Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Kanker ovarium merupakan kanker ginekologi paling mematikan dengan tingkat
kelangsungan hidup lima tahun paling rendah dibandingkan kanker ginekologi lainnya di dunia
karena diagnosis dini yang sulit dilakukan, sehingga diagnosis dini bergantung pada
pengetahuan tentang profil pasien kanker ovarium di suatu daerah. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui profil pasien di RSUP Sanglah pada periode Juli 2013 – Juni 2014. Pada
penelitian ini, rekam medik pasien yang datang pada periode Juli 2013 – Juni 2014 yang
didapatkan di Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah digunakan untuk mendapatkan data – data
tentang profil pasien. Selanjutnya data diolah dan disajikan dalam ukuran – ukuran deksriptif
seperti rerata, modus, dan median. Hasil dari penelitian ini, terdapat 73 (15,33%) pasien kanker
ovarium dari 476 kasus kanker ginekologi di RSUP Sanglah. Kanker ovarium di RSUP Sanglah
pada periode ini terbanyak terjadi pada rentang umur 41 – 50 tahun (38,4%), pada stadium IIIC
(50,7%) dengan tipe histopatologi epitel permukaan (87,67%) subtipe serosa (24,66%), serta
paritas ≤ dua (79,44%). Rerata indeks massa tubuh pasien normal (22,77 kg/m2), dan sebanyak
17,8% pasien pernah menggunakan kontrasepsi hormonal. Dari penelitian ini didapatkan
simpulan bahwa kanker ovarium merupakan kanker ginekologi kedua terbanyak di RSUP
Sanglah. Dengan profil pasien terbanyak pada rentang umur 41 – 50 tahun, pada stadium IIIC,
dengan tipe histopatologi epitel permukaan subtipe serosa serta paritas ≤ dua. Rerata indeks
masa tubuh pasien normal dan riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal pada pasien rendah.
ABSTRACT
Ovarian cancer is the most deadly gynecological cancer with the lowest five year survival
rate among other gynecological cancers in the world, it happens because early diagnosis for
ovarian cancer is arduous. Nowadays, early diagnosis depends largely on knowledge about the
profile of the patient in a region. This research carried out to know ovarian cancer patients’
characteristic in RSUP Sanglah in the period of July 2013 until June 2014. In this research,
medical record of patients who came in this period acquired from medical record installation are
used to obtain data. Next, data is processed and served in descriptive manner as mean, median,
and average. From this research, there are 73 (15.33%) ovarian cancer patients from 476 cases
of gynecological cancers in RSUP Sanglah in this research period. Most of patients are 41 – 50
years old (38.4%), 50.7% diagnosed in IIIC stage, 87.67% with epithelial type, 24.66% with
serous subtype and 79% has parity ≤ two. The mean for body mass index is 22.77 kg/m2.As
much as 17.8% patient used hormonal contraception. Thus, this research obtained ovarian
cancer has the second highest prevalence of gynecological cancers in RSUP Sanglah after
cervical cancer, with patient profile as follow: prominent in 4th to 5th decade of life, mostly
diagnosed in stage IIIC, has serous epithelial subtype, parity ≤ two, and normal body mass
index. The use of hormonal contraceptives in patients is low.
1 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 3,MARET 2017
PENDAHULUAN memberikan informasi yang dapat digunakan
Kanker ovarium termasuk satu dari sebagai bahan ajar dan dapat dikembangkan
sepuluh kanker yang paling sering diderita oleh dalam penelitian lebih lanjut, menjadi bahan
wanita di Indonesia.1,2 Menurut data dari Center pertimbangan dalam pembuatan program
for Disease Control and Prevention, kanker pencegahan dan perbaikan penatalaksanaan
ovarium merupakan kanker ginekologi dengan kanker ovarium di Bali, serta membantu klinisi
tingkat five year survival rate terendah dari untuk melakukan diagnosis dini dan
kanker ginekologi di dunia, yaitu sebesar 43%.3 penatalaksanaan yang tepat pada kasus kanker
Hal ini disebabkan oleh gejala kasus yang tidak ovarium di Bali.
spesifik dan beragam, serta tidak tersedianya
alat screening dengan spesifisitas, sensitivitas, METODE
dan harga yang sesuai.4,5,6 Dua per tiga pasien Metode penelitian ini menggunakan
saat ini terdiagnosis saat telah mencapai stadium rancangan penelitian deskriptif retrospektif yang
III atau IV.7 Padahal, apabila 75% kasus kanker dilakukan antara bulan Juni sampai dengan
ovarium terdeteksi pada stadium I atau II angka Desember 2014. Sampel dipilih dengan
mortalitasnya diperkirakan akan turun sebanyak menggunakan teknik total sampling, dimana
50%.8,9 data pasien kanker ovarium berupa nama dan
Pemeriksaan dini, saat ini hanya nomor rekam medik pasien periode Juni 2013 –
dilakukan pada pasien dengan risiko tinggi, Juni 2014 didapatkan dari data register pasien
karena pemeriksaan pada pasien dengan risiko Poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUP
sedang dinilai tidak praktis dan tidak Sanglah. Selanjutnya, pengumpulan data berupa
menurunkan angka kematian.10 Pengetahuan tipe histologi kanker ovarium, stadium kanker
tentang profil pasien kanker ovarium di suatu ovarium, usia terdiagnosis, jumlah paritas,
daerah menjadi sangat penting untuk diketahui indeks masa tubuh, dan riwayat penggunaan
agar pemeriksaan dilakukan pada populasi yang kontrasepsi dilakukan dengan melihat rekan
tepat.6 medis pasien. Pasien dengan data yang tidak
Saat ini, diagnosis dan tata laksana lengkap dieksklusi dari penelitian ini.
kanker ovarium di Bali yang termasuk sebagai Selanjutnya, data yang diperoleh ditabulasi
daerah berkembang, hanya dapat dilakukan di kemudian dianalisis secara deskriptif
tempat pelayanan kesehatan tersier, yaitu RSUP menggunakan perhitungan statistik sederhana
Sanglah dan tidak memiliki data yang berupa rerata, median, dan modus menggunakan
komprehensif dan faktual tentang angka software SPSS 17 yang kemudian hasilnya
kejadian dan profil pasien kanker ovarium, ditampilkan dalam bentuk tabel atau gambar.
padahal sebagian besar kejadian kanker
diperkirakan menanjak angka kejadiannya di HASIL
daerah berkembang.11,12 Akibatnya, data yang Penelitian dilakukan pada bulan Juni
digunakan sebagai acuan dalam upaya preventif sampai dengan Desember 2014 dan didapatkan
dan diagnosis dini kanker ovarium di Bali sampel sebanyak 73 pasien. Proporsi kanker
sebagian besar didasarkan pada data di negara ovarium terhadap lima kanker ginekologi
maju. Padahal, profil pasien kanker ovarium terbanyak di RSUP Sanglah Denpasar pada
suatu daerah dapat mengalami perbedaan akibat periode tersebut adalah sebanyak 15,33%
perbedaan budaya dan lingkungan yang (Gambar 1).
dimiliki.13
Beberapa penelitian menyatakan umur
tua, indeks masa tubuh tinggi, paritas rendah,
dan riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal
merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi
risiko kanker ovarium.14,15 Selain itu, setiap tipe
histopatologi dan stadium kanker ovarium
memiliki pilihan pemeriksaan penunjang dan
respon terhadap terapi yang berbeda, sehingga
mengetahui profil tipe histopatologi dan Gambar 1. Proporsi Kanker Ovarium terhadap
stadium dapat membantu klinisi dalam Lima Kanker Ginekologi di RSUP Sanglah
menentukan pemeriksaan dan pengobatan yang Denpasar
lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk Tipe histopatologi terbanyak yang
mengetahui proporsi kasus kanker ovarium diderita adalah tipe epitel permukaan yaitu
terhadap kasus kanker ginekologi dan profil sebanyak 64 orang (87,67%) (Tabel 1). Dan
pasien kanker ovarium di RSUP Sanglah, dari 64 orang tersebut paling banyak memiliki
Denpasar, Bali periode Juli 2013 – Juni 2014. subtipe
Data yang diperoleh diharapkan dapat serosa (Gambar 2).
2 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 3,MARET 2017
Pada penelitian ini ditemukan bahwa
sebanyak 44 orang (60,3%) didiagnosis pada
stadium akhir (stadium III dan IV). Terbanyak
didiagnosis pada stadium IIIC, yaitu sebanyak
37 orang (50,7%) diikuti oleh stadium IC
sebanyak 20 orang (27,4%) (Gambar 3).
3 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 3,MARET 2017
Dari 37 orang yang didiagnosis pada 50 tahun lalu jumlah kasusnya menurun tajam
stadium IIIC, paling banyak memiliki subtipe setelah umur 50 tahun. Subtipe serosa terlihat
histopatologi serosa, endometrioid, dan musin terus mendominasi kasus sejak rentang umur
yaitu masing – masing sebanyak 13, 8, dan 5 >30 tahun. Subtipe clear cell hanya terjadi
orang. Subtipe musin 53,8% didiagnosis pada pada rentang umur 31 – 50 tahun di dalam
stadium I. Tipe histopatologi germ cell empat penelitian ini. Sedangkan subtipe endometrioid
diantaranya ditemukan pada stadium IIIC, satu meningkat kejadiannya dari rentang umur 31 –
pada stadium IIIA dan dua pada stadium IC. 40 tahun ke 41 – 50 tahun, lalu mengalami
Sedangkan tipe histopatologi sex cord stromal penurunan pada rentang umur > 50 tahun.
keduanya ditemukan pada stadium IC (Gambar Terdapat dua kasus subtipe granulosa dan
8). keduanya ditemukan pada rentang umur 51 – 60
Dari penelitian ini ditemukan bahwa tahun. Rentang umur 31 – 40 tahun memiliki
stadium IIIC merupakan stadium terbanyak subtipe kanker ovarium paling beragam, yaitu
yang ditemukan pada semua golongan umur sebanyak delapan subtipe diikuti dengan
(Tabel 2). rentang umur 41 – 50 tahun sebanyak tujuh
Pada umur 0 – 10 tahun terdapat satu subtipe, lalu rentang umur 51 – 60 tahun
kasus yang merupakan subtipe yolk sac, sebanyak 5 subtipe yang dapat dilihat pada
sedangkan pada umur 11 – 20 tahun ditemukan Gambar 9.
2 kasus serosa dan 1 kasus disgerminoma.
Dominasi subtipe musin terlihat pada umur 21 –
4 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 3,MARET 2017
tubuh tidak berhubungan dengan peningkatan kontrasepsi hormonal dapat menurunkan jumlah
jumlah pasien kanker ovarium. Pasien ternyata ovulasi sehingga inflamasi dan iritasi terhadap
paling banyak memiliki indeks massa tubuh jaringan di ovarium berkurang serta
normal. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut, menghindari invaginasi sel dari saluran
apakah memang profil pasien dalam penelitian Mullerian yang menurunkan risiko terjadinya
ini berbeda atau terdapat faktor pengganggu kanker ovarium. Penurunan hormon
yang belum diperhitungkan. Profil lipid pada gonadotropin saat menggunakan kontrasepsi
pasien juga mungkin perlu diteliti karena pasien hormonal juga dikaitkan dengan penurunan
dengan indeks massa tubuh normal belum tentu risiko kanker ovarium. Selain itu, kandungan
memiliki profil lipid yang normal. Peningkatan progesteron juga diduga melindungi dari kanker
kadar asam lemak bebas di dalam tubuh ovarium karena memiliki efek inhibisi terhadap
menyebabkan berkurangnya kapasitas sex proliferasi sel epitel ovarium, pada beberapa
hormone-binding globulin, peningkatan penelitian di binatang progesteron
persentase serum testosteron bebas di plasma, mengakibatkan apoptosis pada sel epitel
dan penurunan progesteron luteal yang diduga ovarium normal maupun malignan.30
menyebabkan peningkatan risiko kanker Pada data tabulasi silang didapatkan
ovarium.23 Lemak juga diduga merupakan bahwa kanker ovarium subtipe serosa dan
sumber energi utama sel kanker sehingga endometrioid lebih dari setengahnya didiagnosis
banyaknya lemak menyebabkan perkembangan pada stadium akhir (III dan IV) dan hal ini
tumor yang cepat.24 sesuai dengan penelitian oleh Chen dkk31 yang
Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa menyatakan bahwa subtipe serosa dan
terjadi penurunan signifikan terhadap jumlah endometrioid biasanya memiliki grade tinggi
penderita kanker ovarium antara pasien dengan sehingga lebih ganas dan berkembang lebih
paritas ≤ 2 dan > 2. Hal ini sesuai dengan cepat. Subtipe musin dan clear cell pada
penelitian – penelitian lain yang dilakukan yang penelitian ini juga memiliki persentase tinggi
menyatakan bahwa multiparitas memiliki efek didiagnosis pada stadium IIIC, padahal secara
proteksi terhadap kanker ovarium.15,25 teori subtipe ini merupakan salah satu subtipe
Peningkatan paritas diduga dapat mengurangi dari kanker epitel permukaan ovarium tipe I
risiko terkena kanker ovarium ini dikaitkan yang perjalanan penyakitnya lebih lambat dan
dengan teori incessant ovulation, yang jinak, hal ini mungkin mengindikasikan bahwa
menyatakan bahwa berkurangnya jumlah pasien telah memiliki kanker lama sebelum
ovulasi akan menurunkan paparan ovarium terdeteksi.32 Selain itu, penanganan yang tepat
terhadap kemungkinan mutasi gen akibat juga perlu dipikirkan, karena berbeda dengan
perbaikan sel epitel setelah ovulasi yang terus – subtipe serosa yang merespon baik terhadap
menerus. Pada masa kehamilan terjadi kemoterapi, tipe clear cell dan musin memiliki
penghambatan proses ovulasi dan peningkatan respon rendah dan resistensi tinggi terhadap
hormon progesteron yang diduga protektif kemoterapi.33 Tipe histopatologi sex cord
terhadap kanker ovarium, serta pembersihan sel stromal kedua kasusnya ditemukan pada
– sel yang telah mengalami malignansi di stadium IC, walaupun demikian penanganan
ovarium.26 Pada masa laktasi juga terjadi berkelanjutan tetap perlu dilakukan karena tipe
peningkatan kadar hormon prolaktin yang ini memiliki angka kekambuhan yang tinggi
menghambat produksi hormon gonadotropin terutama pada kasus dengan diameter tumor ≥ 7
sehingga menghambat ovulasi.27,28 Selain itu cm.5,20
peningkatan paritas juga dikaitkan dengan teori Pada penelitian ini ditemukan bahwa
hormon gonadotropin, dimana rendahnya stadium IIIC merupakan stadium terbanyak
konsentrasi hormon gonadotropin saat masa yang ditemukan pada semua golongan umur dan
kehamilan dan menyusui membuat risiko sel terbanyak pada rentang umur 41 – 50 tahun.
epitel ovarium terperangkap dalam jaringan ikat Pada penelitian oleh Nadler dan Zurbenko
sekitarnya dan menyebabkan terbentuknya kista dikatakan bahwa estimasi periode latensi kanker
inklusi di ovarium berkurang.25,26 ovarium adalah 44,1 tahun dengan umur rerata
Dalam penelitian ini ditemukan hanya onset awal kanker adalah 17,9 tahun di Amerika
37% pasien yang pernah menggunakan Serikat. 34 Etnis asia memiliki profil umur
kontrasepsi. Terdapat 17,8% (13 orang) pasien pasien lebih muda, sehingga perlu diadakan
yang menggunakan kontrasepsi hormonal baik penelitian lebih lanjut tentang onset awal kanker
lewat jalur suntik maupun oral. Secara teori, ovarium di Bali, apakah perkembangan kanker
penggunaan kontrasepsi hormonal memiliki sudah dimulai sejak usia sangat muda atau masa
efek perlindungan terhadap kanker ovarium.29,30 laten kanker ovarium di Bali lebih pendek.
Efek perlindungan kontrasepsi hormonal Penelitian oleh Chen dkk35 menyatakan
terhadap kanker ovarium diduga karena tumor germ cell biasanya ditemukan pada anak
6 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 3,MARET 2017
– anak, namun pada penelitian ini ditemukan 4. Gajjar, K, Ogden, G, Mujahid, MI, dan
bahwa dari 7 kasus tipe germ cell hanya 2 orang Razyi, K. Research Article: Symptoms
yang memiliki umur dibawah 20 tahun. Untuk and Risk Factors of Ovarian Cancer: A
tipe sex cord stromal terdapat dua kasus dengan Survey in Primary Care. International
subtipe granulosa dan keduanya ditemukan pada Scholarly Research Network (ISRN)
rentang umur 51 – 60 tahun. Obstetrics and Gynecology. [serial
online] 2012:1-6. Diunduh dari: URL:
SIMPULAN http://downloads.hindawi.com/isrn/obg
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah yn/ 2012/754197.pdf [diakses: 15
disajikan dapat ditarik kesimpulan bahwa Januari 2014]
kanker ovarium merupakan kanker ginekologi 5. American Cancer Society. Ovarian
terbanyak kedua di RSUP Sanglah selama Cancer Overview. [online] 2014.
periode Juli 2013 – Juni 2014 dengan proporsi Diunduh dari: URL:
kejadian sebesar 15,33%. Tipe histopatologi http://www.cancer.org/acs/groups/cid/d
terbanyak adalah tipe epitel permukaan ocuments/webcontent/003130-pdf.pdf
(87,67%) dan subtipe terbanyak adalah subtipe [diakses: 24 Desember 2014]
serosa (24,66%). Terjadi perbedaan 6. Buys SS, Partridge E, dan Black A.
karakteristik dengan penelitian lain pada tipe Effect of Screening on Ovarian Cancer
germ cell dimana kejadian terbanyak pada Mortality: The Prostate, Lung,
penelitian ini adalah subtipe yolk sac sedangkan Colorectal and Ovarian (PLCO)
pada penelitian lain adalah subtipe Cancer Screening Randomized
disgerminoma. Pasien paling banyak Controlled Trial. The Journal of the
didiagnosis pada stadium IIIC (50,7%) lalu American Medical Association, 2011;
diikuti oleh stadium IC (27,4%). Distribusi 305(22), 2295-2303
pasien terbanyak pada umur 41 – 50 tahun 7. Curley MD, Garrett LA, Schorge JO,
dengan rerata umur saat terdiagnosis adalah Foster R, dan Rueda BR. Evidence for
44,52 tahun, hal ini sesuai untuk etnis asia yang Cancer Stem Cells Contributing to the
rerata umur terdiagnosisnya lebih muda dari Pathogenesis of Ovarian Cancer.
etnis kaukasia. Terdapat penurunan jumlah Frontiers in Bioscience. [serial online]
kasus kanker ovarium pada pasien dengan 2011; 16: 368-392. Diunduh dari:
paritas lebih dari dua, dan berdasarkan indeks URL:
massa tubuh distribusi pasien terbanyak pada http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
rentang normal (43,8%). Sedangkan, 21196176 [diakses: 19 Januari 2014]
berdasarkan riwayat penggunaan kontrasepsi 8. Rossing MA, Wicklund KG, Cushing-
hormonal, hanya terdapat 17,8% (13 orang) Haugen KL, dan Weiss NS. Predictive
pasien yang pernah menggunakan kontrasepsi Value of Symptoms for Early Detection
hormonal baik melalui suntik maupun oral. of Ovarian Cancer. Journal of The
International Cancer Institute. [serial
DAFTAR RUJUKAN online] 2010; 102(4): 222–229.
1. Aziz MF. Gynecological Cancer in Diunduh dari: URL:
Indonesia. J Gynecol Oncol. [serial http://jnci.oxfordjournals.org/content/1
online] 2009; 20(9): 8-10. Diunduh 02/4/222.long [diakses: 4 Januari 2014]
dari: URL: 9. Nagell JR, dan Hoff JT. Transvaginal
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/artic Ultrasonography in Ovarian Cancer
les/PMC2676 491/pdf/jgo-20-8.pdf Screening: Current Perspectives.
[diakses : 10 Januari 2014] International Journal of Women’s
2. Cancer Research UK. Cancer Health. [serial online] 2014; 6:25–33.
Incidence for Common Cancers. Diunduh dari: URL:
[online] 2012. Diunduh dari: URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/artic
http://www.cancerresearchuk.org/canc les/ PMC3873201/ [diakses: 10 Januari
er-info/cancerstats/inci 2014]
dence/commoncancers/ [diakses: 10 10. Jelovac D dan Armstrong DK.Recent
Januari 2014] Progress in the Diagnosis and
3. Centers for Disease Control and Treatment of Ovarian Cancer. Ca
Prevention. Ovarian Cancer Statistics. Cancer J Clin [Online] 2011;
[online] 2013. Diunduh 61(3):183–203. Diunduh dari: URL:
dari:URL:http://www.cdc.gov/cancer/o http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/artic
varian/statistics/ [diakses: 10 Januari les/PMC3576854/pdf/ nihms-
2014] 440699.pdf [diakses: 10 Januari 2014]
7 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 3,MARET 2017
8 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN:2303-1395 E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 3,MARET 2017
9 http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum