You are on page 1of 12

Tugas MID Semester Matakuliah Pengembangan Instrumen

Dosen Pengampuh :
Mutmainnah, S.Pd.,M.Pd

1. Intrumen penelitian dalam dunia pendidikan!


Jawab
yaitu :
a. Angket atau Kuesioner
Alat pengumpulan data yang pertama adalah kuesioner atau angket. Dalam
instrument penelitian kuesioner ini identik dengan penelitian kuantitatif karena data yang
diberikan kepada informan adalah data yang ada jawaban terbuka dan tertutup. Jenis
pertanyaan yang ada dalam kuesioner adalah jenis pertanyaan yang dibutuhkan dalam
laporan penelitian.
Contoh kuesioner dalam instrument penelitian ini misalnya dalam kasus
penelitian suvai atau sensus yang dilakukan oleh lembaga daerah dan lembaga-lembaga
atau perusahaan swasta yang ingin mendapatkan data primer.
b. Wawancara
Jenis instrument penelitian yang kedua dalam pengumpulan data adalah
wawancara yang biasanya dilakukan dalam penelitian kualitatif. Wawancara ini memiliki
tingkat kemudahan sendiri dibandingkan dengan kuesioner karena jika wawancara tidak
melakukan penghitungan secara statistika, meskipun begitu kelemahan yang ada dalam
wawancara membutuhkan waktu penelitian yang relatif lama dibandingkan dengan
penelitian menggunakan angket.
Contoh penelitian yang menggunakan teknik wawancara misalnya adalah
menyikapi tentang pendidikan yang dipengaruhi oleh perubahan sosial lantaran seorang
siswa atau pelajar melakukan pencatatan dengan memotret menggunakan henphone.
Peroelah data ini dengan wawancara harus melakukan proses pewawancara dengan siswa
dan juga gurunya.
c. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan memperhatikan objek penelitian
dengan saksama. Selain itu, kegiatan observasi bertujuan mencatat setiap keadaan yang
relevan dengan tujuan penelitian.
Kelebihan dan Kekurangan Teknik Observasi
 Kelebihan yang di daoatkan dari metode observasi, antara lain adalah sebagai berikut.
Dapat melihat langsung kegiatan sehari-hari informan.
 Cocok untuk orang yang tidak memiliki tingkat kesibukan tinggi karena tidak harus
terpaku pada waktu dan tempat tertentu.
 Dapat mencatat secara bersamaan adanya kejadian tertentu.

1
Adapun untuk kekurangan yang terdapat dalam metode pengamatan atau observasi, antara
lain adalah sebagai berikut.
 Dapat menimbulkan perilaku atau sikap yang berbeda dengan perilaku sehari-hari
karena merasa diamati.
 Ada berbagai hal yang tidak terduga sehingga mengganggu proses pengamatan.
 Ada kejadian atau keadaan informan yang sulit diamati karena bersifat terlalu pribadi
dan rahasia.

Teknik Observasi
Untuk teknik yang ada dalam observasi dalam instrument penelitian pada dasarnya
dapatlah dibedakan menjadi dua macam, antara lain adalah sebagai berikut;
 Observasi Partisipasi (Participant Observation)
Observasi partisipasi dilakukan dengan cara peneliti hadirdi tengah-tengah
informan dan melakukan berbagai kegiatan bersama sambil mencatat informasi yang
dibutuhkan. Kehadiran peneliti dapat diketahui oleh siapa pun sehingga observasi mi
bersifat terbuka.
 Observasi Nonpartisipasi (Nonparticipant Observation)
Observasi nonpartisipasi dilakukan tanpa kehadiran peneliti, bahkan mungkin
responden tidak menyadani proses pengamatan tensebut. Observasi dilakukan dan
jarak jauh atau antara peneliti dan infonman yang berbeda tempat.
d. Dokumentasi
Cara lain untuk dapat memperoleh data dan responden dan informan adalah
menggunakan dokumentasi. Dengan dokumentasi, peneliti memperoleh infonmasi dan
berbagai macam sumber. Informasi tersebut antara lain tempat tinggal, alamat, dan latar
belakang pendidikan.
Kelebihan dan Kekurangan Dokumentasi
 Kelebihan yang terdapat dalam instrument penelitian menggunakan metode
dokumentasi, antara lain adalah sebagai benikut;
 Memberikan gambaran benbagai informasi tentang informan pada waktu lampau
(yang direkam atau di dokumentasikan).
 Menyajikan informasi mengenai hubungan informasi pada masa lampau dengan
kondisi sekarang.
 Merekam berbagai jenis data tentang informan atau responden seperti identitas
responden, identitas orang tua responden, keadaan dan latar belakang keluarga
responden, Iingkungan sosial, data psikis, prestasi belajar, data pendidikan dan data
kesehatan jasmani.
Adapun kekurangan yang terdapat dalam instrument penelitian dengan metode
dokumentasi ini, antara lain adalah sebagai berikut;
 Memerlukan validitas dokumentasi untuk mengetahui keabsahan dokumentas.
 Dokumentasi terkadang tidak lengkap sehingga dapat menyesatkan peneliti.

2
 Sumber Dokumen
 Sumber dokumen yang ada di dalam pengembilan dalam instrument penelitian, pada
umumnya dibedakan menjadi empat sebagai berikut.
 Dokumen resmi, berupa dokumen atau berkas yang dikeluarkan oleh suatu lembaga
secara resmi, misalnya rapor, nilai akhir semester, dan arsip sejarah.
 Dokumen tidak resmi, berupa dokumen yang diperoleh dan sumber tidak resmi tetapi
memberikan informasi penting terkait suatu kejadian.
Dokumen primer, berupa dokumen yang diperoleh dan sumber ash atau orang
yang menjadi informan dan penehitan. Dokumen mi mempunyai nilai keaslian dan bobot
lebih valid daripada dokumen lain.
Dokumen sekunder, berupa dokumen yang diperoleh selain dan sumber ash, bisa
orang lain atau berbagai media seperti surat kabar, laporan penehitian, makalah, dan
publikasi lainnya. Dokumen mi tidak memihiki nilai dan bobot keaslian sevahid dokumen
primer.
e. Ujian atau Tes
Tes sebagai instrumen penelitian, khususnya dalam pengumpulan data penelitian
merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampihan,
pengetahuan, inteligensi, kemampuan, dan bakat.
Macam-Macam Instrument Penelitian Tes
Penjelasan mengenai tes ini, setidaknya terbagi menjadi lima bentuk, antara
lainnya adalah sebagai berikut;
 Tes kepribadian, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian
seseorang.
 Tes bakat, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahul bakat
seseorang.
 Tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang dalam
bidang tertentu, misalnya akademik.
 Tes inteliegensi, yaitu tes yang digunakan untuk membuat penaksiran tingkat
intelektuah seseorang.
 Tes sikap, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur kecenderungan sikap seseora

2. Langkah-langkah penyusunan intrunen penelitian!


Jawab :
yaitu:
Langkah yanga dipergunakan dalam penyusunan instrumen penelitian sebenarnya
bisa dikatakan susuah dan gambang. Akan tetapi dalam kepastiannya penyusunan instrumen
penelitian yang utamanya adalah mengkaji secara teoritik tantng subtansi penelitian yang
akan dikur.

3
Menurut Iskandar (2008) yang diperlukan dalam penyusunan instrumen penelitian
antara lain adalah sebagai berikut;
 Memberikan pengulasan mengenai variabel penelitian yang diambil
 Memberikan penjelasan mengenai variabel kepada sub dimensi dalam penelitian.
 Mendapatkan indikator dari setiap sub dimensi yang dijelaskan.
 Melakukan deskripsi terhadap kisi instrument dalam penelitian
 Melakukan perumusan pertanyaan atau pernyataan
 Membuat dan merancang petunjuk pengisian terhadap alat instrumen penelitian, baik
kuesionar, wawancara penelitian, dan lain sebaginya.
3. Memilih salah satu contoh penelitian pemgembangan dalam dunia pendidikan (
ADDIE, 4D, KEMP, DICK AND CARREY ) dengan salah satu bacaan Jurnal
Internasional dengan menerjamahkan kedalam bahasa Indonesia!
Jawab:
Yaitu Contoh Jurnal

Hindawi Publishing Corporation


Jurnal Pendidikan Biomedis
Volume 2016, ID Artikel 9502572, 6 halaman
http://dx.doi.org/10.1155/2016/9502572

Review Artikel
Menggunakan Model ADDIE Desain Instruksional untuk
Mengajarkan Interpretasi Radiografi Dada
Lawrence Cheung1,2
1Departemen Kedokteran, Universitas Alberta, Edmonton, AB, Kanada T6G 2G3
2DivisiKedokteran Perawatan Kritis, Universitas Alberta, Edmonton, AB, Kanada T6G 2G3
Korespondensi harus ditujukan kepada Lawrence Cheung; lcheung@ualberta.ca
Diterima 3 Mei 2016; Diterima 5 Juni 2016
Penyunting Akademis: Gary Velan

Hak Cipta © 2016 Lawrence Cheung. Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah Lisensi Pengaitan Creative
Commons, yang memungkinkan penggunaan, distribusi, dan penguraian tidak terbatas dalam medium apa pun, asalkan karya asli
dicantumkan dengan benar.

Menafsirkan rontgen dada dasar adalah keterampilan penting bagi pasien penyakit dalam untuk membantu mereka mendiagnosis
dan mengelola penyakit pernapasan. Pendidik perlu alat untuk memastikan bahwa mereka mengambil pendekatan sistematis

4
ketika membuat kurikulum untuk mengajarkan ini, serta keterampilan, pengetahuan, atau sikap lainnya. Menggunakan model
desain instruksional membantu para pendidik menyelesaikan tugas ini dengan memberi mereka panduan yang dapat mereka ikuti
untuk memastikan bahwa kurikulum memenuhi kebutuhan para pembelajar. Menggunakan penciptaan kurikulum untuk
mengajarkan interpretasi radiografi dada sebagai contoh, makalah ini menggambarkan bagaimana pendidik dapat menggunakan
model desain pembelajaran ADDIE untuk membantu mengembangkan kurikulum mereka sendiri.

1. Pendahuluan
Meskipun pasien penyakit dalam diharapkan memenuhi kebutuhan peserta didik kami. Untuk
untuk memperoleh kompetensi dalam interpretasi pola menyusun pengembangan kurikulum yang ditingkatkan
rontgen dada dasar dan memasukkan informasi ini ke ini, kami menggunakan model desain pembelajaran
dalam penilaian klinis keseluruhan mereka [1], ada ADDIE.
tantangan untuk mengajarkan keterampilan ini kepada
kelompok besar peserta didik. Idealnya, semua 2. Tinjauan Model ADDIE
pembelajar harus diberikan pengalaman belajar yang Tujuan model desain instruksional adalah
serupa sehingga setiap orang memiliki kesempatan yang untuk membantu pendidik memastikan bahwa mereka
sama untuk mencapai kompetensi ini. Juga, penghuni mengajarkan materi yang sesuai secara optimal, atau
harus ditunjukkan radiografi dada yang menggambarkan untuk “... memberikan tujuan yang tepat, dan jalan yang
berbagai temuan dan berbagai tingkat kesulitan. Untuk tepat untuk membawa Anda ke sana.
meningkatkan pembelajaran melalui praktik yang ... ”[5]. Model ADDIE adalah salah satu model desain
disengaja, warga harus menunjukkan keterampilan instruksional. Ini telah digunakan untuk
interpretasi mereka kepada ahli konten yang dapat mengembangkan kurikulum di berbagai bidang seperti
memberikan umpan balik korektif langsung [2, 3]. instruksi perpustakaan [6] dan pendidikan berkelanjutan
Model desain instruksional dapat membantu online [7]. Tahapan model ini meliputi analisis, desain,
merencanakan dan memberlakukan kurikulum yang pengembangan, implementasi, dan evaluasi.
memenuhi kebutuhan mengajar ini. Dalam tahap analisis, pendidik memastikan
Tujuan dari jurnal ini adalah untuk kebutuhan peserta didik. Ini melibatkan kerajinan tujuan
menunjukkan pendidik bagaimana menggunakan model pendidikan dan menentukan apa yang perlu diajarkan
desain instruksional yang dikenal sebagai ADDIE [4], untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada fase desain,
akronim untuk Analisis, Desain, Pengembangan, pendidik membuat gambaran umum yang luas, atau
Implementasi, dan Evaluasi, untuk membuat kurikulum cetak biru, menggambarkan bagaimana menyampaikan
dalam pendidikan kedokteran. Setelah memberikan instruksi untuk memenuhi tujuan yang diidentifikasi
gambaran umum tentang model desain instruksional selama fase analisis. Pada tahap pengembangan, setiap
ADDIE, kami akan menjelaskan lebih lanjut setiap fase komponen instruksi direncanakan dalam detail praktis
model, menggunakan kurikulum yang kami buat untuk sebanyak mungkin untuk memenuhi cetak biru yang
mengajarkan interpretasi radiografi dada kepada pasien dibuat selama fase desain. Pada fase implementasi,
penyakit dalam kami sebagai contoh pendidik memberikan instruksi, dengan atau tanpa
terlebih dahulu menerapkan proyek beta atau
1. Latar belakang percontohan yang lebih kecil. Akhirnya, di tahap
Dalam program residensi obat internal kami, evaluasi, pendidik mendapatkan umpan balik tentang
warga menjalani rotasi obat paru selama 4 minggu di program dan membuat.
setiap tahun pertama dan kedua residensi mereka. Sementara makalah ini menjelaskan fase
Selama rotasi 4 minggu, ada sekitar 4 warga melakukan secara berurutan, keputusan, dalam prakteknya, terus
rotasi paru, biasanya dua tahun pertama dan dua tahun dibuat dan direvisi selama proses, bergerak bolak-balik
kedua penduduk. Di antara tujuan pembelajaran lainnya, antara semua fase. Misalnya, tujuan pembelajaran yang
mereka diharapkan untuk belajar interpretasi diidentifikasi dalam tahap analisis mungkin dianggap
radiografi dada dasar. Setelah menganalisis komentar terlalu sulit untuk disampaikan selama fase
penduduk dan umpan balik kursus kuantitatif, kami pengembangan, yang mengharuskan sedikit revisi
menemukan beberapa area di mana kami dapat tujuan. Atau, kesulitan praktis selama pelaksanaan awal
meningkatkan pengiriman instruksi kami untuk program pembelajaran mungkin memerlukan perubahan

5
segera pada elemen yang dipelihara selama fase desain ditemukan orang lain untuk pembelajar mereka [21-23],
atau pengembangan. Jadi, selama penggambaran setiap kami mengidentifikasi ini sebagai keterampilan yang
fase yang mengikutinya, penting untuk dicatat bahwa dibutuhkan para pembelajar kami untuk meningkat.
gerakan dari satu fase ke fase berikutnya tidak akan
secara linier. Pendidik kemudian harus melakukan pekerjaan
atau analisis tugas. Di sini, tugas-tugas yang harus
3.1. Analisis. Selama tahap analisis, para pendidik dilakukan para pelajar, serta pengetahuan, keterampilan,
mengumpulkan lebih banyak informasi tentang dan sikap yang mereka butuhkan, didefinisikan dan
pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang harus dipecah menjadi komponen-komponen. Ini, pada
dicapai oleh pembelajar dan apa yang perlu diajarkan gilirannya, nantinya akan menginformasikan tujuan
untuk mencapai pembelajaran ini. Penting juga untuk pembelajaran.
secara bijaksana membuang informasi asing yang tidak Kami meminta fakultas kami (yaitu, ahli
perlu diajarkan untuk mencapai tujuan pendidikan, konten dalam respirology) untuk mencantumkan
sehingga lebih memfokuskan waktu dan sumber daya kompetensi dasar dalam penafsiran radiografi dada yang
pada kebutuhan pembelajaran yang penting. Ini, pada mereka rasakan dibutuhkan oleh pasien penyakit dalam.
gilirannya, meningkatkan keterlibatan pembelajar Kompetensi ini termasuk identifikasi yang benar dari
karena mereka mempelajari informasi yang benar-benar struktur normal pada radiografi toraks, identifikasi
berlaku. bagaimana perbedaan-ences dalam teknik radiografi
Beberapa metode dapat digunakan untuk dapat mempengaruhi penampilan dan perbandingan
mengumpulkan informasi selama fase analisis, seperti antara radiografi dada, identifikasi temuan abnormal,
kelompok fokus [8-10], wawancara satu-satu, kuesioner dan membedakan antara temuan abnormal yang
anonim atau survei [11, 12], studi kualitatif-kuantitatif memiliki penampilan yang mirip. tetapi karena patologi
campuran [13], konsensus ahli [14, 15] atau studi Delphi yang berbeda. Kami juga memutuskan bahwa penghuni
dengan ahli konten [16], audit atau tes kinerja saat ini harus menggunakan pemikiran kritis ketika menafsirkan
[17, 18], pendapat lulusan program [19], atau kombinasi radiografi dada; yaitu, mereka harus mengidentifikasi
dari teknik ini [13, 20] . Dengan menggunakan alat temuan abnormal (s), mengidentifikasi temuan negatif
pengumpulan informasi ini, fase analisis dapat dibagi atau positif terkait lainnya untuk menyempurnakan
menjadi analisis kebutuhan, analisis tugas, analisis diagnosis banding, dan secara sistematis meninjau
pembelajar, dan analisis kinerja. radiografi toraks untuk memastikan tidak ada yang
Pertama, analisis kebutuhan dilakukan untuk terlewatkan. Ini akan serupa dengan pendekatan mereka
menentukan apakah keterampilan atau pengetahuan terhadap pasien yang termasuk memunculkan keluhan
tertentu yang ingin kita ajarkan benar-benar diperlukan utama, berkuasa dalam atau keluar temuan lain pada
bagi para pelajar untuk berfungsi di tempat kerja dan sejarah dan pemeriksaan fisik untuk mempersempit
apakah mereka saat ini tidak memiliki keterampilan atau diagnosis banding dan melakukan tinjauan sistem.
pengetahuan ini. Analisis tugas juga penting untuk memutuskan
Dalam kasus kami, kami melakukan (dan menghilangkan) apa yang tidak perlu diajarkan
wawancara keluar dengan setiap penduduk yang untuk menyelesaikan tugas atau apa yang dapat
menjalani rotasi pulmonal dan bertanya apakah diajarkan dengan lebih baik di tempat yang berbeda.
interpretasi radiografi dada dasar dan integrasi temuan Contoh dari yang terakhir termasuk instruksi pada
ini ke dalam penilaian klinis keseluruhan diperlukan indikasi yang tepat untuk melakukan rontgen dada;
untuk meningkatkan perawatan pasien. Kami juga sementara pengetahuan tentang ini penting, kami
meminta umpan balik mereka dalam survei anonim memutuskan lebih baik untuk mengajarkan ini selama
untuk menangkap informasi yang mungkin mereka rotasi klinis warga, dalam konteks klinis yang tepat.
rasakan tidak mengenakkan secara pribadi. Kami Analisis pembelajar terjadi selanjutnya; di sini,
mengumpulkan para dosen untuk memastikan kesan pendidik harus membangun pengetahuan dan
mereka tentang keterampilan interpretasi radiografi dada keterampilan yang dimiliki peserta didik, motivasi
para penghuni. Dari semua sumber ini, kami mereka untuk mempelajari subjek, dan preferensi
memastikan bahwa penting bagi warga untuk mencapai belajar mereka. Dengan menggunakan kelompok fokus,
kecocokan dalam mengidentifikasi kelainan radiografi kami memastikan bahwa pasien penyakit dalam kami
dada dasar sehingga mereka dapat mengintegrasikan membutuhkan gambaran singkat tentang pendekatan
temuan dengan konteks klinis pasien. Seperti yang interpretasi radiografi dada, bahwa mereka ingin

6
menunjukkan interpretasi mereka kepada ahli konten juga salah menafsirkan temuan normal sebagai
yang dapat memberikan umpan balik segera, dan bahwa abnormal. Jadi, kami tidak menggunakan kuliah kelas
mereka ingin melihat sebanyak radiografi dada seiring besar, buku teks, atau file perpustakaan belajar mandiri.
waktu diizinkan. Radiografi toraks harus dapat dipercaya meliputi
Terakhir, peran analisis kinerja adalah untuk luasnya kasus dan memiliki rentang kompleksitas yang
memilih langkah-langkah yang akan memberikan konsisten [44]. Dengan demikian, kami tidak
informasi apakah instruksi pro gram mencapai bergantung pada pengajaran berbasis lingkungan saja
tujuannya. Karena alat pengumpulan informasi yang karena variasi dan kompleksitas radiografi toraks akan
disebutkan sebelumnya memiliki berbagai tingkat bervariasi antara kohor peserta yang melakukan rotasi
validitas, reliabilitas, dan biaya (dalam waktu, personil, pada waktu yang berbeda. Dan, untuk meningkatkan
dan sumber daya), alat yang sebenarnya dipilih akan retensi pembelajaran, kami ingin memfasilitasi
menyeimbangkan faktor-faktor ini terhadap sumber pembelajaran peer-to-peer menggunakan kelompok-
daya yang tersedia bagi para pendidik. Kami memilih kelompok kecil [45–47].
untuk mengevaluasi keefektifan program kami melalui Dengan pemikiran ini, kami memilih untuk
pengamatan fakultas tentang interpretasi radiografi dada memberikan instruksi dalam kelompok kecil sekitar 4
penduduk dan masukan kursus yang dianonimkan hingga 5 peserta didik. Setiap penduduk akan
warga. menafsirkan rontgen dada dan instruktur akan
memberikan umpan balik pada interpretasi. Kelompok
3.2. Desain. Setelah tahap analisis, muncul fase desain itu kemudian dapat membahas interpretasi secara lebih
di mana para pendidik membuat cetak biru keseluruhan rinci dan mengajukan pertanyaan. Para instruktur akan
tentang bagaimana instruksi akan disampaikan. Ini diberikan batang klinis pendek untuk memperkenalkan
termasuk memilih metode optimal instruksi dan masing-masing rontgen dada, serta daftar jawaban
menciptakan tujuan pembelajaran berorientasi aksi yang model atau poin pengajaran yang relevan untuk dibahas.
berguna untuk memandu pembelajaran. Setiap kelompok pelajar akan diberikan radiografi dada
Metode pengajaran potensial termasuk (tetapi yang sama untuk ditafsirkan, dan radiografi toraks akan
tidak terbatas pada) kelas besar ceramah [24-26], dipilih untuk mengilustrasikan berbagai temuan dengan
pengajaran berbasis kasus [27, 28], pengajaran berbagai kompleksitas.
kelompok kecil [29-31], pengajaran berbasis lingkungan Selanjutnya, pendidik harus menciptakan
menggunakan radiografi toraks di rumah sakit saat ini tujuan pembelajaran untuk memandu pembelajaran.
pasien rawat inap [32], instruksi mandiri menggunakan Tujuan pembelajaran harus menyatakan tindakan
buku teks radiografi dada [33], modul e-learning [34– berdasarkan perilaku yang dapat diamati [48-50] dan
36], ruang kelas terbalik [37], atau perpustakaan menyatakan perilaku yang dapat dilakukan oleh siswa
radiografi dada yang menarik [38–42]. Tapi apa yang dan kondisi di mana kinerja akan ditampilkan [51].
terjadi selama instruksi, yaitu, bagaimana instruksi yang Tujuan harus menggunakan kata kerja berorientasi aksi
sebenarnya disampaikan, serta keterampilan dan seperti "mengidentifikasi," "menunjukkan," "daftar,"
antusiasme dari guru, ini bisa dibilang lebih signifikan "membandingkan," dan "kontras" [52], dan peserta didik
daripada bagaimana metode pembelajaran diberi label harus dapat secara realistis mencapai tujuan
[43]. Jadi, penting untuk memutuskan apa yang pembelajaran ini dalam batasan praktis dan batas waktu
diperlukan dari instruksi dan memilih atau merancang didikte oleh metode pengiriman instruksional.
metode pengiriman di sekitar itu. Kami menciptakan tujuan pembelajaran yang
Pengiriman instruksional kami harus jatuh ke dalam salah satu dari tiga kategori utama.
memenuhi beberapa kriteria. Kami memutuskan bahwa Kategori-kategori ini termasuk identifikasi struktur
warga harus menunjukkan interpretasi radiografi dada normal (seperti "mengidentifikasi tanda dan struktur
mereka kepada ahli konten yang dapat memberikan paru-paru normal"), identifikasi berbagai temuan
umpan balik langsung pada interpretasi mereka [3] dan abnormal (seperti "mengidentifikasi pembesaran hilus
memasukkan beberapa fleksibilitas dalam pengajaran bilateral dan daftar diagnosis diferensial radio-grafis"),
dan umpan balik mereka. dan membedakan antara patologi yang berbeda yang
Ini karena akan sulit untuk membuat naskah memiliki penampilan yang serupa (seperti
atau kunci jawaban untuk mencakup semua interpretasi "mengidentifikasi dan mengontraskan fitur-fitur rongga,
yang mungkin diberikan oleh penduduk yang mungkin kista, dan benjolan emphysematous"). Kami
tidak hanya gagal mengenali temuan abnormal tetapi memasukkan pendekatan berdasarkan pola untuk

7
mengidentifikasi kelainan yang akan membantu dalam kelompok, dan meringkas dengan poin pengajaran yang
menghasilkan diagnosis banding radiografi [53]. relevan.

3.3. Pengembangan. Setelah memilih metode (s) 3.4. Pelaksanaan. Setelah analisis yang mendalam,
pengiriman instruksional dan menciptakan tujuan desain, dan pengembangan, instruksi harus
pembelajaran dalam fase desain, tahap pengembangan diimplementasikan atau disampaikan. Pendidik yang
terdiri dari menciptakan dan mengatur bahan ingin menerapkan program yang panjang dan kompleks
pembelajaran yang sebenarnya yang akan digunakan menggunakan sekelompok besar instruktur mungkin
selama instruksi. Di sini, pendidik mengambil peta atau ingin menjalankan melalui uji beta pertama [55]. Di sini,
ikhtisar yang dibuat dalam fase desain dan beberapa peserta, peserta didik dan instruktur,
memikirkannya, selangkah demi selangkah, bagaimana menjalankan kursus secara perlahan sebelum
cara praktis memberikan setiap fitur dari instruksi ini. menerapkannya, memberikan umpan balik setelah setiap
Kami memutuskan untuk memberikan langkah dalam proses dan mengatasi kesulitan praktis
instruksi lebih dari 8 sesi pengajaran, masing-masing yang tak terduga. Proses ini, meski menyeluruh, dapat
satu jam. Kami memasukkan 6 radiografi dada digital menghabiskan banyak waktu. Atau, uji coba dapat
per sesi (total 48 radiografi dada) dan, untuk setiap dilakukan di mana bagian dari instruksi diberikan
radiografi, membuat sketsa klinis singkat, daftar kepada kelompok yang lebih kecil secara real time,
jawaban model, dan daftar poin pengajaran tambahan. seperti yang akan diberikan kepada seluruh kelompok
Setiap gambar JPEG dari rontgen dada memiliki ukuran [56]. Namun, masalah dalam implementasi, terutama
file sekitar 600 hingga 750 kB, dengan tinggi 1290 keterbatasan waktu, dapat ditemukan dan diperbaiki.
piksel dan lebar 1180 piksel, karena kualitas gambar Karena kursus kami cukup singkat dan
menjadi suboptimal dengan ukuran file lebih rendah kelompok instruktur kami relatif kecil, kami
[54]. Semua pengidentifikasi pasien dihapus dari menerapkan program pengajaran, secara keseluruhan,
gambar untuk menganonimkannya. sejak awal.
Daftar periksa dibuat untuk memastikan bahwa
setiap tujuan pembelajaran akan diilustrasikan oleh 3,5. Evaluasi. Sebelumnya, selama analisis kinerja, alat
setidaknya satu dari radiografi dada dan memastikan untuk mengevaluasi efektivitas instruksi seharusnya
bahwa berbagai kelainan, seperti penyakit paru-paru sudah dipertimbangkan dan dipilih. Baik selama atau
difus, kolaps lobar, kekeruhan multifokal, lumen paru, setelah menerapkan instruksi, alat ini sekarang harus
dan kelainan mediastinum dan hilus, dimasukkan. Kami digunakan untuk menentukan apakah program
juga mengembangkan skala kesulitan yang dimodelkan pengajaran mencapai tujuan yang dimaksudkan dan apa,
pada apa yang telah dibuat oleh orang lain [44] untuk jika ada, perubahan diperlukan untuk memperbaiki
memastikan kami mengumpulkan radiografi dada program. Selain umpan balik sumatif, umpan balik
dengan berbagai tingkat kesulitan. formatif dapat dan harus dikumpulkan di seluruh
Departemen kami membeli monitor komputer program instruksi untuk memungkinkan peningkatan
yang bisa berputar dari lanskap ke orientasi potret; ini bertahap.
memungkinkan presentasi optimal dari gambar JPEG Kami mensurvei fakultas kami yang menjawab
dari radiografi toraks, yang biasanya memiliki tinggi bahwa interpretasi para dokter terhadap radiografi dada
lebih besar dari lebar. Kami menjadwalkan sesi di telah meningkat secara signifikan, terutama dalam hal
ruangan dengan ukuran dan lokasi yang sesuai. Untuk mengidentifikasi pola dan temuan abnormal dan
beberapa sesi, kami juga mengumpulkan gambar- menghasilkan diagnosis diferensial pola kelainan.
gambar computed tomography dada, slide patologi, atau Dalam 2 tahun sebelum kurikulum baru, kami
gambar USG paru untuk lebih menggambarkan meminta warga untuk menggunakan skala peringkat 4-
gambaran radiografi dari beberapa penyakit paru-paru. poin (yaitu, (1) tidak berguna,
Tiga instruktur kami diberitahu untuk mengikuti urutan (2) agak berguna, (3) bermanfaat, dan (4) sangat
yang sama untuk setiap sesi yang biasanya termasuk berguna), untuk menilai apakah mereka merasa
menyajikan gambaran klinis, menunjukkan radiografi pengajaran interpretasi radiografi toraks kami efektif.
dada, memilih salah satu peserta untuk Dari 40 responden, 2,5% memberikan peringkat “tidak
menginterpretasikannya, memberikan umpan balik pada berguna,” 5% memberikan peringkat “agak berguna,”
interpretasi, memungkinkan diskusi di antara anggota 70% memberikan peringkat “bermanfaat,” dan 22,5%
memberi penilaian “sangat berguna.” , dalam 2 tahun

8
berikutnya setelah menerapkan kurikulum baru, evaluasi
diulang dan keluar dari 46 responden, 41% memberikan References
peringkat “bermanfaat” dan 59% memberikan penilaian
“sangat berguna,” tanpa responden yang memberikan [1] L. A. Eisen, J. S. Berger, A. Hegde, and R. F.
peringkat "Tidak berguna" atau "agak berguna." Banyak Schneider, “Competency in chest radiography: a
comparison of medical students, residents, and
komentar warga juga menyatakan bahwa pengajaran fellows,” Journal of General Internal Medicine, vol.
kami interpretasi radiografi dada telah menjadi "bagian 21, no. 5, pp. 460–465, 2006.
terbaik" dari rotasi paru. [2] H. M. Bosse, J. Mohr, B. Buss et al., “The benefit of
Selain umpan balik formal, instruktur dan repetitive skills training and frequency of expert
feedback in the early acquisition of procedural skills,”
warga memberikan umpan balik formatif sepanjang
BMC Medical Education, vol. 15, article 22, 2015.
tahun. Sebagai contoh, pelajar menunjukkan bahwa [3] K. A. Ericsson, “Deliberate practice and acquisition of
sudut pandang monitor kami terbatas, sehingga kualitas expert performance: a general overview,” Academic
gambar tampak suboptimal kecuali orang yang melihat Emergency Medicine, vol. 15, no. 11, pp. 988–994,
gambar itu duduk langsung (atau hampir langsung) di 2008.
[4] G. M. Piskurich, Rapid Instructional Design: Learning
depan monitor. Dengan demikian, kami akhirnya beralih
ID Fast and Right, John Wiley & Sons, Hoboken, NJ,
menggunakan proyektor data kesetiaan tinggi untuk USA, 3rd edition, 2015.
mentransmisikan gambar radiografi ke layar. Juga, kami [5] G. M. Piskurich, “What is this instructional design
membuat sedikit penyesuaian pada panduan yang kami stuff any-way?” in Rapid Instructional Design:
berikan kepada instruktur, menekankan, menghilangkan Learning ID Fast and Right, G. M. Piskurich, Ed.,
chapter 1, John Wiley & Sons, Hoboken, NJ, USA, 3rd
penekanan, atau mengulang-ulang materi tertentu untuk edition, 2015.
meningkatkan pembelajaran. [6] S. Reinbold, “Using the ADDIE model in designing
Metode penting untuk mengevaluasi library instruction,” Medical Reference Services
keefektifan program pendidikan adalah untuk menilai Quarterly, vol. 32, no. 3, pp. 244–256, 2013.
[7] T.-C. Hsu, J. Lee-Hsieh, M. A. Turton, and S.-F. Cheng,
secara objektif seberapa baik pembelajar telah “Using the ADDIE model to develop online continuing
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap education courses on caring for nurses in Taiwan,”
yang diajarkan. Untuk tujuan ini, program residensi Journal of Continuing Education in Nursing, vol. 45, no.
kami berencana untuk meninjau kinerja warga pada 3, pp. 124–131, 2014.
[8.] S. Zundel, I. Wolf, H.-J. Christen, and S.
ujian klinis terstruktur obyektif (OSCE) sebelum dan Huwendiek, “What supports students’ education in
setelah menerapkan kurikulum baru. the operating room? A focus group study including
students’ and surgeons’ views,” American Journal
3. Kesimpulan of Surgery, vol. 210, no. 5, Article ID 11523, pp.
Makalah ini menggambarkan bagaimana 951–959, 2015.
[9] A. J. Stockley and K. Forbes, “Medical
model ADDIE dapat membantu merancang kurikulum professionalism in the formal curriculum: 5th year
untuk mengajarkan interpretasi radiografi dada. Model medical students’ experiences,” BMC Medical
desain instruksional lainnya, seperti yang dilakukan oleh Education, vol. 14, no. 1, article 259, 2014.
Gagne et al. [10] D. A. Cook, E. S. Holmboe, K. J. Sorensen, R. A.
Berger, and J. M. Wilkinson, “Getting maintenance
[57] dan Thomas dan Kern [58], juga bisa
of certification to work: a grounded theory study of
membantu para pendidik membangun kurikulum secara physicians’ perceptions,” JAMA Internal Medicine,
sistematis. Keuntungan dari model ADDIE adalah vol. 175, no. 1, pp. 35–42, 2015.
mudah digunakan dan dapat diterapkan pada kurikulum [11] J. Ahn, D. Jones, L. M. Yarris, and H. B. Fromme, “A
national needs assessment of emergency medicine
yang mengajarkan pengetahuan, keterampilan, atau
resident-as-teacher curricula,” Internal and Emergency
sikap. Tetapi terlepas dari model yang digunakan, Medicine, 2016.
pendekatan yang terstruktur dan komprehensif untuk [12] K. L. Kondo and M. Swerdlow, “Medical student
pengembangan kurikulum akan membantu pendidik radiology cur-riculum: what skills do residency
dalam memenuhi kebutuhan pembelajar mereka. Studi program directors believe are essential for medical
students to attain?” Academic Radiology, vol. 20, no.
masa depan dapat melacak apakah ada perbaikan pada 3, pp. 263–271, 2013.
hasil pasien sebagai hasil dari intervensi pendidikan.
[13] R. Eynan, L. Reiss, P. Links et al., “Suicide prevention
compe-tencies among urban Indian physicians: a needs
Minat Bersaing
assessment,” Indian Journal of Psychiatry, vol. 57, no.
Penulis menyatakan bahwa mereka tidak 4, pp. 397–402, 2016.
memiliki kepentingan bersaing

9
[14] V. A. Dinh, D. Lakof f, J. Hess et al., “Medical [27] D. M. Irby, “Three exemplary models of case-based
student core clinical ultrasound milestones: a teaching,” Academic Medicine, vol. 69, no. 12, pp. 947–
consensus among directors in the United States,” 953, 1994.
Journal of Ultrasound in Medicine, vol. 35, no. 2, pp. [28] A. Tarnvik,¨ “Revival of the case method: a way to
421–434, 2016.
retain student-centered learning in a post-PBL era,”
[15] N. R. Lowitt, “Assessment of an integrated
Medical Teacher, vol. 29, no. 1, pp. e32–e36, 2007.
curriculum in radiology,” Academic Medicine, vol.
77, article 933, 2002. [29] S. Edmunds and G. Brown, “Effective small group
[16] H. M. Esmaily, C. Savage, R. Vahidi, A. Amini, M. H. learning: AMEE Guide No. 48,” Medical Teacher,
Zarrintan, and R. Wahlstrom, “Identifying outcome- vol. 32, no. 9, pp. 715– 726, 2010.
based indicators and developing a curriculum for a
continuing medical education programme on rational [30] R. W. Jones, “Learning and teaching in small groups:
prescribing using a modified Delphi process,” BMC charac-teristics, benefits, problems and approaches,”
Medical Education, vol. 8, article 33, 2008. Anaesthesia and Intensive Care, vol. 35, no. 4, pp.
[17] A. Beshay, M. Liu, L. Fox, and K. Shinkai, 587–592, 2007.
“Inpatient der-matology consultative programs: a
[31] M. Kitchen, “Facilitating small groups: how to encourage
continued need, tools for needs assessment for
student learning,” Clinical Teacher, vol. 9, no. 1, pp. 3–
curriculum development, and a call for new methods
of teaching,” Journal of the American Academy of 8, 2012.
Dermatology, vol. 74, no. 4, pp. 769–771, 2016. [32] D. M. D’Alessandro and M. P. D’Alessandro,
[18] B. Kaufman, P. Dhar, D. K. O’Neill et al., “Chest “Radiologic edu-cation of pediatric residents during
radiograph interpretation skills of anesthesiologists,” morning report,” Academic Radiology, vol. 4, no. 7,
Journal of Cardiotho-racic and Vascular Anesthesia, pp. 534–538, 1997.
vol. 15, no. 6, pp. 680–683, 2001. [33] E. M. Webb, M. Vella, C. M. Straus, A. Phelps, and D. M.
[19] N. Z. Sanaiey, S. Karamnejad, and R. Rezaee,
Naeger, “Interpretive versus noninterpretive content in top-
“Educational needs of family physicians in the domains
selling radiology textbooks: what are we teaching medical
of health and conformity with continuing education in
Fasa University of Medical Sciences,” Journal of students?” Academic Radiology, vol. 22, no. 4, pp. 520–526,
Advances in Medical Education and Professionalism, 2015.
vol. 3, no. 2, pp. 84–89, 2015 [34] M. Sajeva, “E-learning: web-based education,” Current
[20] C. L. Gonsalves, R. Ajjawi, M. Rodger, and L. Opinion in Anaesthesiology, vol. 19, no. 6, pp. 645–649,
Varpio, “A novel approach to needs assessment in 2006.
curriculum development: going beyond consensus
[35] H. Averns, M. Maraschiello, E. van Melle, and D.
methods,” Medical Teacher, vol. 36, no. 5, pp. 422–
Andrew, “Evaluation of a web-based teaching module
429, 2014.
[21] S. Kennedy, B. Simon, H. J. Alter, and P. Cheung, on examination of the hand,” The Journal of
“Ability of physicians to diagnose congestive heart Rheumatology, vol. 36, no. 3, pp. 623– 627, 2009.
failure based on chest X-ray,” Journal of Emergency [36] D. R. Kitchin and K. E. Applegate, “Learning
Medicine, vol. 40, no. 1, pp. 47–52, 2011. radiology. A survey investigating radiology resident
[22] P. J. Troy, E. L. Salerno, and P. Venkatesh, “An use of textbooks, journals, and the internet,”
evaluation of a short chest radiograph learning Academic Radiology, vol. 14, no. 9, pp. 1113–1120,
intervention to evaluate internal medicine residents’ 2007.
ability to identify basic pathologic abnormalities and [37] H. Morgan, K. Mclean, C. Chapman, J. Fitzgerald, A.
normal anatomy,” Connecticut Medicine, vol. 70, no. Yousuf, and M. Hammoud, “The flipped classroom for
7, pp. 421–425, 2006. medical stu-dents,” Clinical Teacher, vol. 12, no. 3, pp.
[23] D. R. Jef frey, P. R. Goddard, M. P. Callaway, and R. 155–160, 2015.
Greenwood, “Chest radiograph interpretation by medical
[38] M. L. Richardson, “A World-Wide Web radiology
students,” Clinical Radiology, vol. 58, no. 6, pp. 478–
481, 2003. teaching file server on the Internet,” American
[24] D. W. Nierenberg, “The challenge of ’teaching’ large Journal of Roentgenology, vol. 164, no. 2, pp. 479–
groups of learners: strategies to increase active 483, 1995.
participation and learning,” International Journal of [39] P. Bhargava, S. Dhand, A. E. Lackey, T. Pandey, M.
Psychiatry in Medicine, vol. 28, no. 1, pp. 115–122, Moshiri, and K. Jambhekar, “Radiology education
1998. 2.0-On the cusp of change: part 2. eBooks; file
[25] P. L. Schwartz, “Active, small group learning with a sharing and synchronization tools; websites/teaching
large group in a lecture theatre: a practical example,” files; reference management tools and note taking
Medical Teacher, vol. 11, no. 1, pp. 81–86, 1989. applications,” Academic Radiology, vol. 20, no. 3, pp.
[26] G. Keijzers and V. Sithirasenan, “The effect of a chest 373– 381, 2013.
imaging lecture on emergency department doctors’ [40] P. Bhargava, T. J. Robinson, R. S. Iyer et al., “Sharing
ability to interpret chest CT images: a randomized a collection of radiology educational websites as
study,” European Journal of Emergency Medicine, vol.
bookmarks among radiol-ogists,” Journal of the
19, no. 1, pp. 40–45, 2012.

10
American College of Radiology, vol. 10, no. 8, pp. [56] G. M. Piskurich, “Pilots,” in Rapid Instructional
627–632, 2013. Design: Learning ID Fast and Right, G. M. Piskurich,
[41] R. Talanow, “Radiology teacher: a free, Internet- Ed., pp. 269–279, John Wiley & Sons, Hoboken, NJ,
based radiology teaching file server,” Journal of the USA, 3rd edition, 2015.
American College of Radiol-ogy, vol. 6, no. 12, pp. [57] R. M. Gagne, W. W. Wager, K. Golas, and J. M.
871–875, 2009. Keller, Principles of Instructional Design,
[42] G. L. Mammone, B. L. Holman, R. A. Greenes, J. A. Wadsworth Publishing, Belmont, Calif, USA, 5th
Parker, and R. Khorasani, “Inside BrighamRAD: edition, 2004.
providing radiology teaching cases on the internet,” [58] P. A. Thomas and D. E. Kern, Curriculum
Radiographics, vol. 15, no. 6, pp. 1489–1498, 1995. Development for Med-ical Education: A Six-Step
[43] J. H. Shatzer, “Instructional methods,” Academic Approach, John Hopkins University Press,
Medicine, vol. 73, no. 9, pp. S38–S45, 1998. Baltimore, Md, USA, 3rd edition, 2016
[44] K. Boutis, M. Pecaric, and M. Pusic, “Teaching X-
ray inter-pretation: selecting the radiographs by the
target population,” Medical Education, vol. 43, no.
5, pp. 434–441, 2009.
[45] J. G. Ross, E. Bruderle, and C. Meakim, “Integration
of deliber-ate practice and peer mentoring to
enhance students’ mastery and retention of essential
skills,” Journal of Nursing Education, vol. 54, no. 3,
pp. S52–S54, 2015.
[46] J. R. Jones, “Many heads are better than one for coming
up with ideas,” Nursing Standard, vol. 29, no. 9, pp.
65–65, 2014.
[47] A. J. S. F. Visschers-Pleijers, D. H. J. M. Dolmans,
B. A. de Leng, I. H. A. P. Wolfhagen, and C. P. M.
van der Vleuten, “Analysis of verbal interactions in
tutorial groups: a process study,” Medical
Education, vol. 40, no. 2, pp. 129–137, 2006.
[48] A. L. Ballard, “Getting started. Writing behavioral
objectives,” Journal for Nurses in Staff Development,
vol. 6, pp. 40–44, 1990.
[49] J. M. Beitz, “Developing behavioral objectives for
perioperative staff development,” AORN journal, vol. 64,
no. 1, pp. 87–95, 1996.
[50] L. M. Ferguson, “Writing learning objectives,”
Journal of Nursing Staff Development, vol. 14, no. 2,
pp. 87–94, 1998.
[51] R. F. Mager, “The qualities of useful objectives,” in
Preparing Instructional Objectives: A Critical Tool in
the Development of Effective Instruction, R. F. Mager,
Ed., pp. 43–50, T he Center for Effective Performance
Inc, Atlanta, Ga, USA, 3rd edition, 1997.
[52] R. L. Houlden, P. J. Frid, and C. P. Collier, “Learning
outcome objectives,” Annals RCPSC, vol. 31, pp. 327–
332, 1998.
[53] J. C. Reed, Chest Radiology: Plain Film Patterns
and Differential Diagnosis, Elsevier Mosby,
Philadelphia, Pa, USA, 6th edition, 2011.
[54] D. Schellingerhout, F. S. Chew, M. E. Mullins, and
R. G. Gonzalez, “Projected digital radiologic images
for teaching: balance of image quality with data size
constraints,” Academic Radiology, vol. 9, no. 2, pp.
157–162, 2002.
[55] G. M. Piskurich, “Beta tests,” in Rapid Instructional
Design: Learning ID Fast and Right, G. M. Piskurich,
Ed., pp. 263–268, John Wiley & Sons, Hoboken, NJ,
USA, 3rd edition, 2015.

11
4. Memilih salah satu judul penelitian dalam dunia pendidikan beserta instrument
penelitiannya!
Jawab :

Contoh Penelitian : Pengaruh Motivasi, Kemampuan dan Loyalitas terhadap Kualitas


KerjaVariabel penjelas (bebas): Motivasi, Kemampuan, LoyalitasVariabel Yang Dijelaskan
( Terikat ) : Kualitas Kerja

KISI-KISI INSTRUMEN

Variable VariabelDimensi( Indikator Deskriptor Nomer B


sub-variabel) utir
Motivasi Motif Kerja a. Gaji 1. Upah yang layak 1.1
b. Kenyamanan Kerja 2. Penilaian kerja 1.2
c. Fasilitas kerja 3.Tempat kerja yang bai 1.3
k
Harapan a. Sifat kepemimpinan 4. Loyalitas pimpinan 1.4
b. Kedisiplinan 5. Simpatik 1.5
6. Disiplin yang bijaksana 1.6

Motivasi Kerja
Contoh pertanyaan tentang :
Motivasi Kerja
MOTIF
a) Saya bekerja dengan menerima upah :
1. Tinggi
2. Cukup
3. Rendah
4. Sangat rendah
2) HARAPAN
a) Pekerjaan saya oleh pimpinan selalu dinilai :
1. Tinggi 2. Cukup 3. Rendah. 4. Sangat Rendah

12

You might also like