You are on page 1of 13

Lingkup Industri Hulu Migas

Posted on 29 April 2015 Updated on 1 Mei 2015

Pengertian Industri Hulu Migas

Kegiatan hulu terdiri dari dua bagian utama, yaitu tahap explorasi dan exploitasi. Explorasi
adalah tahap awal yang bertujuan untuk menemukan sumur minyak dan gas, dilakukan
dengan cara menyelidiki daerah yang memiliki kemungkinan mengandung minyak dan gas
bumi, sedangkan exploitasi ialah rangkaian atau proses selanjutnya setelah ditemukan ladang
yang di dalamnya mengandung minyak dan gas bumi.

Explorasi

Proses explorasi merupakan tahap dasar pada industri hulu migas yang terdiri dari tiga
bagian yaitu penyelidikan secara geologi dan penyelidikan secara geofisika dan pemboran
explorasi, berikut penjelasannya:

1. Tahap Penyelidikan Geologi.

Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis batuan, komposisi kimia,
umur batuan struktur penyusun lapisan tanah dan potensi wilayah tersebut memiliki
kandungan minyak dan gas bumi. Tujuan utama dari proses ini ialah memprediksi apakah
wilayah tersebut memiliki sumber daya alam di dalamnya

2. Tahap Geofisika.

Proses ini meliputi tahap pemetaan struktur lapisan di bawah tanah dan mencari bentuk-
bentuk struktur yang kemungkinan menjadi jebakan minyak dan gas atau sering dikenal
dengan istilah trap atau prospek. Proses ini biasanya dilakukan dengan cara survei seismik.

3. Pemboran explorasi.

Tahap ini sering juga disebut pemboran pembuktian karena pada dasarnya tahap ini bertujuan
untuk membuktikan apakah suatu trap yang telah diyakini pada tahap sebelumnya benar-
benar mengandung minyak dan gas bumi. Proses ini dilakukan dengan cara melakukan
pemboran dengan kedalaman tertentu sesuai dengan pemetaan struktur di bawah tanah.

Exploitasi

Tahap ini adalah rangkaian proses kedua dari kegiatan industri hulu migas untuk
menghasilkan minyak dan gas dari wilayah yang telah terbukti mengadung sumber daya di
dalamya. Exploitasi terdiri dari beberapa bagian yaitu tahap pemboran pengembangan dan
tahap penyediaan sarana dan tahap produksi, berikut penjelasannya:

1. Pemboran Pengembangan.

Merupakan proses pembuatan sumur lanjutan sesuai dengan standar operasi dan melengkapi
pola produksi yang diinginkan.
2. Penyediaan Sarana.

Tahap ini merupakan proses penyediaan berbagai prasarana penunjang seperti teknologi,
jenis-jenis peralatan dan tempat penampungan minyak dan gas bumi.

3. Tahap Produksi.

Setelah penyediaan prasarana telah sesuai dengan standar operasi maka akan dilanjutkan
tahap produksi yaitu proses pengangkatan minyak dan gas bumi ke atas permukaan dengan
menggunakan teknologi dan alat-alat yang telah ditentukan.

Setelah minyak bumi berada di atas permukaan maka selanjutnya akan dilakukan proses
pemurnian dasar dengan tujuan menghilangkan molekul-molekul padat maupun larutan-
larutan yang tidak diinginkan. Selanjutnya akan disimpan di dalam tangki penampungan dan
telah siap untuk dikirim ke unit pengolahan selanjutnya.

Memahami Peran dan Kegiatan Industri Hulu Migas


June 2, 2015 / ilhamkarim

Industri Hulu Migas

Terdiri dari Kegiatan eksplorasi yang bertujuan untuk memperoleh informasi kondisi geologi
untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan minyak di wilayah kerja yang
ditentukan. Kegiatan eksploitasi merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
memproduksi migas yang terdiri dari pengeboran, penyelesaian sumur, pembangunan sarana
pengangkutan, dan pengolahan untuk pemisahan maupun pemurnan minyak bumi dan gas di
lapangan beserta kegiatan lainnya.

Stakeholder dalam Industri Hulu Migas

Dalam penyelenggaraan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, Pemerintah memiliki
beberapa peran yaitu sebagai fungsi pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. Fungsi
pembinaan dilakukan dengan rangka penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan menetapkan
kebijakan yang dilakukan oleh Kementerin Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta
kementerian lainnya. Peran pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Kementerian
ESDM dan kementerian terkait lainnya ditujukan untuk menjaga ketaatan pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sementara peran pengawasan dan pengendalian yang
dilakukan oleh SKK Migas ditujukan untuk menjaga ketaatan KKKS kepada ketentuan
Kontrak Kerja Sama (KKS). Dalam industri hulu migas, hubungan di antara stakeholder
dapat dibilang sangat kompleks. Kekompleksan ini timbul karena peran migas yang sangat
strategis bagi negara serta ketertarikan ekonomi karena industri ini sangatlah padat modal.

Kelompok stakeholder industri hulu migas memiliki perannya masing-masing. Ada yang
berperan sebagai pemain, watch-dog, auditor, regulator, expertise, dan masyarakat SKK
Migas serta para stakeholder tersebut dapat dikategorikan sebagai pelanggan eksternal fungsi
pengadaan KKKS yang harus dipenuhi kebutuhannya sesuai perannya masing-masing.

Mekanisme Harga Minyak Mentah

Dalam perdagangan minyak terdapat lima faktor yang menentukan harga minyak mentah
yaitu:

1. Pasar (pasokan dan permintaan)


2. Kehandalan (tingkat produksi)
3. Lokasi (transportasi)
4. Kualitas (biaya pengilangan dan hasilnya)
5. Ketersediaan (cadangan)

Keempat faktor pertama pada daftar di atas memiliki dampak terbesar pada harga minyak
mentah saat ini. Cadangan hanya akan berpengaruh pada harga di saat tidak mencukupi untuk
mendukung tingkat produksi yang dikehendaki seluruh dunia. Pasokan/permintaan meliputi
baik minyak mentah dan produk minyak yang dibuat darinya. Kualitas minyak mentah
merefleksikan produk yang dapat dikilang dari suatu minyak mentah tertentu dan biaya
pengilang untuk melakukannya. Lokasi akan menentukan biaya transportasi untuk
memindahkan minyak mentah dan/atau produk minyak dari titik produksi/pengilangan ke
konsumen. Kehandalan dikendalikan oleh tingkat produksi dan kapasitas produktif,
sementara ketersediaan terkait dengan cadangan. Harga patokan minyak mentah Indonesia
menggunakan formula perhitungan Indonesia Crude Price (ICP) yang digunakan sebagai
dasar monetisasi minyak Indonesia. ICP merupakan harga rata-rata minyak mentah Indonesia
yang dipakai sebagai indikator perhitungan bagi hasil minyak. Formula ICP yang saat ini
digunakan adalah 50% Platts + 50% RIM. Platts merupakan penyedia jasa informasi energi
yang berpusat di Singapura, sedangkan RIM adalah badan independen berpusat di Tokyo dan
Singapura yang menyediakan data harga minyak untuk pasar Asia Pasifik dan Timur Tengah.
Formula ini digunakan sejak Juli 2007.

Proses Produksi Minyak dan Gas Bumi

Minyak dan gas bumi saat ini dihasilkan di hampir seluruh bagian dunia, dari sumur kecil
milik pribadi dengan produksi 100 barrel per hari sampai sumur dengan produksi 4000 barrel
per hari. Dari kedalaman reservoir 20 meter sampai dengan sumur berkedalaman 3000 meter
dengan kedalaman laut lebih dari 2000 meter. Dari sumur onshore berilai 10.000 dollar
sampai pengembangan offshore bernilai 10 milyar dollar. Meskipun sangat beragam, banyak
bagian dari proses kurang lebih sama secara prinsip. proses produksi minyak dan gas bumi
yang umum dapat ditemukan kepala sumur (wellhead) yang mengalirkan minyak dan gas
bumi ke manifold produksi. Dalam sebuah sistem produksi terdistribusi, hal ini disebut
sebagai sistem pengumpul (gathering system). Sedangkan pada proses aktual, terkadang
disebut Gas Oil Separation Plant (GOSP). Meskipun ada instalasi untuk minyak atau gas
yang tersendiri, lebih sering aliran dari sumur terdiri dari serangkaian hidrokarbon mulai dari
gas (metana, butana, propana, dan lain-lain), kondensat (hidrokarbon berkerapatan
menengah) sampai minyak mentah. Dengan aliran sumur seperti itu kita juga akan
mendapatkan beragam komponen yang tidak diinginkan seperti air, karbon dioksida, garam,
sulfur, dan pasir. Manfaat dari GOSP adalah untuk memproses aliran dari sumur menjadi
produk bersih yang dapat dipasarkan yaitu minyak, gas alam atau kondensat. Dalam GOSP
juga terdapat sejumlah sistem utilitas yang bukan bagian dari proses aktual, namun
menyediakan energi, air, udara atau utilitas lainnya bagi GOSP.

Fasilitas

Onshore Produksi onshore secara ekonomis layak untuk produksi di sepuluh barrel per hari.
Minyak dan gas dihasilkan dari jutaan sumur di berbagai penjuru dunia. Sebuah jaringan
pengumpul gas bisa sangat besar, dengan produksi dari ratusan sumur yang terletak ratusan
kilometer/mil jauhnya, yang dialirkan melalui suatu jaringan pengumpul menuju fasilitas
pemrosesan. Beragam cara untuk mengekstraksi minyak, khususnya dari sumur-sumur yang
tidak bisa mengalir dengan sendirinya.

Lepas Pantai (Offshore) Fasilitas lepas pantai tergantung pada ukuran dan kedalam laut dan
menggunakan beragam struktur yang berbeda. Tahun-tahun belakangan ini, kita mulai
melihat instalasi bawah laut dengan pemipaan multifasa menuju daratan tanpa struktur
permukaan laut sama sekali. Menggantikan wellhead platform, pemboran berarah digunakan
untuk mencapai bagian reservoir yang berbeda dari lokasi wellhead cluster.
Migas (Minyak dan Gas Bumi) saat ini merupakan salah satu jenis sumber daya alam yang sangat
dibutuhkan oleh banyak negara, tak terkecuali Indonesia. Terlepas dari fungsi utamanya sebagai
sumber energi dalam bentuk bahan bakar, tetapi juga menjadi sumber penghasilan negara dalam
bentuk export. Kebutuhan akan suber daya alam ini di masa mendatang tentu sudah bisa
dibayangkan dimana tentu akan semakin meningkat. Hal inilah yang telah diprediksi oleh para ahli
perminyakan tanah air sehingga mereka terus mendorong alur bisnis migas di negeri ini dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan kita di masa mendatang.

Tingginya kebutuhan akan migas menjadikannya komuditas strategis yang banyak menyita perhatian
banyak pihak. Sayangnya, masih banyak juga pihak yang belum memahami betul mengenai alur atau
seluk beluk bisnis migas. Bisnis migas tidak semerta-merta dilakukan begitu saja, terdapat alur
tertentu yang didalamnya disertai banyak aturan yang harus dipenuhi. Oleh sebab itu, proses
explorasi hingga pemasaram migas bisa memakan waktu yang cukup lama.

Alur Bisnis Hulu Migas Serta Penerapan Sistem Kontrak Kerja Sama
Secara garis besar, saat ini terdapat 5 (lima) tahapan utama kegiatan industri/bisnis migas di tanah
air, mungkin sebagaian dari Anda telah mengetahuinya, yaitu dimulai dari tahap explorasi, produksi,
kemudian pengolahan, transportasi dan terakhir yakni pemasaran. Lima tahapan utama tadi terbagi
dalam dua kegiatan, yakni kegiatan hulu (downstream) dan tentunya kegiatan hilir (upstream).
Kedua kegiatan tersebut sering juga disebut sebagai bisnis hulu migas dan bisnis hilir migas. Perlu
diketahui bahwa bisnis hulu migas terdiri dari tahap explorasi dan produksi, sementara bisnis hilir
migas meliputi tahap pengolahan, transportasi serta pemasaran.

Kegiatan hulu migas merupakan bagian terpenting karena pada bagian tersebut merupakan cikal-
bakal alur bisnis migas. Tahap explorasi pada kegiatan hulu meliputi survei seismik, studi geologi,
studi geofisika serta pengeboran explorasi (sering juga disebut pengeboran pembuktian) merupakan
titik awal kegian hulu migas. Seluruh tahapan tadi bertujuan untuk menemukan area baru yang
mengandung cadangan migas. Ketika tahap explorasi berhasil menemukan cadangan migas yang
sesuai dengan standar yang diinginkan, maka selanjutnya akan dilakukan tahap produksi.
Alur bisnis hulu migas pada tahap produksi tujuannya yaitu mengangkat kandungan migas di bawah
tanah ke atas permukaan. Aliran migas akan memasuki sumur yang telah dibuat, selanjutnya akan
diangkat ke atas permukaan menggunakan tubing. Biasanya, sumur yang tergolong baru masih
bertekanan sehingga dapat mengalirkan minyak dengan sendirinya (biasanya disebut natural flow),
namun bila tekanannya tidak cukup, maka akan diterapkan metode pengangkatan buatan.

Migas yang telah berada di atas permukaan selanjutnya akan dimasukkan ke dalam alat pemisah
antara minyak, gas dan air yang disebut separator. Minyak dan gas yang dihasilkan selanjutnya akan
ditampung atau langsung dialirkan melalui pipa, sementara air akan dibuang dengan cara
diinjeksikan kembali ke dalam susmur. Adapun gas-gas berbahaya biasanya akan dibakar terlebih
dahulu sebelum di buang ke udara.

Penerapan Sistem Kontrak Kerja Sama Dalam Mengelola Kegiatan Hulu Migas
Kegiatan explorasi hingga produksi pada usaha hulu migas merupakan rangkaian kegiatan yang
bersifat kompleks dan berjangka panjang. Seluruh kegiatan pada sektor ini diatur dengan regulasi
yang terbilang khusus. Indonesia saat ini menerapkan sistem kontrak bagi hasil (production sharing
contract) dalam mengelola kegiatan hulu migas. Dalam sistem ini, negara memiliki peran penuh atas
pengelolaan energi fosil ini.

Penerapan kontrak kerja sama hulu migas memiliki beberapa prinsip utama, pertama ialah kegiatan
produksi hanya dapat dilakukan bila telah disetujui oleh pemerintah. Untuk mendapatkan
persetujuan tersebut maka operator pelaksana perlu menunjukkan dokumen perencaan/rencana
kerja serta jumlah anggaran sesuai dengan yang diperlukan. Kedua, sebelum titik penyerahan maka
sumber daya alam migas ini seluruhnya masih dibawah kendali pemerintah (milik pemerintah).
Setelah penyerahan, maka barulah kontraktor memiliki hak dari sebagian hasil produksi (sesuai
dengan besaran yang telah diatur dalam kontrak kerja sama).

Ketiga, manejemen operasi dibawah kendali/pengawasan oleh lembaga SKK migas, peran SKK Migas
ini yakni sebagai pengendali dan mengawasi alur kegiatan hulu migas. Jadi, operasional kontaktor
perlu mendapat persetujuan dari lembaga pemerintah ini dan juga sebagai perwakilan dari
pemerintah. Beberapa hal yang perlu mendapatkan persetujuan dari SKK Migas meliputi biaya,
rencana kerja dan metode/teknik yang akan diterapkan.

Dalam penerapan kontrak kerja sama, kontraktor KKS perlu mempersiapkan anggaran untuk
membiayai tahap explorasi. Apabila dari hasil explorasi tersebut menemukan cadangan migas maka
selanjutnya akan dilakukan tahap produksi. Pengembalian anggaran ketika explorasi biasanya dalam
bentuk hasil produksi, dimana sejumlah hasil penjualan migas dalam volume tertentu akan diberikan
kepada kontraktor KKS.

Sekian ulasan kali ini mengenai alur bisnis hulu migas di Indonesia serta penerapan sistem kontrak
kerja sama di dalamnya. Perlu diketahui bahwa, ulasan ini hanya secara garis besarnya saja, semoga
dapat menambah wawasan Anda mengenai alur bisnis migas di Indonesia.
1426600777478985891

Sebagai warga negara, kita terkadang tak tahu mengenai kegiatan industri minyak dan gas
dari hulu sampai ke hilir sehingga dapat kita pakai. Industri hulu migas dikelola oleh SKK
migas yang salah satu fungsinya adalah melakukan kegiatan pengawasan terhadap industri
hulu migas.

Kegiatan Industri Hulu Migas

Industri minyak dan gas bumi (migas) secara umum mempunyai lima tahapan kegiatan, yaitu
eksplorasi, produksi, pengolahan, transportasi, dan pemasaran. Lima kegiatan pokok ini dapat
dibagi menjadi dua kategori, yaitu kegiatan hulu (upstream) dan kegiatan hilir (downstream).
Kegiatan usaha hulu migas adalah kegiatan eksplorasi dan produksi, sedangkan kegiatan
usaha hilir adalah pengolahan, transportasi, dan pemasaran.

[caption id="attachment_356002" align="aligncenter" width="560" caption="industri hulu


migas (kompasiana)"][/caption]

Kegiatan industri hulu migas terdiri atas kegiatan eksplorasi dan produksi. Eksplorasi,
yang meliputi studi geologi, studi geofisika, survei seismik, dan pengeboran eksplorasi,
adalah tahap awal dari seluruh kegiatan usaha hulu migas. Kegiatan ini bertujuan mencari
cadangan baru. Jika ditemukan cadangan yang ekonomis untuk dikembangkan, kegiatan
eksplorasi akan dilanjutkan dengan kegiatan produksi. Kegiatan eksplorasi ini memerlukan
waktu yang cukup banyak rata-rata membutuhkan waktu antara 1-3 tahun bahkan lebih.
Dalam kegiatan eksplorasi ini ada beberapa tahapan yang perlu diselesaikan. Setelah cukup
adanya ekplorasi maka bisa melakukan tahap produksi.

Biaya yang dikeluarkan kontraktor migas akan mendapat biaya cost recovery (biaya
pemulihan). Sayangnya jika eksplorasi tersebut tak menghasilkan produksi migas yang
bernilai ekonomis, justru perusahaan kontraktor tersebut yang harus menanggung biaya
eksplorasi. Makanya kontraktor harus benar-benar berhati-hati dalam perhitungan eksplorasi.
Pengembalian biaya investasi hanya diberikan setelah menghasilkan migas, yaitu dengan cara
dicicil dari sebagian hasil produksi migas. Kontraktor KKS akan menerima bagiannya berupa
sejumlah volume minyak atau gas (in kind).

Kegiatan produksi adalah mengangkat migas ke permukaan bumi. Aliran migas akan masuk
ke dalam sumur, lalu dinaikkan ke permukaan melalui tubing (pipa salur yang dipasang tegak
lurus). Pada sumur yang baru berproduksi, proses pengangkatan ini dapat memanfaatkan
tekanan alami, tanpa alat bantu. Namun, bila tekanan formasi tidak mampu memompa migas
ke permukaan, maka dibutuhkan metode pengangkatan buatan.

Migas yang telah diangkat akan dialirkan menuju separator (alat pemisah minyak, gas, dan
air) melalui pipa salur. Separator akan memisahkan minyak (liquid) dan gas. Liquid
selanjutnya akan dialirkan menuju tangki pengumpul, sedangkan gas akan dialirkan melalui
pipa untuk selanjutnya dimanfaatkan, atau dibakar, tergantung pada volume, harga, dan jarak
ke konsumen gas.

Eksplorasi dan produksi meliputi serangkaian aktivitas kompleks dan bersifat jangka panjang.
Tentunya, kegiatan sektor ini diatur dengan regulasi khusus. Dalam mengelola usaha hulu
migas, Indonesia mengembangkan model kontrak bagi hasil (production sharing contract)
atau kontrak kerja sama. Dengan model ini, negara memegang kontrol atas pengelolaan
sumber daya migas.

Selanjutnya yaitu proses hilir migas, diantaranya adalah tahap pengolahan, transportasi dan
pemasaran yang kegiatanya diawasi oleh BPH Migas. BPH migas berfungsi melakukan
pengawasan pelaksanaan penyedia dan pendistribusian BBM dan pengangkutan gas bumi
oleh pipa.

KKS ( Kontrak Kerja Sama) Kontraktor dengan SKK Migas

Ada beberapa karakter kontrak kerja sama. Pertama, kegiatan produksi dilakukan hanya
setelah cadangan dinilai komersial oleh pemerintah. Untuk mendapatkan persetujuan
pemerintah, operator harus menunjukkan rencana kerja dan anggaran yang dibutuhkan.

Kedua, kepemilikan migas ada di tangan pemerintah hingga titik penyerahan. Semua migas
adalah milik pemerintah, sampai titik penjualan. Setelah itu, barulah kontraktor memiliki hak
sebagian hasil produksi, sesuai besaran yang telah diatur dalam kontrak. Kalau dalam hal ini
kontraktor mendapatkan biaya pemulihan buka berupa uang cash.

Ketiga, manajemen operasi berada di tangan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang merupakan lembaga negara yang dibentuk
khusus untuk melaksanakan pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha hulu migas.

Perencanaan anggaran dan program kerja kontraktor harus mendapat persetujuan dari SKK
Migas, sebagai wakil dari pemerintah. SKK Migas memberikan persetujuan atas rencana
kerja dan anggaran (work program and budget atau dikenal dengan istilah WP&B), biaya,
dan juga metode keteknikan yang digunakan.

Manfaat dari Industri Hulu Migas.

Industri hulu migas memiliki banyak manfaat. Manfaat yang diperoleh cukup banyak salah
satunya merupakan penyumbang APBN, sehingga dapat membantu membangun infrastruktur
dan pembangunan Indonesia untuk kemakmuran bersama. Manfaat yang lain yaitu memenuhi
konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk kegiatan transportasi laut, darat maupun udara.
Tak ketinggalan sebagai bahan bakar industri. Industri hulu migas memberikan lapangan
pekerjaan bagi berbagai jurusan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Industri
hulu migas sebagai salah satu penghasil devisa terbesar selain pajak.

1426600540679324582

Fluktuatifnya Harga Migas

Harga minyak dan gas dipengaruhi oleh banyak factor, mulai dari cadangan minyak bumi dan
biaya prosudksi. Mengapa harga minyak dan gas kadang mengalami kenaikan dan mengalami
penurunan, ya itu tadi salah satu penyebabnya. Misalnya dengan ditemukan cadangan migas
baru akan menurnkan harga migas karena stok yang melimpah, sehingga para produsen
menurunkan harga migas. Namun sebaliknya. Dengan konsumsi yang begitu tinggi
sedangkan cadangan mgas tidak ditemukan serta harga produksi yang naik maka harga migas
pun tekerek naik.

Celah Gratifikasi maupun Suap di Tubuh SKK Migas pada Industri Hulu Migas

Tugas dari SKK migas yaitu sebagai kepanjangan tangan pemerintah untuk mengawasi usaha
industri hulu minyak gas, mulai dari pelelangan hingga pengawasan. Dalam hal ini, SKK
migas berhubungan dengan pihak swasta, godaan dalam gratifikasi pun cukup tinggi, bahkan
sudah berhubungan dengan politik. Hal ini yang sudah terjadi pada kepala migas yang
ditangkap KPK karena mendapatkan gratifikasi atau kasus suap. Oleh sebab itu harus cukup
berhati-hati dengan godaan uang atau suap. Semoga kedepannya bisa menjadi pelajaran yang
berharga. Selain itu masih banyak oknum-oknum yang menjadi mafia migas, sehingga
bagaimana caranya pemerintah memotong jalur mafia migas sehingga celah untuk
memanfaatkan industri hulu migas oleh oknum tertentu tidak ada.

Kegiatan Hulu Migas dengan Lingkungan Serta Penanggulangan

Kegiatan hulu minyak dan gas bumi dikategorikan sebagai industri ekstraktif. Lalu,
bagaimana industri ini menangani lingkungan saat menjalankan operasi? Kegiatan usaha hulu
minyak dan gas bumi (migas) terdiri atas dua aktivitas utama yaitu pencarian cadangan migas
(eksplorasi) dan pengangkatan migas ke permukaan bumi (produksi). Pengeboran merupakan
aktivitas inti pada tahapan eksplorasi dan produksi. Pengeboran ini memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi karena kedalaman sumur bisa berkisar 500 sampai 3000 meter atau bahkan lebih
dari itu.

Meskipun industri hulu migas hanya membuka lahan terbatas untuk tapak sumur yaitu lokasi
tempat beberapa kepala sumur berada dan untuk fasilitas produksi. Tidak dibuka lahan
dengan area yang luas. Kebutuhan lahan untuk membangun fasilitas produksi dan jaringan
pipa memang tidak sedikit, tetapi tata letak ruangnya tidak memerlukan area terbuka yang
besar. Keberadaan kawasan konservasi akan sangat dipertimbangkan dalam rancangan
bangunan fasilitas migas.

Aspek perlindungan lingkungan memang menjadi salah satu perhatian utama industri hulu
migas. SKK Migas sebagai lembaga negara yang mendapat mandat melaksanakan kegiatan
usaha hulu migas melalui fungsi pengawasan dan pengendalian memiliki satu bagian yang
mengawasi perlindungan lingkungan dalam operasi hulu migas sejak tahap eksplorasi hingga
produksi.

Pengawasan yang dilakukan untuk memastikan kegiatan pengelolaan lingkungan oleh


perusahaan migas sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) memperlancar
kegiatan operasi dan menaati semua peraturan yang berlaku. Pengawasan dilakukan semenjak
penyusunan rencana kerja dan anggaran hingga tahap pelaksanaan di lapangan.

SKK Migas mewajibkan Kontraktor KKS melakukan kajian awal saat akan mengoperasikan
sebuah wilayah kerja melalui penyusunanEnvironmental Baseline Assessment (EBA). Studi
EBA yang baik akan menginformasikan daya dukung dan limitasi lingkungan permukaan
untuk kegiatan eksplorasi dan produksi migas.Upaya melindungi lingkungan tidak hanya
dilakukan saat operasi masih aktif, tetapi juga setelah lapangan tidak berproduksi. Kontraktor
KKS diwajibkan mencadangkan dana restorasi dan rehabilitasi wilayah kerja (Abandonment
and Site Restoration).

Upaya industri hulu migas menjaga lingkungan telah mendapatkan pengakuan pemerintah
yang tercermin dari peningkatan jumlah Kontraktor KKS yang berpredikat “taat” dalam
Program Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER)
yang digagas Kementerian Lingkungan Hidup. Hasil PROPER tahun 2013 menunjukkan 77
area kepesertaan PROPER Kontraktor KKS dikategorikan sebagai perusahaan yang taat
dalam mengelola lingkungan. Jumlah kontraktor yang memperoleh peringkat hijau juga
meningkat dari 23 kontraktor pada 2012 menjadi 33 pada 2013.
Terlepas dari pencapaian yang ada, kegiatan hulu migas tetap merupakan kegiatan berisiko
tinggi termasuk risiko lingkungan. Semua pihak harus ikut mendukung kelancaran operasi,
sekaligus memelihara lingkungan hidup.Sebagai saran sumur-sumur migas yang sudah cukup
tua atau sudah tidak di produksi lagi bisa di modifikasi menjadi museum atau tempat wisata
tentunya dengan beberapa kajian dari kementerian lingkungan hidup dan bekerja sama
dengan kementerian pariwisata.

Migas (minyak dan gas bumi) merupakan kebutuhan energi manusia yang amat esensial saat
ini. Dari segi ekonomi, migas ini pun merupakan suatu bahan yang strategis. Oleh karena itu
perlu pengeloaan yang baik serta diatur dengan baik. Mengingat pula bahwa kegiatan
usahanya yang high risk dan high cost.
Kegiatan usaha migas di Indonesia semenjak berlakunya Undang-Undang Republik
Indonesia No. 22 Tahun 2001 telah terbagi secara jelas menjadi dua sektor, yaitu kegiatan
usaha hulu (upstream) dan hilir (downstream). Kegiatan usaha hulu migas mencakup kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi. Sedangkan kegiatan usaha hilir migas mencakup kegiatan
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga. Kedua sektor ini diatur dan dilaksanakan
oleh dua badan hukum milik negara yaitu BP Migas (sektor hulu) dan BPH Migas (sektor
hilir).

Adapun untuk tahap-tahap pelaksanaan kegiatan usaha migas ini pun akan saya tuliskan
menjadi dua sektor:

A. Sektor Hulu
Tahapan-tahapan khususnya mengenai regulasi kegiatan usaha hulu migas di Indonesia
secara jelas telah diatur di Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2004 serta perubahannya di
PP No. 34 Tahun 2005. Atapun mengenai BP Migas sendiri diatur pada PP No. 42 Tahun
2002.
Secara teknis sendiri , tidaklah mudah untuk memproduksikan migas tersebut ke atas
permukaan bumi. Dikarenakan migas merupakan campuran molekul karbon dan hidrogen
yang terbentuk dari sedimen sisa-sisa hewan dan tetumbuhan yang terperangkap selama
jutaan tahun. Akibat kombinasi efek temperatur dan tekanan di dalam kerak bumi maka
terbentuklah reservoir-reservoir minyak dan gas yang berada jauh di bawah permukaan tanah.
Adapun setelah suatu perusahaan ditetapkan sebagai pemenang oleh pemerintah Indonesia,
tahapan-tahapan kegiatan usaha perusahaan tersebut yaitu:

• Eksplorasi (GnG/geology and geophysics)


Kegiatan ekplorasi merupakan awal kegiatan dimana perusahaan melakukan aktivitas untuk
menemukan cadangan minyak atau gas bumi. Hal ini dimulai dari survey untuk menemukan
hidrokarbon sampai dengan pembuktian cadangan migas yang ditemukan. Dalam tahap
eksplorasi, perusahaan melakukan aktivitas survei geologi, survei geofisika, survei seismik
dan melakukan pemboran eksplorasi.
1. Survei Geologi
Survei ini dilakukan untuk menentukan struktur batuan yang dapat menjebak hidrokarbon
dengan teknik pemetaan permukaan. Survei ini difokuskan pada batuan yang ada pada
permukaan bumi yang merupakan penyusun lapisan atas kerak bumi. Batuan yang diduga
mengandung hidrokarbon akan dikirim ke laboratorium untuk diteliti lebih lanjut guna
mengetahui kandungan hidrokarbon yang terdapat pada batu tersebut.
2. Survei Geofisika
Merupakan kegiatan yang dilakukan guna mencari kandungan hidrokarbon pada lapisan bumi
dengan menggunakan peralatan gravimeter dan magnetometer. Alat ini berfungsi untuk
membaca besar gravitasi dan medan magnet bumi.
3. Survei Seismik
Kegiatan ini dilakukan untuk mencari cekungan yang diduga memiliki kandungan minyak
dan gas bumi. Survei ini dilakukan dengan cara membuat gelombang kejut dan kemudian
radiasi gelombang tersebut akan direkam dengan seismometer. Data yang dihasilkan
digunakan untuk menginterpretasikan struktur lapisan tanah, besarnya lokasi dan besarnya
reservoir migas yang ada.
4 . Kegiatan Pemboran Sumur
Setelah dilakukan survei diatas, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengeboran sumur
eksplorasi dan well logging untuk mengetahui adanya cadangan migas di daerah tersebut dan
mengukur tingkat keekonomian cadangan tersebut. Misalnya pemboran wild-cat, hasilnya
adalah konfirmasi adanya hidrokarbon (jenis, besar kandungan), sifat batuan (porositas,
permeabilitas, kekuatan), struktur dan keadaan (tekanan dan temperatur) lapisan yang
ditembus sumur / reservoir tersebut. Selain itu, kegiatan pengeboran ini dapat menentukan
luas daerah yang mengandung hidrokarbon.

• Pengembangan Lapangan Migas


Perusahaan akan membuat rencana pengembangan untuk lapangan yang terbukti memiliki
cadangan minyak yang ekonomis. Rencana pengembangan lapangan migas tersebut diajukan
ke BP Migas dengan menghitung jumlah cadangan, jumlah sumur, produksi perhari dan
berapa lama lapangan tersebut berproduksi.
Perusahaan juga mengajukan biaya pengembangan lapangan yang terdiri dari biaya kapital
dan biaya operasional. Biaya kapital merupakan biaya yang dikeluarkan untuk investasi yang
memiliki manfaat jangka panjang, termasuk biaya infrastruktur dan biaya eksplorasi. Biaya
operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan.
• Kegiatan Produksi
Setelah rencana kegiatan pengembangan lapangan di setujui oleh BP Migas, maka
perusahaan akan melanjutkan ke tahap produksi. Tahap pertama adalah menentukan
koordinat sumur yang akan di bor dan kemudian melakukan pengeboran. Biaya yang
termasuk dalam aktivitas pengeboran ini, diantaranya biaya sewa rig, mud, testing, cementing
dan biaya pendukung lainnya. Supaya efisien, dalam keberlangsungannya produksi
memberikan data dan informasi lebih lengkap sehingga peta cadangan dapat direvisi setiap
tahun dengan tingkat keakurasian makin tinggi. Adapun dalam proses produksi dapat terbagi
menjadi:
1. Primary recovery
Berupa pengangkatan alami (natural flow) ataupun pengangkatan buatan (artificial lift)
dengan pompa angguk (sucker-rod), pompa listrik terendam (ESP – electrical submersible
pump), pompa hidrolik, dan gas-lift.
2. Secondary Recovery (SecRec)
Disebut SecRec apabila ada sumur produksi dan injeksi yang membentuk pola pendesakan
migas. Contoh : water flood.
3. Enhanced Oil Recovery (EOR)
Disebut EOR apabila terjadi reaksi kimiawi yang mengubah interaksi batuan dan fluida
reservoir. Contoh : injeksi polimer, injeksi soda kaustik.
SecRec dan EOR adalah proses meningkatkan perolehan setelah primary recovery dilakukan.
Produksi sudah tidak ekonomis lagi apabila untuk jangka panjang diperkirakan pendapatan
dari produksi tidak dapat lagi menutupi biaya operasi. Untuk itu sumur harus ditutup
(plugged), disemen.

You might also like