You are on page 1of 34

Kuliah #3:

Lebih Jauh tentang Absorpsi Gas


dan
Pembahasan CONTOH: Soal #2

¨¨,¨¨ /120 §§+§§

Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.


DTK-FTUI, 27 Oktober 2015
Beberapa Model Kolom Absorpsi
A. Kolom Talam (Tray-type Plate
Columns) Konfigurasi Kolom Talam:
– Pengontakan Gas (Absorbat)
LIQUID FLOW
dan Cairan (Absorben) secara
COUNTERCURRENT
– Pengontakan terjadi dalam PERFORATED
TRAY
cairan (absorben) di atas
OVERFLOW WEIR
talam
• Cairan mengalir “sejajar”
atau PARALEL dengan
talam
• Gas mengalir tegak-lurus
terhadap talam
Rancangan Talam (Tray)
A. Talam Berlubang (Sieve Tray, Perforated Tray)
Perancangan Talam
B. Talam Katup (Valve Tray)
Perancangan Talam

C. Talam “Bubble Cap” (Bubble Cap Tray)


B. Kolom Isian (Packed Columns)

• Aliran COUNTERCURRENT antara


GAS dan CAIRAN (Absorben)
• Pengontakan pada “antarmuka”
(interface) CAIRAN/GAS pada
PACKING
• CAIRAN mengalir pada permukaan
PACKING dengan pola umum
menuruni kolom
• GAS mengalir mengalir di “celah-celah”
(ruang kosong) dalam UNGGUN ISIAN
(packing) dengan pola aliran menaiki
kolom
• Jenis PACKING:
– Acak (random)
– Terstruktur (structured)
UNGGUN Packing
• Dipasang dalam formasi
LIQUID IN
“penampang unggun”
• Zona (Pelat) Distribusi DISTRIBUTION
PLATE GAS OUT
berada di antara 2
penampang unggun PACKED
SECTION
• Aliran “relatif” menentukan
HIDRODINAMIKA Kolom
• Kasus Pembatas:
– Genangan (FLOODING)
– Desisan (WEEPING)
Beberapa Rancangan RANDOM PACKING

• BENTUK:
– RINGS
– SADDLES
– Lainnya
• MATERIAL:
– LOGAM
– KERAMIK
– PLASTIK
SPESIFIKASI UNGGUN Random PACKING

• DIAMETER
NOMINAL
• FRAKSI KOSONG
Raschig Ring
(void fraction)
• BERAT RUAH
(bulk weight )
Tabel Karakteristik Random PACKING (#1)
Tabel Karakteristik Random PACKING (#2)
PACKING TERSTRUKTUR

• PACKING dalam “Blok UNGGUN” dan mengisi “penuh”


diameter kolom
PERANCANGAN KOLOM TALAM
• Penggunaan Diagram McCABE – THIELE: GARIS OPERASI
(Operating Line ) dan GARIS KESETIMBANGAN (Equilibrium Line)

Garis Operasi dan Kesetimbangan untuk Operasi Absorpsi dan Desorpsi


Sistem Absorpsi Larutan Encer
• Bila Garis Operasi dan Garis
Kesetimbangan memiliki “kelandaian
TETAP”, berlaku Persamaan KREMSER:

⎡⎛ y1 − mx2 ⎞ ⎤
ln ⎢⎜ ⎟ (1 − 1 A) + 1 A⎥
⎣ ⎝ y2 − mx2 ⎠ ⎦
N=
ln A
⎡⎛ x2 − y1 m ⎞ ⎤
ln ⎢⎜ ⎟ (1 − A) + A⎥
⎣ ⎝ x1 − y1 m ⎠ ⎦
N=
ln(1 A)
Sistem Non-Linier

• Bila membentuk “garis tak lurus”, maka Garis


Operasi didasarkan pada Persamaan Aliran
INERT:
⎛ x2 ⎞ ⎛ y1 ⎞ ⎛ x1 ⎞ ⎛ y2 ⎞
L' ⎜ ⎟ + V '⎜ ⎟ = L' ⎜ ⎟ + V '⎜ ⎟
⎝ 1 − x2 ⎠ ⎝ 1 − y1 ⎠ ⎝ 1 − x1 ⎠ ⎝ 1 − y2 ⎠

• Secara normal, berdekatan dengan Kondisi pada


EKSTREMITAS (Terminal Conditions)
• Bentuk Solusi GRAFIS (McCABE-THIELE
DIAGRAM) menggunakan Kedua Persamaan
Garis
Jumlah Tahap Kesetimbangan
(Number of Equilibrium Stages )

• DIDASARKAN pada
TAHAP “integer”
antara Garis Operasi
dan Garis
Kesetimbangan:
– ABSORPSI, Garis
Operasi terletak di
ATAS Garis
Kesetimbangan
– STRIPPING, Garis
Operasi terletak di
Garis Operasi untuk Laju-alir Cairan Minimum dan Aktual
BAWAH Garis
Kesetimbangan
KASUS PEMBATAS

5 ( L V )min
Ö Garis Operasi dengan “Terminasi Tahapan” pada Garis Kesetimbangan
Ö Merupakan Jumlah Tahap “Tak Berhingga”
Ö ( L V ) dapat terjadi pada perpotongan pertama garis lurus dari titik akhir
min
terhadap Garis Kesetimbangan

5 ( L V )desain = ( L V )min × faktor


Ö Perancangan “Titik Terminal” didasarkan pada NERACA MASSA
Ö Merupakan Jumlah Tahap “Berhingga”
Ö Jika “Lebih Kecil dari TAHAP KESETIMBANGAN”, dapat menggunakan
EFISIENSI MURPHREE
y n − y n +1
ηM =
y *n − y n +1
Jatuh Tekanan pada PACKING

• EFISIENSI PENGONTAKAN dalam ABSORBER:


– Luas PERMUKAAN/Satuan VOLUME
– HIDRODINAMIKA Kolom

• Luas PERMUKAAN:
– TABEL/Referensi tentang “RANGE OF PACKING”
– TABEL 14.7b dalam PERRY’S

• Kondisi-kondisi BATAS/Limit:
– FLUKS rendah → CHANNELING OR WEEPING
– FLUKS tinggi → FLOODING
Korelasi Jatuh Tekanan

• DATA Empiris:
– PERRY’S FIG. 14-48
THRU 14-59
– FIG. 10-6-5 &10.6-6

• BASIS: aliran kering


• Limit FLOODING
– FP TABLE ??

⎛ in.w.c. ⎞
ΔPflood ⎜ ⎟ = 0.115 FP
0.7
(10.6 − 1)
⎝ ft Packing ⎠
PERANCANGAN FLUKS

• DIAMETER KOLOM didasarkan pada PERHITUNGAN


FLUKS:
– Secara normal, ditentukan oleh Laju Alir Gas/Uap (VAPOR FLUX)

• Rentang Nilai Perancangan yang direkomendasikan: 65%


sampai dengan 80% dari batas “FLOODING”
• Data EKSPERIMENTAL:
– METODA TERBAIK
– Ada “EDGE EFFECTS” untuk Uji Kolom Kecil

• Anti KABUT (MIST ELIMINATOR):


– Termasuk dalam PERANCANGAN
– Memperhitungkan “Tetesan Terikutkan” (ENTRAINED DROPLETS)
yang terbentuk (masih ada) di atas PACKING
Skematisasi Operasi Absorpsi

V, y1

L, x0

V, y N +1 L, x N
CONTOH: Soal #2

Dari data yang telah dihitung dan ditabelkan pada contoh soal #1 di atas,
hitunglah laju cairan minimum ( Lmin ) berupa air murni yang diperlukan
untuk mengabsorpsi 90 %-v gas SO2 dalam aliran gas utama yang
memiliki laju alir ( QG ,i ) sebesar 84,9 m3 per menit (3.000 acfm) yang
mengandung 3 %-v SO2 !

Gambarkan pula kurva garis operasi aktualnya !

Suhu operasi yang digunakan adalah 293,15 K dan tekanannya 101,3 kPa
(1 atm).
CONTOH: Soal #2
Jawaban:
Seperti jawaban sebelumnya, sistematika jawaban soal #2 ini juga diberikan dalam
beberapa tahap untuk dapat mempermudah para mahasiswa dalam mempelajari serta
memahaminya.
Tahap X: menentukan fraksi-fraksi molar dari polutan dalam fasa gas, yaitu: Y1 dan
Y2 . Sketsa ilustrasi proses dan pelabelan proses absorpsi yang dimaksud,
dapat dibuat sebagai berikut:
CONTOH: Soal #2

Y1 = 3 % − v gas SO2
= 0, 03 fraksi-molar dalam aliran gas umpan (kotor)
Y2 = pengurangan kadar SO 2 sebesar 90 % − v pada aliran gas umpan
= (10 %) ⋅ (Y1 )
= (0,1) ⋅ (0, 03)
= 0, 003 fraksi-molar dalam aliran gas keluar (bersih)
CONTOH: Soal #2
Tahap Y: menentukan fraksi molar gas SO2 dalam cairan (pelarut air) yang keluar meninggalkan
absorber untuk memenuhi efisiensi absorpsi yang diinginkan. Pada laju cairan absorben
yang minimum, fraksi-molar gas polutan yang memasuki absorber ( = Y1 ) berada dalam
kesetimbangan dengan fraksi-molar cairan yang meninggalkan absorber ( = X1 ). Dalam
hal ini, cairan absorben akan menjadi terjenuhkan oleh adanya SO2 yang terlarut. Dalam
kondisi kesetimbangan tersebut, berlaku:

Y1 = H ′ ⋅ X1
Dan, konstanta HENRY ( = H ′ ) yang didapat dari soal sebelumnya adalah:
fraksi-molar SO2 di udara (fasa gas)
H ′ = 42, 7
fraksi-molar SO2 di dalam air
sehingga
Y1
X1 =
H′
0, 03
=
42, 7
= 0, 000703
CONTOH: Soal #2

Lm
Tahap Z: menghitung rasio massa (molar) cairan-terhadap-gas ( = )
Gm
menggunakan persamaan:
Lm
Y1 − Y2 = ⋅ ( X1 − X 2 )
Gm
sehingga
⎛ Lm ⎞
=
( Y1 − Y2 )
⎜ ⎟
⎝ Gm ⎠min ( X1 − X 2 )
=
( 0, 03 −0, 003)
( 0, 000703 − 0, 0 )
g-mol air
= 38, 4
g-mol udara
CONTOH: Soal #2

Tahap [: konversikan terlebih dahulu, laju alir volum gas (bersih)


yang keluar dari absorber menjadi laju alir molar ( = Gm,o ),
yaitu dari satuan ⎡⎣ m3 menit ⎤⎦ menjadi [ mol menit ] .

Diketahui dari Hukum Avogadro untuk gas ideal: pada 0 °C


dan tekanan 101,3 kPa (= 1 atm), terdapat 0,0224 m3 g-mol
gas.
Terlebih dahulu, konversikan volume-molar gas dari 0°C ke
keadaan 20°C (dari 273,15 ke 293,15 K), menggunakan
persamaan gas ideal:

P1 ⋅ V1 P2 ⋅ V2
=
T1 T2
CONTOH: Soal #2
dalam hal ini, untuk tekanan sistem yang sama (pada 1 atm), diperoleh:

P1 ⋅ V1 P2 ⋅ V2 ⎛ P1 ⋅V1 ⎞ ⎛ T2 ⎞
= ⇒ V2 = ⎜ ⎟⋅⎜ ⎟
T1 T2 ⎝ T1 ⎠ ⎝ P2 ⎠
yang berarti
⎛ 11 ⋅ 0, 0224 ⎞ ⎛ 293,15 ⎞ 3
(V )20 °C = ⎜ ⎟ ⋅⎜ ⎟ m g-mol gas
⎝ 273,15 ⎠ ⎝ 1 ⎠
= 0, 0240 m3 g-mol gas
sehingga
⎛ 1 g-mol gas ⎞
( Gm )20 °C = QG ,i ⋅ ⎜ 3 ⎟
⎝ 0, 0240 m ⎠
3 ⎛ 1 g-mol gas ⎞
= 84,9 m menit ⋅ ⎜ 3 ⎟
⎝ 0, 0240 m ⎠
= 3538 g-mol gas (udara) menit
= 3,538 kg-mol gas (udara) menit
CONTOH: Soal #2
Tahap \: menghitung laju alir minimum cairan ( = Lm,min ). Dalam hal ini, rasio minimum
cairan-terhadap-gas (udara) telah dihitung pada Tahap-Z, yang harganya:
⎛ Lm ⎞ g-mol air
⎜ ⎟ = 38, 4
⎝ Gm ⎠min g-mol udara

yang berarti:
( Lm )min = 38, 4 ⋅ ( Gm )20 °C

sedangkan, dari langkah atau Tahap-[ diperoleh


( Gm )20 °C = 3,538 kg-mol gas (udara) menit

sehingga didapat:
kg-mol air
( Lm )min = 38, 4 ⋅ ( 3,538 )
menit
kg-mol air
= 135,86
menit

untuk satuan massa air, didapatkan:


kg air
( Lm )min = 2445,5
menit
CONTOH: Soal #2
Tahap ]: sketsa kurva garis operasi dan juga garis kesetimbangannya adalah sbb:
Kelandaian (slope) garis operasi minimum adalah = 38,4; dengan koordinat [0;
0,003] di puncak menara dan [0,00073;0,03] di dasar.
Garis operasi aktual dibuat dengan asumsi: kelandaiannya lebih besar 1,3 x
kelandaian garis operasi minimum, yaitu 1,3 x 38,4 ≈ 50; dengan koordinat [0;
0,003] di puncak menara dan [0,00054;0,03] di dasar Æ diperoleh jumlah tahap 6.
CONTOH: Soal #2
Sampai Hari RABU

You might also like