You are on page 1of 9

J. Tek. Ling Vol. 13 No. 2 Hal.

193 - 201 Jakarta, Mei 2012 ISSN 1441-318X

POTENSI SAMPAH KOTA SEBAGAI BAHAN


BAKU KOMPOS UNTUK MENDUKUNG
KEBUTUHAN PUPUK ORGANIK DALAM RANGKA
MEMPERKUAT KEMANDIRIAN PANGAN
Firman L. Sahwan

Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan


Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstrak

Penurunan kualitas dan produktivitas sumberdaya lahan pertanian terutama disebabkan


oleh kandungan C-organik yang rendah dan pemupukan yang tidak diimbangi dengan
pupuk organik. Cara mengatasinya adalah mengembalikan bahan organik ke lahan
pertanian melalui penggunaan pupuk kompos atau pupuk organik granul (POG)
berbahan baku kompos. Pupuk kompos sebaiknya dibuat dari seluruh potensi bahan
organik yang ada. Timbulan sampah kota yang besar dengan prosentase bahan
organik yang tinggi, memiliki karakteristik yang cocok untuk dijadikan pupuk kompos
berkualitas baik, dalam rangka memenuhi kebutuhan pupuk organik. Pupuk kompos
memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan meningkatkan sifat fisik, biologi dan
kimia tanah. Keberhasilan program penggunaan pupuk kompos atau pupuk organik
yang lain sangat bergantung kepada dukungan stakeholders terkait, serta kepercayaan
petani untuk menggunakan pupuk organik. Dengan ketersedian pupuk organik yang
berkualitas, yang diberikan secara berimbang bersama pupuk kimia, maka kualitas
dan produksivitas sumberdaya lahan pertanian dapat ditingkatkan sehingga dapat
mendukung dan memperkuat kemandirian pangan.

Kata Kunci: Sumberdaya lahan pertanian, pupuk organik, sampah kota, kompos,
kemandirian pangan.

Abstract

The quality and productivity degrade of agricultural land resources mainly due to the
low level of C-organic content and the fertilizing that do not use organic fertilizers. The
way to solve it is by restoring the organic matter to agricultural land through the use of
compost or organic fertilizer granules made from compost. Compost should be made
from all organic materials that have potential. The high level of municipal solid waste
generation with a high percentage of organic matter, contain the characteristics that are
suitable to made a good quality compost, in order to meet the needs of organic fertilizer.
Compost has the ability to improve and enhance the physical, biological and chemical
soil properties. The successful of compost or other organic fertilizer utilization program is
mainly depend on the stakeholders support, as well as the confidence of farmers to use
organic fertilizer. With the availability of good quality of organic fertilizer, which is given
in a balanced way with chemical fertilizers, the quality and productivity of agricultural
land resources can be improved to support and strengthen the food self-sufficiency.

Key words: Agricultural land resource, organic fertilizer, municipal solid waste, compost,
food self sufficiency.

Potensi Sampah Kota,... J.Tek. Ling. 13 (2): 193 - 201 193


1. PENDAHULUAN dosis tinggi dan terus menerus dalam
jangka waktu lama serta tidak diimbangi
1.1. Latar Belakang dengan penggunaan pupuk organik
(pupuk kandang, pupuk hijau, dan
Terasa aneh kalau negara agraris seperti kompos)4).
Indonesia mengimpor kebutuhan pangannya. • Intensitas pertanaman yang tinggi
Untuk itulah sejak tahun enam puluhan dengan pengelolaan yang salah telah
program pertanian intensif dan modern mengakibatkan pengurasan unsur hara
gencar dilaksanakan seperti penggunaan tanah, sehingga terjadi defisit hara3).
varietas unggul, pupuk kimia, pestisida • Tingkat pelapukan dan pencucian
kimia, pengairan serta penggunaan mesin intensif sebagai akibat curah hujan dan
pertanian untuk mengolah tanah dan proses suhu yang tinggi3).
pasca panen. Hasilnya cukup nyata, yaitu
dengan tercatatnya sejarah keberhasilan Permasalahan di atas umumnya
negara Indonesia berswasembada pangan. berkaitan dengan bahan organik (C-organik)
Saat itu kita bisa mencukupi kebutuhan tanah. Tanah umumnya mengandung 2-10%
pangannya sendiri, dan lepas dari sebutan bahan organik yang merupakan seluruh
sebagai pengimpor beras. senyawa karbon di dalam tanah. Walaupun
Namun dibalik keberhasilan tersebut, persentasenya sedikit, namun peranannya
dampak negatif terhadap sumberdaya lahan sangat penting terhadap kesuburan tanah
juga terasa, terutama yang diakibatkan oleh dan nutrisi tanaman 5), sehingga bahan
penggunaan pupuk kimia. Sumberdaya organik disebut sebagai nyawanya tanah2).
lahan yang telah dipacu seolah kelelahan, Kondisi kandungan C-organik tanah saat ini
sehingga produktivitas tanaman pangan 73% tergolong rendah (<2%), 23% tergolong
menurun dan predikat swasembada pangan sedang (2-3%) dan hanya 4% yang tergolong
sulit dipertahankan. tinggi (>3%)3). Secara lebih spesifik, Badan
Dalam rangka memperkuat kemandirian Litbang Pertanian menyatakan bahwa 65%
pangan, pemerintah telah menetapkan dari 7,9 juta hektar lahan sawah di Indonesia
swasembada produksi sebagai salah memiliki kandungan bahan organik rendah
satu indikator keberhasilan pembangunan sampai sangat rendah (C-organik<2%)4).
pertanian baik dalam rangka pelestarian Mengingat peran bahan organik yang
(padi dan jagung) maupun pencapaian sangat penting pada satu sisi dan adanya
swasembada produksi komoditas permasalahan bahan organik tanah pada
baru (kedelai, gula, dan daging sapi) 1). sisi yang lain, maka penggunaan pupuk
Keberhasilan kebijakan tersebut sangatlah organik untuk memperbaiki kualitas dan
bergantung kepada kondisi sumberdaya produktivitas lahan pertanian, merupakan
lahan pertanian yang ada, selain faktor-faktor suatu keharusan. Kebijakan penggunaan
pendukung yang lain. pupuk organik harus dapat memanfaatkan
Pada kenyataannya, sumberdaya seluruh potensi bahan baku yang ada,
lahan pertanian saat ini sedang mengalami termasuk penggunaan sampah kota.
penurunan kualitas dan produktivitas, yang Sejalan dengan kebijakan tersebut,
umumnya disebabkan oleh: terdapat faktor-faktor yang mendorong
• Pemahaman yang kurang memadai peningkatan penggunaan pupuk organik
tentang fungsi bahan organik2). yaitu: meningkatnya pemahaman yang
• Bagian-bagian tanaman yang tidak benar mengenai fungsi pupuk organik;
dimanfaatkan pada saat panen tidak meningkatnya pencemaran lingkungan
dikembalikan lagi ke dalam tanah2 dan 3). (tanah, udara, dan air) akibat penggunaan
• Penggunaan pupuk kimia dengan agrochemical yang berlebihan; makin

194 Sahwan. F. L., 2012


mahal dan makin sukarnya memperoleh pengambilan N dari udara dan pelarutan P
bahan baku pupuk buatan; meningkatnya yang tadinya tidak tersedia, terbentuknya zat
permintaan terhadap produk pertanian yang dapat memacu pertumbuhan tanaman,
organik; dan bahan baku pupuk organik terbentuknya zat yang dapat menekan
yang banyak tersedia secara lokal dan pertumbuhan mikroorganisme penyebab
terbarukan2), serta kebijakan Go Organik penyakit tanaman, selain dapat mengurangi
20106). unsur toksik (anti toksik) bagi tanaman
maupun bagi biota tanah.
1.2. Peranan Pupuk Kompos Sedangkan sifat kimia tanah menjadi
lebih baik karena adanya unsur hara esensial
Degradasi sumberdaya lahan pertanian yang lengkap, baik makro maupun mikro,
yang terjadi, umumnya berkaitan dengan pengambilan unsur hara dari pemupukan
rendahnya kandungan bahan organik pupuk kimia yang semakin efisien, perbaikan
dan pemupukan yang tidak diimbangi pH tanah serta kapasitas tukar kation dan
dengan penggunaan pupuk organik. Dengan kapasitas sanggah tanah (buffer capacity)
demikian, upaya untuk mengatasinya adalah yang meningkat.
dengan menambahkan bahan organik ke Dengan sifat dan kemampuan yang
dalam tanah melalui pemupukan pupuk dimiliki oleh pupuk kompos tersebut, maka
organik, yang salah satunya adalah kompos, penggunaannya secara tepat dan seimbang
baik dalam bentuk curah (tepung), bentuk akan dapat meningkatkan kualitas dan
granul maupun dalam bentuk yang lainnya. produktivitas sumberdaya lahan pertanian.
Kehandalan pupuk organik kompos adalah
karena sifatnya yang dapat memperbaiki 2. TEKNOLOGI PROSES KOMPOSTING
sifat fisik, biologi dan kimia tanah, secara DAN KARAKTERISTIK SAMPAH
sekaligus. Karena sifatnya yang demikian, KOTA
maka pupuk organik kompos disebut dengan
soil conditioner. Kompos merupakan materi organik
Sifat fisik tanah yang diperbaiki sederhana yang relatif stabil menyerupai
adalah struktur dan tekstur tanah melalui humus sebagai hasil dari penguraian
pembentukan agregat yang lebih stabil, (dekomposisi) materi organik yang kompleks
gembur serta aerasi dan drainase tanah oleh konsorsium mikroorganisme dalam
yang baik. Tanah berpasir menjadi lebih kondisi aerob dan termofilik yang terkendali
kompak dan tanah liat menjadi lebih gembur, 7,8,9 dan 10)
. Sedangkan difinisi pupuk organik
sehingga memudahkan pengolahan tanah. menurut Peraturan Menteri Pertanian,
Penyerapan sinar matahari menjadi lebih Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011
banyak karena pengaruh warna gelap dari adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
kompos. Selain itu, kemampuan menahan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan
air meningkat sehingga terjadi efisiensi dan/atau limbah organik lainnya yang telah
penggunaan sumberdaya air. melalui proses rekayasa, berbentuk padat
Perbaikan sifat biologi tanah terjadi atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
karena pupuk organik kompos akan mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat
meningkatkan populasi dan keragaman untuk meningkatkan kandungan hara dan
biota tanah, terutama yang berpengaruh bahan organik tanah, serta memperbaiki
positif terhadap kondisi tanah. Aktivitas dan sifat fisik, kimia dan biologi tanah11). Dengan
metabolisme dari biota tanah (mikroba, difinisi tersebut, maka pupuk kompos
meso dan makrobiota) akan meningkatkan merupakan salah satu pupuk organik yang
produktivitas tanah dan tanaman, melalui: sengaja dibuat melalui suatu proses yang
peningkatan ketersediaan hara tanah, seperti terkendali yang disebut pengomposan,

Potensi Sampah Kota,... J.Tek. Ling. 13 (2): 193 - 201 195


untuk menghasilkan pupuk organik yang atau optimalnya 30 karbon berbanding
berkualitas. dengan 1 (satu) nitrogen. Sampah kota
Teknologi pembuatan pupuk kompos memiliki rasio C/N 30-40 berbanding 1(satu),
sudah begitu berkembang, mulai dari sehingga cukup optimal untuk suatu proses
teknologi yang sederhana sampai yang komposting. Begitu pula kadar air sampah
canggih, mulai dari sistem terbuka hingga kota yang berkisar antara 44,81-56,58%
sistem tertutup di dalam reaktor dengan untuk sampah pemukiman dan pasar di DKI
menggunakan injeksi udara. Reaktor yang Jakarta12) akan mendukung kebutuhan kadar
digunakan beragam, seperti reaktor menara air optimal proses komposting yang 50-60 %.
tegak, horizontal dan miring. Namun dari Apabila dalam proses komposting dirasakan
semua teknologi tersebut, prinsip dasarnya kekurangan kadar air, maka dapat dilakukan
sama. Teknologi komposting yang paling penyiraman agar kondisi kadar air optimal
sesuai untuk kondisi Indonesia, berdasarkan selalu dapat dipertahankan.
kondisi iklim, ekonomi dan sosial budaya Proses pengomposan merupakan
adalah sistem dengan tumpukan terbuka proses aerob. Paling sedikit 50 % konsentrasi
(open windrow) atau modifikasinya10). oksigen yang ada di udara dapat mencapai
Teknologi open windrow merupakan seluruh bagian materi yang dikomposkan.
sistem atau cara pembuatan kompos Untuk itu aerasi dari materi yang dikomposkan
dengan cara menumpuk memanjang dari harus baik, dan hal tersebut bisa dicapai
materi organik yang akan dikomposkan. apabila ukuran bahan baku berkisar antara
Secara periodik dilakukan pembalikan, 2,5-7,5. Secara umum, sampah kota sudah
sedangkan proses penyiraman dalam rangka memiliki ukuran tersebut. Untuk sampah kota
menciptakan kadar air yang optimal dilakukan yang memiliki ukuran terlalu besar, misalnya
sesuai kebutuhan. Proses komposting daun-daun yang lebar, ranting pohon, kayu
tersebut sebaiknya dilakukan di plant dan lain-lain, perlu dilakukan pencacahan
komposting, yang merupakan bangunan atau pengecilan ukuran terlebih dahulu.
beratap dengan dinding terbuka. Sedangkan Dengan bahan baku yang baik dan
lantainya sebaiknya disemen (difloor). ditunjang oleh proses yang benar, maka
Teknologi open windrow merupakan sistem suhu dari materi sampah yang dikomposkan
yang sederhana, namun tetap mengacu akan naik hingga sekitar 70oC. Begitu pula
pada ilmu komposting modern, sehingga dengan pH akan berada pada rentang pH
kompos yang dihasilkan berkualitas baik. netral (7). Kalau itu yang terjadi, maka proses
Sistem tersebut juga sangat fleksibel, komposting dapat dikatakan berjalan baik
sehingga mudah untuk dijadikan acuan Proses komposting merupakan
ataupun diaplikasikan di masyarakat, serta proses dekomposisi secara biologis
mudah disesuaikan dengan situasi dan oleh konsorsium mikroorganisme. Oleh
kondisi perkotaan di Indonesia. karena itu konsorsium mikroba merupakan
Parameter utama yang berpengaruh mesin utama dalam proses dekomposisi,
terhadap berlangsungnya proses komposting sehingga keberadaannya mutlak diperlukan.
yang baik adalah rasio C/N, kadar air, Keberadaan konsorsium mikroba dalam
konsentrasi oksigen, ukuran partikel, sampah kota sudah berlimpah dan tidak perlu
suhu, pH dan ketersediaan konsorsium dirisaukan lagi10). Untuk itu penambahan
mikroorganisme7,8,9,10). Faktor-faktor tersebut mikroba khusus dari luar menjadi tidak
perlu dibahas satu persatu dikaitkan dengan diperlukan.
sifat dan karakteristik sampah kota. Berdasarkan hal tersebut di atas terlihat
Perbandingan karbon dan nitrogen bahwa faktor-faktor utama yang harus
(rasio C/N) ideal untuk suatu proses dipenuhi untuk suatu proses pengomposan
komposting adalah antara 20 sampai 40 yang baik, sudah dapat dipenuhi oleh

196 Sahwan. F. L., 2012


sifat dan karakter sampah kota. Dengan 1.618,317 ton urea 46 % N, 748,983 ton SP
demikian dapat dikatakan bahwa sampah 36 dan 1.240,71 ton KCl 60 % K.
kota merupakan bahan baku yang cukup Melihat komposisi unsur hara N,P dan K
baik untuk dijadikan kompos. tersebut di atas, terlihat adanya kekurangan
unsur P agar terbentuk komposisi pupuk
3. POTENSI PUPUK ORGANIK KOMPOS N,P,K yang berimbang. Kekurangan unsur P
BERBAHAN BAKU SAMPAH KOTA tersebut dapat dipenuhi dengan penambahan
pupuk fosfat alam. Dengan demikian kalau
Kompos merupakan hasil dekomposisi pupuk kompos dianggap sebagai suplemen
dari materi organik, sehingga hanya materi dari pupuk kimia, dengan dosis rekomendasi
organik yang dapat dikomposkan. Salah penggunaan 2 ton per hektar3), maka luas
satu karakteristik yang tidak menguntungkan areal sawah yang dapat dipupuk dengan
dari sampah kota di Indonesia adalah kompos dari sampah, seluas 29.308 hektar.
masih tercampurnya materi organik Angka tersebut memberi arti bahwa, sampah
dengan materi anorganik. Untuk itu, proses kota cukup berpotensi dalam memberikan
pengomposannya memerlukan upaya sumbangan pada pemenuhan kebutuhan
pemilahan terlebih dahulu, sehingga pupuk organik.
dibutuhkan biaya dan tenaga kerja tambahan. Dengan memanfaatkan sampah
Walaupun belum dipilah, sampah kota menjadi kompos, manfaat lain yang
memiliki prospek untuk dijadikan kompos bisa diperoleh adalah membantu upaya
karena prosentase bahan organiknya, atau pengelolaan sampah kota. Permasalahan
materi yang dapat dikomposkan cukup sampah kota merupakan permasalahan
tinggi. Hasil survai menyimpulkan bahwa yang tak habis-habisnya dihadapi oleh
prosentase materi tersebut sebesar 70%13). kota-kota di Indonesia. Kalau potensi 70%
Jumlah timbulan sampah di Indonesia sampah yang bisa dikomposkan dapat
memiliki tendensi meningkat sejalan dengan direalisasikan, maka jumlah sampah yang
pertambahan penduduk. Pada tahun 2009 dibuang ke TPA (Tempat Pengolahan Akhir,
penduduk Indonesia mencapai 231 juta sebelumnya Tempat Pembuangan Akhir)
jiwa14)). Kalau diasumsikan rata-rata timbulan menjadi lebih sedikit. Permasalahan sampah
sampah sebesar 2,9 liter per orang per hari12), yang selama ini begitu kompleks, menjadi
maka per harinya di seluruh Indonesia akan lebih ringan.
dihasilkan sampah sebesar 669.900 m3. Dari
jumlah tersebut 70% dapat dikomposkan, 4. UPAYA PENGEMBANGAN PUPUK
yang berarti sejumlah 468.930 m3 berupa ORGANIK
sampah organik. Dengan demikian prediksi
produk kompos yang dapat dihasilkan Menyadari pentingnya penggunaan
sebesar 117.232,5 m3 per hari (25 % dari pupuk organik dalam rangka untuk
sampah organik), yang ekivalen dengan merehabilitasi kerusakan sumberdaya
58.616,25 ton (berat jenis kompos 0,5). lahan, maka perlu upaya bersama dari
Kandungan N, P dan K rata-rata berbagai stakeholders terkait, dengan
kompos sampah kota dari 3 (tiga) kota yakni Pemerintah sebagai inisiator utama. Untuk
Jakarta15), Probolinggo16) dan Singaraja 17) itulah Pemerintah cq. Kementerian Pertanian
adalah: 1,27 % N, 0,46 % P dan 1,27 % RI, mengeluarkan berbagai kebijakan untuk
K. Dengan demikian kalau setiap harinya mendorong penggunaan pupuk organik
terdapat 58.616,25 ton kompos sampah seperti1):
kota, hal tersebut berarti setiap harinya • Program Go Organik 2010 untuk
terdapat 744,426 ton N, 269,634 ton P tanaman pangan yang mensyaratkan
dan 744,426 ton K, yang setara dengan penggunaan bahan organik untuk

Potensi Sampah Kota,... J.Tek. Ling. 13 (2): 193 - 201 197


sarana yang dipakai, khususnya penguraian menjadi bentuk yang lebih
penggunaan pupuk organik. sederhana dilakukan secara biologis
• Sosialisasi penggunaan pupuk organik. oleh konsorsium mikroorganisme seperti
• Bantuan langsung pupuk organik dalam bakteri, fungi, dan aktinomicetes. Prosesnya
bentuk pupuk organik granul (POG) dan sendiri berlangsung dalam kondisi aerobik
pupuk organik cair (POC). dan termofilik yang terkendali, sehingga
• Bantuan alat pembuat pupuk organik dihasilkan materi yang sederhana dan relatif
dan rumah percontohan pembuatan stabil yang disebut kompos. Dengan proses
pupuk organik. pengomposan tingkat kematangan dan
• Subsidi pupuk organik dalam bentuk kandungan unsur hara dapat dikontrol, lebih
POG. mudah dan cepat diserap tanaman, serta
tidak menimbulkan efek negatif terhadap
Kebijakan tersebut di atas ditindak pertumbuhan tanaman itu sendiri. Dengan
lanjuti dengan program bantuan alat demikian, harapan untuk meningkatkan
pembuat pupuk organik sebanyak 1.345 kualitas dan produktivitas tanah dan
unit, rumah percontohan pembuatan pupuk tanaman, akan menjadi lebih mudah tercapai
organik sebanyak 171 unit, alokasi pupuk apabila produksi POG dibuat dari bahan
organik bersubsidi sebanyak 0,45 juta ton organik yang telah diproses menjadi kompos
untuk tahun 2009 dan sebanyak 0,91 ton terlebih dahulu19).
untuk tahun 2010, serta bantuan langsung Dengan bahan baku berupa kompos,
pupuk organik untuk tahun 2010 sebanyak selain diperoleh POG yang berkualitas,
293.293.800 kg pupuk organik granul dan manfaat proses pengomposan yang lain
1.955.292 liter pupuk organik cair1). adalah dapat memanfaatkan bahan baku
Dampak positif dari kebijakan tersebut yang berasal dari seluruh potensi bahan
adalah bermunculannya produsen pupuk organik yang ada, dan tidak tergantung pada
organik granul maupun pupuk organik satu atau beberapa bahan organik saja. Hal
cair, yang produknya juga menjadi marak ini menjadi penting karena tingginya potensi
digunakan oleh petani. Sebagai panduan bahan organik yang dapat dijadikan kompos
kualitas pupuk organic, telah dikeluarkan sebagai bahan baku POG, termasuk sampah
Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 70/ organik.
Permentan/SR.140/10/2011, sebagai Namun kecenderungan produsen POG
pengganti Permentan Nomor: 28/Permentan/ hanya menggunakan bahan baku tertentu
SR.130/5/2009 tentang pupuk organik, pupuk saja20), yaitu bahan organik yang sudah
hayati dan pembenah tanah. Sebelumnya terdekomposisi secara alamiah dengan ciri
telah ada Standar Nasional Indonesia sudah lapuk,halus dan kering, dan jarang
yaitu SNI 19-7030-2004 tentang spesifikasi menggunakan bahan organik yang secara
kompos dari sampah organik domestik18). khusus diproses menjadi kompos terlebih
Namun demikian, adanya peraturan itu dahulu. Dengan proses dekomposisi secara
saja sebenarnya belum cukup. Yang lebih alamiah, maka prosesnya menjadi sulit
penting adalah adanya arahan, bimbingan dikontrol, selain bahan bakunya menjadi
dan pengawasan dari Pemerintah, dalam terbatas. Bahan organik yang favorit untuk
hal ini Kementerian Pertanian dan instansi digunakan adalah blotong (limbah pabrik
terkait lainnya. gula) dan kotoran hewan (kohe), terutama
Pengomposan merupakan suatu kotoran sapi dan kotoran ayam.
proses dekomposisi (penguraian) berbagai Penggunaan kotoran hewan
materi organik yang kompleks seperti dilatarbelakangi oleh kebiasaan petani
sampah, dedaunan, rumput, sisa makanan, yang selama ini telah menggunakan
kotoran ternak, dan serbuk gergaji. Proses kotoran hewan sebagai pupuk kandang dan

198 Sahwan. F. L., 2012


dianggap sebagai pupuk yang baik untuk dicukupi kekurangan jumlahnya oleh pupuk
meningkatkan hasil produksi pertaniannya. kimia yang memiliki kandungan hara yang
Namun seperti yang telah dibahas tinggi, walaupun keberagamannya terbatas
dalam bab sebelumnya, pupuk organik pada unsur N, P, K, Ca dan Mg saja. Pupuk
kompos tidak hanya berbahan baku kotoran organik dapat memperbaiki sifat fisik, biologi
hewan. Semua bahan organik, yaitu semua dan kimia tanah yang biasanya rusak karena
bahan yang berasal dari makhluk hidup, akibat penggunaan pupuk kimia yang tidak
apakah itu manusia, hewan atau tumbuhan bijaksana.
merupakan bahan baku yang dapat dijadikan Keberhasilan program penggunaan
kompos. Semakin beragam bahan baku yang pupuk organik yang salah satunya adalah
digunakan, semakin mudah membentuk kompos, sangat tergantung kepada keyakinan
kondisi optimal dari parameter-parameter petani bahwa menggunakan pupuk organik
yang dibutuhkan untuk suatu proses memang lebih baik. Kenyataan yang ada
komposting yang baik. adalah upaya untuk memasyarakatkan
Mengingat kebutuhan pupuk organik pupuk organik kepada petani bukanlah
yang tinggi yaitu 4,67 juta ton untuk tahun hal yang mudah, karena harus merubah
2009 dan 4,14 juta ton untuk tahun 20101), kebiasaan petani yang selama ini telah biasa
maka seharusnya bahan baku pupuk organik menggunakan pupuk kimia dan sedikit sekali
kompos bisa memanfaatkan semua potensi menggunakan pupuk organik. Kepercayaan
bahan organik yang ada, termasuk sampah petani untuk menggunakan pupuk organik
kota. harus ditumbuhkan. Kepercayaan tersebut
Untuk menggunakan sampah kota, yang saat ini mulai tumbuh harus dijaga
terlihat seolah ada keengganan. Ada dengan baik, yaitu dengan upaya penyediaan
anggapan bahwa kompos sampah kota pupuk organik yang berkualitas baik, apakah
memiliki kualitas yang tidak baik. Baik dalam bentuk pupuk kompos ataupun pupuk
tidaknya produk kompos yang dihasilkan organik yang lain.
tergantung dari bahan baku dan proses
pembuatan komposnya. Sampah kota 5. KESIMPULAN
merupakan salah satu bahan baku kompos
yang baik. Oleh karena itu kalau proses Berdasarkan materi yang telah
pengomposan sampah kota berjalan baik, disampaikan, dapat ditarik beberapa
maka produk kompos yang dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:
juga baik. Hasil kajian terhadap kompos
sampah kota yang telah dilakukan di 1. Penurunan kualitas dan produktivitas
Jakarta15), Probolinggo16) dan Singaraja17), sumberdaya lahan pertanian, terutama
membuktikan bawa kompos yang dibuat dari disebabkan oleh rendahnya kandungan
sampah kota berkualitas baik. C-organik dan pemupukan yang tidak
Kompos sebagai pupuk organik diimbangi dengan pupuk organik. Cara
bukanlah untuk menggantikan pupuk kimia mengatasinya adalah mengembalikan
yang sudah lebih dikenal oleh para petani. bahan organik ke lahan pertanian
Pupuk organik adalah pelengkap bagi pupuk melalui penggunaan pupuk kompos
kimia dan sebaliknya. Pupuk organik dan atau POG berbahan baku kompos.
pupuk kimia akan lebih optimal dan lebih 2. Pupuk kompos sebaiknya dibuat dari
efisien penggunaannya bila dimanfaatkan seluruh potensi bahan organik yang
secara bersama-sama. ada, termasuk sampah kota. Timbulan
Kompos/pupuk organik yang atau produksi sampah kota yang besar
mengandung unsur hara makro dan mikro dengan prosentase bahan organik
lengkap tetapi dalam jumlah sedikit, akan yang tinggi, memiliki karakteristik yang

Potensi Sampah Kota,... J.Tek. Ling. 13 (2): 197 - 205 199


cocok untuk dijadikan pupuk kompos 4. Kementerian Pertanian Republik
berkualitas. Indonesia, 2010. Pemulihan
3. Keberhasilan program penggunaan Kesuburan Tanah pada Lahan Sawah
pupuk kompos dan pupuk organik Berkelanjutan. Badan Litbang Pertanian
yang lain sangat bergantung kepada dan Ditjen Tanaman Pangan, Jakarta.
dukungan seluruh stakeholders terkait,
serta kepercayaan dan keyakinan 5. Munawar, A., 2011. Kesuburan Tanah
petani akan pupuk organik. Untuk itu dan Nutrisi Tanaman, IPB Press, Bogor.
produk pupuk organik harus berkualitas
baik dan mutu tersebut tetap dapat 6. Kementerian Pertanian Republik
dipertahankan. Indonesia, 2010. Go Organik 2010
4. Dengan ketersedian pupuk kompos atau
pupuk organik lain yang berkualitas, 7. Haug, R.T., 1980. Compost Engineering,
dan diberikan secara berimbang Principles and Practice, An Arbor
bersama pupuk kimia, maka kualitas Science Publisher Inc., Michigan.
dan produksivitas sumberdaya lahan
pertanian dapat ditingkatkan sehingga 8. Tchobanouglous, G., H. Theisen and
dapat mendukung dan memperkuat S. Vigil, 1993. Integrated Solid Waste
kemandirian pangan. Management, Engineering Principles
and Management Issues. Mc Graw-Hill
DAFTAR PUSTAKA Inc., USA.

1. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 9. Epstein, E., 1997. The Science of


2010. Pelaksanaan PSO Subsidi Benih Composting, Technomic Publishing
dan Pupuk Tahun Anggaran 2010, Company Inc., USA.
Kementerian Pertanian, Jakarta.
10. Wahyono, S., F.L. Sahwan dan F.
2. Iswandi, A., 2010. Peranan Pupuk Suryanto, 2003. Menyulap Sampah
Organik dan Pupuk Hayati dalam Menjadi Kompos, Pusat Pengkajian
Peningkatan Produktivitas Beras dan Penerapan Teknologi Lingkungan,
Berkelanjutan. Makalah pada Seminar BPPT, Jakarta.
Nasional Peranan Pupuk NPK dan
Organik dalam Meningkatkan Produksi 11. Menteri Pertanian Republik Indonesia,
dan Swasembada Beras Berkelanjutan. 2011. Peraturan Menteri Pertanian
Balai Besar Litbang Sumberdaya No 70/Permentan/SR.140/10/2011,
Lahan Pertanian, Badan Penelitian Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati
d a n P e n g e m b a n g a n P e r ta n i a n , dan Pembenah Tanah. Berita Negara
Kementerian Pertanian, Jakarta. Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
137.
3. Las, I., 2010. Arah dan Strategi
Pengembangan Pupuk Majemuk NPK 12. Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 2005.
dan Pupuk Organik, Seminar Nasional Laporan Akhir Solid Waste Management
Peranan Pupuk NPK dan Organik for DKI Jakarta, Master Plant Review
dalam Meningkatkan Produksi dan and Program Development WJEMP
Swasembada Beras Berkelanjutan, Loan 4612-INO/Credit 3519-IND (DKI
Badan Penelitian dan Pengembangan 3-11).
Pertanian, Kementerian Pertanian,
Jakarta.

200 Sahwan. F. L., 2012


13. Kementerian Negara Lingkungan Sampah Kota Serta Manfaatnya
Hidup, 2008. Statistik Persampahan Untuk Mengurangi Pengaruh Emisi
Indonesia Tahun 2008. Gas Rumah Kaca. Jurnal Teknologi
L i n g k u n g a n , P u s a t Te k n o l o g i
14. Badan Pusat Statistik, 2010. Penduduk Lingkungan-BPPT, Edisi Khusus Global
Indonesia 2009. Warming: 51-59.

15. Sahwan, F.L., 2010. Kualitas Produk 18. Badan Standarisasi Nasional, 2004.
Kompos dan Karakteristik Proses Standar Nasional Indonesia, SNI 19-
Pengomposan Sampah Kota Tanpa 7030-2004, Spesifikasi Kompos dari
Pemilahan Awal. Jurnal Teknologi Sampah Organik Domestik.
L i n g k u n g a n P u s a t Te k n o l o g i
Lingkungan-BPPT, 11(1):79-85 19. Wahyono, S., F.L. Sahwan dan F.
Suryanto, 2011. Membuat Pupuk
16. Pusat Teknologi Lingkungan, 2008. Organik Granul dari Aneka Limbah. PT
Laporan Kegiatan Pemanfaatan Agro Media Pustaka, Jakarta.
Sampah Kota Menjadi Pupuk Organik
dengan Teknologi Accelerated Revolver 20. Sahwan, F.L., S. Wahyono dan F.
Windrow Composting untuk Ketahanan Suryanto, 2011. Evaluasi Proses
Pertanian Padi di Probolinggo, BPPT, Produksi Pupuk Organik Granul
Jakarta. (POG) yang Diperkaya dengan
Mikroba Fungsional. Jurnal Teknologi
17. Sahwan, F.L., S. Wahyono dan F. L i n g k u n g a n , P u s a t Te k n o l o g i
Suryanto, 2010. Kualitas dan Produksi Lingkungan-BPPT, 12 (1):7-16.
Pupuk Organik Granul (POG)

Potensi Sampah Kota,... J.Tek. Ling. 13 (2): 193 - 201 201

You might also like