Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Spray Drying dan Spray Pyrolysis adalah metoda yang sangat umum
digunakan dibanyak industri. Metoda ini diinisiasi oleh atomizer/penyemprotan
larutan dalam bentuk droplet kedalam pemanas, dan akan menghasilkan partikel
padatan. Metoda ini sangat efisien dikarenakan oleh adanya area yang luas dalam
pemanasanan droplet dan perpindahan massa sebagai akibat dari atomizing
larutan menjadi droplet yang sangat kecil dengan ukuran 10-100 mikrometer.
Karena simpel dan proses produksi yang cepat, Spray Drying dan Spray Pyrolysis
sangat potensial dalam perancangan bentuk dan sifat partikel nanostruktur.
Sehingga banyak partikel nanostruktur yang dapat dipabrikasi dengan
mengunakan metoda Spray Drying dan Spray Pyrolysis seperti pada
semikonduktor, nanokristalin, carbon nanotube, carbon nanorod, bahkan dapat
pula untuk pabrikasi bahan organik dan obat-obatan dalam bentuk nanokapsul.
Dalam metoda Spray Drying dan Spray Pyrolysis didisain agar fungsi dan
arsitektur partikel yang didapatkan terbentuk berskala nanometer, tetapi dengan
material dalam skala mikrometer. Sifat fisis ini sangat penting dikarenakan
material dengan ukuran mikrometer mudah ditangani/diaplikasikan daripada
partikel dengan ukuran nanometer. Dalam proses eksperimen, temperatur dari
spray tidak akan lebih tinggi dibandingkan temperatur pemanas dan waktu
penyemprotan sangat cepat sehingga tidak akan merubah sifat dari nanopartikel.
Metoda spray atau lebih khusus lagi pada metoda Spray Drying dan Spray
Pyrolysis memiliki beberapa keuntungan dalam pembuatan partikel nanostruktur,
seperti : (a) ukuran partikel nanostrukur dapat dikontrol dengan mudah melalui
pengotrolan konsentrasi larutan. Dan secara umum ukuran droplet tidak
dipengaruhi oleh konsentrasi larutan yang digunakan selama konsentrasi tersebut
tidak mengubah secara signifkan tegangan permukaan maupun viskositas larutan.
4
Makin kecil konsentrasi larutan maka semakin sedikit jumlah partikel terlarut
dalam droplet yang menyebakan makin kecil ukuran partikel nanostruktur yang
dihasilkan; (b) partikel yang dihasilkan berbentuk sangat bulat, karena bentuk ini
memiliki energi yang paling kecil. Dengan asumsi pelarut menguap secara
homogen disemua permukaan droplet; (c) dengan konsentrasi larutan yang sangat
rendah maka ukuran partikel yang akan terbentuk akan berukuran nanometer pada
partikel hasil akhir dari metoda Spray Pyrolysis.
Metoda Spray Drying dan Spray Pyrolysis adalah terknologi terbaik untuk
menghasilkan partikel serbuk. Untuk mereduksi ukuran partikel menjadi ukuran
partikel berskala nanometer, ada 2 dasar tahapan yang diperlukan :
5
a) Reduksi ukuran awal spray – hal ini dapat dilakukan dengan menghasilkan
ukuran droplet yang lebih kecil, dan ultrasonik nebulizer menghasilkan
droplet dengan ukuran 4,5 µm (Lenggoro, 2000).
b) Larutan konsentrasi rendah – ketika droplet berisi bahan terlarut akan
membentuk padatan setelah dipanaskan. Untuk mendapatkan partikel
berukuran 100 nm dibutuhkan droplet dengan ukuran 5 µm dengan pelarut
air dan konsentrasi harus dibawah 0.000008% (Iskandar, 2003).
Konsep dasar metoda Spray Drying dan Spray Pyrolysis adalah memanaskan
sebuah droplet sehingga pelarut akan menguap sehingga partikel nanostruktur
dapat terbentuk. Metoda Spray Pyrolysis mampu mempabrikasi metal, metal
oxides atau non-oxides dan partikel nanokomposit bubuk karena metoda ini
mampu menghasilkan partikel dengan komposisi dan morfologi partikel yang
terkontrol, kristalinitas yang bagus, dan ukuran yang seragam pengontrolan
ukuran partikel sangat dipengaruhi oleh kemampuan ultrasonic dalam produksi
ukuran droplet.
Proses yang terjadi pada metoda Spray Drying adalah pertama larutan dirubah
diatomisasi menjadi dalam bentuk droplet dengan diameter sebesar dd, sedangkan
didalam droplet terdapat material berukuran nanometer (sol) dengan diameter dp.
Sedangkan pada metoda Spray Pyrolysis didalam droplet tidak terdapat partikel
nanostruktur tetapi terdapat zat-zat terlarut yang akan bereaksi dengan zat yang
lain. Bentuk droplet dengan diameter antara 1–100 µm dihasilkan alat
pengatomisasi seperti Ultrasonic Nebulizer. Kemudian droplet dialirkan kedalam
tabung reaktor dengan bantuan gas pembawa untuk dikeringkan sehingga air
terdispersi didalam droplet akan menguap didalam reaktor, ketika air dalam
menguap akan tersisa material dengan struktur berukuran nanometer yang
memiliki ukuran sub-mikrometer berbentuk bola bulat.
6
Gambar 1. Proses pembentukan droplet pada Spray Drying dan Spray Pyrolysis
7
atau bentuk double complex disc. Perubahan ini sangat mempengaruhi kestabilan
struktur dalam proses pengeringan (drying).
(1)
(2)
dan
(3)
8
(4)
9
Peningkatan densitas “dua-fase” droplet dapat dilakukan dengan
meningkatkan fraksi volume partikel padatan, , dengan meningkatkan densitas
akan menyebabkan kekentalan droplet dan pada akhirnya meningkatkan energi
permukaan internal didalam droplet.
(5)
dengan dan adalah jumlah dan diameter partikel didalam droplet sedangkan
adalah adalah tegangan permukaan antara padatan-cairan (solid-liquid). Jika
ditingkatkan pada nilai kritis ( ditingkatkan pada nilai kritis), droplet (dua-
fase) menjadi lebih kental dan menyebabkan menjadi lebih stabil dalam bentuk
bulatan. Karena kestabilan droplet diakibatkan oleh peningkatan energi internal.
Pengurangan tegangan permukaan, , akibat adanya surfaktan yang dimasukan
kedalam air/pelarut akan mengakibatkan ketidakstabilan droplet. Dengan
kehadiran surfaktan, nilai sehingga memungkinkan bentuk doplet “seperti
mushrum” atau “double complex disc”.
10
Gambar 4. Pengaruh kecepatan aliran terhadap bentuk droplet.
(6)
dan
(7)
11
dengan energi bebas Helmholtz, luas area permukaan droplet, energi total
sistem, temperatur/temperatur dan adalah entropi,
(8)
Analogi transfer panas dan massa ditawakan teori dasar untuk menjelaskan
proses penguapan (evaporation) droplet. Model ini mengkombinasikan teori
dinamika partikel untuk menjelaskan aliran droplet dan efek aliran udara.dalam
kasus ini droplet nergerak mengikuti aliran udara, dan mengalami pemanasan
direaktor. Untuk situasi ini Fröessling (1938) membangun persamaan empirikal
untuk konstanta transfer massa, :
12
(9)
(10)
Marshal (1954) memberikan persamaan empirik transfer massa uap panas dari
permukaan bola (droplet) dengan gaya konveksi.
(11)
Analisis ini didasarkan berdasarkan asumsi : (a) temperatur udara dan tekanan
konstan, (b) penguapan (evaporasi) tidak memberikan pengaruh terhadap
kelembaban, (c) didalam tabung rekator tidak terjadi turbulensi udara, dan (d)
13
droplet memiliki bentuk bola dan air murni (dikarenakan konsentrasi sangat
rendah). Semua asumsi diatas, kecuali c dapat diterima. Dengan ukuran droplet
(D<<1 mm) , efek turbulensi tidak dapat diabaikan, dan dijelaskan oleh Goering
(1972). Goering memodifikasi persamaan Marshall, dan mengunakan definisi
geometri dan massa dan menghasilkan persamaan perubahan diameter untuk
penguapan droplet :
(12)
Dengan Mv = berat molekul uap air pada proses difusi (Mv = 18), = perbedaan
3
tekanan uap, kPa, densitas cairan didalam droplet, 1000 kg/m untuk air.
Semua kuantitas diatas tidak berdimensi, kecuali K/D, dengan dimensi adalah
L/T. Difusivitas K, sebagai fungsi dari temperatur udara dan tekanan diperoleh
oleh List (1963) sebagai :
(13)
(14)
Dikarenakan aliran udara hanya mengandung air dan uap air, maka tekanan
total Pa (atmosfer) mengandung tekanan udara dan uap air, dan
14
(15)
Semua nilai-nilai pada persamaan diatas dapat dicari, sehingga nilai evaporasi
(penguapan) droplet dapat dihitung pada setiap tahap dt (perubahan waktu),
dengan mengetahui ukuran awal droplet, solusi persamaan () adalah
(16)
2.3 Reaktor
Secara sederhana metoda Spray Drying dan Spray Pyrolysis adalah proses
pembentukan partikel padatan dengan mengalirkan diatomisasi/larutan dalam
bentuk droplet kedalam pemanas, akibat adanya pemanasan didalam reaktor maka
larutan akan menguap dan partikel terlarut (sol) akan membentuk padatan.
a) pertama adalah sistem aliran fluida (carrier gas) sistem ini berfungsi
sebagai pendorong droplet sehingga mampu mengalir droplet kedalam
reaktor.
b) Kedua adalah sistem spray, sistem ini berfungsi sebagai penghasil
diatomisasi/ larutan dalam bentuk droplet.
c) Ketiga adalah sistem pemanas, seperti yang telah diketahui ada dua fungsi
utama dari pemanas dalam metoda spray draying ini pertama adalah
menghilangkan pelarut (surfaktan berupa air atau pelarut lainnya) sehingga
terbentuk partikel padatan yang kedua adalah jika carrier gas adalah udara
biasa pemanas berfungsi mempercepat proses oksidasi.
d) Sistem yang terakhir adalah sistem penyaring.
15
baik secara mekanik maupun secara fungsional. Salah satu parameter yang
berhubungan adalah kecepatan aliran gas atau aliran droplet dengan temperatur
pemanasan dikarenakan adanya waktu optimum pengeringan air secara sempurna
dari droplet.
(17)
(18)
Dengan pendekatan jika hasil akhir droplet berukuran sama dengan ukuran
partikel nanostrukur (~ 10-9 m) maka persamaan diatas dapat menjadi
(19)
atau
(20)
16
2.4 Karakterisasi Material Scanning Electron Microscope (SEM)
17