You are on page 1of 10

Askep Atresia Ani

Ana Nurkhasanah Tuesday, November 3, 2015 Askep Anak


A. Pengertian Atresia Ani
Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforate meliputi
anus, rectum atau keduanya (Betz. Ed 3 tahun 2002).
Atresia ini atau anus imperforate adalah tidak terjadinya perforasi membran yang
memisahkan bagian entoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak
sempurna.Anus tampak rata atau sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk anus namun
tidak berhubungan langsung dengan rectum. (sumber Purwanto. 2001 RSCM).
Atresia Ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak adanya lubang atau saluran
anus (Donna L. Wong, 520 : 2003).
Jadi, Atresia ani yaitu tidak berlubangnya dubur. Atresia ani memiliki nama lain yaitu
anus imperforata. Jika atresia terjadi maka hampir selalu memerlukan tindakan operasi untuk
membuat saluran seperti keadaan normalnya.

Menurut Ladd dan Gross (1966) anus imperforata dalam 4 golongan, yaitu:
1. Stenosis rektum yang lebih rendah atau pada anus
2. Membran anus yang menetap
3. Anus imperforata dan ujung rektum yang buntu terletak pada bermacam-macam jarak dari
peritoneum
4. Lubang anus yang terpisah dengan ujung

B. Etiologi
Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang
dubur
2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan
3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian
distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia
kehamilan.

C. Patofisiologi
Atresia ani atau anus imperforate dapat disebabkan karena :
1) Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena
gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik
2) Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang
dubur
3) Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan
pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau tiga bulan
4) Berkaitan dengan sindrom down
5) Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan
D. Manifestasi Klinis
1) Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.
2) Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi.
3) Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah letaknya.
4) Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak ada fistula).
5) Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam.
6) Pada pemeriksaan rectal touché terdapat adanya membran anal.
7) Perut kembung.
(Betz. Ed 7. 2002)

E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita atresia ani antara lain :
a. Asidosis hiperkioremia.
b. Infeksi saluran kemih yang bisa berkepanjangan.
c. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah).
d. Komplikasi jangka panjang.
- Eversi mukosa anal
- Stenosis (akibat kontriksi jaringan perut dianastomosis)
e. Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training.
f. Inkontinensia (akibat stenosis awal atau impaksi)
g. Prolaps mukosa anorektal.
h. Fistula kambuan (karena ketegangan diare pembedahan dan infeksi)
(Ngustiyah, 1997 : 248)

F. Klasifikasi
1. Anal stenosis adalah terjadinya penyempitan daerah anus sehingga feses tidak dapat keluar.
2. Membranosus atresia adalah terdapat membran pada anus.
3. Anal agenesis adalah memiliki anus tetapi ada daging diantara rectum dengan anus.
4. Rectal atresia adalah tidak memiliki rectum
(Wong, Whaley. 1985).

G. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan
Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi sesuai dengan keparahan
kelainan.Semakin tinggi gangguan, semakin rumit prosedur pengobatannya.Untuk kelainan
dilakukan kolostomi, kemudian anoplasti perineal yaitu dibuat anus permanen (prosedur
penarikan perineum abnormal) dilakukan pada bayi berusia 12 bulan. Pembedahan ini
dilakukan pada usia 12 bulan dimaksudkan untuk memberi waktu pada pelvis untuk membesar
dan pada otot-otot untuk berkembang. Tindakan ini juga memungkinkan bayi untuk menambah
berat badan dan bertambah baik status nutrisnya.
b. Pengobatan
1) Aksisi membran anal (membuat anus buatan)
2) Fiktusi yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah 3 bulan dilakukan korksi
sekaligus (pembuat anus permanen)
(Staf Pengajar FKUI. 205)

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan rectal digital dan visual adalah pemeriksaan diagnostik yang umum dilakukan
pada gangguan ini.
2. Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adanya sel-sel epitel mekonium.
3. Pemeriksaan sinyal X lateral infeksi (teknik wangensteen-rice) dapat menunjukkan adanya
kumpulan udara dalam ujung rectum yang buntu pada mekonium yang mencegah udara sampai
keujung kantong rectal.
4. Ultrasound dapat digunakan untuk menentukan letak rectal kantong.
5. Aspirasi jarum untuk mendeteksi kantong rectal dengan menusukan jarum tersebut sampai
melakukan aspirasi, jika mekonium tidak keluar pada saat jarum sudah masuk 1,5 cm Derek
tersebut dianggap defek tingkat tinggi.
6. Pemeriksaan radiologis dapat ditemukan
a. Udara dalam usus berhenti tiba-tiba yang menandakan obstruksi di daerah tersebut.
b. Tidak ada bayangan udara dalam rongga pelvis pada bagian baru lahir dan gambaran ini
harus dipikirkan kemungkinan atresia reftil/anus impoefartus, pada bayi dengan anus
impoefartus. Udara berhenti tiba-tiba di daerah sigmoid, kolon/rectum.
c. Dibuat foto anterpisterior (AP) dan lateral. Bayi diangkat dengan kepala dibawah dan kaki
diatas pada anus benda bang radio-opak, sehingga pada foto daerah antara benda radio-opak
dengan dengan bayangan udara tertinggi dapat diukur.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ATRESIA ANI

A. Pengkajian
1) Biodata klien
2) Riwayat keperawatan
a. Riwayat keperawatan/kesehatan sekarang
b. Riwayat kesehatan masa lalu
3) Riwayat psikologis: Koping keluarga dalam menghadapi masalah
4) Riwayat tumbuh kembang
a. BB lahir abnormal
b. Kemampuan motorik halus, motorik kasar, kognitif dan tumbuh kembang pernah mengalami
trauma saat sakit
c. Sakit kehamilan mengalami infeksi intrapartal
d. Sakit kehamilan tidak keluar mekonium
5) Riwayat social: Hubungan sosial
6) Pemeriksaan fisik

B. Diagnosa Keperawatan

Pre Operasi

No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1 Konstipasi  Penurunan 1. Lakukan enema atau Evaluasi bowel
berhubungan distensi abdomen. irigasi rectal sesuai order meningkatkan kenyaman
dengan  Meningkatnya pada anak.
aganglion kenyamanan.
2. Kaji bising usus dan Meyakinkan berfungsinya
abdomen setiap 4 jam usus

3. Ukur lingkar abdomen Pengukuran lingkar


abdomen membantu
mendeteksi terjadinya
distensi
2 Risiko  Output urin 1-2 1. Monitor intake – output Dapat mengidentifikasi
kekurangan ml/kg/jam cairan status cairan klien
volume cairan Capillary refill 3-5
berhubungan detik 2. Lakukan pemasangan Mencegah dehidrasi
dengan  Turgor kulit baik infus dan berikan cairan
menurunnya  Membrane mukosa IV
intake, lembab
muntah 3. Pantau TTV Mengetahui kehilangan
cairan melalui suhu tubuh
yang tinggi
3 Cemas orang Klien tidak lemas 1. Jelaskan dengan istilah Agar orang tua mengerti
tua yang dimengerti oleh kondisi klien
berhubungan orang tua tentang anatomi
dengan dan fisiologi saluran
kurang pencernaan
pengetahuan normal. Gunakan alay,
tentang media dan gambar
penyakit dan
prosedur 2. Beri jadwal studi Pengetahuan tersebut
perawatan diagnosa pada orang tua diharapkan dapat
membantu menurunkan
kecemasan
3. Beri informasi pada Membantu mengurangi
orang tua tentang operasi kecemasan klien
kolostomi

Post Operasi

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 Kerusakan Klien tidak 1. Gunakan kantong
integritas ditemukan tanda- kolostomi yang baik
kulit tanda kerusakan
berhubungan kulit lebih lanjut. 2. Kosongkan kantong
dengan ortomi setelah terisi ¼ atau
terdapat 1/3 kantong
stoma
sekunder dari 3. Lakukan perawatan luka
kolostomi. sesuai order dokter
2 Kurang Orang tua dapat 1. Ajarkan pada orang tua
pengetahuan meningkatkan tentang pentingnya
berhubungan pengetahuannya pemberian makan tinggi
dengan tentang perawatan kalori tinggi protein
perawatan di di rumah.
rumah 2. Ajarkan orang tua
tentang perawatan
kolostomi.

C. Evaluasi

Pre Operasi Post operasi


1. Tidak terjadi konstipasi 1. Kerusakan integritas kulit tidak
2. Defisit volume cairan tidak terjadi terjadi
3. Lemas berkurang 2. Klien memiliki pengetahuan
perawatan di rumah

DAFTAR PUSTAKA
http://deshowmustgoon.blogspot.co.id/2012/05/askep-atresia-ani.html

Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisike-
3.Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6.Jakarta : EGC.

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Sri Kurnianianingsih (ed),
Monica Ester (Alih Bahasa). edisi ke-4. Jakarta : EGC.
0
inShare

Silahkan submit email anda untuk mendapatkan update artikel terbaru dari Ilmu
Keperawatan:

Related Posts :

 Askep PDA Pada Anak (IPD FKUI,1996 ;1134) A. Pengertian Duktus


Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang
menghubung… Read More...

 Askep Hirsprung Pada Anak A. Pengertian Ada beberapa pengertian


mengenai Mega Colon, namun pada intinya sama yaitu penyakit yang disebabkan
oleh obstruksi meka… Read More...

 Askep Ispa Pada Anak a. Pengertian Infeksi saluran pernafasan adalah


suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami
infl… Read More...

 Askep Tipoid Pada Anak A. PENGERTIAN Demam tifoid adalah penyakit


menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan bakterimia, perubahan pada sistem
retikuloendo… Read More...

 Askep Nefrotik Sindrom Pada Anak A. Pengertian Nefrotik sindrom adalah


kumpulan gejala degenerasi ginjal tanpa adanya peradangan, ditandai dengan oedema,
albuminuria dan … Read More...
0 Response to "Askep Atresia Ani"

Newer Post Older Post Home



Popular Posts
 Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh : Nanda-NIC-NOC 2014

Factor y ang berubungan Ketidak mampuan untuk menelan atau mencerna makanan
atau menyerap nutrient akibat factor biologis, psikologis ...

 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer : Nanda-NIC-NOC 2014

Factor y ang berubungan Perubahan afinitas hemoglobin terhadap oksigen Penurunan


konsentrasi hemoglobin dalam darah Keracunan enzim ...

 Intoleransi Aktivitas : Nanda-NIC-NOC 2014

Factor y ang berubungan Tirah baring dan imobilitas Kelemahan umum Ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen Gaya hidu...

 Hambatan Mobilitas Fisik : Nanda-NIC-NOC 2014

Factor y ang berubungan perubahan metabolism sel indeks masa tubuh diatas
persentil ke-75 sesuai usia gangguan kognitif kepercayaan ...

 Kekurangan Volume Cairan : Nanda-NIC-NOC 2014

Factor y ang berubungan Kehilangan volume cairan aktif Konsumsi alcohol yang
berlebihan terus menerus Kegagalan mekanisme pangaturan...

Askep TB Paru Aplikasi Nanda NIC NOC

Askep Tb Paru aplikasi Nanda NIC NOC merupakan konsep asuhan keperawatan
secara teoritis yang diberikan kepada pasien dengan masalah ...

 Kerusakan Integritas Kulit : Nanda-NIC-NOC 2014

Factor y ang berubungan Eksternal (lingkungan) Zat kimia Kelembaban Hipertermia


Hipotermia Factor mekanik (terpotong, tertekan...
 Pola Nafas tidak efektif : Nanda-NIC-NOC 2010

Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuat Batasan


karakteristik : Penurunan tekanan inspirasi/ekspiras...

 Nyeri akut : Nanda-NIC-NOC 2014

Factor y ang berhubungan Agen-agen penyebab cedera ; biologis, kimia, fisik dan
psikologis Batasan karakteristik Subjektif:...

 Ketidakefektifan perfusi jaringan (kardiopulmonal, serebral, gastrointestinal dan


renal) : Nanda-NIC-NOC 2014

Factor y ang berubungan Perubahan afinitas hemoglobin terhadap oksigen Penurunan


konsentrasi hemoglobin dalam darah Keracunan enzim ...

Labels
 Alat Kesehatan Dan Fungsinya (3)
 Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia (6)
 Anatomi Sistem Reproduksi (11)
 Anatomi Sistem Sirkulasi (23)
 Askep Anak (19)
 Askep Gadar (9)
 Askep Jiwa (12)
 Askep KMB (24)
 Askep Maternitas (10)
 Diagnosa NANDA-NIC-NOC 2010 (35)
 Diagnosa NANDA-NIC-NOC 2014 (59)
 Farmakologi (2)
 Format Pengkajian Keperawatan (4)
 Info Keperawatan (1)
 Keperawatan Dasar (2)
 Keperawatan Gadar (1)
 Keperawatan Medikal Bedah (6)
 Kesehatan Anak (8)
 Kesehatan Dewasa (2)
 Kumpulan Panduan Kesehatan (1)
 Kumpulan SAP (13)
 Kumpulan SOP Keperawatan (37)
 Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI) (2)
 Penyakit A-Z (2)
 Penyakit Kanker (34)
 Sakit A-Z (25)
 Seputar Kehamilan (6)
 Skill Keperawatan (18)
 Tips Sehat (10)

Arsip Blog
 ► 2017 (115)

 ► 2016 (43)

 ▼ 2015 (226)
o ► December (2)
o ▼ November (41)
 Askep Fraktur Tibia & Fibula
 Askep Trauma Kapitis
 Askep Fraktur Femur
 Askep Hipokalemia
 Askep Hiperkalemia
 Askep Penyakit Jantung Paru
 Askep Pneumotorak
 Askep Gagal Jantung
 Askep Eklamsia Pada Ibu Hamil
 Askep Angina Pectoris
 Askep Sindrom Down Pada Anak
 Askep Asma Bronkhial Pada Anak
 Askep Abortus
 Askep Plasenta Previa
 Askep Mioma Uteri
 Askep CA Serviks
 Askep Preeklamsia
 Askep Retensio Plasenta
 Askep Vakum Ekstraksi
 Askep Nefrotik Sindrom Pada Anak
 Askep Tipoid Pada Anak
 Askep PDA Pada Anak
 Askep Ispa Pada Anak
 Askep Hirsprung Pada Anak
 Askep Gagal Napas Pada Anak
 Askep DHF Pada Anak
 Askep Diare Pada Anak
 Askep Sepsis Pada Anak
 Askep Difteri Pada Anak
 Askep Epilepsi Pada Anak
 Askep Meningitis Pada Anak
 Askep Marasmus Pada Anak
 Askep Hiperemesis Gravidarum
 Askep Kejang Demam Pada Anak
 Askep Asfiksia Neonatorus
 Askep Atresia Ani
 Askep BBLR
 Format Pengkajian Keperawatan Komunitas
 TAK sesi kemampuan minum obat
 TAK Sesi kemampuan mengenal halusinasi
 Contoh TAK Orientasi Realita
o ► October (110)
o ► September (73)
 ► 2014 (1)

You might also like