Professional Documents
Culture Documents
Emosi?
Agar kita tidak terjerumus ke dalam dosa yang lebih besar, ada beberapa cara
mengendalikan emosi yang diajarkan dalam Al-Quran dan Sunah. Semoga bisa
menjadi obat mujarab bagi kita ketika sedang marah.
Pertama, segera memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan, dengan
membaca ta’awudz:
ِ طان ال َّرجي
م ِ َّ
الش ْي ُ
َأعوذ باهلل ِمن
Karena sumber marah adalah setan, sehingga godaannya bisa diredam dengan
memohon perlindungan kepada Allah.
Suatu hari saya duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada dua
orang yang saling memaki. Salah satunya telah merah wajahnya dan urat lehernya
memuncak. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ع ْن ُه ما يَج ُد
َ ذهب،جيم
ِ طان ال َّر
ِ َّ
الش ْي ُ
َأعوذ باهلل ِمن :َ لَ ْو قال،يجد
ُ ُ
عنه ما َة ل َ ْو قالَهَا لذهب َ ِألعلم َكل
ً م ُ إِني
Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya
akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim,
marahnya akan hilang. (HR. Bukhari dan Muslim)
Bawaan orang marah adalah berbicara tanpa aturan. Sehingga bisa jadi dia bicara
sesuatu yang mengundang murka Allah. Karena itulah, diam merupakan cara
mujarab untuk menghindari timbulnya dosa yang lebih besar.
“Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad dan Syuaib Al-Arnauth menilai Hasan
lighairih).
Ucapan kekafiran, celaan berlebihan, mengumpat takdir, dst., bisa saja dicatat oleh
Allah sebagai tabungan dosa bagi ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengingatkan,
َّ ار أَ ْب َع َد ِم
ْ ما بَ ْينَ الم
َِش ِرق ُّ
ِ ي َِزل بِهَا فِي ال َّن،ن فِيهَا
ُ َّ مَا يَ َتبَي،ة َ ِالكل
ِ م ُ ََّكل
َ ِم ب َّ ِإ
َ ن ال َع ْب َد لَيَت
Sesungguhnya ada hamba yang mengucapkan satu kalimat, yang dia tidak terlalu
memikirkan dampaknya, namun menggelincirkannya ke neraka yang dalamnya
sejauh timur dan barat. (HR. Bukhari dan Muslim)
Di saat kesadaran kita berkurang, di saat nurani kita tertutup nafsu, jaga lisan baik-
baik, jangan sampai lidah tak bertulang ini, menjerumuskan anda ke dasar neraka.
Kecenderungan orang marah adalah ingin selalu lebih tinggi.. dan lebih tinggi.
Semakin dituruti, dia semakin ingin lebih tinggi. Dengan posisi lebih tinggi, dia bisa
melampiaskan amarahnya sepuasnya.
Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena
dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil
posisi tidur. (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh
Syuaib Al-Arnauth).
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, sahabat yang meriwayatkan hadis ini, melindungi
dirinya ketika marah dengan mengubah posisi lebih rendah. Diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dalam Musnadnya, dari Abul Aswad Ad-Duali, beliau menceritakan
kejadian yang dialami Abu Dzar,
“Suatu hari Abu Dzar mengisi ember beliau. Tiba-tiba datang beberapa orang yang
ingin mengerjai Abu Dzar. ‘Siapa diantara kalian yang berani mendatangi Abu Dzar
dan mengambil beberapa helai rambutnya?’ tanya salah seorang diantara mereka.
“Saya.” Jawab kawannya.
Majulah orang ini, mendekati Abu Dzar yang ketika itu berada di dekat embernya,
dan menjitak kepala Abu Dzar untuk mendapatkan rambutnya. Ketika itu Abu Dzar
sedang berdiri. Beliaupun langsung duduk kemudian tidur.
Melihat itu, orang banyak keheranan. ‘Wahai Abu Dzar, mengapa kamu duduk,
kemudian tidur?’ tanya mereka keheranan.
Al-Khithabi menjelaskan,
فيشبه أن يكون، والمضطجع ممنوع منهما، والقاعد دونه في هذا المعنى،القائم متهيئ للحركة والبطش
َ ََّسل
م إنما أمره بالقعود لئال تبدر منه في حال قيامه وقعوده بادرة يندم عليها فيما بع ُد َ ُالنبي صَلَّى هللا
ِ عل َ ْي
َ هو
Orang yang berdiri, mudah untuk bergerak dan memukul, orang yang duduk, lebih
sulit untuk bergerak dan memukul, sementara orang yang tidur, tidak mungkin akan
memukul. Seperti ini apa yang disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Perintah beliau untuk duduk, agar orang yang sedang dalam posisi berdiri atau
duduk tidak segera melakukan tindakan pelampiasan marahnya, yang bisa jadi
menyebabkan dia menyesali perbuatannya setelah itu. (Ma’alim As-Sunan, 4/108)
Dari Muadz bin Anas Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ة ح َّتى َ ق يَ ْو
ِ م القيام ُ َّ أن ُينفذ ُه دعا ُه
َ َّللا سبحان ُه وتعالى على رءوس ال
ِ ِخالئ ُ غ ْيظاً َو
ْ ه َو قاد ٌر على َ م َ ََن َكظ
ْ م
الحور العين ما شا َء
ِ ُ
َُيخيره ِمن
Subhanallah.., siapa yang tidak bangga ketika dia dipanggil oleh Allah di hadapan
semua makhluk pada hari kiamat, untuk menerima balasan yang besar? Semua
manusia dan jin menyaksikan orang ini, maju di hadapan mereka untuk menerima
pahala yang besar dari Allah ta’ala. Tahukah anda, pahala ini Allah berikan kepada
orang yang hanya sebatas menahan emosi dan tidak melampiaskan marahnya. Bisa
kita bayangkan, betapa besar pahalanya, ketika yang dia lakukan tidak hanya
menahan emosi, tapi juga memaafkan kesalahan orang tersebut dan bahwa
membalasnya dengan kebaikan.
َ ِ م ْال َع ْف ُو إلَ ْي ِ م ْال َغ ْي ْ ج َّر ِد َك ُ جزَا ُء ْالج َِزي ْ لو َ الثنَا ُء ْال
َّ ه َذا
ان
ِ سَ ح ِ ْ ِه أ ْو زَا َد ب
ْ اْل ِ َّ ض
َ ف إِ َذا ا ْن َ ظ َف
َ ك ْي ِ ظ َ علَى ُم
َ َل إِ َذا تَرَتَّب َ َال ُ مي
ِ ج َ َو
ِ علَ ْي
ه َ
Pujian yang indah dan balasan yang besar ini diberikan karena sebatas menahan
emosi. Bagaimana lagi jika ditambahkan dengan sikap memaafkan atau bahkan
membalasnya dengan kebaikan. (Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan Turmudzi, 6/140).
Satu lagi, yang bisa anda ingat ketika marah, agar bisa meredakan emosi anda:
من كف غضبه ستر هللا عورته ومن كظم غيظه ولو شاء أن يمضيه أمضاه مأل هللا قلبه يوم القيامة رضا
Siapa yang menahan emosinya maka Allah akan tutupi kekurangannya. Siapa yang
menahan marah, padahal jika dia mau, dia mampu melampiaskannya, maka Allah
akan penuhi hatinya dengan keridhaan pada hari kiamat. (Diriwayatkan Ibnu Abi
Dunya dalam Qadha Al-Hawaij, dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
Ya, tapi yang sulit bukan hanya itu. Ada satu keadaan yang jauh lebih sulit untuk
disuasanakan sebelum itu, yaitu mengkondisikan diri kita ketika marah untuk
mengingat balasan besar dalam hadis di atas. Umumnya orang yang emosi lupa
segalanya. Sehingga kecil peluang untuk bisa mengingat balasan yang Allah berikan
bagi orang yang bisa menahan emosi.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan bahwa ada seseorang
yang minta izin kepada Khalifah Umar untuk bicara. Umarpun mengizinkannya.
Ternyata orang ini membabi buta dan mengkritik habis sang Khalifah.
‘Wahai Ibnul Khattab, demi Allah, kamu tidak memberikan pemberian yang banyak
kepada kami, dan tidak bersikap adil kepada kami.”
Mendengar ini, Umarpun marah, dan hendak memukul orang ini. Sampai akhirnya
Al-Hur bin Qais (salah satu teman Umar) mengingatkan,
‘Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Allah berfirman kepada nabi-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallam (yang artinya): ‘Berikanlah maaf, perintahkan yang baik, dan
jangan hiraukan orang bodoh.’ dan orang ini termasuk orang bodoh.’
Demi Allah, Umar tidak jadi melampiaskan emosinya ketika mendengar ayat ini
dibacakan. Dan dia adalah manusia yang paling tunduk terhadap kitab Allah. (HR.
Bukhari 4642).
Yang penting, anda jangan berputus asa, karena semua bisa dilatih. Belajarlah
untuk mengingat peringatan Allah, dan ikuti serta laksanakan. Bisa juga anda minta
bantuan orang di sekitar anda, suami, istri, anak anda, pegawai, dan orang di
sekitar anda, agar mereka segera mengingatkan anda dengan janji-janji di atas,
ketika anda sedang marah.
Pada kasus sebaliknya, ada orang yang marah di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Beliaupun meminta salah satu sahabat untuk mengingatkannya, agar
membaca ta’awudz, A-‘udzu billahi minas syaithanir rajim..
َ ا ْذ،ون أَنَا
هب ٌ أَتُرَى بِي ب َْأ:َان» َف َقال
ْ أَم،س
ٌ َج ُن ِ َالش ْيط
َّ ِ َّ ِ له أحد الصحابة «تَ َع َّو ْذ ب:َو ََقال
َاَّلل ِمن
“Salah satu temannya mengingatkan orang yang sedang marah ini: ‘Mintalah
perlindungan kepada Allah dari godaan setan!’ Dia malah berkomentar: ‘Apakah
kalian sangka saya sedang sakit? Apa saya sudah gila? Pergi sana!’ (HR. Bukhari
6048).
Marah dari setan dan setan terbuat dari api. Padamkan dengan air yang dingin.
Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa
dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu. (HR.
Ahmad 17985 dan Abu Daud 4784)
Mendengar ini, Muawiyah meminta hadirin untuk diam di tempat. Beliau turun dari
mimbar, pulang dan mandi, kemudian kembali dan melanjutkan khutbahnya,
‘Wahai manusia, sesungguhnya Abu Muslim menyebutkan bahwa harta ini bukanlah
milikku, bukan milik bapakku, bukan pula milik ibuku. Dan Abu Muslim benar.
kemudian beliau menyebutkan hadis,
فإذا غضب أحدكم فليغتسل، والماء يطفئ النار، والشيطان من النار، الغضب من الشيطان
Marah itu dari setan, setan dari api, dan air bisa memadamkan api. Apabila kalian
marah, mandilah.
(HR. Abu Nuaim dalam Hilyah 2/130, dan Ibnu Asakir 16/365).
Dua hadis ini dinilai lemah oleh para ulama. Hadis pertama dinilai lemah oleh An-
Nawawi sebagaimana keterangan beliau dalam Al-Khulashah (1/122). Syuaib Al-
Arnauth dalam ta’liq Musnad Ahmad menyebutkan sanadnya lemah. Demikian pula
Al-Albani menilai sanadnya lemah dalam Silsilah Ad-Dhaifah no. 581.
Hadis kedua juga statusnya tidak jauh beda. Ulama pakar hadis menilainya lemah.
Karena ada perowi yang bernama Abdul Majid bin Abdul Aziz, yang disebut Ibnu
Hibban sebagai perawi Matruk (ditinggalkan).
Ada juga ulama yang belum memastikan kelemahan hadis ini. Diantaranya adalah
Ibnul Mundzir. Beliau mengatakan,
وَّل أعلم أحدا من أهل العلم يوجب الوضوء منه، إن ثبت هذا الحديث فإنما األمر به ندبا ليسكن الغضب
Jika hadis ini shahih, perintah yang ada di dalamnya adalah perintah anjuran untuk
meredam marah dan saya tidak mengetahui ada ulamayang mewajibkan wudhu
ketika marah. (Al-Ausath, 1/189).
كما، فالماء البارد يهدئ من فورة الدم الناشئة عن اَّلنفعال، يشير هذا الحديث إلى حقيقة طبية معروفة
ولذلك كان اَّلستحمام يستخدم في الماضي في العالج، يساعد على تخفيف حالة التوتر العضلي والعصبي
النفسي
Hadis ini mengisyaratkan rahasia dalam ilmu kedokteran. Air yang dingin, bisa
menurunkan darah bergejolak yang muncul ketika emosi. Sebagaimana ini bisa
digunakan untuk menurunkan tensi darah tinggi. Karena itulah, di masa silam,
terapi mandi digunakan untuk terapi psikologi.
(Hadis Nabawi wa Ilmu An-Nafs, hlm. 122. dinukil dari Fatwa islam, no. 133861)
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kalimat haq ketika ridha (sedang) dan marah
[Doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam shalatnya – shahih Jami’ As-
Shaghir no. 3039]
Keinginan dihormati adalah normal, keinginan dihargai adalah normal, keinginan dimuliakan juga
normal, namun menjadi tidak normal jika kita diperbudak oleh keinginan dihaormati, keinginan
Dan lebih buruk lagi keinginan itu membuat kita menjadi sombong, merasa lebih mendustakan
kebenaran. Padahal ada jalan untuk menjadi mulia dan jalan inilah yang harus kita tempuh…
Barang siapa yang rendah diri/ hati, maka Allah akan memuliakannya
Dan barang siapa yang sombong/besar diri, maka Allah akan menghinakannya .
“Tanamlah dirimu dalam tanah kerendahan, sebab segala sesuatu yang tumbuh tetapi tidak
Pohon yang akarnya menghujam ketanah akan kokoh, ditiup angin, dihempas topan, diterjang
Kalau ingin menjadi pribadi yang kokoh, maka kuncinya tanamlah diri ini di bumi kerendahan hati,
Hujamkan… makin rendah hati makin dimuliakan, makin tinggi hati makin dihinakan..
Oleh karena itu, jalan menuju kemuliaan, jalan menuju orang yang ditinggikan derajatnya oleh
Alloh, kuncinya adalah menjadi orang-orang yang tawadho, orang-orang yang rendah hati..
Kesombongan, ketakaburan adalah jalan paling pintas yang menghinakan diri kita, kerendahan
hati itulah jalan yang utama yang membuat kita akan mulia dunia dan insya Allah akhirat kelak.
-Jadi kelebihan yang membuat sombong itu menjadi sebuah kekurangan besar-
kita diberikan kelebihan rejeki kemudian kita menjadi takabur itu juga menjadi kekurangan.
Kita dinaikan kedudukan oleh Allah lantas menjadi petangtang-petengteng maka menjadi
kekurangan..
makanya setiap kenaikan sesuatu ilmu, kedudukan, penampilah, jabatan atau ibadah selalu
berjuang untuk tawadhu. Karena peluang itu ada maka jika tidaka dilatih jatuh kita menjadi hina.
Kalau rendah hati adalah ciri hati yang sehat, karena dia berhasil mengendalikan dirinya untuk
bahasa kasarnya. Karena dia lebih melihat kekurangan yang ada pada dirinya dari pada nikmat
Allah yang melimpah. Misalkan tangan agak bengkok sebelah, padahal sekujur tubuh sehat, akal
sehat.. tetapi dia sibuk saja melihat dan memikirkan jempolnya yang bengkok, sehingga dia malu
kemana-mana hanya karena sebuah jempol. Dia tidak mensyukuri nikmat yang besar hanya
karena sesuatu yang dianggap musibah. Padahal bisa jadi tangan yang bengkok itu perlindungan
dari Allah supaya dia lebih dekat dan memohon kepada Allah, atau bisa jadi Allah memberikan
cacat karena Allah akan memberikan pahala besar kesabaran dan Allah menjadikan kekurangan
Maka orang yang rendah hati adalah hati yang sehat buah dari kemampuan mengendalikan diri
untuk tidak sombong, sedangkan orang yang rendah diri adalah orang yang berpenyakit hati,
karena dia tidak mensyukuri nikmat yang besar hanya terfokus pada kekurangan yang kecil.
Beda sekali, maka jangan sampai rendah diri, tapi rendah hati.
Kita harus hati-hati dalam menilai orang lain sombong, Karena siapa tahu ketika dalam menilai
orang lain sombong, yang pertama jangan sampai kita mengangap oran itu sombong karena
terluka olehnya..
“Ah.. orang itu sombong bener, kita mengucapkan salam dia tidak mau jawab…”
Padahal dia tidak berniat sombong hanya kurang mendengar.. mungkin dia sedang berpikir keras
mendapatkan input nasehat, koreksi.. dia ingin selalu menang sendiri. Maka kalau kita rendah
hati, kemudian dia menjadi petangtang –petengteng.. kita harus bantu orang itu supaya tahu
Menurut Imam Ali, rendah hati kepada orang yang sombong ini tidak benar.
Jadi sombong dalam tanda kutip kepada orang yang sombong ini sebagian dari amal ma’ruf nahi
munkar..
“Pak sebaiknya tidak usah pamer begitu.. ada teman kami yang punya mobil lebih bagus juga
“Pak lurah mungkin kalo bapak lebih rendah hati akan lebih utama, karena pak walikota aja tidak
-Nah kita mengucapkan sesuatu yang lebih tinggi supaya orangnya sampai tidak sombong-
Tetapi yang paling penting adalah jangan sampai kita melihat orang sombong dan pada saat yang
Kita tidak bisa memakas orang lain sesuai dengan keinginan kita, tapi kita harus bisa memaksa diri
tawadhu..
*Caranya pertama adalah jangan melihat orang lain lebih rendah dari kita..
- Lihat anak-anak.. siapa tahu anak ini masih sedikit dosanya, dari pada saya..
- Lihat orang tua.. oh orang tua ini lebih banyak pahalanya karena sudah lebih lama beramalnya..
- Lihat yang tergelincir berbuat dosa, siapa tahu dia berbuat dosa karena belum tahu ilmunya..
- Lihat orang miskin, dia tidak banyak shadaqoh.. karena tidak ada dan lading amal buat kita..
Pendek kata melatih diri kita agar tidak menganggap orang lain lebih rendah dari kita.
*Dan yang kedua, kita harus coba bagaimana menyikapi orang lain dengan sikap memuliakan
Cara menunjuk… Muhammad menunjuk tidak pernah menjuk dengan telunjuk, tetapi dengan
tangan terbuka
Jangan ingin di specialkan, Nabi Muhammad ke mesjid tidak dapat tempat, beliau duduk dimana
Latih untuk berterimakasih, latih jika menyuruh dengan mengucapkan “ tolong,,, maaf,,, terima
kasih,,, dibantu oleh pembantu, terimakasih bibi.. dibantu oleh pedagang yang sederhana terima
Kalu menolak, menolaklah dengan cara yang lebih santun sehingga kita tidak melukai hatinya..
Latih mengerjakan pekerjaan yang kita anggap rendah, dan bergaul dengan orang yang rendah
Orang-orang yang rendah hati, tawadho itu indah sekali, sejuk.. menyenangkan sekali akhlaknya.
Tapi orang yang takabur, sombong… petangtang-petenteng sok kaya, sok hebat, sok keren, sok
berkuasa.. dia menyebalkan dihati kita. Berarti kalau kita berperilaku sama kitapun menyebalkan
Melihat disekitar kita menjadi pelajaran.. kalau kita tidak suka terhadap orang sombong
Rendah hati yang diangkat derajat oleh Allah adalah yang ikhlas, bukan karena ingin disebut
Yang jelek itu rendah diri dihadapan manusia, tetapi rendah diri dihadapan Allah adalah sah dan
harus..dihadapan manusia rendah hati. Rendah diri dihadapan manusia itu penyakit hati.
dari perbuatan ta’at yang membangkitkan rasa sombong, ujub dan besar diri”
“perasaan rendah diri seorang yang telah berbuat maksiat dan dosa itu lebih baik, dari
Tentu saja uraian ini bukan menganggap remeh dosa, tetapi apalah artinya kita ta’at yang
membuat kita melakukan dosa besar, yaitu sombong.. kita sholat, kita bisa ngaji tetapi sholat dan
ngajinya membuat ujub, berarti sholat dan ngajinya kurang betul, karena sholat yang baik adalah
Kalau dengan amal kita menjadi sombong berarti amalnya seperti amal akhirat, tetapi tujuannya
Ada yang berbuat dosa tetapi dengan dosanya itu dia benar-benar terpuruk takut sekali, dia tobat
dilakukannya. Inilah orang yang tergelincir, kemudian menyikapi tergelincirnya itu dengan takut,
rendah merasa nista dihadapan Allah, dan ini akan membuat ampunan Allah bisa jadi mengangkat
derajat dia, itulah sebabnya jngan meremehkan orang-orang yang berdosa kemudian tobat.
Karena siapa tahu tobat dia membuat dia lebih tinggi derajatnya dari pada kita yang merasa
hebat dengan banyak mal shaleh…Mungkin kita tidak pernah tinggal serumah, tidak pernah
tinggal setiap saat.. kita tidak pernah tahu amalnya, mungkin dalam pandangan kita dia banyak
kekurangannya, tapi mungkin kita tidak tahu shsdekahnya mungkin berapa banyak, tobatnya
Berhentilah melihat orang lain hanya karena kita merasa lebih mempunyai kedudukan, kaya,
pangkat duniawi atau karena ilmunya.. karena merendahkan orang lain tidak akan menolong
perubahan apapun, bahkan menjerumuskan kita dalam kesombongan.. justru sikapi kekurangan
orang lain sebagai ladang amal bagi kita, ladang untuk memaafkan, ladang amal untuk kita bantu
orang bisa mengetahui kekurangannya, ladang amal untuk kita bantu dia memperbaiki
kekurangannya.. paling tidak do’a yang kita panjatkan.. kekurangan orang lain bukan untuk kita
menjadi sombong melainkan ladang amal untuk kita.. inilah yang diharapkan yang insya Allah
akan mulia dengan kelebihannya, yaitu ketika dia menjadi rendah hati dihadapan manusia dan
Penyakit sombong adalah paling minimal.. denagn ciri mendustakan kebenaran dan menganggap
rendah orang lain. Jadi sombong itu bisa kena ke orang miskin bisa kena juga ke orang kaya, bisa
kena keorang berpangkat, bisa juga kena ke orang yang tidak berpangkat. Orang sombong ciri
khasnya adalah tidak suka terhadap kebenaran, tidak suka mendengar nasehat, tidak suka
mendengar ilmu tentang agama. Semakin tinggi ketakaburannya maka ia semakin mendustakan
Memang tingkatan kesombongan beragam, ada yang dia ibadah tapi, tidak mau dengar nasehat..
yang namnya agama dianggapnya hanya sepele saja, tidak ada saja.. mendengar “Allah” saja
tidak suka, paling top “yang di atas” saja, padahal yang diataskan banyak, bisa genteng. Dia tidak
senang dengan acara-acara yang akan menambah ilmu agamnya, lebih mengutamakan acara
keduniawiannya, dia merasa bahwa dirinyalah yang benar, dia berdebat/ berargumen
berdasarkan nafsunya saja dan bergaulnya tidak ingin dengan orang-orang yang dekat dengan
agama .. dia tidak begitu suka, dari segi penampilan mungkin tidak terlihat arogan, tidak semua
orang yang takabur itu terlihat ptangteng-petengteng, tetapi sikap meremehkan agama ini
merupakan dari ketakaburan, termasuk meremehkan Nabi Muhammad, ini khusus untuk orang
islam kalau orang non islam tidak termasuk dalam obrolan ini..
Nabi Muhammad tidak termasuk idolanya, “ah kan Nabi hidup di zaman dulu, ah Nabikan.. Ah
Nabi itu juga kan..” ya begitu saja ucapanynya seakan-akan nabi itu bukan teladan saat ini. Orang
yang sombong tidak mau merujuk Nabi kita, padahal Rasul adalah uswatun hasanah, dan juga
orang sombong tidak mau dikoreksi tidak mau dikritik, kalau bicara mau menang sendiri..
Bisa dia sholat?? Dia solat, dia shaum, dia zakat, dia haji, dia umroh.. itu sudah baik, tetapi jika
sombongnya kian parah tidak mau kalah, cenderung ingin menang sendiri dsb. Selain menolak di
menyerang orang yang dikeritiknya, menganggap remeh saran orang lain. Kalau ngobrol
hobbinya memotong obrolan orang lain, selalu menunjukan dialah yang paling benar, dialah yang
“Tidak akan masuk surga barang siapa yang dalam hatinya terdapat kesombongan, ketakaburan
By : Aa Gym
Introvert personality adalah suatu karakter pribadi yang bersifat individu dan biasanya lebih
pendiam dan tertutup, sedikit bicara dan lebih suka menjadi pendengar yang baik dalam suatu
kelompok atau lebih suka menyendiri di rumah daripada harus berkumpul dengan orang lain,
atau berjam-jam duduk di depan komputer. Tapi tidak semua introvert bersikap seperti itu,
tidak sedikit orang introvert yang suka berkelompok dan membicarakan sesuatu dengan
temannya walaupun kebanyakan hanya suka membicarakan atau melakukan hal-hal yang
dianggapnya bermanfaat atas berbagai alasan.
Atau sederhananya adalah perasaan yang menggagap dirinya merasa lebih rendah dari orang
lain sehingga cenderung mengalah dan lambat dalam merespon atau mengambil tanggung
jawab.
Adapun cara untuk mengatasi (mengurangi) sifat introvert antara lain adalah dengan
mengingkatkan rasa percaya diri serta melakukan komunikasi yang efektif.
Kadang, diperlukan beberapa hari, minggu, bahkan berbulan-bulan untuk meningkatkan rasa
percaya diri. Namun, jika kita konsisten menerapkan caranya, akhirnya Anda akan
menemukan diri Anda yang baru, yang lebih kuat, dan yang lebih percaya diri!
Daripada mengurung diri, enggan bertemu orang, atau bermain komputer tanpa henti,
Saatnya memulai cara-cara untuk dapat meningkatkan rasa percaya diri kita. Yakni dengan
menggunakan rumus PT = PP X A = SC
PT = Positive Thinking
PP = Potential Power
A = Action
SC = Self Confidence
Selalu berpikir positif terhadap diri kita dan lingkungan sekitar. Yakinlah bahwa diri Anda
penting dan berguna. Percayakah Anda bahwa Anda dilahirkan sebagai sang juara? Perlu
bukti? Anda lahir setelah diri Anda terpilih satu-satunya dari ribuan sel sperma yang terbuahi
dan menjadi bentuk menjadi manusia. Namun kita pastilah tidak menganggap hal itu. Lalu
ternyata Anda pun bisa berinternet ria sementara diluar sana pastilah masih banyak orang
yang bertanya-tanya apa sih itu internet? Dan sebagainya
Maksimalkan Potensi Anda. Lihatkah potensi yang Anda miliki dan yang belum Anda gali
secara maksimal. Bila perlu catatlah potensi-potensi yang belum Anda garap dan buatlah
catatan perkembangannya sehingga teroptimalkan.
Lakukan semuanya dalam dunia nyata (action). Beraksi secara simultan dan terus menerus
untuk selalu memperbaharui kualitas diri. Lihatlah teman-teman Anda, pastilah Anda
mempunyai kelebihan darinya oleh karenanya tidak ada alasan lagi bagi Anda untuk takut
dan merasa minder dengan yang dimiliki.
Untuk menunjang hal tersebut salah satunya diperlukan komunikasi yang baik, atau biasa
disebut komunikasi yang efektif.
Komunikasi efektif adalah tersampaikannya gagasan, pesan dan perasaan dengan cara yang
baik dalam kontak sosial yang baik pula.
Bangunlah komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, sehingga
kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang menghasilakan efektifitas
hasilbaik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.
Tanamkan sifat empati. Yakni kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih
dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Lalu buatlah dan sampaikan pesan
atau berkomunikasi dengan mudah dimengerti o9leh orang lain.
Perhatikan apa yang disampaikan oleh orang lain serta simaklah secara seksama apa yang
dikatakan lawan bicara kita tersebut.
Jangan lupa untuk selalu rendah hati dan menghargai pendapat serta pernyataan yang
disampaikan oleh teman atau lawan bicara kita.
Yakinlah bahwa Anda orang yang sukses dan berhasil untuk meningkatkan kualitas hidup
Anda. Dengan syarat ketekunan menyertai setiap langkah dan upaya yang akan Anda raih.
Karena keberhasilan itu 99% ditentukan oleh ketekunan
Motif bunuh diri
Pada dasarnya, segala sesuatu itu memiliki hubungan sebab akibat (ini adalah
sistematika). Dalam hubungan sebab akibat ini akan menghasilkan suatu alasan atau sebab
tindakan yang disebut motif.
Motif bunuh diri ada banyak macamnya. Disini penyusun menggolongkan dalam
kategori sebab, misalkan :
1. Dilanda keputusasaan dan depresi
2. Cobaan hidup dan tekanan lingkungan.
3. Gangguan kejiwaan / tidak waras (gila).
4. Himpitan Ekonomi atau Kemiskinan (Harta / Iman / Ilmu)
5. Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan.
Dalam ilmu sosiologi, ada tiga penyebab bunuh diri dalam masyarakat, yaitu :
1. egoistic suicide (bunuh diri karena urusan pribadi),
2. altruistic suicide (bunuh diri untuk memperjuangkan orang lain), dan
3. anomic suicide (bunuh diri karena masyarakat dalam kondisi kebingungan).