Professional Documents
Culture Documents
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
oleh
Ana Iska Rizqi Yanti
4201409051
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Skripsi dengan judul “Analisis Buku Pelajaran Fisika Sekolah Menengah Atas
telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi
Hari :
Tanggal :
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini disusun sesuai dengan penelitian
yang telah dilaksanakan oleh penulis dengan bimbingan dan arahan dari dosen
pembimbing. Segala jenis karya yang digunakan dalam skripsi ini sebagai sumber
informasi dirujuk sesuai etika dan dicantumkan dalam daftar pustaka pada bagian
akhir skripsi ini. Sejauh pengetahuan saya, skripsi ini belum pernah diajukan untuk
iii
PENGESAHAN
Ketua Sekretaris
Ketua Penguji
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Apapun yang kita lakukan hari ini akan menjadi bekal masa depan nanti, jadi lakukan segala
sesuatunya sebaik mungkin.
Tak ada manis tanpa pahit, pun tak ada sukses tanpa usaha dan kerja keras.
Sejauh mana kita mensyukuri apa yang kita punya, sejauh itu juga kita bahagia.
Skripsi ini saya persembahkan untuk Bapak dan Ibu tercinta yang tidak pernah lelah
mendukung dan mendoakan setiap langkahku, untuk adikku Arum tersayang yang nakal,
pengalaman berharga dan kenangan yang tidak ternilai harganya, untuk Finto dan
sahabat-sahabat terbaikku Wika, Erna, Joko, Cahyo, Mita, Ika, dan semuanya yang
tidak bisa aku sebut satu persatu, terima kasih untuk semua kebersamaan, dukungan dan
bantuan selama ini, untuk teman-teman Wisma Panji Sukma 1, teman-teman Fisika
v
KATA PENGANTAR
vi
9. Bapak Musiyono dan Ibu Sunarti, kedua orang tua penulisyang telah
memberikan dukungan, doa, dan kerja kerasnya sehingga penulis bisa
melanjutkan pendidikan ke jenjang Universitas.
10. Finto, Wika, Cahyo, Erna, dan Joko yang telah membantu dalam penyususnan
skripsi ini.
11. Keluargaku di PALAFI khususnya angkatan III, IV, dan V yang telah banyak
membantu dan memberi semangat kepada penulis.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk
selalu memberikan bantuan moral dan spiritual.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Semoga laporan skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat
bagi kita semua.Amiin.
Penulis
vii
ABSTRAK
Yanti, Ana Iska Rizqi. 2013. Analisis Buku Pelajaran Fisika Sekolah Menengah Atas
Kelas X yang Banyak Digunakan di SMA Negeri Se- Kabupaten Kebumen. Skripsi,
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang. Pembimbing utama Dr. Ngurah
Made D.P, M. Si., Ph. D. dan pembimbing pendamping Dr. Hartono, M. Pd.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii
PERNYATAAN............................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
ix
2.3 Fungsi Buku Pelajaran ............................................................................... 12
BAB 5 PENUTUP
LAMPIRAN .................................................................................................... 52
x
DAFTAR TABEL
Halaman
4.1 Hasil Analisis Data Tingkat Keterbacaan Buku Ajar Fisika ..................... 33
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
12. Rekap Analisis Keterbacaan Sampel Buku B Terbitan Yrama Widya ..... 106
19. Penilaian Jenjang Kognitif Soal Latihan Sampel Buku A ........................ 136
20. Penilaian Jenjang Kognitif Soal Latihan Sampel Buku B ........................ 138
21. Penilaian Jenjang Kognitif Soal Latihan Sampel Buku C ........................ 140
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
melalui suatu sistem yang telah diatur oleh pemerintah. Oleh karena itu,
Indonesia tanpa memandang suku, agama, bahasa, dan ras. Artinya pendidikan
Salah satu usaha untuk mewujudkan suatu bangsa yang mandiri dan mampu
bersaing di era globalisasi, pendidikan merupakan unsur penting yang harus terus
dibina. Pendidikan yang baik dan berkualitas akan membentuk sumber daya
aspek demi menyempurnakan kualitas pendidikan. Salah satu aspek yang harus
diperhatikan adalah sarana yang berupa buku pelajaran. Buku pelajaran ini
merupakan salah satu alat bantu pembelajaran yang sangat penting. Pemilihan
buku pelajaran yang tepat dan berkualitas akan membantu proses pembelajaran
sebagaimana dikutip oleh Chen and Chen (2002:2), menyatakan bahwa saat ini
1
2
buku pelajaran sudah berfungsi sebagai alat, buku panduan, tutor, dan pengukur.
Guru harus memperhatikan pemilihan buku pelajaran yang tepat bagi muridnya,
karena pemilihan buku yang kurang tepat justru akan menghambat proses
pengaruh yang kuat dalam pembelajaran karena merupakan salah satu sumber
Buku merupakan salah satu sumber belajar yang sangat penting bagi guru
dan murid. Menurut Muslich (2010:23), melalui sarana buku guru dapat
mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien, selain itu peserta
Buku pelajaran yang baik harus dapat berperan sebagai guru, setidaknya
dapat sebagai alat bantu utama dalam proses pembelajaran, baik itu pembelajaran
di sekolah maupun di luar sekolah. Semakin baik kualitas buku pelajaran, semakin
menyatakan bahwa buku pelajaran yang baik memberikan kontribusi yang cukup
Buku pelajaran yang baik harus mampu menarik minat dan motivasi para
malas untuk membaca dan mempelajarinya. Adapun isi buku pelajaran sendiri
3
harus berkaitan dengan mata pelajaran yang lain, sehingga pengetahuan peserta
didikakan lebih berkembang, tidak hanya terpaku pada satu mata pelajaran saja.
guru, kecenderungan yang sering ditemui adalah guru lebih sering menggunakan
lembar kerja peserta didik (LKS) sebagai acuan materi pokok atau
Oleh karena itu, guru harus dapat memilih dan memilah buku mana yang
buku pelajaran tersebut bagi peserta didik sebagai sumber belajar utama mereka.
Dengan pemilihan buku pelajaran yang tepat, peserta didik diharapkan tidak lagi
bergantung penuh pada gurunya, akan tetapi mereka termotivasi untuk lebih aktif
sungguh dapat dimanfaatkan oleh peserta didik, maka perlu diadakan penelitian
Berdasar tabel 1.1 terdapat beberapa buku yang berasal dari satu penerbit
yang sama, tetapi berbeda pengarang dan tahun terbit. Buku pelajaran fisika yang
tersebar di SMA Negeri se- Kabupaten Kebumen sangat bervariasi, akan tetapi
banyaknya variasi buku pelajaran fisika yang ada, tentunya memiliki kualitas yang
Buku Pelajaran Fisika Sekolah Menengah Atas Kelas X Yang Banyak Digunakan
(2) Untuk menganalisis tingkat keterpusatan peserta didik pada buku ajar fisika.
(4) Untuk menganalisis jenjang kognitif soal latihan pada buku ajar fisika.
6
(1) Guru : dapat memilih dan menyesuaikan buku pelajaran yang sesuai dengan
(2) Peserta didik : memberikan wawasan bagi peserta didiksupaya mereka dapat
memilih buku pelajaran yang sesuai, sehingga akan menumbuhkan minat dan
semangat belajar.
(3) Pengarang dan Penerbit : dapat dijadikan sebagai saran dan masukan dalam
(1) Buku Pelajaran yang digunakan untuk penelitian ini adalah buku yang
fisika. Adapun isi, urutan dan cara penulisan buku pelajaran disusun menurut tata
(2) Buku pelajaran yang banyak digunakan di SMA Negeri se- Kabupaten
Kebumen adalah buku pelajaran yang secara presentase paling banyak digunakan
survey. Buku yang dimaksud adalah Fisika untuk SMA Kelas X karangan
7
(3) Tingkat keterbacaan buku pelajaran merupakan hal terbaca atau tidaknya suatu
bahan bacaan tertentu bagi pembacanya. Ini membahas sulit atau mudahnya suatu
(4) Keterpusatan pada peserta didik menunjukkan seberapa jauh buku pelajaran
tersebut disusun supaya pembelajaran terpusat pada peserta didik, sehingga dapat
membantu peserta didik untuk lebih aktif belajar dan membantu peserta didik
pelajaran tersebut disusun supaya dapat melatih peserta didik melakukan kegiatan
(6) Jenjang kognitif soal latihan merupakan ukuran kesulitan soal latihan dalam
ranah kognitif yang dapat ditentukan dengan skala tertentu menurut Taksonomi
Bloom.
halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan daftar
lampiran.
8
penulisan skripsi.
BAB II: Landasan Teori, berisi tentang tinjauan pustaka dan penelitian yang
relevan.
BAB III: Metode Penelitian, berisi tentang setting dan karakteristik penelitian,
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang deskripsi hasil
Bagian akhir dalam penulisan skripsi ini berisi daftar pustaka dan
lampiran-lampiran.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
pelajaran merupakan rekaman pikiran rasial yang disusun untuk maksud dan
bahwa buku pelajaran adalah buku standar atau buku setiap cabang studi, yang
terdiri atas dua tipe, yaitu buku pokok utama dan suplemen atau tambahan.
penting dari suatu proses pembelajaran. Bagi guru, buku pelajaran berfungsi
buku pelajaran berupa ilmu pengetahuan di bidang tertentu, sehingga isinya harus
bersangkutan. Bahan yang disajikan dalam buku pelajaran dapat berupa teori,
gagasan, dan informasi. Bahan yang berupa teori biasanya berupa konsep,
pernyataan, atau dapat juga berupa rumus. Bahan yang berupa gagasan biasanya
9
10
ditujukan bagi peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu, misalnya buku
pelajaran untuk SD, SMP, dan SMA.(2) Buku pelajaran selalu berkaitan dengan
bidang studi tertentu.(3) Buku itu selalu merupakan buku yang standar, yaitu buku
acuan yang berkualitas, dan biasanya terdapat tanda pengesahan dari badan yang
disusun oleh pakar dalam bidang ilmu tertentu untuk maksud dan tujuan
yang serasi dan mudah dipahami oleh para penggunanya, baik di sekolah dasar,
Untuk mengetahui apakah buku pelajaran tersebut baik atau tidak, maka
terlebih dahulu harus diketahui bagaimana kualitas dari buku pelajaran tersebut.
Buku pelajaran yang baik tentunya memiliki kualitas yang baik juga. Selama ini,
berlaku. Padahal, kualitas buku pelajaran juga ditentukan oleh aspek lain, tidak
peserta didik dalam pembelajaran. Ini karena buku pelajaran yang berkualitas
dapat memotivasi peserta didik dalam membaca, mengamati, dan mempelajari apa
yang terkandung dalam buku pelajaran tersebut. Buku pelajaran yang baik tentu
dapat membuat pembacanya mengerti dan paham apa yang ingin disampaikan
buku pelajaran tersebut. Seorang penulis dituntut untuk dapat menyusun buku
kategori untuk buku pelajaran yang berkualitas. Sepuluh kategori tersebut sebagai
berikut, (1) Buku pelajaran harus menarik minat peserta didik yang
kepada para peserta didik yang memakainya.(3) Buku pelajaran harus memuat
ilustrasi yang menarik peserta didik yang memanfaatkannya. (4) Buku pelajaran
kemampuan para peserta didik yang memakainya. (5) Isi buku pelajaran harus
berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi, kalau data
pelajaran harus dengan sadar dan tegas menghindar dari konsep-konsep yang
samar-samar dan tidak biasa, supaya tidak membuat bingung peserta didik yang
memakainya. (8) Buku pelajaran harus mempunyai sudut pandang atau point of
12
view yang jelas dan tegas sehingga pada akhirnya juga menjadi sudut pandang
para pemakainya yang setia. (9) Buku pelajaran harus mampu memberi
pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa. (10) Buku
Muslich 2010:54) memberikan empat ciri buku pelajaran yang baik, (1)
(3) Cukup banyak memuat pelajaran bacaan, materi dan latihan atau tugas.(4)
Setiap pembuatan sesuatu pasti memiliki tujuan dan fungsi tertentu. Sama
sosok buku, buku pelajaran mempunyai fungsi sebagai, (1) sarana pengembang
2010:52).
peranan buku pelajaran sebagai berikut. (1) Mencerminkan suatu sudut pandang
13
pokok masalah atau subjectmatter yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, yang
sesuai dengan minat dan kebutuhan para peserta didik, sebagai dasar bagi
yang sebenarnya. (3) Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap
memotivasi para peserta didik. (5) Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam)
awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas
praktis. (6) Menyajikan bahan/sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat
guna.
buku pelajaran adalah sebagai sumber kegiatan, acuan, dan gagasan bagi peserta
mengenai pelajaran yang dipelajari. Ginting (2005 :18) menyatakan bahwa salah
adalah melalui kegiatan membaca. Salah satu tugas guru adalah menyediakan
14
sarana baca yang sesuai untuk peserta didiknya. Buku merupakan sarana baca
yang sering digunakan oleh siswa, sehingga guru harus cermat dalam memilih
bahwa buku ajar yang dikategorikan baik tidak hanya berisi materi yang sesuai
dengan kurikulum, tetapi juga memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Tingkat
readability, yang merupakan istilah untuk menyelidiki suatu bahan tertulis yang
mengacu pada tingkat kesukaran atau kemudahan suatu bacaan bagi pembacanya.
sebuah teks –dalam hal ini teks atau wacana ilmu pengetahuan- menyatakan
tingkat kelas pembaca dapat membaca dan memahami teks atau wacana yang
sedang dibaca. Menurut Suryadi, suatu analisis tingkat keterbacaan ini akan
memunculkan apakah buku itu mudah, sedang, atau sulit dipahami oleh
Formula Fry, Formula Flesch, Fog Index, dan SMOG. Berdasar penelitian yang
dilakukan oleh Yasa (2013:9) menyatakan bahwa seluruh formula tersebut dapat
15
Formula Fry dipilih karena praktis dan telah disesuaikan dengan wacana dalam
bahasa Indonesia. Formula keterbacaan Fry diambil dari nama pembuatnya, yaitu
Edward Fry. Formula Fry dipublikasikan pada tahun 1977 dalam majalah Journal
of Reading. Formula Fry ini mengambil seratus kata dalam suatu wacana untuk
seberapa banyakpun wacana tersebut, jumlah sampel yang dipakai tetap seratus
kata.
Formula ini mempunyai dua dasar utama, yaitu panjang pendeknya kata
dan tingkat kesulitan kata yang ditandai oleh jumlah (banyak-sedikitnya) suku
jumlah suku kata perseratus perkata, yakni jumlah kata dari wacana. Di bagian
samping kiri grafik terdapat angka 25.0, 20, 18.7, 14.3 dan seterusnya yang
tersebut cocok untuk pembaca dengan level peringkat baca 1, angka 2 untuk
universitas.
Daerah yang diarsir pada grafik yang terletak di sudut kanan atas dan di
sudut kiri bawah grafik merupakan wilayah invalid, maksudnya jika hasil
pengukuran keterbacaan wacana jatuh pada wilayah gelap tersebut, maka wacana
tersebut kurang baik karena tidak memiliki peringkat baca untuk peringkat
manapun. Oleh karena itu, wacana yang demikian sebaiknya tidak digunakan dan
seratus perkataan; (2) menghitung jumlah kalimat dari seratus buah perkataan
hingga persepuluhan terdekat; (3) menghitung jumlah suku kata dari wacana
sampel hingga kata ke-100. Misalnya, sampel wacana hingga kata keseratus
terdiri atas 228 suku kata; (4) untuk wacana bahasa Indonesia, ditambah satu
langkah yakni mengalikan hasil peghitungan suku kata dengan angka 0,6; (5)
lurus menunjukkan jumlah suku kata per seratus kata dan baris mendatar
dalam diri peserta didik, sedangkan guru hanya bertanggung jawab menciptakan
Salah satu prinsip pembelajaran adalah berpusat pada peserta didik. Dalam
hal ini, peserta didik dianggap sebagai seseorang yang unik, karena antara peserta
didik yang satu dengan peserta didik yang lain memiliki perbedaan minat,
dan cara penilaian juga harus beragam sesuai dengan karakteristik masing-masing
peserta didik. Kegiatan belajar mengajar harus menempatlan peserta didik sebagai
berpusat pada peserta didik. Hal tersebut berdampak positif, yaitu dapat
Metode ilmiah ini sedapat mungkin dikenalkan pada siwa supaya mereka dapat
menyenangi sains. Pada dasarnya keterampilan fisik dan mental itu sudah ada
dalam diri masing-masing peserta didik, akan tetapi bentuk potensi dan
kemampuannya belum terbentuk dengan jelas. Oleh karena itu, perlu dilatih
pendekatan yang dapat membangun cara peserta didik untuk membentuk suatu
sendiri, serta mampu membantu belajar peserta didik dalam mempelajari sesuatu.
adalah: (1) perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang semakin cepat,
sehingga guru akan kesulitan jika semua fakta dan konsep diajarkan pada peserta
didik.(2) Banyak sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru untuk
memahami sesuatu yang rumit jika disertai contoh nyata.(4) Pemahaman peserta
mempraktekkan sendiri.(5) Perlu adanya latihan bagi peserta didik untuk terus
19
permasalahan.
kesempatan pada peserta didik untuk bekerja dengan IPA, bukan hanya sekedar
menceritakan atau mendengarkan tentang IPA; dan (3) membuat peserta didik
Keterampilan proses meliputi beberapa hal, antara lain :(1) pemanasan, (2)
pengamatan, (3) interpretasi dari pengamatan, (4) peramalan, (5) aplikasi konsep,
(6) perencanaan penelitian, dan (7) komunikasi (Semiawan dalam Karso, 1993 :
191).
Taksonomi Bloom. Tiga taksonomi tersebut disebut dengan ranah belajar, yang
terdiri dari tiga ranah, yaitu: (1) ranah kognitif (cognitive domain); (2) ranah
(1) Mengingat
informasi yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Kategori mengingat ini
(2) Memahami
memahami ini masuk dalam kategori C2 dansetingkat lebih tinggi dari kategori
(3) Aplikasi
setingkat kebih tinggi dari kategori C2. Kategori ini mencakup dua macam proses
(4) Analisis
berada setingkat lebih tinggi dari C3. Kategori ini mencakup tiga proses kognitif
(5) Evaluasi
C5 dan setingkat lebih tinggi dari kategor C4. Kategori ini mencakup dua proses
(6) Kreasi
berada pada tingkatan kognitif Bloom paling tinggi. Kategori ini meliputi tiga
beberapa penelitian berikut, ada beberapa hal berbeda yang dianalisis. Beberapa
hal berbeda tersebut sebenarnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengetahui
22
kualitas dari buku ajar yang dianalisis. Berikut hasil dari penelitian terdahulu yang
Skripsi dengan judul “ Analisis Buku Teks Fisika Kelas VII Berdasarkan
Negeri Se- Kabupaten Kudus” karya Achmad Zamroni, tahun 2011. Penelitian ini
menfokuskan pada lima aspek, yaitu: (1) tingkat keterbacaan, (2) indeks
pengaktifan peserta didik, (3) kesesuaian materi dengan kurikulum KTSP, (4)
ketepatan konsep dan gambar, dan (5) presentase jenjang kognitif soal latihan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh buku ajar fisika kelas VII yang digunakan di
tingkat keterbacaan pada buku terbitan Pustaka Indah dan Erlangga belum sesuai.
Buku terbitan Pustaka Indah memiliki presentase 4,76% untuk kategori mudah,
66,66% untuk kategori sesuai, 23,81% untuk kategori sulit, dan 4,76% untuk
mudah, 60,87% untuk kategori sesuai, 34,78% untuk kategori sulit, dan 4,35
untuk kategori invalid. (2) Indeks pengaktifan peserta didik pada buku terbitan
Pustaka indah sudah cukup baik dengan nilai indeks 0,53 (penilaian kalimat), 0,55
terbitan Erlangga masih rendah dengan nilai indeks 0,55 (penilaian kalimat), 0,29
(penilaian gambar/grafik), dan 0,59 (penilaian pertanyaan). (3) Materi dari kedua
buku telah sesuai dengan kurikulum KTSP. (4) Buku Pustaka Indah masih
23
terdapat kesalahan konsep dan gambar, sedangkan pada buku terbitan Erlangga
sudah tidah ada kesalahan gambar dan konsep. (5) Jenjang kognitif soal latihan
pada buku terbitan Pustaka Indah dan Erlangga, kedua belum proporsional karena
Ajar Fisika SMP Di Kota Semarang” karya Mega Kurnia Permata Sari tahun
2008, membahas beberapa subaspek penilaian kualitas buku dilihat dari aspek
yaitu: (1) tingkat pemusatan peserta didik pada buku ajar fisika; (2) tingkat
pengembangan keterampilan proses peserta didik pada buku ajar fisika; (3) tingkat
keselamatan kerja pada kegiatan ilmiah peserta didik pada buku ajar fisika; (4)
tingka variasi penyajian pada buku ajar fisika; dan (5) tingkat keterpaduan
pembelajaran fisika dengan mata pelajaran matematika, kimia, biologi, dan sosial
Kurnia menyatakan bahwa buku ajar fisika yang terbanyak dipakai di kota
Semarang sudah baik, dan memenuhi kriteria penyajian aspek pembelajaran yang
baik dengan skor rata-rata 2,58. Tingkat Keterpusatan pada peserta didik yang
dimiliki buku ajar fisika terbanyak digunakan di kota Semarang sudah baik
keterampilan proses dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata
69,16%. Pada subaspek keselamatan kerja kegiatan ilmiah memiliki skor yang
24
sangat baik yaitu 95,29% yang menyatakan bahwa buku tersebut sudah
Untuk variasi penyajian memiliki skor rata-rata 50,76%, dan untuk keterpaduan
Ajar IPA Biologi yang Banyak Digunakan di SMP Negeri Kabupaten Jepara” dan
tingkat keterbacaan, tingkat kesesuaian konsep dan gambar buku teks biologi edisi
kedelapan jilid satu (2008) dan edisi kelima jilid dua dan tiga (2004) karangan
Campbell, dkk, tingkat kesalahan ejaan, dan tingkat kelayakan buku pelajaran IPA
kualitatif dengan mengkaji kualitas buku IPA Biologi SMP Kelas VIII yang
banyak digunakan di SMP Negeri Kabupaten Jepara yaitu buku karangan Istamar
18,57%, sampel mudah 8,57%, sampel sulit 64,29%, dan invalid 8,57%; untuk
tigkat kesalahan konsep tidak ditemukan kesalahan konsep dari 231 konsep dan
memiliki kesalahan gambar 11,5% dari 113 gambar; untuk kesalahan ejaan
memiliki enam kesalahan ketikan, lima kesalahan penggunaan huruf kapital, dan
satu kesalahan penulisan tanda baca; dan untuk tingkat kelayakan buku menurut
standar BSNP memenuhi standar kelayakan pada Instrumen tahap I dan tahap II
sebanyak 86,2% dengan criteria sangat sesuai. Simpulan dari penelitian ini adalah
buku pelajaran IPA Biologi terbitan Erlangga karangan Istamar Syamsuri, dkk
25
tahun terbit 2007 jilid dua belum sepenuhnya sesuai untuk siswa kelas VIII pada
tingka keterbacaan.
Wacana Buku Teks Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk Kelas VII
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas VII SMP.Analisis data
keterbacaan ke-15 wacana buku teks pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
kelas VII SMP berdasarkan grafik Fry adalah sebagai berikut: (1) wacana 1 dan 9
dapat digunakan sebagai bahan bacaan pada peserta didik SMA dan mahapeserta
didik; (2) wacana 2 dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk mahapeserta
didik/umum; (3) wacana 3 digunakan sebagai bahan bacaan untuk peserta didik
kelas IX dan XII SMA dan mahapeserta didik; (4) wacana 4 dapat digunakan
sebagai bahan bacaan kelas XII SMA dan mahapeserta didik; (5) wacana 5 dan 7
tidak memiliki area tingkat baca; (6) wacana 6 dan 8 dapat digunakan sebagai
bahan bacaan kelas VII dan VIII; (7) wacana 10 dan 13 dapat digunakan sebagai
bahan bacaan murid kelas VI SD serta peserta didik kelas VII dan VIII; (8)
wacana 11 dapat digunakan sebagai bahan bacaan peserta didik kelas III, IV, dan
V SD; (9) wacana 12 dapat digunakan sebagai bahan bacaan murid kelas I, II, dan
III SD; dan (10) wacana 14 dan 15 dapat digunakan sebagai bahan bacaan kelas
cloze adalah sebagai berikut: (1) wacana I dan II berada pada tingkat frustasi atau
gagal; dan (2) wacana III berada pada tingkat baca intruksional atau sedang.
menunjang pembelajaran dengan baik. Sebagian besar buku pelajaran fisika kelas
kognitif soal latihan. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian mengenai buku
METODE PENELITIAN
Setting dan karakteristik dalam penelitian ini berisi mengenai populasi dan
sampel objek penelitian yang berupa buku pelajaran fisika. Populasi dan sampel
3.1.1 Populasi
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
3.1.2 Sampel
fisika yang digunakan di SMA Negeri se- Kabupaten Kebumen, kemudian dari
data yang terkumpul, dipilih tiga buku yang paling banyak digunakan, yaitu :
27
28
Buku Teks
Analisis Buku
1 2 3 4
Pemaparan
Keterangan :
penelitian dengan menganalisis buku ajar fisika yang dijadikan sampel; (3)
Penyusunan Perangkat
Pelaksanaan penelitian
(Analisis Buku)
Pembahasan
(Pemaparan)
3.5.1 Langkah-langkah
(3) Memberi skor pada lembar observasi, skor 1 jika sesuai dengan pernyataan
3.5.2 Instrumen
Formula Grafik Fry. Untuk menggunakan formula Fry, terlebih dahulu harus
dihitung jumlah kata, kalimat, dan perkataan, kemudian diplotkan dalam grafik
lampiran 1.
(2) Instrumen yang digunakan untuk menganalisis keterpusatan pada peserta didik
berupa angket. Angket ini terdiri dari beberapa deskripsi mengenai kisi-kisi
proses berupa angket. Angket ini terdiri dari beberapa deskripsi mengenai kisi-kisi
(4) Instrumen yang digunakan untuk menganalisis jenjang kognitif soal latihan
berupa angket. Angket ini terdiri dari beberapa kolom dengan predikat soal C1
secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui beberapa aspek yang diteliti pada
sulit, dan invalid. Setelah itu jumlah masing-masing kriteria dibuat presentase.
Tiga sampel buku ajar fisika yang digunakan yaitu Kompetensi Fisika
karangan Siswanto dan Sukaryadi terbitan Pusbuk Depdiknas tahun terbit 2009
(sebagai sampel buku kode A), Fisika untuk SMA Kelas X karangan Marthen
Kanginan terbitan Erlangga tahun terbit 2007 (sebagai sampel buku kode B), dan
Fisika Bilingual karangan Sunardi dan Etsa Indra Irawan terbitan Yrama Widya
Hasil analisis data keterbacaan buku ajar fisika untuk ketiga sampel buku
Tabel 4.1 Hasil Analisis Data Tingkat Keterbacaan Buku Ajar Fisika
Berdasarkan hasil analisis data tingkat keterbacaan buku ajar fisika dengan
menggunakan Formula Fry, dapat diketahui bahwa pada buku terbitan Pusbuk
12,5%. Tingkat keterbacaan kategori “Sulit” buku ini memiliki presentase 4,17%,
33
34
12,5%.
Buku ajar yang ketiga yaitu buku ajar terbitan Yrama Widya memiliki
keterbacaan kategori “Sesuai” pada buku ini mencapai presentase 25%. Tingkat
lengkap untuk masing-masing analisis tingkat keterbacaan teks pada buku ajar
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada ketiga sampel buku ajar
fisika, dapat disajikan hasil yang secara singkat dapat dilihat pada table 4.2.
Berdasar table 4.2 di atas terlihat bahwa untuk buku ajar pertama yaitu
Menurut BSNP, buku dengan presentase <49% dapat digolongkan dalam kategori
baik. Buku ajar kedua yaitu terbitan Erlangga memiliki presentase keterpusatan
peserta didik sebesar 63,56%, sehingga dapat dimasukkan dalam kategori baik,
sedangkan untuk buku ajar ketiga terbitan Yrama Widya memiliki presentase
keterpusatan peserta didik sebesar 27,98% dan dapat dimasukkan dalam kategori
kurang baik. Data lengkap mengenai analisis tingkat keterpusatan peserta didik
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada ketiga sampel buku ajar
fisika, dapat disajikan hasil yang secara singkat dapat dilihat pada table 4.3.
Berdasarkan hasil analisis pada table 4.3 terlihat bahwa untuk buku ajar
proses dengan presentase 36,98%. Menurut BSNP presentase ini masuk dalam
kategori kurang baik karena masih kurang dari 49%. Buku ajar kedua yaitu
terbitan Erlangga memiliki presentase sebesar 57,21 dan dapat dimasukkan dalam
katergori cukup baik. Buku ajar ketiga yaitu terbitan Yrama Widya memiliki
36
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap buku ajar fisika yang
dijadikan sebagai sampel, dapat disajikan hasil analisis presentase jenjang kognitif
Berdasar table 4.4 dapat dilihat bahwa untuk setiap sampel buku yang
berbeda. Buku ajar pertama terbitan Pusbuk memiliki presentase untuk jenjang
soal C1 sebesar 8,33% dan untuk presentase jenjang soal C2 adalah 27,5%,
dan 26,67%. Buku ajar kedua terbitan Erlangga memiliki presentase untuk jenjang
36,61%. Selanjutnya dapat diamati presentase jenjang soal C1 untuk buku ketiga
adalah 8,8% dan untuk jenjang soal C2 sebesar 22%, sedangkan untuk jenjang
soal C3 dan C4 adalah sebesar 48% dan 21,2%. Berdasarkan hasil analisis dapat
37
diketahui bahwa ketiga buku sampel yang dianalisis tidak terdapat jenjang soal C5
dan C6, sehingga presentase untuk jenjang soal C5 dan C6 pada ketiga buku
adalah 0%. Hasil analisis secara lengkap masing-masing buku sampel dapat
4.2 Pembahasan
Berdasar hasil analisis terungkap bahwa pada buku ajar fisika terbitan
Pusbuk terdapat beberapa teks wacana dengan kategori mudah, sesuai, sulit dan
invalid. Pada kategori mudah, terdapat 17 bacaan dengan kategori mudah dari
jumlah sampel bacaan sebanyak 24. Jika dipresentasekan, maka presentase dari
jumlah ini adalah 70,83%. Dari 17 bacaan dengan kategori mudah ini, terdapat
satu bacaan pada peringkat baca lima, tiga bacaan pada peringkat baca enam,
tujuh bacaan pada peringkat baca tujuh, dan enam bacaan pada peringkat baca
delapan. Menurut Saemina, untuk peserta didik kelas X, peringkat baca yang
sesuai adalah pada peringkat baca 10. Peringkat baca ini sifatnya adalah perkiraan,
maka peringkat baca ini hendaknya dikurang dan ditambah satu yaitu (10-1) dan
(10+1) sehingga untuk kelas X peringkat baca yang sesuai adalah peringkat baca
9, 10, dan 11. Untuk peringkat baca yang < 9 masuk dalam kategori mudah,
Peringkat baca lima cocok digunakan untuk peserta didik SD Kelas IV, V,
dan VI, sehingga tidak tepat untuk peserta didik kelas X. Untuk peringkat baca
enam cocok digunakan untuk peserta didik kelas V, VI, dan VII, sedangkan
peringkat baca tujuh cocok digunakan untuk peserta didik kelas VI, VII, dan VIII.
38
Peringkat baca delapan akan cocok digunakan untuk peserta didik kelas VII, VIII,
dan IX.
sebesar 12,5%. Dari 24 sampel bacaan yang dianalisis, terdapat tiga bacaan yang
masuk dalam kategori sesuai, yaitu peringkat baca 9, 10, dan 11. Untuk kategori
sulit, terdapat satu bacaan dengan peringkat baca 16. Peringkat baca 16 cocok
untuk mahasiswa tingkat akhir. Terdapat juga tiga bacaan kategori invalid dengan
presentase 12,5%, artinya bacaan ini tidak masuk dalam peringkat baca manapun
dan harus diganti dengan bacaan lain yang lebih sesuai untuk peserta didik kelas
X.
Sembilan bacaan ini terdiri dari satu bacaan dengan peringkat baca lima, satu
bacaan dengan peringkat baca enam, empat bacaan dengan peringkat baca tujuh,
dan tiga bacaan dengan peringkat baca delapan. Seperti dijelaskan sebelumnya,
bacaan dengan peringkat baca < 9 masuk dalam kategori mudah. Selain terdapat
bacaan dengan kategori mudah, terdapat juga bacaan dengan kategori sesuai dan
sulit.
dengan kategori sesuai, ini berarti setengah dari sampel masuk dalam kategori
sesuai. Kategori bacaan yang sesuai terdiri dari dua bacaan pada peringkat baca
sembilan, delapan bacaan pada peringkat baca 10, dan dua bacaan pada peringkat
baca 11, sedangkan untuk kategori sulit terdapat tiga bacaan, yaitu dua bacaan
pada peringkat baca 12 dan satu bacaan pada peringkat baca 16. Bacaan dengan
39
peringkat baca 12 cocok untuk peserta didik kelas XI, XII, dan mahasiswa tingkat
awal, sedangkan bacaan dengan peringkat baca 16 cocok untuk mahasiswa tingkat
akhir. Pada buku terbitan Erlangga tidak terdapat bacaan dengan kategori invalid.
Artinya tidak ada bacaan yang tidak masuk dalam peringkat baca manapun.
Buku ketiga yang dianalisis adalah buku terbitan Yrama Widya. Buku ini
merupakan buku ajar yang disusun dengan dua bahasa atau bilingual. Bacaan
sampel bacaan yang dianalisis, terdapat dua bacaan dengan kategori mudah, yaitu
dengan peringkat baca delapan. Bacaan dengan peringkat baca delapan cocok
untuk peserta didik kelas VII, VIII, dan IX. Selain terdapat dua bacaan dengan
kategori mudah, terdapat 15 bacaan dengan kategori sesuai yang terdiri dari enam
bacaan dengan peringkat baca sembilan, enam bacaan dengan peringkat baca 10,
dan tiga bacaan dengan peringkat baca 11. Untuk kategori sulit terdapat enam
bacaan yang terdiri dari satu bacaan dengan peringkat baca 12, satu bacaan
dengan peringkat baca 13, tiga bacaan dengan peringkat baca 14, dan satu bacaan
dengan peringkat baca 16. Bacaan dengan peringkat baca 12 cocok untuk peserta
didik kelas XI, XII, dan mahasiswa tingkat awal. Bacaan dengan peringkat baca
13 cocok untuk peserta didik kelas XII dan mahasiswa dan untuk bacaan dengan
Buku terbitan Yrama Widya memiliki dua sampel bacaan yang masuk
dalam kategori invalid. Artinya bacaan ini tidak masuk dalam peringkat baca
40
manapun, sehingga akan lebih baik jika diganti dengan bacaan lain yang lebih
mudah sukarnya suatu teks atau wacana untuk dibaca. Wacana yang tidak sesuai
Buku ajar terbitan Pusbuk sebagian besar bacaannya masuk dalam kategori
mudah, dan ada beberapa bacaan dengan kategori sulit dan invalid, sedangkan
untuk bacaan dengan kategori sesuai masih sangat sedikit yaitu hanya 12,5% atau
seperdelapan dari jumlah sampel yang dianalisis. Pada buku ajar terbitan
Erlangga, bacaan dengan kategori sesuai sudah cukup baik karena mencapai 50%
dari jumlah sampel yang dianalisis, tetapi masih terdapat bacaan dengan kategori
mudah dan sulit, sedangkan untuk kategori invalid tidak ada. Pada buku ajar
terbitan Yrama Widya, presentase bacaan dengan kategori sesuai sudah cukup
tinggi, yaitu 62,5% yang berarti lebih dari setengah dari keseluruhan sampel telah
sesuai. Akan tetapi, dalam buku ini juga masih terdapat beberapa bacaan dengan
kategori mudah, sulit, dan invalid. Secara keseluruhan dari ketiga buku tersebut,
buku terbitan Yrama Widya yang paling sesuai tingkat keterbacaannya untuk
Menurut Suryadi (2007:2) buku pelajaran yang baik bukan hanya memuat
materi yang sesuai dengan kurikulum, tetapi juga ditulis dengan tingkat
yang tinggi akan menunjang pemahaman peserta didik, yang nantinya juga akan
berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Maka dari itu, Chen and Chen
menyatakan bahwa pemilihan buku yang baik dan sesuai untuk peserta didik
Sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
pada buku ajar A dan buku ajar B memiliki skor presentase sebesar 60,44% dan
63,56% yang berarti bahwa kedua buku tersebut masuk dalam kategori baik.
Menurut BSNP, buku dengan skor presentase antara 60%-79% sudah dapat
Menurut Muslich (2009) belajar merupakan kegiatan aktif peserta didik dalam
mendorong prakarsa dan motivasi peserta didik untuk belajar. Guru juga bisa
Ditinjau dari hasil analisis, kedua buku tersebut sudah sesuai dengan
kurikulum KTSP. Seperti dijelaskan di atas bahwa salah satu prinsip pembelajaran
adalah berpusat pada peserta didik dan buku ini telah memenuhi kriteria ini,
sehingga dapat dikatakan buku ajar A dan buku ajar B telah sesuai dengan
42
kurikulum KTSP. Kedua buku ini juga sudah bersifat dialogis dan partisipasif.
materi, adanya kalimat-kalimat ajakan dan arahan, serta adanya kegiatan peserta
didik. Ini sesuai dengan deskripsi BSNP, bahwa penyajian materi yang berpusat
pada peserta didik bersifat interaktif dan partisipasif sehingga dapat memotivasi
Buku ajar C skor presentasenya hanya sebesar 27,98% yang berarti buku
tersebut masuk dalam kategori kurang baik untuk keterpusatan peserta didik.
Buku ini kurang memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri serta kurang
serta terbatasnya kegiatan peserta didik. Dengan demikian, dapat dikatakan buku
tersebut belum berpusat pada peserta didik dan belum sesuai dengan kurikulum
paling tinggi yaitu 57,21%. Buku ajar B masuk dalam kategori cukup baik dan
BSNP bahwa buku dapat dikatakan cukup baik jika skor presentasenya antara
50%-59%.
dengan konsepsi awal peserta didik dan dikaitkan dengan kehidupan nyata peserta
43
didik serta danya aplikasi konsep dalam kehidupan nyata. Selain itu, buku ini juga
melakukan kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah ini menuntut peserta didik untuk
dikatakan Semiawan, bahwa keterampilan proses meliputi beberapa hal antara lain
Buku ajar A dan C hanya memiliki skor presentase sebesar 36,98% dan
24,67%. Kedua buku ini memiliki presentase kurang dari 50% sehingga masuk
dengan baik. Pada buku ajar A, penjelasan materi sudah dikaitkan dengan
kehidupan nyata peserta didik, tetapi kegiatan peserta didik masih kurang. Pada
buku ajar C, penjelasan materi belum dikaitkan dengan kehidupan nyata peserta
didik dan belum dikaitkan dengan konsepsi awal peserta didik. Selain itu, pada
buku ajar C juga sangat sedikit terdapat kegiatan peserta didik yang menuntut
peserta didik melakukan rangkaian kegiatan ilmiah yang merupakan salah satu
penyampaian materi yang berpusat pada peserta didik. Pada butir Keterpusatan
peserta didik, peserta didik dituntun untuk menemukan sendiri makna dan
menemukan sendiri pengetahuan dan akan bertahan lebih lama dalam benak
peserta didik.
Berdasarkan analisis data pada jenjang kognitif soal latihan terlihat bahwa
pada ketiga sampel buku tidak terdapat jenjang kognitif C5 dan C6. Pada buku
37,5%. Untuk presentase C1, C2, dan C4 berturut-turut adalah 8,33%, 27,5%, dan
1
26,67%. Ini artinya 12 dari keseluruhan jumlah soal latihan merupakan soal latihan
dengan jenjang kognitif C1, sekitar seperempat dari jumlah keseluruhan soal
latihan merupakan soal latihan dengan jenjang kognitif C2. Untuk soal latihan
dengan jenjang kognitif C3 sekitar sepertiga dari jumlah keseluruhan soal latihan,
latihan. Jumlah keseluruhan dari soal latihan sendiri adalah 120 soal dengan
Presentase untuk soal latihan dengan jenjang kognitif C1, C5, dan C6 pada
buku ajar B adalah 0%. Artinya dari soal-soal latihan yang ada, tidak terdapat soal
latihan dengan jenjang kognitif C1, C5, dan C6. Adapun presentase untuk soal
latihan jenjang kognitif C2, C3, dan C4 berturut-turut adalah 12,45%, 50,94%,
dan 36,61%. Jumlah keseluruhan soal latihan pad buku ajar B adalah 265 soal
dengan jenis soal esai. Dari jumlah soal latihan tersebut, sekitar sepersembilannya
merupakan soal latihan dengan jenjang kognitif C2. Untuk soal latihan dengan
sedangkan untuk soal latihan dengan jenjang kognitif C4 sekitar sepertiga dari
untuk soal latihan dengan jenjang kognitif C5 dan C6 adalah 0%. Pada buku ajar
C presentase untuk soal latihan dengan jenjang kognitif C1, C2, C3, dan C4 secara
urut adalah 8,8%, 22%, 48%, dan 21,2%. Jumlah keseluruhan soal latihan pada
buku ajar C adalah 250 soal dengan variasi soal pilihan ganda dan esai. Ini berarti
1
sekitar soal latihan merupakan soal latihan dengan jenjang kognitif C1,
12
seperlima bagian soal latihan dengan jenjang kognitif C2, setengah bagian soal
latihan dengan jenjang kognitif C3, dan seperlima bagian soal latihan dengan
proses kognitif memahami. Soal dengan kategori C2 berada satu tingkat di atas
C1 dan menuntut peserta didik untuk dapat membangun makna berdasarkan apa
memahami peserta didik, akan tetapi belum bisa mengaktifkan peserta didik.
Pada tingkatan yang lebih tinggi adalah soal dengan kategori C3 dimana
kategori soal ini memiliki dimensi proses kognitif aplikasi. Soal latihan kategori
berada satu tingkat di atas C3 dan memiliki dimensi proses kognitif analisis.
Dimensi proses kognitif analisis ini menuntut peserta didik untuk dapat mengurai
dan memecahkan suatu masalah dan mencari hubungannya. Soal latihan dengan
Soal latihan kategori C5 dan C6 yang sama sekali tidak terdapat di ketiga
buku sampel merupakan soal dengan jenjang kognitif tertinggi. Soal latihan
ada. Soal latihan kategori C6 memiliki dimensi proses kognitif kreasi. Soal
kemampuan pemecahan msalah yang lebih tinggi dari C3 dan C4. Pada ketiga
buka yang dianalisis praktis tidak ditemukan jenis soal dengan kategori C5 dan
C6.
Penyebaran soal latihan kategori C1, C2, C3,dan C4 pada ketiga buku
sampel sudah cukup merata. Dengan komposisi soal latihan kategori C1 paling
sedikit, jumlah soal latihan kategori C2 dan C4 hampir berimbang, dan yang
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
adalah 70,83%, sesuai 12,5%, sulit 4,17%, dan invalid 12,5%. Tingkat
keterbacaan buku ajar B untuk kategori mudah adalah 37,5%, sesuai 50%, sulit
12,5%, dan invalid 0%. Tingkat keterbacaan buku ajar C untuk kategori mudah
60,44% dengan kategori baik, dan untuk buku ajar B sebesar 63,56% dengan
kategori baik, sedangkan untuk buku ajar C sebesar 27,98% dengan kategori
kurang baik.
ajar A adalah sebesar 36,98% dengan kategori kurang baik, dan untuk buku ajar B
sebesar 57,21% dengan kategori baik, sedangkan untuk buku ajar C sebesar
Presentase jenjang kognitif soal latihan untuk buku ajar A mulai dari C1,
Presentase jenjang kognitif soal latihan untuk buku ajar B mulai dari C1, C2,C3,
dan C4 berturut-turut adalah 0%, 12,45%, 50,94%, dan 36,61%. Untuk buku ajar
C besar presentase jenjang kognitif soal latihan kategori C1, C2, C3, dan C4
secara urut adalah 8,8%, 22%, 48%, dan 21,2%. Untuk jenjang kognitif soal
5.1 Saran
sehingga lebih baik jika tingkat keterbacaan ini disesuaikan dengan kemampuan
peserta didik. Untuk kelas X sebaiknya tingkat baca yang diberikan adalah
peringkat baca 9, 10, dan 11, sedangkan bacaan dengan peringkat baca yang <9
atau >11 sebaiknya diperbaiki agar lebih sesuai dengan cara membuat wacana
yang memerhatikan panjang pendek kata serta jumlah suku kata yang membentuk
peserta didik karena dapat menunjang dan memotivasi peserta didik untuk belajar
keterpusatan peserta didik mengacu pada aspek yang ditentukan oleh BSNP.
dan membuat peserta didik lebih lama dalam mengingat pengetahuan yang
jumlah soal latihan ini dibuat proporsional antara C1-C6 dengan menambah soal-
DAFTAR PUSTAKA
Chen, Jacob dan Joseph, C. Chen. 2002. QFD Based Technical Textbook and
Evaluation Procedure and A Case Study. Journal of Industrial
Technology, 18 (1) : 1-8
Devetak, I., Vogrinc, J., dan Glazar, S.A. 2010. States Of Matter Explanation in
Slovenian Textbooks for Students Aged 6 to 14. International Journal
of Environmental And Science Education, 5 (2) : 217-235
Fadhilah, M. 2012. Analisis Buku Ajar Biologi yang Banyak Digunakan di SMA
Negeri Kabupaten Jepara. Unnes Journal of Biology Education, 1 (2) :
86-90
Kulsum, U. 2011. Penerapan Model Learning Cycle Pada Sub Pokok Bahasan
Kalor untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas
VII SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 7 (2011) : 128-133
Nugroho, I.A. 2009. Analisis dan Studi Komparatif Buku Sekolah Elektronik
Sains Terhadap Buku Cetak Sains Untuk Sekolah dasar Menggunakan
Science textbook Rating System. Laporan Program DIA Bermutu.
Yogyakarta : UNY.
Sari, M.K.P. 2008. Analisis Penyajian Aspek Pembelajaran Pada Buku Ajar
Fisika SMP Di Kota Semarang. Skripsi. Semarang : UNNES.
Sitepu. 2005. Memilih Buku Pelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur, IV (4) : 113-
126
Sunardi dan Etsa Indra. I. 2007. Fisika Bilingual. Bandung : Yrama Widya.
Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. 1990. Telaah Buku Pelajaran Bahasa
Indonesia. Bandung : Angkasa.
Yasa, K.N. 2013. Kecermatan Formula Flesch, FOG Index, Grafik Fry, SMOG,
dan BI Sebagai Penentu Keefektifan Teks Berbahasa Indonesia. E-
Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(2013) : 1-
12
52
53
Lampiran 1
Instrumen 1
Keterbacaan Buku
Untuk analisis keterbacaan, akan diambil sampel 3 bacaan pada setiap
babnya.
Langkah : 1) Mengambil sampel wacana yakni seratus perkataan.
2) Menghitung jumlah kalimat dari seratus buah perkataan hingga
persepuluhan terdekat.
3) Menghitung jumlah suku kata dari wacana sampel hingga kata ke-
100. Misalnya, sampel wacana hingga kata keseratus terdiri atas 228
suku kata.
4) Untuk wacana bahasa Indonesia, ditambah satu langkah yakni
mengalikan hasil peghitungan suku kata dengan angka 0,6.
5) Memplotkan angka-angka hasil perhitungan ke dalam Grafik Fry.
Untuk teks yang jumlah suku katanya kurang dari 100, maka membutuhkan
konversi. Adapun konversi tingkat keterbacaan buku adalah sebagai berikut:
Jumlah Kata Dalam Teks Bilangan Konversi Kata dan
Kalimat
30 3,3
40 2,5
50 2,0
60 1,67
70 1,43
80 1,25
90 1,1
54
Lampiran 2
Kisi-Kisi Instrumen 2
No Deskripsi
Lampiran 3
Instrumen 2
Instrumen Keberpusatan Pada Peserta Didik
Butir 1 : Keberpusatan Pada Peserta Didik
Judul Buku :
Kode Buku :
Langkah : a. Membaca dan mencermati buku pada tiap sub bab.
b. Mengidentifikasi berdasar deskripsi.
c. Memberi skor 1 jika sesuai dengan deskripsi dan skor 0 jika tidak sesuaiol deskripsi pada lembar
observasi.
d. Menghitung skor yang diperoleh.
e. Mendiskripsikan skor berdasarkan criteria yang ditentukan BSNP.
Skor
No Deskripsi BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4
1.1 1.2 1.3 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 3.3 4.1 4.2 4.3
1 Ada materi prasyarat
2 Ada penjelasan awal
3 Ada tujuan pembelajaran
4 Ada epitome
5 Epitome relevan dengan materi yang akan dibahas
57
NO. Bab Sub Bab Skor Jumlah Skor Maksimal Tiap Bab DP Masing-masing Bab
1.1
1 1 1.2
1.3
2.1
2 2 2.2
2.3
3.1
3 3 3.2
3.3
4.1
4 4 4.2
4.3
Jumlah
DP Total
Lampiran 4
Kisi-Kisi Instrumen 3
No Deskripsi
59
Lampiran 5
Instrumen 4
Instrumen Penilaian Pengembangan Keterampilan Proses
Butir 2 : Pengembangan Keterampilan Proses
Judul Buku :
Kode Buku :
Langkah : a. Membaca dan mencermati buku pada tiap sub bab.
b. Mengidentifikasi berdasar deskripsi.
c. Memberi skor 1 jika sesuai dengan deskripsi dan skor 0 jika tidak sesuai deskripsi pada lembar observasi.
d. Menghitung skor yang diperoleh.
e. Mendiskripsikan skor berdasarkan criteria yang ditentukan BSNP.
Skor
No Deskripsi BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4
1.1 1.2 1.3 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 3.3 4.1 4.2 4.3
1 Penjelasan materi dikaitkan degan dunia nyata siswa
2 Penjelasan materi dikaitkan dengan konsepsi awal siswa
3 Aplikasi konseptual dalam kehidupan nyata
4 Kegiatan mendukung konsep dengan benar
5 Kegiatan dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa
6 Soal latihan mendukung konsep dengan benar
7 Soal latihan dikaitkan konsep dengan benar
60
61
NO. Bab Sub Bab Skor Jumlah Skor Maksimal Tiap Bab DP Masing-masing Bab
1.1
1 1 1.2
1.3
2.1
2 2 2.2
2.3
3.1
3 3 3.2
3.3
4.1
4 4 4.2
4.3
Jumlah
DP Total
63
Lampiran 6
Instrumen 4
Penilaian Jenjang Kognitif Soal Latihan
Judul Buku :
Kode Buku :
Jenjang
No. Bab Jumlah
C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6
1 1
2 2
3 3
4 …
Jumlah
Lampiran 7
ANALISIS KETERBACAAN BUKU A (KOMPETENSI FISIKA)
TERBITAN PUSBUK
Sampel A.1
Dalam kehidupan sehari-hari pengukuran sering dilakukan. Jika seseorang
melakukan pengukuran terhadap benda dengan menggunakan penggaris atau
mistar pada dasarnya orang itu sedang membandingkan besaran benda yang
diukur dengan besaran panjang pada penggaris. Dengan kata lain, pengukuran
adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis sebagai
satuan. Pengukuran suatu besaran memerlukan alat ukur. Di beberapa daerah di
Indonesia terdapat beberapa besaran dan alat ukur. Besaran itu bersifat individu
dan hanya berlaku di daerah tertentu. Misalnya mayam untuk satuan besaran
massa di daerah Sumatera Utara. Tombak untuk satuan besaran panjang di daerah
Jawa Barat, dan sebagainya. Cobalah sebutkan besaran-besaran bersifat….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 8,5
Jumlah suku katax0,6 : 154,8
Titik pertemuan :154,8 ; 8,5
Peringkat baca :8
Kategori : mudah
Sampel A.2
Berapa lama waktu perjalananmu dari rumah ke sekolah? Dengan apa kamu
mengukur lama waktu perjalanan tersebut? Untuk mengukur waktu biasanya kita
menggunakan arloji atau jam. Alat ukur waktu yang lain adalah stopwatch.
Contoh penggunaan stopwatch antara lain untuk mengukur lama waktu tempuh
lomba lari jarak pendek, mengukur lama waktu tempuh pada perlombaan balap,
mobil, motor, sepeda, pacuan kuda, dan lain….
Jumlah kata : 60
Jumlah kalimat + 1,67 : 6,57
Jumlah suku katax0,6x1,67 : 191,38
Titik pertemuan :191,38 ; 6,57
65
Peringkat baca :-
Kategori :invalid
Sampel A.3
Ketika kamu melakukan pengukuran, kamu akan memperoleh hasil pengukuran
berupa angka-angka. Misalnya, kamu diminta mengukur panjang suatu batang
menggunakan penggaris berskala mm. Hasilpengukuran panjang batang adalah
7,15 cm. Angka 7 dan 1 disebut angka pasti atau eksak. Angka 5 disebut angka
taksiran. Angka pasti atau eksak adalah angka atau bilangan hasil pengukuran
yang tidak diragukan nilainya. Angka taksiran….
Jumlah kata : 60
Jumlah kalimat+1,67 : 7,87
Jumlah suku katax0,6x1,67 : 158,32
Titik pertemuan :158,32 ; 7,87
Peringkat baca :9
Kategori :sesuai
Sampel A.4
Coba kamu ingat kembali pengertian gerak yang pernah kamu pelajari ketika di
SMP! Uraian berikut ini dapat menambah membantu menambah pemahamanmu
tentang pengertian gerak. Pada gambar di atas,kereta api dapat dikatakan bergerak
terhadap mobil yang diam dipintu perlintasan kereta api. Bagaimana orang yang
berada di dalam mobil yang sedang melaju di jalan raya. Apakah orang tersebut
dapat dikatakan bergerak? Apabila mobil sebagai acuan maka orang itu dikatakan
tidak bergerak. Sebab posisi orang itu terhadap mobil selalu tetap. Akan tetapi,
jika acuannya adalah jalan atau pohon di pinggir jalan atau rumah, orang itu
dikatakan bergerak. Sebab posisi orang itu….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 8,3
Jumlah suku katax0,6 : 144
Titik pertemuan :144 ; 8,3
Peringkat baca :7
Kategori :mudah
66
Sampel A.5
Perlu kita ingat bahwa kecepatan merupakan besaran vektor. Jika kita
menyebutkan kecepatan, kita harus menyebutkan arah gerak bendanya. Duabuah
mobil yang bergerak dengan kelajuan yang sama, tetapi arahnya berbeda,
kecepatan dua mobil tersebut juga berbeda. Misalnya mobil A bergerak dengan
kecepatan 60 km/jam ke barat dan mobil B 60 km/jam ke timur. Mobil A dan B
dapat dikatakan memiliki kelajuan yang sama, namun kecepatan keduanya
berbeda. Mobil A memiliki kecepatan 60 km/jam ke barat, sedangkan mobil B
memiliki kecepatan 60 km/jam ke timur. Di masyarakat kita sering terjadi
kerancuan atau salah pengertian mengenai penyebutan kecepatan, padahal yang
lebih tepat….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 6,8
Jumlah suku katax0,6 : 154,2
Titik pertemuan :154,2 ; 6,8
Peringkat baca :9
Kategori :sesuai
Sampel A.6
Bola yang digelindingkan pada lantai datar akan membentuk lintasan lurus. Gerak
benda dengan lintasan lurus seperti gerak bola tersebut disebut gerak lurus.
Contoh gerak lurus yang lain misalnya mobil melaju di jalan tol yang lurus.
Apabila benda bergerak lurus dengan kecepatan tetap maka gerak benda itu
disebut gerak lurus beraturan. Pada gerak lurus beraturan, benda menmpuh jarak
yang sama dalam selang waktu yang sama. Sebagai contoh, mobil bergerak lurus
dengan kecepatan tetap 10 m/s maka setiap satu sekon mobil menempuh jarak 10
meter. Dalam gerak lurus beraturan (GLB) kelajuan dan kecepatan dianggap
sama. Lintasan lurus menyebabkan jarak dan perpindahan yang….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 7,4
Jumlah suku katax0,6 : 136,8
Titik pertemuan :136,8 ; 7,4
67
Peringkat baca :6
Kategori :mudah
Sampel A.7
Pernahkah kamu memerhatikan roda sepeda yang sedang dikendarai? Pada saat
sepeda dikayuh, roda sepeda berputar pada porosnya. Gerakan roda sepeda
tersebut adalah contoh dari gerak melingkar. Setiap titik yang berada di tepi roda,
misalnya dop, bergerak menempuh lintasan yang berupa lingkaran. Gerak
demikian disebut gerak melingkar. Jadi, gerak melingkar adlah gerak suatu benda
yang menempuh lintasan berupa lingkaran. Kita misalkan dop bergerak dari A ke
B menempuh sudut putar Ө dan panjang lintasan s. Jika dop telah berputar satu
putaran penuh maka dop tersebut telah menempuh sudut putaran sebesar 3600 .
Sudut putas dalam SI dinyatakan dengan radian (rad). Satu putaran….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 9,3
Jumlah suku katax0,6 : 147
Titik pertemuan :147 ; 9,3
Peringkat baca :7
Kategori :mudah
Sampel A.8
Pada pembahasan sebelumnya kita telah mempelajari gerak melingkar dengan
kelajuan tangensial yang tetap atau konstan. Kali ini kita akan mempelajari gerak
melingkar dengan kelajuan tangensial yang tetap tetapi kecepatan tangensial tidak
sama atau tidak konstan. Akibat dari perubahan kecepatan tangensial, muncul
percepatan yang arahnya menuju pusat lingkaran. Percepatan tersebut adala
percepatan sentripetal. Jika suatu benda bergerak melingkar dengan jari-jari r
menempuh lintasan Δs dan sudut tempuh Δ Ө maka berlaku….
Jumlah kata : 70
Jumlah kalimat+1,43 :6,23
Jumlah suku katax0,6x1,43 :162,16
Titik pertemuan :162,16 ; 6,23
Peringkat baca : 11
68
Kategori :sesuai
Sampel A.9
Jika bola yang massanya m diikat dengan tali kemudian diputar dengan ujung lain
dari tali tersebut sebagai poros, apa yang terjadi? Tentunya bola akan bergerak
menempuh suatu lintasan lingkaran. Pada saat bergerak melingkar,bola
mengalami percepatan sentripetal. Percepatan itu dihasilkan oleh suatu gaya yang
selalu mengarah menuju pusat. Gaya ini disebut sebagai gaya sentripetal. Gaya
sentripetal dapat ditunjukkan oleh teganag pada tali. Tetapi, gaya tegangan pada
tali ini sebenarnya adalah gaya yang arahnya radial berlawanan dengan arah gaya
sentripetal dan dikenal dengan gaya sentrifugal. Besarnya gaya sentripetal yang
bekerja pada….
Jumlah kata : 90
Jumlah kalimat+1,1 : 8,6
Jumlah suku katax0,6x1,1 : 147,18
Titik pertemuan :147,18 ; 8,6
Peringkat baca :7
Kategori :mudah
Sampel A.10
Ilmu yang mempelajari tentang gerak (seperti gerakan pada bola) dan gaya
penyebabnya disebut dinamika. Ilmuwan yang banyak memberikan sumbangan
pemikiran tentang dinamika adalah Isaac Newton. Beliau meletakkan dasar-dasar
dinamika dengan memberikan gagasan pemikirannya yang kemudian dikenal
dengan hokum-hukum Newton. Untuk memahami lebih jauh tentang dinamika,
perhatikan uraian berikut! Ketka kamu berada di dalam mobil yang sedang
bergerak tiba-tiba mobil direm mendadak, apa yang kamu alami? Mengapa kamu
terdorong ke depan, bukan ke belakang atau ke samping? Ketika kamu berada di
dalam mobil yang sedang bergerak, kamu akan berusaha mempertahankan
keadaan gerakmu (malas berhenti). Oleh sebab itu, ketika….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 7,3
Jumlah suku katax0,6 : 149,4
69
diparkir di tempat panas tiba-tiba meletus? Mengapa ban tersebut dapat meletus?
Ban sepeda meletus karena udara di dalam ban tersebut mengembang atau….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 9,7
Jumlah suku katax0,6 : 142,2
Titik pertemuan :142,2 ; 9,7
Peringkat baca :6
Kategori :mudah
Sampel A.17
Kalian tentunya pernah mengikuti kegiatan pramuka bukan? Biasanya dalam
kegiatan pramuka ada acara berkemah. Pada acara berkemah sering diadakan api
unggun pada malam hari. Para anggota pramuka duduk atau mengitari api unggun
tersebut. Setiap orang yang mengelilingi api unggun akan merasa hangat. Rasa
hangat tersebut disebabkan oleh pancaran kalor dari api, bukan dari aliran udara di
sekitar api. Udara panas di atas api justru cenderung ke atas dan bukan menuju
orang di sekitar api. Hal ini menandakan bahwa kalor dari api unggun dipancarkan
secara langsung ke segala arah. Perpindahan kalor demikian disebut radiasi atau
pancaran. Jadi, perpindahan kalor secara….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 9,3
Jumlah suku katax0,6 : 149,4
Titik pertemuan :149,4 ; 9,3
Peringkat baca :7
Kategori :mudah
Sampel A.18
Perpindahan kalor memang diperlukan. Namun, kadang-kadang kita justru
berusaha mencegah agar kalor tidak berpindah tempat. Misalnya pada termos air,
upaya mempertahankan kalor bertujuan untuk menjaga air agar tetap panas.
Termos mengurangi perpindahan kalor dari dalam termos maupun dari luar
termos. Cobalah kalian mengamati termos air atau termos nasi! Air atau nasi yang
disimpan di dalam termos suhunya dapat bertahan sampai beberapa lama. Pada
73
termos air, dinding termos dibuat rangkap dan vakum agar tidak terjadi
perpindahan kalor secara konduksi maupun konveksi. Bagian dalam dinding
mengkilap agar kalor dipancarkan kembali ke….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 7,8
Jumlah suku katax0,6 : 131,4
Titik pertemuan :131,4 ; 7,8
Peringkat baca :5
Kategori :mudah
Sampel A.19
Dari manakah arus listrik itu berasal? Arus listrik dihasilkan oleh alat yang
dinamakan sumber arus listrik.Contoh sumber arus listrik adalah baterai dan
akumulator. Baterai dan akumulator termasuk sumber arus searah atau DC.
Sumber aruslistrik searah memiliki dua kutub, yaitu kutub negative dan kutub
positif. Beda potensial kutub-kutub sumber arus pada rangkaian terbuka
dinamakan GGL atau gaya gerak listrik (E). Satuan GGL adalah volt (V). Pada
rangkaian tertutup, arus mengalir dari kutub positif ke kutub negative atau dari
titik yang potensialnya tinggi ke titik yang potensialnya lebih rendah. Beda
potensial kutub-kutub sumber arus pada rangkaian….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 8,6
Jumlah suku katax0,6 : 140,4
Titik pertemuan :140,4 ; 8,6
Peringkat baca :6
Kategori :mudah
Sampel A.20
Listrik AC sudah sangat kita kenal dalam kehidupan sehari-hari karena listrik
yang ada dalam rumah kita termasuk listrik AC. Listrik AC dalam rumah kita
dihasilkan oleh pembangkit energy listrik PLN. Pembangkit energy listrik PLN
berasal dari tenaga air, tenaga uap, dan tenaga panas bumi. Listrik AC dari
pembangkit energy listrik PLN disalurkan ke rumah penduduk melalui terminal
74
yang berurutan, yaitu MCB (Main Circuit Breaker), kWh meter, kotak sekring,
stop kontak, dan peralatan listrik. MCB adalah pemutus rangkaian utana yang
berfungsi untuk mengendalikan arus listrik dalam rumah. kWh meter adalah alat
untuk mengukur energy listrik yang digunakan dalam rumah. Sekring….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 6,1
Jumlah suku katax0,6 : 145,2
Titik pertemuan :145,2 ; 6,1
Peringkat baca :8
Kategori :mudah
Sampel A.21
Sumber listrik DC antara lain batu baterai dan aki. Batu baterai termasuk sumber
listrik DC yang tidak dapat diperbarui atau disebut elemen primer. Selain elemen
primer terdapat pula elemen sekunder, yaitu sumber tegangan yang dapat
diperbarui. Contoh elemen sekunder antar lain aki mobil, aki motor, dan baterai
pada telepon seluler. Seperti halnya listrik AC, listrik DC juga sudah kita kenal
dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan listrik DC adalah pada peralatan
elektronik. Sebagian peralatan elektronik di rumah menggunakan listrik DC,
misalnya radio, televise, dan computer. Sumber listrik yang digunakan pada
peralatan elektronik tersebut merupakan sumber listrik AC dari PLN, tetapi
dalam….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 7,6
Jumlah suku katax0,6 : 151,8
Titik pertemuan :151,8 ; 7,6
Peringkat baca :8
Kategori :mudah
Sampel A.22
Bunyi dan gelombang pada tali adalah contoh gelombang mekanik karena kedua
gelombang tersebut merambat melalui media perantara. Adapun cahaya adalah
contoh gelombang elektromagnetik karena cahaya merambat tidak melalui
75
Kategori :invalid
Sampel A.24
Setiap hari beragam tayangan menarik dapat kita saksikan di televise. Tayangan-
tayangan itu berupa hiburan, informasi, ilmu pengetahuan, bahkan siaran langsung
suatu peristiwa. Kita dapa memilih tayangan yang sesuai dan bermanfaat untuk
kita saksikan. Nah, sekarang marilah kita pelajari bagaimana siaran televise dapat
sampai ke rumh kita. Gelombangtelevisi menggunakan gelombang radio frekuensi
tinggi pada kisaran 108-109 Hz. Dari stasiun televisi, sinyal suara dan sinyal
gambar diolah kemudian dipancarkan melalui antenna pemancar. Gelombang
televise tidak dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer. Untuk memperluas
jangkauan siaran televise diperlukan stasiun penghubung (relay station). Siaran
televisi dapat ditransmisikan ke seluruh dunia dengan bantuan satelit….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 8,9
Jumlah suku katax0,6 : 175,8
Titik pertemuan :175,8 ; 8,9
Peringkat baca :-
Kategori :invalid
77
Lampiran 8
REKAP ANALISIS KETERBACAAN SAMPEL BUKU A
Jumlah Jumlah Suku Jumlah Suku Kata x Tingkat Kelas
Sampel Titik Pertemuan Kriteria
kalimat/100 kata Kata / 100 Kata 0,6 Pembaca
A.1 8,5 258 154,8 154,8 ; 8,5 8 Mudah
A.2 4,9 191 191,38 191,38 ; 6,57 - Invalid
A.3 6,2 158 158,32 158,32 ; 7,87 9 Sesuai
A.4 8,3 240 144 144 ; 8,3 7 Mudah
A.5 6,8 257 154,2 154,2 ; 6,8 9 Sesuai
A.6 7,4 231 136,8 136,8 ; 7,4 6 Mudah
A.7 9,3 245 147 147 ; 9,3 7 Mudah
A.8 4,8 189 162,16 162,16 ; 6,23 11 Sesuai
A.9 7,5 223 147,18 147,18 ; 8,6 7 Mudah
A.10 7,3 249 149,4 149,4 ; 7,3 8 Mudah
A.11 5,5 236 141,6 141,6 ; 5,5 8 Mudah
A.12 5,87 240 144 144 ; 5,87 8 Mudah
A.13 8,5 243 145,8 145,8 ; 8,5 7 Mudah
A.14 8,1 250 150 150 ; 8,1 7 Mudah
A.15 7,9 247 148,2 148,2 ; 7,9 7 Mudah
A.16 9,7 237 142,2 142,2 ; 9,7 6 Mudah
A.17 9,3 249 149,4 149,4 ; 9,3 7 Mudah
A.18 7,8 219 131,4 131,4 ; 7,8 5 Mudah
A.19 8,6 234 140,4 140,4 ; 8,6 6 Mudah
78
Lampiran 9
Sampel B.1
Sebelum adanya standar internasional, hampir setiap negara menetapkan system
satuannya sendiri. Sebagai contoh satuan panjang di negeri kita adalah hasta dan
jengkal, di Inggris dikenal inci dan kakai (feet), dan di Perancis digunakan meter.
Penggunaan bermacam-macam satuan untuk suatu besaran ini menimbulkan
kesukaran. Kesukaran pertama adalah diperlukannya bermacam-macam alat ulur
yang sesuai dengan satuan yang digunakan. Kesukaran kedua adalah kerumitan
konversi dari satu satuan ke satuan lain, misalnya dari jengkal ke kaki. Ini
disebabkan tidak adanya keteraturan yang mengatur konversi satuan-satuan
tersebut. Akibat kesukaran yang ditimbulkan oleh penggunaan system satuan yang
berbeda, maka muncul gagasan untuk menggunakan….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 6,5
Jumlah suku katax0,6 : 157,2
Titik pertemuan :157,2 ; 6,5
Peringkat baca : 10
Kategori : sesuai
Sampel B.2
Panjang adalah jarak dalam suatu ruang. Perlihatkan lengan anda dan bentangkan
jari anda, maka jarak antara siku dan ujung jari terjauh anda dikenal sebagai satu
cubit. Inilah cara yang dilakukan selama lebih 400 tahun lalu di Mesir dan
Mesopotamia. Jadi, satu cubit diambil sebagai satuan panjang. Piramida besar
masa lalu dibangun dengan standar cubit. Seperti telah disebutkan bahwa sangat
sukar jika harus menggunakan satuan seperti itu. Ini karena satu cubit setiap orang
berbeda-beda. Sekarang orang menggunakan meter sebagai satuan SI. Semula satu
meter (disingkat m) ditetapkan sebagai jarak antara dua goresan pada meter
standar sehingga jarak dari kutub utara ke khatulistiwa….
80
sebagai acuan? Apa anda masih dapat dikatakan bergerak? Ternyata tidak,
sekarang anda dikatakan tidak bergerak terhadap….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 8,9
Jumlah suku katax0,6 : 153,6
Titik pertemuan :153,6 ; 8,9
Peringkat baca :8
Kategori : mudah
Sampel B.5
Cara kerja ticker timer adalah sebagai berikut. Pada ujung bilah getar dipasang
sebuah ujung runcing. Arah ujung runcing tegak lurus bilah. Di bawah ujung
runcing diletakkan sehelai kertas karbon yang berbentuk lingkaran (kita sebut
cakram). Jika bilah bergetar, ujung runcing itu melakukan ketikan pada kertas
karbon. Ketika itu menimbulkan titik hitam di bawah karbon. Di bawah karbon
dipasang pita kertas yang disebut pita ketik. Pita ketik ini dapat bergeser pada
sebuah alur menurut arah memanjangnya. Apabila pewaktu ketik kita jalankan
dan pita ketik kita tempelkan pada benda yang sedang bergerak, maka di atas pita
ketik akan kita dapatkan tanda titik….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 8,8
Jumlah suku katax0,6 : 133,8
Titik pertemuan :133,8; 8,8
Peringkat baca :5
Kategori : mudah
Sampel B.6
Bagaimanakah seorang polisi memutuskan apakah seorang pengendara telah
melebihi batas kecepatan yang diperkenankan pada suatu jalan raya? Prinsipnya
mudah saja, yaitu menentukan kelajuan (rata-rata) dari kendaraan yang sedang
bergerak dengan mengukur selang waktu yang diperlukan antar dua titik tetap.
Pada beberapa jalan, tanda-tanda persegi putih dicat pada interval-interval tertentu
pada permukaan jalan. Dengan mencatat selang waktu kendaraan menempuh
82
kedua tanda itu, polisi dapat menentukan apakah pengendara telah melanggar
batas kelajuan. Pada beberapa jalur lalu lintas yang sibuk, pasangan detektorkaret
dapat dipasang di seberang jalan. Mobil yang melintasi detector pertama
menjalankan jam, ketika melintasi detector kedua memberhentikan….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 5,9
Jumlah suku katax0,6 : 160,2
Titik pertemuan :160,2 ; 5,9
Peringkat baca : 11
Kategori : sesuai
Sampel B.7
Dalam gerak lurus dikenal kelajuan dan kecepatan, di mana kecepatan
menyatakan kelajuan berikut arahnya. Dalam gerak melingkarm pun anda dapat
menyatakan arah melingkar dalam dua arah. Misalnya, jika anda memandang dari
atas, arah melingkar adalah berlawanan dengan arah jarum jam, maka tentu saja
jika anda memandang dari bawah, arah melingkar adalah searah dengan arah
jarum jam. Oleh karena itu anda dapat juga menyatakan kecepatan sudut, yang
selain menyatakan kelajuan sudut juga menyatakan arahnya. (Kecepatan yang
terlibat dalam gerak lurus disebut sebagai kecepatan linier, karena gerak partikel
adalah sepanjang garis lurus, sedangkan kecepatan dalam melingkar disebut
kecepatan sudut, karena gerak partikel….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 4,9
Jumlah suku katax0,6 : 152,4
Titik pertemuan :152,4 ; 4,9
Peringkat baca : 10
Kategori : sesuai
Sampel B.8
Anda telah mempelajari tentang gerak lurus beraturan (GLB), yaitu gerak suatu
benda menempuh lintasan garis lurus dengan kelajuan tetap. Karena pada GLB,
baik besar kecepatan (kelajuan) maupun arah kecepatan adalah tetap, maka GLB
83
dapat juga didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan (vector) kecepatan
tetap. Analogi dari GLB adalah gerak melingkar beraturan (disingkat GMB).
Mirip dengan GLB, gerak melingkar beraturan didefinisikan sebagai gerak duatu
benda menempuh lintasan melingkar dengan kelajuan (atau besar kecepatan)
tetap. Dapatkah anda mendefinisikan GMB sebagai gerak suatu benda dengan
(vector) kecepatan tetap? Misalkan suatu benda menempuh lintasan melingkar
pada bidang horizontal. Arah putaran benda adalah berlawanan dengan….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 6,3
Jumlah suku katax0,6 : 166,8
Titik pertemuan :166,8 ; 6,3
Peringkat baca : 12
Kategori : sulit
Sampel B.9
Orang zaman dahulu telah mengenal gerak dalam keseharian, antara lain orang
berjalan, kuda berlari, dan buah jatuh dari pohonnya. Pengalaman mengamati
gerak dalam keseharian menimbulkan intuisi mereka tentang gerak. Ilmuwan
Yunani terkenal, Aristoteles, membagi gerak menjadi dua: gerak alami ddan gerak
paksa. Dia menyatakan bahwa gerak alami tidak disebabkan oleh gaya.
Gerakalami pada bumi dipikirkan olehnya sebagai gerak ke atas atau ke bawah.
Setiap benda akan mencari keadaan alaminya seperti: batu besar (benda berat)
menuju ke tahan dan asap (benda ringan) bergerak ke atas dalam udara. Dia
memproklamasikan bahwa gerak melingkar adalah gerak alami karena tidak
berawal dan tidak berakhir.
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat :7
Jumlah suku katax0,6 : 152,4
Titik pertemuan :152,4 ; 7
Peringkat baca :8
Kategori : mudah
Sampel B.10
84
Di lain pihak, gerak paksa selalu disebabkan oleh gaya, seperti dorongan atau
tarikan. Gerobak bergerak karena ditarik oleh seekor kuda, kapal layar bergerak
karena didorong oleh angin. Yang terpenting adalah gerak paksa selalu
disebabkan oleh gaya luaryang belerja pada suatu benda. Jika pada suatu benda
yang bergerak tidak bekerja gaya luar, maka suatu waktu benda akan kembali ke
keadaan alaminya., yaitu diam. Benda tidak mungkin mempertahankan geraknya
oleh dirinya sendiri. Benarkah bahwa suatu benda tidak mungkin
mempertahankan geraknya? Dengan kata lain, haruskah gaya terus diberikan agar
benda bergerak terus bergerak? Adalah Galielo yang pertama kali menguji untuk
mendapatkan jawaban….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 7,8
Jumlah suku katax0,6 : 150
Titik pertemuan :150 ; 7,8
Peringkat baca :7
Kategori : mudah
Sampel B.11
Gaya berat sering disebut berat. Di SMP anda telah dapat membedakan antara
massa dan berat. Massa adalah ukuran banyaknya materi yang dikandung oleh
suatu benda. Atau, massa adlaah ukuran kelembaman (kemampuan
mempertahankan keadaan gerak) suatu benda. Makin banyak materi yang
dikandung suatu benda, makin besar massanya. Banyak materi dalam 2 kg gula
sama dengan 2 kali banyak materi dalam 1 kg gula. Ketika sebongkah batu
bermassa I kg dibawa oleh astronaut dari bumi ke bulan atau ke planet mars,
banyaknya materi yang terkandung dalam batu tersebut tidak berubah. Karena itu,
massa benda adalah tetap di lokasi atau di tempat mana saja di alam….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 7,8
Jumlah suku katax0,6 : 145,2
Titik pertemuan :145,2 ; 7,8
Peringkat baca :7
85
Kategori : mudah
Sampel B.12
Gaya gesekan termasuk gaya sentuh, yang muncul jika permukaan dua benda
bersentuhan langsung secara fisik. Arah gaya gesekan searah dengan permukaan
bidang sentuh dan berlawanan dengan kecenderungan arah gerak. Di SMP telah
anda ketahui bahwa gaya gesekan bekerja ketika benda bergerak di udara, di air,
ataupun meluncur di atas benda padat lainnya. Anda juga telah mengetahui bahwa
untuk benda yang bergerak melalui udara, gaya gesekan udara pada benda
bergantung pada luas benda yang bersentuhan dengan udara. Makin besar luas
bidang sentuh, makin besar gaya gesekan udara pada benda. Konsep ini
dimanfaatkan oleh penerjun yang membuka parasutnya untuk memperlambat
gerak jatuhnya.
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat :6
Jumlah suku katax0,6 : 145,8
Titik pertemuan :145,8 ; 6
Peringkat baca :8
Kategori : mudah
Sampel B.13
Anda dapat membedakan antara pemantulan baur dan pemantulan teratur, dengan
melihat pemantulan cahaya mobil dihamburkan oleh permukaan jalan pada malam
hari. Ketika jalan kering, cahaya lampu mobil dihamburkan oleh permukaan jalan
ke segala arah (pemantulan baur) dan pemandangan di depa dan samping jalan
tampak jelas oleh pengemudi. Pada malam hari ketika hujan turun, permukaan
jalan menjadi basah sehingga kekasaran permukaan jalan diisi oleh air. Karena
permukaan basah cenderung lebih halus, cahaya lampu mobil mengalami
pemantulan teratur. Ini berarti bahwa cahaya mobil dipantulkan lurus ke atas, dan
pengemudi hanya dapat melihat pemandangan yang langsung berada di
depannya, sedang pemandangan di sampingnya….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 4,9
86
menumbuk bidang batas dengan sudut datang lebih besar dari pada sudut kritis.
Dengan demikian, cahaya menempuh sepanjang saluran serat optic dan keluar….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 7,5
Jumlah suku katax0,6 : 178,8
Titik pertemuan : 178,8; 7,5
Peringkat baca : 16
Kategori : sulit
Sampel B.16
Karena kalor timbul karena perbedaan suhu, maka sampai dengan pertengahan
abad kedelapan belas, istilah kalor dan suhu memiliki arti yang sama. Joseph
Black pada tahun 1760 merupakan orang pertama yang menyatakan perbedaan
antara suhu dan kalor. Suhu adalah derajat panas atau dinginnya suatu benda yang
diukur oleh thermometer, sedang kalor adalah sesuatu yang mengalir dari benda
panas ke benda lebih dingin untuk menyamakan suhunya. Sekarang telah anda
ketahui bahwa suhu sesungguhnya adalah ukuran energy kinetic rata-rata partikel
(berkaitan dengan gerak partikel-partikel) dalam suatu benda. Sedangkan dalam
fisika, istilah “kalor” selalu mengacu pada energy yang berpindah dari satu
benda….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 4,7
Jumlah suku katax0,6 : 153
Titik pertemuan : 153 ; 4,7
Peringkat baca : 10
Kategori : sesuai
Sampel B.17
Teori kalorik menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi mengandung lebih
banyak kalorik daripada benda yang suhunya rendah. Ketika kedua benda
disentuhkan, benda kaya kalorik kehilangan sebagian kaloriknya yang diberikan
kepada benda miskin kalorik sampai kedua benda mencapai suhu yang sama
(tercapai kesetimbangan termal). Teori kalorik dapat menjelaskan pemuaian benda
88
ketika dipanaskan dan proses hantaran kalor dalam sebuah calorimeter (akan
dibahas kemudian) dengan memuaskan. Akan tetapi, teori kalorik tidak dapat
menjelaskan mengapa kedua telapak tangan anda terasa hangat ketika anda
mengesek-gesekkanny. Perhatikan, kedua telapak tangan anda dapat dianggap
memiliki suhu sama, sehingga diharapkan tangan tidak terasa hangat (karena tidak
ada….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 4,8
Jumlah suku katax0,6 :162
Titik pertemuan : 162 ; 4,8
Peringkat baca : 12
Kategori : sulit
Sampel B.18
Menguap adalah perubahan wujud zat dari cair menjadi uap (gas). Apakah untuk
menguapkan suatu zat diperlukan kalor? Ini akan dibuktikan pada peristiwa
berikut. Teteskan sedikit spiritus atau alcohol (zat cair yang mudah menguap)
pada tangan anda. Spiritus menguap dengan cepat dan tangan anda terasa dingin.
Untuk menguap, spiritus memerlukan kalor. Kalor tersebut diambil dari tangan
anda sehingga tangan anda terasa dingin. Peristiwa ini menunjukkan bahwa pada
waktu menguap zat memerlukan kalor. Beberapa contoh dalam keseharian
yangmenunjukkan bahwa penguapan menghasilkan pendinginan diuraikan berikut
ini. Tubuh kita melakukan proses penguapan yaitu penguapan keringat yang
keluar dari pori-pori kulit. Penguapan ini….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 10,1
Jumlah suku katax0,6 : 154,2
Titik pertemuan : 154,2 ; 10,1
Peringkat baca :7
Kategori : mudah
Sampel B.19
89
Bagaimana energy kalor dari matahari dapat melalui atmosfer bumi dan
menghangatkan bumi? Kalor dari matahari tidak dapat melalui atmosfer secara
konduksi karena udara yang terdapat di atmosfer tergolong konduktor paling
buruk. Kalor dari matahai juga tidak dapat sampai ke bumi melalui konveksi
karena konveksi selalu diawali dengan pemanasan bumi terlebih dahulu. Selain
itu, perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi tidak mungkin melalui ruang
hampa yang terdapat diantara atmosfer bumi dan matahari. Bagaimanakah proses
perpindhan kalor dalam peristiwa ini? Kalor dari matahari dapat sampai ke bumi
mellui ruang hampa tanpa zat perantara (medium). Perpindhan kalor seperti ini
disebut radiasi. Perpindahan kalor….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 7,2
Jumlah suku katax0,6 : 159,6
Titik pertemuan : 159,6 ; 7,2
Peringkat baca : 10
Kategori : sesuai
Sampel B.20
Di SMP anda telah mempelajari konsep kuat arus dan tegangan listrik. (Tegangan
listrik sering juga disebut dengan potensial listrik). Arus listrik adalah aliran
partikel-partikel bermuatan positif yang melalui konduktor (walau sesungguhnya
elektron-elektron bermuatan negatiflah yang mengalir melalui konduktor). Arus
listrik hanya mengalir dalam suatu rangkaian yang tertutup. Rangkaian tertutup
adalah suatu rangkaian yang jalannya mulai dari suatu titik, berkeliling dan
akhirnya kembali lagi ke titik tersebut. Kuat arus listrik disebabkan oleh adanya
beda tegangan listrik antara dua titik dalam rangkaian tertutup. Sesuai dengan
perjanjian, arah kuat arus listrik mengalir adalah dari titik berpotensial tinggi ke
titik berpotensial rendah.
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat :7
Jumlah suku katax0,6 : 153,6
Titik pertemuan : 153,6 ; 7
90
Peringkat baca :9
Kategori : sesuai
Sampel B.21
Dalam banyak rangkaian, sekring sengaja dipasang seri dengan rangkaian
komponen-komponen lain untuk tujuan pengamanan. Konduktor pada sekring
didesain untuk melebur dan membuka rangkaian pada arus maksismum tertentu
yang tergantung pada batas arus yang boleh melalui komponen yang dirangkai
seri dengan sekring. Jika sekring tidak digunakan, arus yang melebihi batas dapat
merusak komponen-komponen pada rangkaian, mengakibatkan pemanasan lebih
pada kawat atau kabel penghantar yang dapat memungkinkan terjadinya
kebakaran. Dalam instalasi listrik rumah, pemutus daya (circuit breaker)
digunakan sebagai pengganti sekring. Ketika kuat arus dalam rangkaian melebihi
nilai tertentu,pemutus daya akan bertindak sebagai sakelar dan memutus
rangkaian secara otomatis.
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat :5
Jumlah suku katax0,6 : 153,6
Titik pertemuan : 153,6 ; 5
Peringkat baca : 10
Kategori : sesuai
Sampel B.22
Di kelas IX anda telah mempelajari bahwa arus listrik (medan listrik) dapat
menimbulkan medan magnetic (fenomena yang ditemukan oleh Oersted).
Fenomena kebalikannya adalah perubahan medan magnetic dapat menimbulkan
arus listrik (medan listrik), disebut arus induksi (ditemukan oleh Faraday).
Berdasarkan kedua fenomena ini, Maxwell menyatakan bahwa suatu medanlistrik
yang berubah-ubah menginduksikan medan magnetic yang juga berubah-ubah.
Selanjutnya, medan magnetik yang berubah-ubah ini menginduksikan kembali
medan listrik yang berubah-ubah. Demikian seterusnya sehingga diperoleh proses
berantai dari pembentukan medan listrik dan medan magnetic yangmerambat ke
91
jika anda terlalu sering terkena sinar matahari, maka sinar ultraviolet dapat
menyebabkan perubahan warna kulit menjadi kehitam-hitaman. Bahan kimia
tertentu berpendar ketika sinar ultraviolet jatuh pada bahan tersebut. Bahan itu
menyerap ultraviolet dan memancarkan cahaya tampak hingga bersinar.
Pernahkah anda memperhatikan ketika anda menarik uang dari bank? Teller bank
akan menyinari buku tabungan dengan lampu khusus untuk memeriksa apakah
tanda tangan….
Jumlah kata : 100
Jumlah kalimat : 6,5
Jumlah suku katax0,6 : 165,6
Titik pertemuan : 165,6 ; 6,5
Peringkat baca : 11
Kategori : sesuai
93
Lampiran 10
REKAP ANALISIS KETERBACAAN SAMPEL BUKU B
Lampiran 11
Sampel C.1
Ketidakpastian pengukuran disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor
manusia, faktor alat dan faktor lingkungan. Ketidakpastian pengukuran yang
disebabkan oleh faktor manusia terjadi ketika kita melakukan kegiatan
pengukuran. Ketidakpastian pengukuran yang disebabkan oleh faktor alat terjadi
ketika alat yang digunakan dalam keadaan rusak atau pengaturan alat tidak tepat.
Sedangkan faktor lingkungan yang dapat menyebabkan ketidakpastian
pengukuran diantaranya adalah suhu, tekanan….
Jumlah kata : 60
Jumlah kalimat + 1,67 : 5,47
Jumlah suku katax0,6x1,67 : 172,3
Titik pertemuan : 172,3 ; 5,47
Peringkat baca : 14
Kategori : sulit
Sampel C.2
Pada dasarnya ketidakpastian pengukuran terdiri dari ketidakpastian sistematik
dan ketidakpastian rambang. Ketidakpastian sistematik adalah ketidakpastian
pengukuran yang dapat menyebabkan hasil pengukuran menyimpang dari keadaan
sebenarnya. Ketidakpastian sistematik ini biasanya disebabkan oleh kesalahan
pengaturan atau kaliberasi alat, kesalahan titik nol, kerusakan komponen alat,
kesalahan pengamatan (paralak), adanya gesekan dan keadaan lingkungan….
Jumlah kata : 50
Jumlah kalimat + 2 : 4,9
Jumlah suku katax0,6x2 : 201,6
Titik pertemuan : 201,6 ; 4,9
Peringkat baca :-
Kategori : invalid
Sampel C.3
96
Besaran-besaran fisika terdiri dari besaran skalar dan besaran vektor. Besaran
skalar adalah besaran yang mempunyai besar atau nilai tanpa mempunyai arah,
sedangkan besaran vektor adalah besaran yang mempunyai besar atau nilai dan
arah. Contoh-contoh umum besaran skalar adalah massa jenis, volume, dan suhu,
sedangkan contoh-contoh umum besaran….
Jumlah kata : 50
Jumlah kalimat + 2 : 4,
Jumlah suku katax0,6x2 : 141,6
Titik pertemuan : 141,6 ; 4,6
Peringkat baca :9
Kategori : sesuai
Sampel C.4
Pada dasarnya gerak benda dibedakan menjadi translasi, gerak rotasi, dan vibrasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam kinematika gerak benda disederhanakan
dengan mengasumsikan benda sebagai partikel. Benda partikel adalah benda titik
yang tidak mempunyai ukuran. Meskipun benda partikel tersebut tidak ada, tetapi
asumsi benda sebagai partikel berguna untuk menggambarkan keadaan gerak
suatu benda. Karena benda partikel hanya bergerak translasi saja, sedangkan….
Jumlah kata : 60
Jumlah kalimat + 1,67 : 5,27
Jumlah suku katax0,6x1,67 : 162,3
Titik pertemuan : 162,3 ; 5,27
Peringkat baca : 11
Kategori : sesuai
Sampel C.5
Gerak vertikal merupakan contoh kasus gerak lurus berubah beraturan. Hal ini
karena benda yang bergerak vertikal akan dipercepat dengan percepatan tetap
kira-kira 9,8 m/s2 dan disebut dengan percepatan gravitasi. Sebagai contoh bola
yang dilempar tegak lurus ke atas akan jatuh kembali ke bumi. Pada dasarnya
gerak vertikal terdiri dari tiga jenis gerak, yaitu gerak vertikal ke bawah, gerak
vertikal ke….
97
Jumlah kata : 50
Jumlah kalimat + 2 : 5,7
Jumlah suku katax0,6x2 : 183,6
Titik pertemuan : 183,6 ; 5,7
Peringkat baca :-
Kategori : invalid
Sampel C.6
Selain percepatan sudut dan percepatan tangensial, pada gerak melingkar juga
dikenal percepatan sentripetal, yaitu peecepatan benda yang arahnya menuju pusat
lingkaran. Dalam hal ini, arah percepatan sentripetal selalu menuju pusat
lingkaran dan tegak lurus terhadap kecepatan linier, sehingga percepatan
sentripetal disebut juga dengan percepatan radial. Percepatan sentripetal dapat
ditentukan dengan….
Jumlah kata : 50
Jumlah kalimat + 2 : 4,7
Jumlah suku katax0,6x2 : 169,2
Titik pertemuan : 169,2 ; 4,7
Peringkat baca : 14
Kategori : sulit
Sampel C.7
Percepatan sentripetal dimiliki oleh semua partikel yang bergerak melingkar, dan
percepatan ini berguna untuk mengubah arah kecepatan linier partikel
yangbergerak melingkar. Sedangkan percepatan tangensial hanya dimiliki oleh
partikel yang bergerak melingkar berubah beraturan dan berguna untuk menguabh
besar kecepatan….
Jumlah kata : 40
Jumlah kalimat + 2,5 :4
Jumlah suku katax0,6x2,5 : 168
Titik pertemuan : 168 ; 4
Peringkat baca : 14
Kategori : sulit
98
Sampel C.8
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan istilah “berat” untuk
menyatakan massa suatu benda. Tetapi dalam fisika, berat dan massa merupakan
dua buah besaran fisika yang berbeda. Massa merupakan banyaknya zat yang
dimiliki oleh suatu benda, sedangkan berat merupakan gaya gravitasi yang bekerja
pad suatu benda yang berada di dekat….
Jumlah kata : 50
Jumlah kalimat + 2 : 4,9
Jumlah suku katax0,6x2 : 147,6
Titik pertemuan : 147,6 ; 4,9
Peringkat baca :9
Kategori : sesuai
Sampel C.9
Newton mengajukan hukum-hukum tentang gerak setelah dia mempelajari
gagasan Galileo tentang gerak, yaitu gerak lurus beraturan tidak memerlukan
gaya. Pada mulanya Newton mengajukan bahwa sebuah benda yang diam
cenderung tetap diam dan sebuah benda yang bergerak cenderung tetap bergerak
dengan kecepatan yang sama dan arah yang sama (bergerak lurus beraturan) jika
tidak ada gaya yang tidak seimbang bekerja padanya.
Jumlah kata : 60
Jumlah kalimat + 1,67 : 3,67
Jumlah suku katax0,6x1,67 : 144,28
Titik pertemuan : 144,28 ; 3,67
Peringkat baca : 10
Kategori : sesuai
Sampel C.10
Hukum pertama Newton sering disebut dengan “hukum kelembaman”, karena
hokum ini menyatakan sifat dasar suatu benda yang disebut kelembaman. Sifat
kelembaman suatu benda adalah kecenderungan benda untuk memepertahankan
keadaan geraknya, yaitu tetap diam atau bergerak lurus beraturan. Sebagai contoh
99
sebuah bola akan tetap diam di tempatnya selama tidak ditendang dan jika bola
ditendang,maka bola akan bergerak lurus beraturan, namun….
Jumlah kata : 60
Jumlah kalimat + 1,67 : 4,27
Jumlah suku katax0,6x1,67 : 154,3
Titik pertemuan : 154,3 ; 4,27
Peringkat baca : 11
Kategori : sesuai
Sampel C.11
Seperti yang kita bicarakan sebelumnya, gaya merupakan dorongan atau tarikan
pada sebuah benda yang dihasilkan dari interaksi benda tersebut dengan benda
lain. Beberapa jenis gaya dihasilkan dari interaksi sentuhan diantara benda-benda,
seperti gaya normal, gaya gesekan, gaya tegangan tali, dan lain sebagainya. Selain
gaya-gaya tersebut, beberapa jenis gaya lainnya dihasilkan tanpa interaksi
sentuhan (interaksi berjauhan) misalnya gaya gravitasi….
Jumlah kata : 60
Jumlah kalimat + 1,67 : 4,47
Jumlah suku katax0,6x1,67 : 163,3
Titik pertemuan : 163,3 ; 4,47
Peringkat baca : 12
Kategori : sulit
Sampel C.12
Setiap benda yang bergerak melingkar selalu mengalami percepatan sentripetal
yang arahnya menuju ke pusat lingkaran (lintasan). Karena menurut Newton
percepatan benda disebabkan oleh suatu gaya, maka percepatan sentripetal juga
disebabkan oleh gaya yang mengarah ke pusat lintasan dan tegak lurus terhadap
kecepatan linier benda. Gaya tersebut disebut dengan gaya sentripetal, dan dalam
hal ini gaya sentripetal merupakan resultan gaya yang…
Jumlah kata : 60
Jumlah kalimat + 1,67 : 4,47
Jumlah suku katax0,6x1,67 : 153,3
100
gas pada peristiwa angin laut atau angin darat. Sedangkan konveksi paksa dapat
ditemukan pada alat-alat seperti mesin pendingin….
Jumlah kata : 50
Jumlah kalimat + 2 : 4,9
Jumlah suku katax0,6x2 : 156
Titik pertemuan : 156 ; 4,9
Peringkat baca : 10
Kategori : sesuai
Sampel C.16
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dalam berbagai
panjang gelombang dan frekuensi. Cahaya yang terdiri dari berbagai panjang
gelombang dan frekuensi tersebut dinamakan cahaya polikromatik, salah satu
contohnya adalah cahaya matahari. Sedangkan cahaya yang hanya terdiri dari satu
panjang gelombang dan frekuensi dinamakan cahaya monokromatik, contoh
cahaya monokromatik adalah laser.
Jumlah kata : 50
Jumlah kalimat + 2 :5
Jumlah suku katax0,6x2 : 168
Titik pertemuan : 168 ; 5
Peringkat baca : 13
Kategori : sulit
Sampel C.17
Pembentukan bayangan pada cermin datar dapat dilukiskan dengan menggunakan
diagram sinar (biasanya berupa garis dengan tanda panah). Dalam pelukisan
bayangan tersebut, titik bayangan adalah titik potong berkas sinar-sinar pantul.
Bayangan disebut nyata jika titik potongnya merupakan titik potong sinar-sinar
yang konvergen. Di lain pihak, bayangan disebut maya jika titik potongnya
merupakan titik potong perpanjangan sinar-sinar pantul….
Jumlah kata : 60
Jumlah kalimat + 1,67 : 5,8
Jumlah suku katax0,6x1,67 : 177,6
102
Untuk dapat melihat benda di depan mata dengan jelas, maka bayangan anda
tersebut harus terbentuk di retina dengan sifat nyata, terbali, dan diperkecil. Agar
bayangan selalu jatuh tepat di retina, maka lensa mata harus mempunyai
kemampuan untuk memfokuskan cahaya. Kemampuan lensa mata untuk
memfokuskan cahaya tersebut ditujukan dengan kemampuan lensa mata untuk
menipis atau menebal sesuai dengan jarak benda yang dilihat oleh mata.
Kemampuan lensa mata untuk menipis atau menebal….
Jumlah kata : 70
Jumlah kalimat + 1,43 : 4,93
Jumlah suku katax0,6x1,43 : 146,7
Titik pertemuan : 146,7 ; 4,93
Peringkat baca :9
Kategori : sesuai
Sampel C.21
Listrik merupakan suatu bentuk energi yang mudah berubah. Listrik dapat
dibangkitkan melalui beberapa cara dan dari beberapa sumber yangberbeda, dan
dapat dikirim secara cepat melalui jarak yang jauh. Listrik dpat diubah secara
efisien menjadi bentuk-bentuk energi lain seperti kalor, cahaya, gerak, dan lain
sebagainya. Selain itu juga dapat disimpan. Karena sifat mudah diubah
inilah,maka listrik memainkan hampir setiap aspek dari teknologi modern. Listrik
menghasilkan cahaya kalor, dan daya mekanik yang membuat telepon, computer,
televisi, dan keperluan-keperluan….
Jumlah kata : 80
Jumlah kalimat + 1,25 : 7,05
Jumlah suku katax0,6x1,25 : 151,5
Titik pertemuan : 151,5 ; 7,05
Peringkat baca :8
Kategori : mudah
Sampel C.22
104
Hambatan listrik merupakan sifat suatu benda atau bahan untuk menahan atau
menentang aliran arus listrik. Besarnya hambatan pada sebuah rangkaian listrik
menentukan jumlah aliran arus pada rangkaian untuk setiap tegangan yang
diberikan pada rangkaian dan sesuai dengan prinsip hukum Ohm.
Jumlah kata : 40
Jumlah kalimat + 2,5 : 4,5
Jumlah suku katax0,6x2,5 : 147
Titik pertemuan : 147 ; 4,5
Peringkat baca :9
Kategori : sesuai
Sampel C.23
Untuk mengukur besaran-besaran listrik dapat digunakan alat ukur listrik tertentu
yang mempunyai batas pengukuran terhadap nilai suatu besaran listrik yang
diukur. Alat ukur listrik merupakan alat untuk mengukur dan menunjukkan nilai
suatu besaran listrik seperti arus, muatan, tegangan, dan daya serta sifat-sifat
listrik pada rangkaian seperti hambatan kapasitansi dan induktansi. Dalam sub
bab ini kita akan mempelajari beberapa pengukuran….
Jumlah kata : 60
Jumlah kalimat + 1,67 : 4,17
Jumlah suku katax0,6x1,67 : 152,3
Titik pertemuan : 152,3 ; 4,17
Peringkat baca : 10
Kategori : sesuai
Sampel C.24
Nilai arus dan tegangan bolak-balik selalu berubah terhadap waktu sehingga
pengukuran arus dan tegangan bolak-balik dengan menggunakan amperemeter
dan voltmeter menunjukkan harga efektif atau rms (root mean square). Dalam hal
ini, nilai efektif arus atau tegangan bolak-balik ialah arus atau tegangan bolak-
balik yang dianggap setara dengan arus atau tegangan searah dan menghasilkan
kalor yang sama pada suatu hambatan dalam waktu yang sama. Hubungan nilai
105
efektif dengan nilai maksimum dari arus dan tegangan bolak-balik dapat
dinyatakan….
Jumlah kata : 80
Jumlah kalimat + 1,25 : 3,75
Jumlah suku katax0,6x1,25 : 138
Titik pertemuan : 138 ; 3,75
Peringkat baca :9
Kategori :sesuai
106
Lampiran 12
REKAP ANALISIS KETERBACAAN SAMPEL BUKU C
Lampiran 13
Skor
Bab
No. Deskripsi Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7
8
a b c d a b c d e f g h i a b c d a b c a B c d e a b c d e a b c d e f g a b
Ada materi
1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1
prasyarat
Ada penjelasan
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
awal
Ada tujuan
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pembelajaran
4 Ada epitome 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
109
Epitome
relevan dengan
5 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
materi yang
akan dibahas
Menyampaikan
manfaat
6 mempelajari 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
materi yang
akan dibahas
Ada contoh-
contoh yang
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
mendukung
materi
Ada soal-soal
8 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
latihan
Ada kunci
9 jawaban untuk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
soal yang sulit
Ada kegiatan
10 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
siswa
Ada tugas
untuk siswa
seperti
11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
membuat
jurnal,
rigkasan, dll
110
Ada kalimat
12 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
ajakan
Ada kalimat
13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
arahan
Ada
pertanyaan-
14 pertanyaan saat 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
penyampaian
materi
Terdapat
kalimat-kalimat
yang
menggunakan
15 kata gati orang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
kedua yang
khusus
merujuk ke
siswa
Ada perintah
16 berdiskusi 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0
dengan teman
Materi
pembelajaran
telah
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
disesuaikan
dengan
lingkungan
111
yang berupa
benda yang ada
di sekitar siswa
sebagai
konteks
pembelajaran
Materi
pembelajaran
telah
disesuaikan
dengan
lingkungan
18 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
yang berupa
peristiwa yang
ada di sekitar
siswa sebagai
konteks
pembelajaran
Materi
pembelajaran
telah
disesuaikan
19 dengan 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1
lingkungan
yang berupa
keadaan yang
ada di sekitar
112
siswa sebagai
konteks
pembelajaran
Arahan untuk
20 mengemukakan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pendapat
Ada kegiatan
siswa yang
21 dilakukan 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
secara
berkelompok
JUMLAH 11 13 12 15 17 12 15 15 16 12 11 11 12 14 5 8 11 20 17 8 6 11 11 10 15 18 14 13 15 16 14 11 7 11 9 14 10 11 14
D 15
E 16
F 12
G 11
H 11
I 12
A 14
B 5
3 3 38 84 45,24%
C 8
D 11
A 20
4 4 B 17 45 63 71,43%
C 8
A 6
B 11
5 5 C 11 53 105 50,48%
D 10
E 15
A 18
B 14
6 6 C 13 76 105 72,38%
D 15
E 16
A 14
B 11
C 7
7 7 D 11 86 147 58,5%
E 9
F 14
G 10
114
A 11
8 8 25 42 59,52%
B 14
Jumlah 495 819
DP Total 60,44%
115
Lampiran 14
Keberpusatan Pada Peserta Didik Sampel Buku B
Butir 1 : Keberpusatan Pada Peserta Didik
Judul Buku : Fisika untuk SMA Kelas X
Kode Buku :B
Langkah : a. Membaca dan mencermati buku pada tiap sub bab.
b. Mengidentifikasi berdasar deskripsi.
c. Memberi skor 1 jika sesuai dengan deskripsi dan skor 0 jika tidak sesuai deskripsi pada lembar observasi.
d. Menghitung skor yang diperoleh.
e. Mendiskripsikan skor berdasarkan kriteria yang ditentukan BSNP.
Skor
No. Deskripsi Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Bab 8
a b c a b c a b a b c a b c a b c a b c d a b
1 Ada materi prasyarat 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0
2 Ada penjelasan awal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 Ada tujuan pembelajaran 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 Ada epitome 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
5 Epitome relevan dengan materi yang akan
0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
dibahas
6 Menyampaikan manfaat mempelajari materi
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
yang akan dibahas
7 Ada contoh-contoh yang mendukung materi 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
116
C 11
D 8
A 7
8 8 17 42 40,48%
B 10
Jumlah 307 483
DP Total 63,56%
119
Lampiran 15
Skor
No. Deskripsi Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7
a b c d e a b c d e f a b c a b c a b c d a b c d e a b C d e f
1 Ada materi prasyarat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Ada penjelasan awal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 Ada tujuan pembelajaran 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 Ada epitome 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Epitome relevan dengan materi
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
yang akan dibahas
6 Menyampaikan manfaat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
120
B 5
C 5
D 4
E 8
F 4
A 5
3 3 B 5 15 63 23,81%
C 5
A 8
4 4 B 5 18 63 28,57%
C 5
A 5
B 7
5 5 29 84 34,52%
C 10
D 7
A 8
B 8
6 6 C 8 36 105 34,29%
D 6
E 6
A 4
B 6
C 4
7 7 28 126 22,22%
D 4
E 4
F 6
JUMLAH 188 672
123
DP TOTAL 27,98%
124
Lampiran 16
Penilaian Pengembangan Keterampilan Proses Sampel Buku A
Skor
No. Deskripsi Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Bab 8
a b c d a b c d e f g h i a b c d a b C A b c d e a b c d e a b c d e f g a B
1 Penjelasan materi
dikaitkan degan 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
dunia nyata siswa
2 Penjelasan materi
dikaitkan dengan 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
konsepsi awal siswa
3 Aplikasi konseptual
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1
dalam kehidupan
125
nyata
4 Kegiatan mendukung
0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
konsep dengan benar
5 Kegiatan dikaitkan
dengan kehidupan 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
nyata siswa
6 Soal latihan
mendukung konsep 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
dengan benar
7 Soal latihan
dikaitkan konsep 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
dengan benar
8 Soal latihan
dilengkapi kunci
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
penyelesaian dan
pembahasan
9 Merencanakan dan
melakukan 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
kerja/kegiatan ilmiah
10 Mengidentifikasi
objek dan fenomena
0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
dalam sistem yang
ada di alam
11 Mengkomunikasikan
pikiran secara lisan 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
dan tertulis
12 Mengembangkan
kemampuan 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
mengambil
126
keputusan
13 Menyajikan
kemampuan
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
menyelesaikan suatu
masalah dalam kasus
14 Mengembangkan
0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
kreativitas
15 Merumuskan
0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
masalah
16 Melakukan
0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
pengamatan
17 Menganalisis dan
menyajikan hasil
0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
pengamatan secara
kritis
18 Mengaitkan satu
konsep dengan
konsep lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
dalam menjelaskan
suatu fenomena
19 Ada proses yang
menggiring siswa
1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
mengalami kegiatan
langsung
JUMLAH
4 14 4 10 11 6 5 15 14 6 5 3 5 5 3 2 8 15 7 7 7 3 4 3 15 15 6 5 5 8 6 13 4 4 5 5 3 3 11
127
A 7
B 3
5 5 C 4 32 95 33,68%
D 3
E 15
A 15
B 6
6 6 C 5 39 95 41,05
D 5
E 8
A 6
B 13
C 4
7 7 D 4 40 133 30,08%
E 5
F 5
G 3
A 3
8 8 14 38 36,84%
B 11
Jumlah 274 741
DP Total 36,98%
129
Lampiran 17
Skor
No. Deskripsi Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Bab 8
a b c a b c A b a b c a b c a b c a b c d a B
1 Penjelasan materi dikaitkan degan dunia nyata siswa 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
2 Penjelasan materi dikaitkan dengan konsepsi awal siswa 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
3 Aplikasi konseptual dalam kehidupan nyata 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 Kegiatan mendukung konsep dengan benar 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
5 Kegiatan dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0
6 Soal latihan mendukung konsep dengan benar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0
7 Soal latihan dikaitkan konsep dengan benar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0
8 Soal latihan dilengkapi kunci penyelesaian dan pembahasan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
130
C 16
A 5
3 3 11 38 28,95%
B 6
A 16
4 4 B 14 46 57 80,7%
C 16
A 7
5 5 B 16 36 57 63,16%
C 13
A 17
6 6 B 17 51 57 89,47%
C 17
A 7
B 15
7 7 28 76 36,84%
C 4
D 2
A 2
8 8 5 38 13,16%
B 3
Jumlah 250 437
DP Total 57,21%
132
Lampiran 18
Skor
No. Deskripsi Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7
a b c d e a b c d e f a b c A b c a b c d a b c d e a b c d e f
1 Penjelasan materi dikaitkan
degan dunia nyata siswa
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Penjelasan materi dikaitkan
dengan konsepsi awal siswa
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Aplikasi konseptual dalam
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
kehidupan nyata
4 Kegiatan mendukung konsep 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
133
dengan benar
5 Kegiatan dikaitkan dengan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
kehidupan nyata siswa
6 Soal latihan mendukung konsep
dengan benar
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 Soal latihan dikaitkan konsep
dengan benar
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 Soal latihan dilengkapi kunci
penyelesaian dan pembahasan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Merencanakan dan melakukan
kerja/kegiatan ilmiah
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
10 Mengidentifikasi objek dan
fenomena dalam sistem yang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ada di alam
11 Mengkomunikasikan pikiran
secara lisan dan tertulis
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
12 Mengembangkan kemampuan
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
mengambil keputusan
13 Menyajikan kemampuan
menyelesaikan suatu masalah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
dalam kasus
14 Mengembangkan kreativitas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
15 Merumuskan masalah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
16 Melakukan pengamatan 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
17 Menganalisis dan menyajikan
hasil pengamatan secara kritis
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
18 Mengaitkan satu konsep dengan
konsep lainnya dalam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
menjelaskan suatu fenomena
134
C 4
A 5
B 12
5 5 26 76 34,21%
C 4
D 5
A 4
B 5
6 6 C 13 29 95 30,53%
D 4
E 3
A 3
B 13
C 3
7 7 29 114 25,44%
D 3
E 3
F 4
JUMLAH 150 608
DP TOTAL 24,67%
136
Lampiran 19
Jenjang
No. Bab Jumlah
C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6
1 1 2 7 4 2 0 0 15
2 2 0 2 8 5 0 0 15
3 3 0 2 9 4 0 0 15
4 4 1 3 7 4 0 0 15
5 5 2 3 6 4 0 0 15
6 6 1 8 3 3 0 0 15
7 7 0 3 4 8 0 0 15
8 8 4 5 4 2 0 0 15
Jumlah 10 33 45 32 0 0 120
= 0%
Lampiran 20
Jenjang
No. Bab Jumlah
C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6
1 1 0 14 21 20 0 0 55
2 2 0 3 17 10 0 0 30
3 3 0 2 14 9 0 0 25
4 4 0 7 16 12 0 0 35
5 5 0 3 23 14 0 0 40
6 6 0 3 21 6 0 0 30
7 7 0 1 19 20 0 0 40
8 8 0 0 4 6 0 0 10
Jumlah 0 33 135 97 0 0 265
𝟎𝟎
= 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏 𝑿𝑿 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏%
= 0%
140
Lampiran 21
Penilaian Jenjang Kognitif Soal Latihan Sampel Buku C
Judul Buku : Fisika Bilingual
Kode Buku :C
Jenjang
No. Bab Jumlah
C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6
1 1 5 26 6 6 0 0 43
2 2 1 6 15 15 0 0 37
3 3 2 4 15 4 0 0 25
4 4 1 8 15 6 0 0 30
5 5 1 3 18 8 0 0 30
6 6 9 5 32 9 0 0 55
7 7 3 3 19 5 0 0 30
Jumlah 22 55 120 53 0 0 250