Maluku Selatan (RMS).

18
d. Tantangan dari masalah SARA : adanya perpecahan yang mengatas namakan SARA
menyebabkan beberapa peristiwa yang dapat menghancurkan Pancasila antara
lain: Peristiwa Poso, Peristiwa Tanjung Periok, Peristiwa Mei 1998, dan masih
banyak lagi.

• Tantangan dari Luar Negeri

a. Adanya tantangan dari ideologi lain yang ingin mengganti ideologi Pancasila
dengan ideologi lain.
b. Adanya intervensi dari negara lain untuk menghancurkan NKRI contohnya privatisasi
BUMN atau campur tangan Amerika dalam penanganan hukum dan keamanan di
Indonesia.oleh karena itu, Pancasila bagaimana pun juga akan berusaha untuk tetap
mempertahankan diri dari segala macam tantangan tersebut demi kelangsungan
negara Indonesia.

19
BAB III
KESIMPULAN

Suatu paham kekuasaan yang berlaku di suatu negara merupakan cerminan dari negara
itu sendiri, di mana dari paham kekuasaan itu maka akan berlaku suatu ideologi yang menjadi
dasar dari negara tersebut. Indonesia menganut paham demokrasi, di mana saat ini demokrasi
yang berlaku di Indonesia digandengkan dengan kata “reformasi”, karena telah melalui
berbagai penyesuaian. Geopolitik merupakan suatu cara penyelenggaraan pemerintah yang
disesuaikan dengan kondisi atau konfigurasi geografinya, di mana sistem geopolitik di
Indonesia disebut Wawasan Nusantara, yang memiliki makna khusus tersendiri dan ditinjau
dari berbagai aspek, salah satunya bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan. Sebagai
suatu bangsa, Indonesia tentu memiliki ideologi, yang dikenal sebagai Pancasila. Pancasila
sebagai ideologi bangsa Indonesia haruslah dijunjung tinggi dan diaplikasikan dalam
kehidupan sebagai rasa tanggung jawab oleh warga negara, serta menjadi tameng untuk
menghadapi tantangan dan hambatan yang mungkin saja dapat menimbulkan berbagai
macam konflik apabila ideologi Pancasila tersebut diabaikan.

20
Daftar Pustaka
Listyarti,Retno.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:Penerbit Erlangga.
http://www.yuksinau.com/2016/10/pengertian-dan-ciri-ideologi-kapitalisme.html.
[Diakses pada 25 April 2017)

Rahayu, Minto.2007. Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi Jati Diri


Bangsa. Grasindo : Depok.
Saputra, Lukman Surya. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan nasionalisme
dan Pratritisme. PT Setia Purna Inves: Bandung.

21

You might also like