Professional Documents
Culture Documents
ADEGAN 1
*Lampu perlahan menyala
*Latar : Jalan
Seorang pria terbangun di jalanan dengan keadaan bingung, dia tidak tahu ada dimana
dan lupa akan namanya sendiri, dia bertanya kepada masyarakat sekitar tapi mereka tidak ada
yang peduli dengan dia seolah-olah dia tidak terlihat. Akhirnya dia pun pasrah dengan
keadaannya, dia bingung apa yang harus dia perbuat.
Pria : “kenapa mereka tidak bisa melihat saya? Apa saya sudah mati? Kenapa bisa?
Aaah sial (sambil menendang batu)”
Wanita : “aduh, siapa ini yang main lempar batu? Ooh Kamu kan yang lempar batu?
Ngaku deh (sambil mengahampiri Pria dengan menunjuk)
Pria : “(dengan nada heran) saya mba?”
Wanita : “ooh pura-pura bodoh yah kamu. Siapa lagi kalau bukan kamu (dengan nada
kesal)”
Pria : “alhamdulillaaah ternyata ada yang bisa lihat saya, berarti saya belum mati dong
(berbicara sendiri dengan nada senang)”
Wanita : “woe (sambil memukul pundak Pria itu) kamu sinting yah?”
Pria : “maaf mba bukan seperti itu, soalnya orang-orang yang lain tidak lihat saya, jadi
saya pikir sudah mati, hehehe”
Wanita : “cui (buang ludah, tapi ludahnya tidak jatuh di tanah) maaf maaf (sambil melap
ludah yang ada di mulutnya)”
Pria : “(hanya tertawa)”
Wanita : “hey ngapain kamu tertawa hah? Ngaku saja kamu, jangan banyak alasan atau
tidak kupukul (dengan gaya mau memukul)”
Tiba-tiba seorang warga muncul.
Warga : “maaf mba, lagi belajar acting yah? Keren mba, mantap (sambil beranjak
pergi)”
Mendengar ucapan warga tersebut Wanita itu terlihat kaget dan perlahan menurunkan tangannya.
Pria : “tuh kan apa saya bilang, kamu sih tidak percaya”
Wanita : “(dengan suara gagap) saya tidak percaya, ooh pasti kamu sogok mereka tadi
supaya bisa dekat saya kan? ngaku deh”
Pria : “eeh amit-amit cabang bayi, untuk apa juga mba (dengan nada kesal dan geli)”
Wanita : “ooh saya tahu siapa yang bisa saya percaya dan kamu tidak bisa sogok dia, dan
kubuktikan kalau kamu itu pembohong, ayo ikut saya (sambil menarik pria tersebut)”.
*Lampu perlahan padam
ADEGAN 2
*Lampu perlahan menyala
*Latar : depan rumah
Terlihat seorang pria dan wanita menghampiri sebuah rumah.
Wanita : “ paak, bapaak (dengan nada teriak)”
Bapak : “(keluar dari rumah) kenapa sih teriak-teriak, lah itu siapa? (sambil menunjuk)”
Wanita : “(dengan nada senang dan bahagia) tuh kan, ketahuan kamu bohong, kamu tidak
bisa sogok bapakku (berbicara ke pria tersebut, dengan nada kemenangan)”
Fitri : “bukan yang ini yah yang bapak maksud?” (sambil menunjuk pria tersebut
dengan agak takut)”
Bapak : ”Yang bapak maksud tuh,itu tuh (ternyata bapak Fitri menunjuk yang dibelakang
pria tersebut). Woe ngapain kamu? Mau maling mangga yah? (pria yang ditunjuk pun lari entah
kemana) aah sialan malah kabur lagi”
Fitri : “(dengan nada takut) jadi bapak tidak lihat ada orang di samping saya?”
Bapak : “memang tidak ada siapa-siapa di sini, kan kamu datang sendiri bagaiman sih
kamu ini”
Teriakan Fitri mengagetkan bapaknya sehingga bapaknyapun ikut berteriak dan masuk ke
rumah. Pria tersebut hanya bisa melihat dan duduk di depan pintu kemudian pergi.
*Latar : dalam kamar Fitri
ADEGAN 3
*lampu perlahan menyala
*Latar : Jalan
Terlihat Fitri sedang mengendap-ngendap dan diikuti oleh pria hantu.
Pria : “Fitri, hihihii Fitri (dengan nada setan)”
Fitri : “(berbalik dengan perlahan) AAAAAKH”
Pria : “AAAAKH”
Fitri : “setan, setan (sambil memukul dan hendak ingin pergi)”
Pria : “(menarik tangan Fitri) eh tunggu tunggu dulu”
Fitri : “jangan ganggu saya pergi pergiii, ganggu saja anggota DPR sana yang tak
pernah menepati janji, pergi pergi”
Pria : “saya tidak akan pergi sebelum kamu tolong saya”
Fitri : “(terdiam sejenak) kamu beneran pergi kalau saya bantu kamu?”
Pria : “iya, saya janji”
Fitri : “(berbalik menghadap pria tersebut) ok saya akan bantu kamu (dengan nada
takut), apa yang bisa saya bantu?”
Pria : “saya minta tolong sama kamu untuk cari tahu pembunuhku”
Fitri : “apa!? Pembunuh? Ngak ngak mau”
Pria : “tenang nanti saya bantu kamu kok, ok ok?”
Fitri : “(menjulurkan tangannya) ok”
Pria : “deal (dengan bahagia)”
Fitri : “nama kamu siapa?”
Pria : “lupa mba, hehehe”
Fitri : “(pukul jidat) ok laah saya panggil saja kamu Juan”
Juan : “ok deh mba”
Fitri : “ayo kita pergi”
Juan : “mau kemana mba?”
Fitri : “ke WC, mau ikut?”
Juan : “hah!? (dengan nada heran)”
Fitri : “yah ke TKP mu lah, ayo”
Juan : “ah mba bisa saja, ayo”
ADEGAN 4
*Lampu perlahan menyala
*latar : Jalan (TKP)
Mereka pun perlahan mendekati para pemuda itu dan mendengar pembicaraannya
mereka.
Pemuda 1 : “aduh, bagaimana ini? Saya tidak ingin masuk penjara (dengan nada takut)
Pemuda 2 : “tenang, tenang saya juga tidak ingin masuk penjara, kita harus cari solusinya”
Pemuda 1 : “solusinya itu apa?”
Pemuda 2 : “saya juga tidak tahu (dengan nada kesal)
Fitri : “lagi ngomong apaan sih bang? (tiba-tiba Fitri memecah suasana dengan suara
setan)
Pemuda 1 dan 2 : “AAAAAAKKH!!!”
Fitri : “AAAAKH!!!”
Pemuda 1 : “HEEY”
Sontak semua diam
Pemuda 1 : “ngapain kamu teriak? (bertanya pada Fitri)”
Fitri : “terus kalian sendiri ngapain teriak?”
Pemuda 2 : “aaakh,sudah sudah, kamu ini siapa hah? Mau cari gara-gara sama kami?”
Fitri : “kalian mau tahu siapa saya?”
Pemuda 1 dan 2 : “iya”
Fitri : “kasih tahu nggak yaah?”
Pemuda 1 dan 2 : “kasih tahu dong”
Pemuda 2 : “hey,(menegur Pemuda1) cepat jangan main-main dengan kami”
Fitri : “hahaha, kalau kalian mau tahu siapa saya, ok saya akan beritahu, (dengan nada
angkuh) saya adalah, seorang wanita yang membutuhkan kasih sayang seorang pria (dengan
terduduk dan bersedih)
Pemuda 1 : “mba jomblo yah?”
Fitri : “iya bang?”
Pemuda 1 dan 2 : “kasihan deloo, hahahahaa”
Pemuda 2 : “hey, sudah cukup main-mainnya, (mengeluarkan pisau) kami tidak butuh status
kejombloanmu, cepat katakan, untuk apa kamu ke sini? (dengan nada mengancam)”
Fitri : “(dengan agak takut) ngaku saja kalian, kalian telah melakukan sesuatu yang
melanggar hukum kan?”
Pemuda 1 : “(dengan agak takut) dia tahu darimana bro?”
Pemuda 2 : “hey diam (menegur Pemuda 1) kamu tahu darimana hah? (membentak Fitri)
Fitri : “ngaku aja deh, atau tidak kalian akan diganggu sama setan (memberi kode pada
Juan)”
Pemuda 2 : “hahahaaaa, saya tidak percaya dengan yang begituan (menginjak kaki pemuda
1)”
Tiba-tiba pemuda 1 berteriak yang menyebabkan Pemuda 2 lari ketakutan
Pemuda 2 : “ampuun ampuuun (dengan terduduk dan ketakutan)”
Fitri : “hahahaaha katanya tidak takut sama yang begituan”
Pemuda 2 : “hey, ngapain kamu teriak segala?”
Pemuda 1 : “soalnya kamu injak kaki saya”
Pemuda 2 : “jangan tertawa kamu, kali ini saya tidak akan takut”
Pemuda 1 : “bro, bro (dengan nada ketakutan)”
Pemuda 2 : “apaan sih?”
Pemuda 1 : “itu tuh”
Ternyata Pemuda 1 melihat barang yang dipegang Juan yang menyebabkan barang
tersebut melayang.
Pemuda 1 dan 2 : “ampuun, kami ngaku bersalah ampuun”
Pemuda 1 : “saya mengaku kalau saya telah mencuri sandal di masjid, tolong ampuni saya”
Pemuda 2 : “saya juga mengaku kalau saya mencuri kaca spion motor, ampuuun”
Mendengar penjelesan mereka, sontak membuat Fitri kaget, karena tidak sesuai dengan
apa yang dia pikirkan.
Fitri : “hah, mencuri? Maksud saya bukan kalian yang membunuh orang kemarin
yah?”
Mendengar pertanyaan Fitri, kedua Pemuda tersebut kaget dan sontak menyebabkan
keheningan.
Pemuda 1 : “aah, saya baru ingat”
Suara pemuda 1 membang keheningan
Pemuda 2 dan Fitri : “apa apa?”
Pemuda 1 : “kalau tidak salah kemarin saya melihat seorang pemuda sebulum saya mencuri
sandal”
THE END