You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati
nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk
suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.
Semua yang telah dilakukan itu akan melahirkan perasaan moral yang terdapat di
dalam diri manusia itu sendiri sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan
mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak
berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.
Oleh karena itu, akhlak sangat lah penting dan sangat di butuhkan oleh
manusia,itu lah alasan kami menulis makalah ini, supaya pembaca bisa memiliki
pandangan tentang bagaimana cara berakhlak yang baik sebagai muslim/
muslimah yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian akhlak secara istilah dan bahasa?
b. Apa sajakah sumber akhlak dalam islam?
c. Bagaimana proses terbentuknya akhlak dalam kehidupan ?
d. Apa faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlak seseorang?
1.3 Tujuan
a. Dapat mengetahui pengertian akhlak baik secara istilah maupun bahasa
b. Dapat mengetahui sumber-sumber akhlak dalam islam
c. Dapat mengetahui proses terbentuknya akhlak dalam islam
d. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlak
seseorang

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian akhlak secara istilah dan bahasa


Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi,
perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya
“Khuluqun” yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan
“khalkun” yang berarti kejadian, serta erat hubungan ” Khaliq” yang berarti
Pencipta dan “Makhluk” yang berarti yang diciptakan.
Pengertian akhlak:
a. Berdasarkan etimologi (lughawi, bahasa):
- Dari kata khalaqa (akar kata khuluqa) : perangai, tabiat, adat
- Dari kata khalqun: kejadian, buatan, ciptaan
b. Berdasar terminologi (istilah):
Akhlak adalah daya kekuatan/jiwa yang mendorong perbuatan dengan
mudah/spontan tanpa dipikir/direnungkan lagi (menurut Ibnu Qudamah).
Jadi akhlak adalah kebiasaan yang apabila membiasakan sesuatu maka
kebiasaannya itulah yang disebut akhlak. Jadi pemahaman akhlak adalah
seseorang yang mengerti benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam
pergaulan semata – mata, taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena
itu seseorang yang sudah memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan
timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan
kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang
dihayati dalam kenyataan hidup sehari – hari.
Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam
Islam maka tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup seseorang itulah yang dapat
menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak.
Akhlak di bagi menjadi 2 bagian :
1. Akhlakul karimah/mahmudah : baik
2. Akhlakul madzumah : jahat/tercela

2
A. Aktualisasi akhlak dalam kehidupan :
1. Akhlak kepada Allah
a. Mensyukuri nikmat Allah
b. Malu berbuat dosa
c. Allah sebagai tempat pengharapan
d. Optimis terhadap pertolongan Allah
e. Bersifat husnudzan kepada Allah
f. Yakin akan janji-janji Allah
2. Akhlak kepada diri sendiri
a. Taubatun nashuha
b. Muroqobah: senantiasa merasa dlm pengawasan Allah
c. Muhasabah: evaluasi diri
d. Mujahadah: bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu
3. Akhlak kepada orang tua
a. Menghormati Orang tua
b. Berbakti kepada Orang tua
c. Menuruti perintah Orang tua
4. Akhlak kepada masyarakat
a. Menghargai dan menghormati sesama
b. Toleransi antar umat beragama
c. Menaati norma atau peraturan yang berlaku dalam masyarakat.
5. Akhlak kepada lingkungan
a. Mengelola dan memelihara lingkungan hidup
b. Menjaga dan melestarikan lingkungan hidup
B. Karakteristik akhlak Islam
1. Mengajarkan perbuatan baik dan menjauhkan perbuatan buruk
2. Sumber moral, ukuran baik buruk adalah Allah SWT
3. Bersifat universal dan komprehensif dan menyeluruh
4. Mengarahkan fitroh manusia dan meluruskan perbuatan manusia
2.2. Sumber akhlak dalam islam
Dalam Islam sumber akhlak ialah Al-Qur'an dan Sunnah Rasul (Hadits)

3
A. Al – Qur’an
Diantaranya ayat-ayat Al-Qur'an yang sebagai sumber akhlak antara lain :
1. Al – Ahzab: 3
٢١ ِ‫َّللا‬ ُ ‫س َنةٌ لَقَ ْد كَانَ لَ ُك ْم فِ ْي َر‬
‫س ْو ِل ه‬ ْ ُ ‫وَّللاَ َوا ْليَ ْو َم ْاْلَ ِخ َر َوذَ َكا‬
َ ‫س َوةٌ َح‬ ْ ‫َّللاَ َكثِي ًْرا ~األ حزاب ِ ِّل‬
‫من كَانَ َي ْر ُج ه‬ ‫َر ه‬
Artinya :
" Sesunguhnya telah ada pada diri Rosulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan rohmat Allah dan
keselamatan di hari kiamat dan banyak mengingat Alloh". (QS: Al-Ahzab:3)
2. Surat as-Syu’ara’ ayat 137, yang berbunyi:
َ‫ِإ ْن َهذَا ِإ اَّل ُخلُ ُق ْاْل َ اولِين‬
Artinya: (Agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang
dahulu.
3. Surat al-Qalam ayat 4 berbunyi:
ٍ ُ‫َوإِناكَ لَعَلى ُخل‬
‫ق َع ِظ ٍيم‬
Artinya: Sesungguhnya engkau (Muhammad) adalah orang yang berakhlak
sangat mulia.
Dua ayat diatas , baik dilihat dari asal kata dan muatan kata, dapat
dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa istilah akhlak memang terdapat dalam
al-Qur’an. Hanya saja bila dilihat dari konteks ayat, terdapat perbedaan muatan
akhlak di dalamnya. Dalam surat as-Syu’ara ayat 137 istilah akhlak diartikan
sebagai “adat kebiasaan buruk” dari seorang umat nabi Hud AS., sedangkan
istilah akhlak yang termuat dalam surat al-Qalam ayat 4 adalah dalam konteks
budi pekerti yang agung atau luhur” dari sosok nabi MuhammadSAW.
Berdasarkan keterangan tersebut, maka akhlak dapat disebut “akhlak yang baik”
dan juga disebut “akhlak yang buruk”.
B. Sumber Al-Hadits
1. HR. Baihaqy
“Bahwasannya aku (Muhammad) dibangkitkan (diutus) untuk
menyempurnakan keluhuran akhlak”.
2. H.R.Tirmidzi

4
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang mukmin
yang paling baik akhlaknya”.
Pesan yang dimuat oleh kedua hadits di atas adalah searah, yaitu bahwa
masalah akhlak sangat penting berkaitan dengan masalah kerisalahan (keutusan)
Nabi Muhammad Saw dan juga berkaitan dengan masalah keimanan (keyakinan).
Persoalan akhlak di dalam Islam banyak dijelaskan melalui Al Qur’an dan Al
hadits. Sumber tersebut merupakan landasan dalam setiap aktifitas manusia
sehari-hari. Di dalamnya juga menjelaskan arti baik dan buruk. Memberi
informasi kepada umat Islam apa yang semestinya harus diperbuat dan
dilaksanakan sehingga dengan mudah dapat diketahui apakah perbuatan itu terpuji
atau tercela benar atau salah.

2.3 Proses terbentuknya akhlak dalam kehidupan manusia


1. Reinforcement
Reinforcement merupakan penguatan yang diberikan terhadap perilaku
manusia. Reinforcement dibedakan menjadi 2, yaitu reinforcement positif dan
reinforcement negative. Ketika dalam berperilaku manusia mendapatkan
reinforcement positif, maka ia akan merasakan kenikmatan, kenyamanan dalam
perilakunya. Sehingga perilaku tersebut akan selalu diulang – ulang, dan akan
menjadi sebuah akhlak. Misalkan, seorang anak yang telah terbiasa diperlakukan
manja oleh kedua orangtuanya maka anak tersebut akan terbiasa hidup dalam
kenikmatan.Hal ini merupakan reinforcement positif, yang membuat ia merasakan
kenyamanan dan kenikmatan, sehingga ia akan sering melakukan perilaku
tersebut, ia menjadi terkondisikan untuk dimanja, sehingga ia akan memiliki
kepribadian anak yang manja. Namun ketika ia berperilaku manja dengan tidak
mencuci piring setelah makan, dan orang tuanya memarahi dia bahkan memukul.
Ia akan menjadi jera dan tidak akan mengulangi perbuatannya tersebut, hal inilah
yang disebut reinforcement negative.
Dalam Islam, reinforcement positif ini bisa berbentuk penghargaan atau
pujian, pahala, masuk surga yang membuat orang akan ketagihan untuk
berperilaku baik, sehingga membentuk kepribadian yang baik. Sebaliknya, hinaan,

5
hukuman atau dosa,masuk neraka, merupakan reinforcement negative, yang
membuat orang tidak akan mengulangi perilaku buruknya, sehingga tidak
terbentuk akhlak negative.
2. Fitrah manusia
Hakikat manusia adalah terdiri dari materi dan ruh, sehingga manusia
memiliki sifat hewan dan malakat. Karena materi memiliki sifat keduniawian
yang cenderung ke hawa nafsu, sedangkan ruh atau jiwa merupakan sifat akhirat,
dimana cenderung menuju pada kebenaran ( suara kebenaran ). Sehingga secara
fitrah manusia memiliki sifat yang menuju pada kebenaran dan menuju pada
keburukan. “ Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada peubahan pada firah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui “.( Ar Rum 30 ). Sehingga ketika manusia
dalam memutuskan sebuah perilaku, ia akan dipengaruhi oleh firah tersebut.
Ketika perilaku cenderung ke suara kebenaran, maka ia akan memiliki akhlak
yang baik, dan sebaliknya.

2.4 Faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlak seseorang


Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Akhlak antara lain
adalah:
a. Insting (Naluri)
Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi
oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab
gharizah). Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir.
b. Adat/Kebiasaan
Adat/Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi
kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan
secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat
kebiasaan.
c. Wirotsah (keturunan)

6
Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang
(anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang
tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat
orang tuanya.
d. MILIEU
Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara
sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri,
lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam:
 Lingkungan Alam
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi
dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau
mematangkan pertumbuhn bakat yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman Nabi
Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di serambi masjid, seorang
sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian diatas dapat menjadi
contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh dari masyarakat luas
tidak akan tau norma-norma yang berlaku.
 Lingkungan pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah
sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling
mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya Akhlak orang tua
dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga akhlak anak
sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh
guru-guru disekolah.
Setiap perilaku manusia didasarkan atas kehendak. Apa yang dilakukan
manusia timbul dari kejiwaan. Walaupun pancaindra kesulitan melihat pada dasar
kejiwaan, namun dapat dilihat dari wujud kelakuan. Maka setiap kelakuan pasti
bersumber dari kejiwaan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak pada khususnya dan
pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yaitu:
1. Aliran Nativisme

7
Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruhi terhadap diri seseorang
adalah faktor bawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecendrungan,
bakat, dan akal. Jika seorang telah memiliki bawaan kepada yang baik maka
dengan sendirinya orang tersebut lebih baik. Aliran ini begitu yakin terhadap
potensi batin dan tampak kurang menghargai peranan pembinaan dan pendidikan.
2. Aliran Empirisme
Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruhi terhadap pembentukan
diri seorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkugan sosial; termasuk pembinaan
dan pendidikan yang diberikan. Jika penddidikan dan pembinaan yang diberikan
kepada anak itu baik, maka baiklah anak. Demikian jika sebaliknya. Aliran ini
begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan
pengajaran.
3. Aliran Konvergensi
Menurut aliran ini faktor yang paling mempengaruhi pembentukan akhlak
yakni faktor internal (pembawaan) dan faktor dari luar (lingkungan sosial). Fitrah
dan kecendrungan ke arah yang lebih baik yang dibina secara intensif secara
metode.Aliran ini sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dapat dipahami dari hadits
di bawah ini.
“Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan (membawa) fitrah (rasa
ketuhanan dan kecendrungan kepada kebenaran). Maka kedua orang
tuanya yang membentuk anak itu menjadi yahudi, Nasrani, atau majusi”.
(HR. Bukhori).
Dari ayat dan hadits tersebut di atas menunjukkan dengan jelas bahwa pelaksana
utama dalam pendidikan akhlak adalah kedua orang tua.
“Didiklah anakmu sekalian dengan tiga perkara: mencintai nabimu,
mencintai keluarganya, dan membaca al-Qur’an, karena orang yang
membawa(lafal) al-Qur’an akan berada dibawah perlindungan Allah, di hari tidak
ada perlindungan kecuali perlindungan-Nya, bersama para nabi dan
kekasihnya”.(HR.al-Dailami dari Ali).
Hal ini sesuai pula dengan perlakuan lukmanul hakim kepada anaknya
seperti ayat dibawah ini: Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya,

8
di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-
benar kezaliman yang besar". Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya
kepada-Kulah kembalimu.[1180] Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih
ialah setelah anak berumur dua tahun.
Dan dengan demikian faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak
anak ada dua, yaitu faktor dalam, yaitu potensi fisik, intelektual dan hati yang
dibawa anak sejak lahir dan faktor dari luar yaitu, kedua orang tua, guru
disekolah,dan tokoh-tokoh serta pemimpin di masyarakat.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Akhlak dapat menentukan perilaku suatu umat yang terwujud dalam moral
dan etika dalam kehidupan. Sehingga dapat menentukan mana yang baik dan
mana yang buruk, sehingga manusia dapat menentukan pilihan yang terbaik dalam
hidupnya. Dalam islam akhlak bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
menjadi pedoman hidup kaum. Maka dari itu umat islam selama masih
berpegangan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam proses kehidupannya, maka
dijamin bahwa kualiatas hidup suatu umat akan baik, terhindar dari hal - hal
menyesatkan yang dapat membawa pada kehancuran baik di dunia dan di akhirat.
Karena semua tatanan kehidupan terdapat dalam sumber tersebut.
Dengan kata lain, akhlak adalah suatu sistem yang mengatur perbuatan
manusia baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup
antara manusia dengan baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam
interaksi hidup antara manusia dengan Allah, manusia sesama manusia, manusia
dengan hewan, dengan malaikat, dengan jin dan juga dengan alam sekitar. Maka
dari itu pentingnya suatu kaum memiliki akhlak yang bersumber dari Al-Qur’an
dan As-Sunnah.
Dan juga banyak sekali faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlak pada
manusia yakni potensi fisik, intelektual dan hati yang di bawa manusia sejak lahir,
dan faktor luar yang dalam hal ini adalah kedua orang tua di rumah, guru di
sekolah dan tokoh-tokoh serta pemimpin masyarakat, melalui kerja sama yang
baik antar 3 lembaga pendidikan tersebut, maka aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik ajaran yang di ajarkan akan terbentuk dalam diri anak.

3.2. Saran
Akhlak sebaiknya dipupuk sedini mungkin, agar menjadi kebiasaan yang
melekat pada setiap individu.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sahilun A. 1980. Nasir, Etika dan Problematikanya Dewasa ini. PT. Al-Ma’arif:
Bandung Tim Dosen Agama Islam. 2002. Pendidikan Agama Islam. UB: Malang
Wahyuddin, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam. Grasindo: Jakarta
http://ridho-adester.blogspot.com/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
Husain Bahrasy. Himpunan Hadist Bukhori Muslim. Surabaya. 1980.

11

You might also like