Professional Documents
Culture Documents
CYSTOMA OVARI
OLEH:
Dananjaya Wira Husodo 170070201011140
Grecie Islamiyah Miranda 170070201011154
Arisna Damayanti 170070201011131
Tika Ayu Saraswati 170070201011166
LABORATORIUM OBSTETRI-GINEKOLOGI
RSUD ISKAK TULUNGAGUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
ditandai dengan massa kistik berlapis epitel yang berisi bahan yang disekresikan,
biasanya serosa atau musinosa, umunya terdapat pada ovarium, kelenjar saliva atau
insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi
pada tahun 1988 sampai 1991. Di Amerika, karsinoma ovarium didiagnosa pada kira
kira 22.000, kematian sebanyak 16.000 orang. Untuk di Indonesia sendiri angka
bagi dokter muda untuk memahami lebih lanjut mengenai kista ovarium.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas
No Reg : 11842128
Nama : Ny. T
Umur : 39 tahun
Alamat : Jl. Pahlawan Ketanon RT/RW
3
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah 1x
Lama Menikah : 31 tahun
Kehamilan : P2002Ab000
Riwayat KB : tidak pernah menggunakan KB
Tanggal MRS : 27 September 2018
Suami : Tn. A
Umur : 50 tahun
Alamat : Jl. Wrati 22/11 Kejayan PAsuruan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
2.2 Subjektif
Ny. T / 39 tahun / menikah I : 19/ P2002Ab000 / KB(-) / Cystoma Ovarii (+)
2.2.1 Keluhan utama
Perut membesar teraba seperti terdapat benjolan.
2.3 Obyektif
2.3.1 Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : compos mentis
GCS : 456
BB : 68 Kg
TB : 158 cm
BMI : 27,3 kg/m2
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit, reguler
RR : 20 x/menit
Suhu aksiler : 36,60C
Kepala dan leher : anemis - / - , icterus - / - , KGB -
Thorax : Rongga dada simetris, retraksi (-)
cor/ S1S2 tunggal, murmur (-)
Pulmo/ vv Rh - - Wh - -
vv -- --
5
vv -- --
Abdomen : BU (+), teraba masa di regio hypogastric batas tegas dan
mobile,ukuran 14,6 x 18,1 cm asites (-)
Ekstremitas : normal, akral hangat, edema =|=
Status Ginekologi
Genitalia Eksterna
Inspeksi : v/v flux (-), fluor (-)
Inspekulo : fluxus (-), flour (-)
POMP tertutup licin terdorong ke anterior
Vaginal Touche : fluxus (-), flour (-)
POMP tertutup licin terdorong ke anterior
CUAF : Dalam batas normal
Teraba massa didepan portio ukuran 8x8 cm permukaan
rata, batas tegas, nyeri (-)
Adnexa parametrium D/S massa cystic 15x15 cm, nyeri (-),
konsistensi cystic, mobile (+), permukaan rata, batas tegas
Cavum Douglasi pole teraba bawah massa.
2.3.2 Pemeriksaan Penunjang
17 Oktober 2018
Darah Lengkap : 0,1/0,3/83,2/12,1/4,3
HB : 11,1
DT/PT : 10/18
Ro. Thorax : Cor dan Pulmo dalam batas normal
USG Gyn : Vesika Urinari terisi cukup, tampak massa hippoecoic
14,6x 18,1 cm kesan cystoma ovarii
2.4 Assessment
Cystoma ovarii
2.5 Planning
Planning Diagnosis : Cystoma ovarii
Planning Terapi : Pre ops histrektomi, premed : cefazolin, ranitidin
dan metoclopaamide
Planning Monitoring : vital sign, keadaan umum.
Planning Edukasi : KIE penyakit dan operasi ke pasien dan keluarga.
6
2.6 Laporan Operasi
1. Pasien ditidurkan terlentang di meja operasi dengan GA
2. Antisepsis dengan betadin, lalu memasang lapang operasi dengan dook steril
3. Dilakukan incise midline pada lineamediana suprasimpisis Sampai dibawah
umbilicus kurang lebih 10 cm.incisi diperdalam kecuali otot secara tumpul
sampai cavum abdomen
4. Pada eksplorasi di dapatkan:
a. Massa kistik sinistra dengan ukuran 15 x 15 cm,terdapat kelainan
dengan organ sekitar
b. Massa kistik dextra dengan ukuran 10 x 10 cm,
5. Uterus : bentuk normal
6. Tuba : ovarium kanan (+)
7. Ekplorasi perdarahan aktif tidak ada
8. Dilakukan resusitasi dengan NS hangat 2000cc
9. Operasi ditutup lapis demi lapis.
10. Luka dijahit sub kutis
11. Operasi selesai
Diagnose pra Operasi : cystoma ovarii
Diagnose pasca Operasi : cystoma ovarii post operasi
Keadaan pasca operasi :
Keadaan Umum : undersedasi
Tensi : 114 / 69
Nadi : 94x/menit
RR : 18x/menit
Abdomen : Luka operasi tertutup kasa
Genitalia Eskterna : Fluxus (-), Flour (-)
2.7
2.7.2 Perkembangan Pasien 18-10-2018
S : Keluhan (-)
O : KU cukup, Compos Mentis, GCS 456
T: 121/82 mmHg, N:82x/menit
RR: 22x/menit, S :36,4°C
K/L : Anemis (-), Ikterik (-)
Thorax :C/S1S2 tunggal, murmur (-)
7
P/v v Rh - - Wh - -
vv -- --
vv -- --
Abdomen : Soefl, Luka op tertutup kassa
GE : Flux (-), Fluor (-)
A : Post kistektomi
Pdx :-
Ptx : Mobilisasi bertahap, diet TUTS
- Injeksi asam tranexamat 3x1
- injeksi ketorolac 3x1 amp
- Injeksi cefotaxime 2x1 gr
- Injeksi ranitidine 3x1 amp
- Bed rest
2.7.3 Perkembangan Pasien 19-10-2018
S :-
O : KU cukup, Compos Mentis,
A : Post covoctectomi (S) + Post kistektomi (D) Hari ke 2 atas indikasi
Ptx : - Asam mefenamat 3x1 P.o
- cefadroxill 2x1 tab
S : nyeri luka operasi
O : KU baik, compos mentis TD 120/70 Mmhg, S/N : 36.4/ 80, luka
operasi baik ditutup kassa kering, v/v : perdarahan (+) sedikit
A : Post op oovorektomi (S) + kistektomi (D) + PA hv 2
P : menginformasikan keadaan ibu baik akan dilanjutkan perawatan,
ibu memahami, memfasilitasi ibu untuk mobilisasi
Observasi TTV, Memberikan asam mefenamat pasien tidak alergi
8
BAB III
PERMASALAHAN
9
BAB IV
PEMBAHASAN
tubuh manusia (Leli, 2013). Sedangkan kista ovarium adalah suatu pertumbuhan
abnormal di ovarium yang berbentuk bulat, berisi cairan, bertangkai, dan dapat terus
berdiferensiasi dan tumbuh dengan lambat. Kista ini mengandung material sebasea
kental berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit. Bentuk kelainan ini merupakan
bentuk atau jenis yang paling sering terjadi pada ovarium (Putri, 2015).
Ovarium Patologis.
seringkali dapat regresi tanpa terapi. Kista fungsional terjadi pada periode usia
a) Kista Folikel
Seorang wanita memiliki sepasang ovarium yang melepaskan 1 ovum tiap
difertilisasi oleh sperma. Ovum dibungkus oleh suatu folikel berisi cairan sebagai
corpus luteum.
Namun pada beberapa kasus folikel tidak pecah setelah ovum lepas,
10
Gambar 4.1 Kista Folikel
yang kemudian menjadi corpus luteum. Kista luteal bisa tumbuh ketika corpus
luteum terakumulasi oleh darah. Pada sebagian besar kasus, kista jenis ini akan
menghilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan. Namun dapat pula ruptur
diderita oleh wanita usia di bawah 30 tahun. Kista ini berkembang dari oosit primer
(totipotential germ cell) sehingga sel dapat tumbuh menjadi berbagai macam sel
untuk membentuk jaringan matur. Kista dermoid dapat berisi rambut, kulit, tulang,
dan berbagai jaringan lain (bahkan gigi). Sel germinal totipotensial memiliki
tindakan pembedahan.
b) Kistadenoma
Kistadenoma merupakan tumor jinak epitel germinativum dan biasanya
antara kista ovarium lainnya. 75% diantaranya merupakan kista ovarium serosa
musinosum paling banyak terjadi pada usia pertengahan dan jarang terjadi pada
berhubungan dengan hormon gonadotropin (FSH dan LH) yakni adanya stimulasi
2004).
4.4 Gejala
Kebanyakan kista ovarium tidak menimbulkan gejala nyata dan ditemukan secara
tidak sengaja pada pemeriksaan fisik atau USG. Beberapa wanita dengan kista
ovarium fungsional melaporkan sensasi berat dalam pelvis. Nyeri lebih sering ditemui
pada kista luteum dibandingkan kista folikel. Gejala lain dari kista ovari yaitu iritasi
12
peritoneal, dan menstruasi yang tidak teratur. Pada kista ovarium yang besar, pasien
mungkin terlihat memiliki peningkatan ketebalan perut atau tekanan pada perut. Pada
keadaan akut, nyeri perut bagian bawah mungkin menunjukkan torsi atau pecahnya
kista.
pertama kali. Di mana anamnesa yang baik dan benar dapat mengarahkan
diagnosis. Anamnesa pada kasus obstetri dan ginekologi memiliki prinsip yang
sama dengan anamnesa pada umumnya yaitu meliputi identitas, keluhan utama,
keluarga, dan riwayat sosial. Pada kasus obstetri dan ginekologi, anamnesis di titik
riwayat KB, serta keluhan-keluhan seperti perdarahan dari jalan lahir, keputihan
menggunakan kontrasepsi dan hari pertama haid terakhir tanggal 1 oktober 2018.
Saat ini pasien datang dengan keluhan utama perut yang semakin membesar
sejak 5 bulan yang lalu sebelum tanggal pemeriksaan. Pasien datang ke poli
kandungan RSUD Dr. Iskak Tulungagung pada tanggal 9 Oktober 2018. Benjolan
dirasakan di perut bagian tengah bawah yang pada awalnya kecil dan lama
kelamaan semakin membesar. Pasien tidak mengeluh nyeri perut dan tidak dirasa
13
Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus, dan asthma.
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus dan
Asma.
Benjolan pada perut bagian tengah bawah dan dirasakan membesar dapat
mengindikasikan adanya masa pada daerah genitalia atau ekstra genitalia. Masa
pada genitalia dapat berada pada uterus, tuba, dan ovarium. Sedangkan pada
abdominal (Pathiraja, 2012). Dari berbagai masa yang terjadi pada genitalia. Gejala
yang sering terjadi pada kista ovarium antara lain ialah nyeri pada pelvis yang dapat
bervariasi mulai dari rasa tumpul (yang berhubungan dengan kista yang besar) dan
nyeri sangat (sharp pain) pada ruptur kista atau torsio, kesulitan defekasi, nyeri
menstruasi normal, perasaan penuh pada abdomen dan kembung, perasaan ingin
muntah, merasakan perut yang sangat penuh walaupun makan sedikit, merasakan
adanya masa yang semakin membesar, pada kelainan ovarium yang mengarah
merupakan keluhan yang paling banyak terjadi, tetapi 16% penderita asimptomatik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien dalam keadaan baik, status generalis
dalam batas normal. Tidak ada anemia maupun ikterus. Kondisi jantung maupun
paru juga dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen teraba masa kistik
berukuran 15cmx15cm, mobilitas (+), permukaan rata, berbatas tegas, dan tidak
14
didapatkan nyeri saat pemeriksaan. Pada genitalia eksterna tidak tampak adanya
touch, Pada pemeriksaan vaginal touch adnexa perimetrium D/S teraba massa
kistik, permukaan rata, mobilitas (+), dan tidak didapatkan nyeri. Pada umumnya,
adnexa yang normal susah untuk dipalpasi kecuali jika pasien sangat kurus. Cavum
massa yang terdapat pada rongga pelvis ialah massa. Massa kistik dapat
antara lain kista folikel ovarium, kista korpus luteum yang terdiri dari kista granulosa
dan kista teka, ovarium polikistik (Stein-Levential Syndrome), kista dermoid, dan
kista epitel ovarium yang terdiri dari kistadenoma ovarium serosum dan musinosum
(Prawirohardjo, 2011).
Kista folikel merupakan kista yang terjadi karena kegagalan proses ovulasi
dan cairan intrafolikel tidak diabsorbsi kembali. Kista ini umumnya mengganggu
mengalami obliterasi dalam 60 hari. Akan tetapi pada anamnesa tidak didapatkan
adanya gangguan pada siklus dan lamanya menstruasi. Kista korpus luteum
merupakan pertumbuhan lanjut dari korpus luteum atau perdarahan yang mengisi
rongga yang terjadi setelah ovulasi. Ovarium polikisitk (Stein Leventhal Syndrome)
oligomenorea, dan infertilitas serta hirsutisme dan obesitas. Pada anamnesa tidak
merupakan tumor jinak sel germativum dan banyak diderita oleh gadis yang berusia
15
Tumor epitel dapat berupa serosum atau musinosum. Kistadenoma ovarium
insidennya terjadi pada usia penderita antara 20-50 tahun. Kista ini biasanya terjadi
secara bilateral. Kista ini pada usia diatas 30 tahun berpotensi tinggi untuk menjadi
keganasan. Pada kistadenoma musinosum, tumor ini mencapai 16-30% dari total
tumor jinak ovarium dan 85%nya jinak.Kista ovarium musinosum paling banyak
terjadi pada usia pertengahan dan jarang terjadi pada awal menarche. Kistadenoma
kondisi tertentu penderita mengeluh rasa tidak nyaman di pubis, pembesaran perut
sehingga dapat ditentukan ukuran serta konsistensinya. Pasien dapat juga merasa
nyeri pada abdomen bagian bawah unilateral saat dilakukan palpasi serta
ditemukan masa kistik atau solid yang teraba besar pada pemeriksaan abdomen,
massa yang sakit saat dipalpasi, dan terpisah dari uterus (Quade, 2012).
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik, masa kistik ini mengarah pada
kistadenoma.
Selanjutnya penentuan ganas atau tidaknya suatu masa dan tipenya perlu
(Prawirohardjo, 2011).
16
keganasan sebagai konfirmasi dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan.
menentukan lokasi, ukuran dan fitur fisik kista, serta temuan sugestif keganasan
(Horlen & Cheryl, 2010). Fitur fisik kista pada hasil pencitraan USG dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu kista sederhana (simple cyst), hanya berisi
cairan tanpa massa yang solid, umumnya merupakan kista yang jinak seperti kista
fisiologis (kista folikel dan kista luteal); kista kompleks (compound cyst), kista berisi
campuran cairan dan massa solid, perlu observasi lebih lanjut akan kemungkinan
menghilang atau tidak; kista solid (solid cyst), kista berisi massa solid tanpa cairan,
Untuk hasil USG ginekologi yang dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2018
didapatkan massa kistik berukuran 14,6 x 18,1 cm. Tidak ditemukan adanya asites.
berkonsistensi kistik pada adneksa, adanya septation dan papillary projection, akan
4.6 Penatalaksanaan
ukuran kista, ada atau tidaknya gejala penyerta (asimptomatik atau simptomatik),
17
Pasien pre-menopause asimptomatik dengan kistoma ovarumi fungsional
berukuran < 8 cm dan level CA125 dalam batas normal, dilakukan pemeriksaan
(RCOG, 2010). Tetapi pada pasien ini karena ukurannya lebih dari 8 cm tetapi
4.6.2 Farmakoterapi
a) Analgesik
Pada beberapa pasien dengan keluhan nyeri sedang hingga berat, dapat
kista pada siklus menstruasi berikutnya dan mengurangi resiko kista berkembang
menjadi kanker (Nordqvist, 2010). Pada pasien ini tidak diberikan pil kontrasepsi.
kista fungsional yang simptomatik, berukuran besar (5-10 cm), atau persisten
atau ganas, dengan tingkat sensitivitas pada sebagian besar studi sekitar 25%.
(RCOG, 2010).
b) Laparoskopi
Tatalaksana massa jinak adneksa dengan teknik laparoskopi berkembang dengan
18
untuk ditangani secara konservatif namun masih memiliki resiko yang rendah
minimal pada pasien dan proses penyembuhan lebih cepat. Meskipun begitu, hal
Pasien pada kasus ini, yakni Ny. RY, adalah pasien pre-menopause
memiliki kistoma ovarium. Maka dari itu, tatalaksana yang direkomendasikan pada
4.8 Komplikasi
Salah satu hal yang paling ditakutkan dari penyakit kista ovarium ini ialah
kista tersebut berubah menjadi ganas dan banyak terjadi komplikasi. Komplikasi
membesar, pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala- gejala klinik yang
minimal, akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan
terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri diperut.Kista
berpotensi untuk pecah, tidak ada patokan mengenai besarnya kista yang
cm atau lebih, torsi meliputi ovarium, tuba fallopi atau aligamentum roduntum pada
uterus. Jika dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark peritonitis
TOA, masa yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada wanita usia
hal ini mencurigakan masa kista ovarium berkembang setelah masa menapouse
jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu melakukan
bersetubuh, jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
laporan kasus ini didiagnosis dengan Cystoma Ovarii karena berdasarkan anamnesis,
pasien mengeluhkan perut sisi kanan membesar dan pada pemeriksaan ditemukan
20
massa ukuran 15x15 cm dengan permukaan rata, batas tegas, dan mobilitas (+). Pasien
ini direncanakan untuk dilakukan kistektomi, yaitu pengangkatan kista dari ovari.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan deteksi dini terhadap semua penyakit kandungan terutama kista
ovarium karena dapat menyebabkan keganasan, oleh karena itu tenaga kesehatan
terutama bila dijumpai gangguan berupa nyeri pelvis kronis, dan nyeri haid.
2. Pentingnya KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) tentang faktor resiko, dan
deteksi dini terjadinya kista ovarium pada wanita usia remaja sampai lanjut usia.
3. Pentingnya KIE pada pasien yang menderita kista ovarium untuk menjalani
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, W. N. 2008. Kamus Saku Kedokteran Dorland edisi 28. Jakarta: Elsevier
Grimes, D.A; Jones, L.B; dkk. Oral Contraceptives for Functional Ovarian Cysts.
Cochrane Database Syst Rev. Apr 15 2009;CD004751
Leli L. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang kista ovarium di desa Jabung
Sragen tahun 2013. Puwokerto: Stikes Kusuma Husada; 2013
Maiman, M. Laparoscopic Removal of The Adnexal Mass : The Case for Caution. Clin
Obstet Gynecol. Jun 1995;38(2):370-9.
21
Mann Jr., William J. 2014. Oophorectomy and Ovarian Cystectomy, (Online),(Diakses dari
http://www.uptodate.com/contents/oophorectomy-and-ovarian-cystectomy pada
12 Juni 2014).
Mojman K, Diagnostic Value of the Risk of Malignancy Index (RMI) for Detection of Pelvic
Malignancies Compared with PathologyElectron Physician. 2015 Nov; 7(7):
1505–1510.Published online 2015 Nov 20. doi: 10.19082/1505
Nordqvist, Christian. 2010. What is An Ovarian Cyst? What Causes Ovarian Cyst?,
Online, Diakses dari http://www.Medicalnewstoday.com/articles/179031 .php pada
14 Agustus 2018.
Rasjidi, Imam dkk. 2010. Imaging Ginekologi Onkologi. Jakarta : CV Sagung Seto.
22
Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi: ObstetriPatologi Edisi2.
Jakarta: EGC
Setiati, Eni. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta : C.V Andi
Offset.
Setyorini, Aniek. 2014. Kesehatan Reproduksi & Pelayanan Keluarga Berencana. Bogor:
IN MEDIA
Yatim, Faisal. 2008. Penyakit Kandungan, Myoma Uteri, Kanker Rahim dan Indung Telur,
Kista, serta Gangguan Lainnya. Jakarta: PustakaPopuler Obor.
23