You are on page 1of 10

PENGAUDITAN 1

AUDIT LAPORAN KEUANGAN HISTORIS DAN


LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Oleh:
Kelompok 3
Mulya Tantra Gunadi (1607532096)
Ida Bagus Sugita Adi (1607532102)
I Kadek Yogi Anggara (1607532105)

PROGRAM NONREGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
LATAR BELAKANG PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN

Hubungan Antara Akuntansi Dan Auditing


Akuntansi
Berlandaskan Standar Kerangka Pelaporan Keuangan, Tanggungjawab Manajemen
 Menganalisis bukti dan transaksi
 Mengukur dan mencatat data transaksi
 Mengelompokkan dan mengikhtisarkan data
 Menyusun laporan keuangan sesuai kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku
 menditribusikan laporan keuangan dan laporan auditor kepada para pemegang
saham dalam laporan tahunan perusahaan.
Auditing
Berlandaskan Standar Auditing, Tanggungjawab auditor
 Memdapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan keuangan
 Memeriksa laporan keuangantelah disusun sesuai kerangka yang berlaku
 Menyatakan pendapat dalam laporan audit
 menyerahkan laporan audit kepada klien

Asumsi yang Mendasari Pengauditan: Data Laporan Keuangan Bisa Diverifikasi


Data yang dikatakan bisa diverifikasi apabila dua orang atau lebih yang memiliki
kualifikasi tertentu, masing-masing melakukan pemeriksaan independent atas data tertentu.
Dalam beberapa disiplin, data dikatakan bisa diperiksa apabila pemeriksa bisa membuktikan
tanpa keraguan bahwa data benar atau salah. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor
mengumpulkan bukti untuk menentukan validitas dan ketepatan perlakuan akuntansi atass
transaksi-transaksi dan saldo-saldo.
Dalam pengauditan laporan, auditor harus yakin bahwa asersi-asersi individual bisa
diverivikasi (atau bisa diperiksa) dan dimungkinkan untuk mencapai suatu kesimpulan
tentang kewajaran laporan sebagai keseluruhan dengan memeriksa akun-akun yang
membentuk laporan.
Kondisi-Kondisi yang Menyebabkan Timbulnya Kebutuhan Akan Pengauditan
• Informasi dibuat oleh pihak lain
• Bias dan motivasi pembuat informasi
• Volume data
• Kerumitan transaksi
• Cara mengurangi resiko informasi
1. pemakai laporan melakukan sendiri verifikasi atas informasi
2. pemakai membebankan risiko informasi pada manajemen
3. disediakan laporan keuanga auditan
Manfaat Ekonomis Suatu Audit
Honorarium audit ditetapkan berdasarkahn kesepakatan antara auditor dengan kliennya.
• Memudahkan akses ke pasar modal
• Biaya modal menjadi lebih rendah
• Pencegah terjadinya kekeliruan dan kecurangan
• Perbaikan dalam pengendalian dan operational
Keterbatasan Audit
Keterbatasan audit yang timbul karena proses audit itu sendiri, bisa terjadi karena
berbagai hal. Idealnya auditor harus bisa memperoleh bukti tangan pertama untuk mendukung
setiap asersi yang melekat dalam laporan keuangan laporan keuangan tetapihal seperti
itubkadang-kadang tidak praktis atau tidak mungkin. Bahkan apabila tujun itu bisa dicapai,
biaya untuk memperolehnya mungkin bisa mahal sekali sehingga memberatkan penyusun
maupun pengguna laporan keuangan.
Pihak-Pihak Yang Berinteraksi Dengan Auditor
1. Manajemen
Manajemen adalah individua tau kelompok individu dengan tanggung jawab eksekutif
untuk melaksanakan operasi entitas.
2. Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
Auditor diwajibakan berkomunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab tata kelola
dalam audit atas laporan keuangan.
3. Auditor internal
4. Pemegang saham

Standar Audit
Standar audit adalah pedoman umum untuk membantu para auditor dalam
memenuhitanggungjawab professional mereka dalam pengauditan laporan keuangan historis.
Standar tersebut mencakup pertimbangan kualitas professional antara lain persyaratan
kompetensi dan independensi, pelaporan, dan bukti.
Laporan auditor

Laporan auditor adalah tahap akhir dari keseluruhan proses audit.

Bagian-Bagian Dari Laporan Auditor

1. Judul laporan
Suatu judul mengindikasikan bahwa laporan tersebut merupakan laporan auditor
independen.
2. Pihak yang dituju
Laporan auditor harus ditujukan kepada pihak sebagaimana yang diharuskan menurut
ketentuan perikatan. Laporan auditor pada umumnya ditujukan kepada pihak-pihak yang
untuk mana laporan tersebut disusun, seringkali kepada pemegang saham atau pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola yang laporan keuangannya diaudit
3. Paragraph pendahuluan
Paragraph pendahuluan dalam laporan auditor harus:
a) Mengidentifiksi entitas yang laporan keuangannya diaudit
b) Menyatakan bahwa laporan keuangan telah diaudit
c) Mengidentifikasi judul setiap laporan keuangan yang menjadi bagian dari laporan
keuangan
d) Merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan
lainnya
e) Menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan yang menjadi
bagian dari laporan keuangan
4. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
Bagian dari laporan auditor ini menjelaskan tanggung jawab pihak-pihak dalam organisasi
yang bertanggungjawab atas penyusunan laporan keuangan
5. Tanggung jawab auditor
Laporan auditor menyatakan bahwa tanggungjawab auditor adalah untuk menyatakan
suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan audit untuk mengontraskannya dengan
tanggung jawab manajemen atas penyusunan laporan keuangan
6. Opini auditor
Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasi atas laporan keuangan yang disusun
berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, laporan auditor harus, kecuali jika
diharuskan lain oleh peraturan perundang-undangan
7. Tanggung jawab pelaporan lainnya
8. Tanda tangan auditor
Tanda tangan auditor dilakukan dalam nama kantor akuntan public (KAP) dan nama
rekan. Laporan audit juga menandatangani laporan auditor
9. Tanggal laporan audit
Tanggal laporan auditor menginformasikan kepada pengguna laporan auditor bahwa
auditor telah mempertimbangkan pengaruh peristiwa dan transaksi yang disadari oleh
auditor dan yang terjadi sampai dengan tanggal tersebut

Kondisi-kondisi untuk perumusan opini wajar tanpa pengecualian


Untuk merumuskan opini tersebut, auditor harus menyimpulkan apakah auditor telah
memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas
dari kesalahan penyejian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

Modifikasi Terhadap Opini Auditor


Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor ketika:
a. Auditor menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan
keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material, atau
b. Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan
bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material.

Sifat kesalahan penyajian material


Suatu kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan dapat timbul dalam kaitannya
dengan:

• Ketepatan kebijakan akuntansi yang dipilih


• Penerapan kebijakann akuntansi yang dipilih
• Ketepatan atau kecukupan pengungkaapann dalam laporan keuangan

Penetuan Tipe Modifikasi Terhadap Opini Auditor


Auditor Opini Wajar dengan Pengecualian
Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika:
a. Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa
kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi, adalah material,
tetapi tidak pervasif, terhadap laporan keuangan; atau
b. Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini,
tetapi auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang
tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material, tetapi tidak
pervasif.

Opini Tidak Wajar


Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor, setelah memperolehbukti
audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baiksecara individual
maupun secara agregasi, adalah material dan pervasif terhadaplaporan keuangan.

Opini Tidak Menyatakan Pendapat


1. Auditor harus tidak menyatakan pendapat ketika auditor tidak dapat memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, dan auditor menyimpulkan bahwa
kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan
keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif.
2. Auditor harus tidak menyatakan pendapat ketika, dalam kondisi yang sangat jarang yang
melibatkan banyak ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa, meskipun telah
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang setiap ketidakpastian tersebut,
auditor tidak dapat merumuskan suatu opini atas laporan keuangan karena interaksi yang
potensial dari ketidakpastian tersebut dan kemungkinan dampak kumulatif dari
ketidakpastian tersebut terhadap laporan keuangan.
Konsekuensi dari Ketidakmampuan untuk Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan
Tepat yang Disebabkan oleh Pembatasan yang Dilakukan oleh Manajemen setelah
Auditor Menerima Perikatan.

Pertimbangan Lain yang Berkaitan dengan Opini Tidak Wajar atau Opini Tidak
Menyatakan Pendapa
Ketika menurut auditor suatu opini tidak wajar atau opini tidak menyatakan pendapat
perlu dinyatakanatas laporan keuangan secara keseluruhan, laporan auditor juga tidak
diperkenankan untuk mencantumkan opini tanpa modifikasian, berdasarkan kerangka
pelaporan keuangan yang sama, atas suatu laporan keuangan tunggalatau satu atau lebih
unsur, akun, atau pos tertentu laporan keuangan.

Bentuk dan Isi Laporan Auditor Ketika Opini


Basis untuk Paragraf Modifikasi
1. Ketika auditor memodifikasi opini atas laporan keuangan, auditor harus, sebagai
tambahan terhadap unsur tertentu yang diharuskan oleh SA 700, mencantumkan suatu
paragraf dalam laporan auditor yang menyediakan suatu penjelasan tentang hal-hal yang
menyebabkan modifikasi tersebut. Auditor harus menempatkan paragraf tersebut persis
sebelum paragraf opini dalam laporan auditor dan menggunakan subjudul “Basis untuk
Opini Wajar dengan Pengecualian”, “Basis untuk Opini Tidak Wajar”, atau “Basis untuk
Opini Tidak Menyatakan Pendapat”, sesuai dengan kondisinya.
2. Jika terdapat suatu kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang berkaitan
dengan angka tertentu dalam laporan keuangan (termasuk pengungkapan kuantitatif),
maka auditor harus mencantumkan suatu penjelasan dan kuantifikasi tentang dampak
keuangan yang diakibatkan oleh kesalahan penyajian tersebut dalam paragraf basis untuk
modifikasi, kecuali tidak praktis. Jika tidak praktis untuk menguantifikasi dampak
keuangan tersebut, maka auditor harus menyatakan hal tersebut dalam paragraf
basis untuk modifikasi.

3. Jika terdapat suatu kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan


yang berkaitan dengan pengungkapan kualitatif (naratif), maka auditor harus
mencantumkan suatu penjelasan tentang bagaimana terjadinya kesalahan
penyajian dalam pengungkapan tersebut dalam paragraf basis untuk
modifikasi.
4. Jika terdapat suatu kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan
yang berkaitan dengan tidak diungkapkannya informasi yang seharusnya
diungkapkan, maka auditor harus:
(a) Mendiskusikan informasi yang tidak diungkapkan tersebut dengan pihak
yangbertanggung jawab atas tata kelola;
(b) Menjelaskan dalam paragraf basis untuk modifikasi tentang sifat
informasiyang dihilangkan; dan
(c) Kecuali dilarang oleh peraturan perundang-undangan, mencantumkan
pengungkapan yang dihilangkan, apabila dianggap praktis dan auditor
telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang informasi
yang dihilangkan tersebut.
5. Jika modifikasi dihasilkan dari ketidakmampuan untuk memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat, maka auditor harus mencantumkan alasan
ketidakmampuan tersebut dalam paragraf basis untuk modifikasi.

Paragraf Opini
 Ketika auditor memodifikasi opini audit, auditor harus menggunakan subjudul
“Opini Wajar dengan Pengecualian”, “Opini Tidak Wajar”, atau “Opini Tidak
Menyatakan Pendapat”, sesuai dengan kondisinya, untuk paragraf Opini.
 Ketika auditor menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian karena
terdapat kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, auditor harus
menyatakan dalam paragraf opini bahwa, menurut opini auditor, kecuali untuk
dampak hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Wajar
dengan Pengecualian:
a) Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika
melaporkan berdasarkan kerangka penyajian wajar; atau
b) Laporan keuangan telah disusun, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan
berdasarkan kerangka kepatuhan.

 Ketika auditor menyatakan suatu opini tidak wajar, auditor harus menyatakan
dalam paragraf Opini bahwa, menurut opini auditor, karena signifikansi hal-
hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Tidak Wajar:

(a) Laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan berdasarkan kerangka
penyajian wajar; atau
(b) Laporan keuangan tidak disusun, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, ketika melaporkan
berdasarkan kerangka kepatuhan.
 Ketika auditor tidak menyatakan pendapat karena ketidak mampuannya untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor harus menyatakan
dalam paragraf Opini bahwa:
a. Karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk
Opini Tidak Menyatakan Pendapat, auditor tidak dapat memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini
audit, dan oleh karena itu;
b. Auditor tidak menyatakan opini atas laporan keuangan.

Penjelasan Tanggung Jawab Auditor ketika Auditor Menyatakan suatu Opini


Wajar dengan Pengecualian atau Opini Tidak Wajar
Ketika auditor menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau opini
tidakwajar, auditor harus mengubah penjelasan dalam paragraf tanggung jawab
Auditor yang menyatakan bahwa audito percaya bahwa bukti audit yang telah
diperoleh auditor adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi
opini modifikasian.
Penjelasan tentang Tanggung Jawab Auditor Ketika Auditor Menyatakan
suatu Opini Tidak Menyatakan Pendapat

Ketika auditor menyatakan suatu opini tidak menyatakan pendapat karena


ketidakmampuan auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,
auditor harus mengubah paragraf pendahuluan dalam laporan auditor untuk
menyatakan bahwa auditor ditugaskan untuk mengaudit laporan keuangan.
Auditorjuga harus mengubah penjelasan tentang tanggungjawab auditor dan
ruang lingkup audit dalam paragraph tanggung jawab auditor.

Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola


Ketika auditor berharap untuk memodifikasi opininya dalam laporan auditor,
auditor harus berkomunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola tentang kondisi yang menuntun pada modifikasi tersebut dan usulan
susunan kata-kata atas modifikasi tersebut.

You might also like