You are on page 1of 9

JOM Vol. 2 No.

2, Oktober 2015

STUDI FENOMENOLOGI KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG


MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

Dwi Hagita1, Bayhakki2, Rismadefi Woferst3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email : dwihagita@gmail.com

Abstract
Chronic renal failure is showed by the inability of the kidneys in maintaining homeostasis of body. End Stage Renal
Disease (ESRD) patients should use a renal replacement therapy as the options to maintain body functions. Currently
most used therapy is hemodialysis therapy. This research aimed to determine quality of life chronic renal failure which
patients undergoing hemodialysis therapy at Arifin Achmad hospital. This research using qualitative methode with
phenomenological approach. Data obtained from a dept interviews with 8 participants that were 2 males and 6 females,
27-60 years old, and have been undergoing hemodialysis for 2-10 years. Interviews results were analyzed by using
Colaizzi methode. The result showed eigth themes: decrease in the fulfillment of physiological needs, changes in
psychological response, increased spiritual response, the change of social interaction, support needed, change the
economic status, the quality of life of physical and psychological decreases, and adaptation. Based this research it can
be concluded that changes in the physical, psychological, social economic, and spiritual hemodialysis patients. Holistic
social support is important to increased quality of life patient with chronic failure kidney.

PENDAHULUAN 10.478 pada tahun 1980 menjadi 90.118 pada


Penyakit gagal ginjal kronik tahun 2009 (National Kidney and Urologic
merupakan kegagalan fungsi ginjal untuk Diseases Information Clearinghouse, 2012).
mempertahankan metabolisme serta Di Indonesia pada tahun 2011 terdapat 15.353
keseimbangan cairan dan elektrolit akibat pasien baru yang menjalani hemodialisis dan
destruksi struktur ginjal yang progresif pada tahun 2012 terjadi peningkatan pasien
dengan manifestasi penumpukan sisa yang menjalani hemodialisis diantaranya
metabolit (toksik uremik) di dalam darah sebanyak 4.268 orang sehingga secara
(Muttaqin & Sari, 2011). Penyakit ginjal keseluruhan terdapat 19.621 pasien yang baru
kronik terdiri dan beberapa tahap, dimana menjalani hemodialisis sampai akhir tahun
tahap akhir dan penyakit ginjal kronik disebut 2012 pada 244 unit hemodialisis di Indonesia
dengan penyakit ginjal tahap akhir (End State (Indonesian Renal Registry (IRR), 2013).
Renal Disease/ESRD). ESRD ditunjukkan Penyakit ginjal tahap akhir (End State
dengan ketidakmampuan ginjal dalam Renal Disease/ERDS) harus menggunakan
mempertahankan homeostasis tubuh terapi pengganti ginjal yang menjadi satu-
(Ignatavicius & Workman, 2006). satunya pilihan untuk mempertahankan fungsi
Jumlah penderita gagal ginjal kronik tubuh. Terapi pengganti ginjal yang biasanya
pada tahun 2007 di seluruh dunia terdapat 1,1 dilakukan dapat berupa transplantasi ginjal
juta orang menjalani hemodialisis, serta atau dialisis yang terdiri dari dialisis
diproyeksi pada tahun 2013 menjadi lebih peritonial dan hemodialisis. Saat ini terapi
dari 2 juta orang (Yayasan Ginjal Diatrans pengganti ginjal yang paling banyak
Indonesia (YGDI), 2012). National Institut of digunakan adalah hemodialisis yang
Diabetes Melitus and Digestif and Kidney jumlahnya dari tahun ke tahun terus
Disease (NIDDK) menyebutkan bahwa antara meningkat (Smeltzer, Bare, Hinkle &
1980 dan 2009, rata-rata prevalensi gagal Cheever, 2008)
ginjal kronik di US meningkat mendekati Terapi hemodialisis merupakan
600% dari 290 kasus menjadi 1.738 kasus per teknologi tinggi sebagai terapi pengganti
juta penduduk. Jumlah kematian pasien gagal untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme
ginjal kronik juga menunjukkan kenaikan dari atau racun tertentu dari peredaran darah
1032
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

manusia seperti air, natrium, kalium, penurunan kualitas hidup yang dirasakan
hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat- dalam segi ekonomi dan sosial. Pasien
zat lain melalui membran semi permiabel mengatakan sudah tidak lagi bekerja karena
sebagai pemisah darah dan cairan dialisat kondisi badan yang tidak seperti dulu, sudah
pada ginjal buatan dimana terjadi proses jarang untuk berkumpul dengan teman dan
difusi, osmosis dan ultra filtrasi (Brunner & sudah tidak pernah melakukan hobi. Pasien
Suddarth, 2009). Terapi pengganti ginjal juga mengatakan memikirkan kehidupan
hemodialisis sangat bermanfaat bagi klien masa depan pasien dan keluarganya semenjak
dengan penyakit ginjal tahap akhir karena menjalani hemodialisis, dan lebih fokus pada
ginjal merupakan alat vital dalam tubuh yang aspek spiritual dengan mengatakan kalau
menjaga homeostasis tubuh, namun terapi pasien rajin pergi ke musholla dan pergi
hemodialisis bukan berarti tidak berisiko dan pengajian. 1 pasien lainnya mengatakan sudah
tidak mempunyai efek samping. Berbagai bisa menerima kondisi saat ini karena sudah
permasalahan dan komplikasi dapat terjadi menjalani hemodialisis lebih dari 5 tahun.
pada klien yang menjalani hemodialisis. Pasien ini mengatakan masih bekerja dan
Tindakan hemodialisis sangat erat melakukan aktifitas seperti biasa tetapi dalam
hubungannya dengan kualitas hidup klien aspek sosial pasien mengatakan sudah jarang
dikarenakan banyaknya permasalahan berkumpul dengan teman karena banyak
kompleks terhadap kondisi fisik, psikologis, waktu yang dihabiskan untuk melakukan
sosial, ekonomi dan spiritual akibat tindakan hemodialisis.
hemodialisis serta penyakitnya. Landreneau, Tujuan penelitian ini adalah bertujuan
Lee dan Landreneau (2010) mengatakan mengeksprolasi lebih mendalam tentang
bahwa kualitas hidup klien yang menjalani kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang
transplantasi ginjal lebih baik dibandingkan menjalani hemodialisis.
dengan pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini dapat memberikan
Keadaan pasien gagal ginjal tahap akhir yang sumbangan pemikiran dan acuan bagi ilmu
seumur hidup tergantung pada mesin dialisis pengetahuan keperawatan tentang kualitas
akan mengakibatkan perubahan-perubahan hidup pasien gagal ginjal kronik yang
dalam hidupnya. menjalani hemodialisis. Serta dapat dijadikan
Kualitas hidup adalah suatu konsep informasi tambahan bagi perawat diruang
dalam ilmu kesehatan dan praktik klinik, hemodialisis dan keluarga untuk menjaga dan
menggambarkan persepsi seorang individu lebih meningkatkan kualitas hidup pasien
tentang posisi atau kondisi mereka dalam gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.
kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem
nilai dimana mereka tinggal, dan METODOLOGI PENELITIAN
hubungannya dengan tujuan, harapan, standar Desain penelitian yang digunakan
dan kepentingan mereka (Marques, Wagner, dalam penelitian ini adalah metode penelitian
Figueiredo & Avila, 2006). Kualitas hidup kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
merupakan keadaan ideal yang seharusnya Penelitian kualitatif cenderung menggunakan
bisa dicapai oleh setiap orang meliputi aspek pengalaman manusia yang dinamik
keseimbangan dimensi fisik, psikologis, sosial dengan pendekatan yang holistik untuk
dan lingkungan di sekitar. menguraikan pengalaman tersebut (Polit &
Berdasarkan hasil wawancara yang Beck, 2006). Desain fenomenologi lebih
peneliti lakukan dalam studi pendahuluan menekankan pada eksplorasi arti dan makna
pada tanggal 4 Desember 2014 di ruangan pengalaman seseorang secara individu (Wood
hemodialisis RSUD Arifin Achmad & Haber, 2006). Deskriptif fenomenologi
Pekanbaru dengan 4 pasien gagal ginjal Husserl menggunakan istilah fenomenologi
kronik yang menjalani hemodialisis, untuk menunjukkan apa yang nampak dalam
ditemukan 3 orang pasien mengatakan kesadaran kita dengan membiarkannya
1033
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

termanifestasi apa adanya, tanpa memasukkan Partisipan yang masih bekerja sebagai
kategori pikiran kita didalamnya (Riady, wiraswasta sebanyak 1 orang, guru 1 orang
2013). Penelitian ini berfokus pada penemuan dan sebanyak 6 orang sudah tidak bekerja.
fakta mengenai kualitas hidup pasien gagal Hasil penelitian menemukan delapan
ginjal tahap akhir yang menjalani tema utama yang memaparkan kualitas hidup
hemodialisis. Sampel dalam penelitian ini pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
adalah 8 partisipan yang menjalani hemodialisis, diantaranya:
hemodialisis di RSUD Arifin Achmad 1. Perubahan Pemenuhan Kebutuhan
Pekanbaru yang telah memenuhi kriteria Fisiologis
inklusi. Teknik pengambilan sampel yang Perubahan fisiologi yang didapatkan
digunakan yaitu teknik Purposive Sampling dalam penelitian ini meliputi fisik, makan,
yaitu teknik pengambilan sampel dari istirahat, bernapas, sirkulasi dan eliminasi.
populasi yang sesuai dengan kehendak Seluruh partisipan merasakan keadaan fisik
peneliti berdasarkan tujuan ataupun masalah yang lemah, partisipan mengungkapkan
penelitian serta karakteristik subjek yang membatasi aktifitas dan tidak bisa melakukan
diinginkan (Nursalam, 2008). Metode banyak aktifitas karena fisik yang lemah dan
pengumpul data yang digunakan dalam mudah capek seperti yang dijelaskan sebagai
pelelitian ini adalah in depth interview, yaitu berikut:
wawancara mendalam yang dilakukan untuk “Aktifitas ya memang saya batasi,
pertanyaan yang sifatnya terbuka. kondisi saya udah mulai terbatas saya
Pelaksanaan wawancara mendalam sesuaikan dengan keadaan saya gitu”
disesuaikan dengan kesepakatan partisipan (P1)
baik waktu maupun tempat wawancara. Alat “.....kalo sekarang ndak lagi, ndak
pengumpul data yang digunakan dalam bisa, udah capek, jadi kalo sekarang
penelitian ini adalah peneliti sendiri beserta capek bawa geletak gitu aja” (P7)
alat bantu lainnya. Instrumen/alat bantu
pengumpul data yang digunakan dalam 2. Perubahan Respon Psikologis
penelitian ini yaitu pedoman wawancara. Perasaan negatif timbul saat pertama
Pedoman wawancara yang digunakan kali mengetahui sakit gagal ginjal kronik dan
merupakan pedoman wawancara yang tidak harus menjalani pengobatan hemodialisis
terstruktur yang disusun berdasarkan tujuan secara rutin. Perasaan negatif yang muncul
penelitian. Peneliti menggunakan 6 terdiri dari perasaan takut, stres, syok, depresi
pertanyaan dalam pedoman wawancara yang (down), sedih, menangis dan kesal. Empat
sebelumnya telah dikonsultasikan bersama partisipan merasa takut karena tidak
dua orang yang ahli dan kompeten. Selain mengetahui prosedur pengobatan yang akan
pedoman wawancara, penelitian juga dijalani, takut ditusuk oleh jarum dan takut
menggunakan alat pengumpul data penunjang akan masa depan anak mereka yang masih
lainnya yaitu, alat perekam berupa recorder kecil. Empat dari delapan partisipan lainnya
dan catatan lapangan. Hasil wawancara mengungkapkan rasa stres yang dirasakan
dianalisis dengan menggunakan metode akibat penyakit yang mereka alami. Stres
Colaizzi. timbul akibat ketergantungan terhadap terapi
hemodialisis yang rutin dua kali seminggu
HASIL PENELITIAN dan makanan minuman yang harus dibatasi
Usia partisipan dalam penelitian ini seperti yang dijelaskan sebagai berikut:
antara 27-60 tahun dengan lamanya menjalani “Dipikir gak seberat ini gitu, dipikir
hemodialisis 1-5 tahun. Partisipan yang ntah cuci darah itu ntah gini aja
beragama islam sebnayak 7 orang dan sekali dua kali gak seterusnya” (P4)
beragama kristen sebnayak 1 orang dengan 3. Respon Spiritual Meningkat
latar belakang pendidikan SD sampai S1. Tujuh partisipan menunjukkan
1034
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

semakin dekat dengan Tuhan dengan partisipan mengungkapkan bentuk dukungan


meningkatkan ibadah dan pasrah, karena rata- yang dibutuhkan meliputi perhatikan,
rata persepsi partisipan bahwa tidak dukungan keluarga dan dukungan lingkungan
selamanya bisa bertahan hidup karena kerja atau teman seperti yang dijelaskan
penyakit dan ketergantungan pada mesin sebagai berikut:
hemodialisis. Sejak sakit lebih banyak waktu “Bentuk dukungan yang dibutuhkan
yang tersedia untuk beribadah dibandingkan ya diurusi aja, ya udah gak ada lagi
saat waktu masih sehat yang dihabiskan untuk itu aja” (P4)
bekerja seperti yang dijelaskan sebagai
berikut: 6. Perubahan Status Ekonomi
“Kalo sekarang sholat lebih banyak, Seluruhan partisipan mengungkapkan
kalo dulu sibuk kerja mungkin kan, perubahan status ekonomi yang disebabkan
yang wajibnya aja kalo sekarang ya karena tidak lagi bekerja dan biaya tidak
alhamdulillahlah ya pas badan terduga selama hemodialisis. Tema perubahan
sunah-sunahnya juga dikerjakan” status ekonomi didapatkan dari sub tema
(P7) kebutuhan keuangan bertambah dan
pendapatan keuangan berkurang, seperti yang
4. Perubahan Interaksi Sosial dijelaskan sebagai berikut:
Perubahan interkasi sosial timbul “Ya... kalo status ekonomi agak
karena lemahnya fisik partisipan, gampang kurang lah, karna apa gitu karna
letih jika beraktifitas yang berlebihan serta untuk transportnya kan kalo naek
waktu yang habis karena penyakit dan mobil kita paling gak harus bersedia
pengobatan yang dijalani. Penurunan uang 400 ribuan ya kan, karna
frekuensi bersosialisasi dan tidak bisa bapaknya gak bisa menjalankan
bersosialisasi diungkapkan oleh enam mobil, harus orang lain lagi ,untuk
partisipan yang menunjukkan adanya makan, untuk beli minyak ini itunya
perubahan aktifitas sosial seperti yang 400 udah abis tu” (P2)
dijelaskan sebagai berikut:
“Kalo wirid pengajian sekali sebulan 7. Penurunan Kualitas Hidup Fisik dan
ada tapi gak seperti biasa waktu Psikologis
sehat kalo semenjak cuci darah ni Kualitas hidup yang paling dirasakan
paling-paling saya kurangi menurun oleh seluruh partisipan adalah dari
jadwalnya” (P1) segi fisik yang disebabkan oleh kelemahan
Mobilitas menurun dirasakan oleh fisik sehingga aktifitas otomatis menurun.
lima partisipan yang mengungkapkan Kulitas fisik yang menurun dapat dilihat dari
membatasi berpergian semenjak menjalani aktifitas yang menurun pula. Enam partisipan
hemodialisis dan tidak ada lagi kegiatan mengungkapkan penurunan aktifitas sejak
berpergian seperti yang dijelaskan sebagai menjalani hemodialisis seperti yang
berikut: dijelaskan sebagai berikut:
“...karna kita gak bisa jalan ya udah “Ya kalo kualitas itu yang saya bilang
dirumah aja disitu sampe pagi disitu tadi ya menurunlah, namanya kita
udah sore dah malem ditempat tidur udah sakitkan, aktifitas tu banyak
ajakan” (P4) yang menurun” (P2)
Penurunan kualitas dalam segi
5. Dukungan yang di Butuhkan psikologis juga dirasakan seluruh partisipan
Dukungan sangat dibutuhkan oleh menurun dengan timbulnya beban psikologis.
keseluruhan partisipan untuk menghadapi Beban psikologis yang timbul pada enam
penyakit dan pengobatan yang dijalani untuk partisipan adalah jenuh, merasa jadi beban
mempertahankan kehidupan. Seluruh dan putus asa. Rasa jenuh timbul pada salah
1035
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

satu partisipan akibat seumur hidup harus melakukan aktifitas sehingga pada akhirnya
bergantung pada mesin hemodialisis. dapat menurunkan kualitas hidup pasien.
Perasaan putus asa terhadap penyakit dan Gambaran respon psikologis yang
pengobatan yang dijalani juga diungkapkan peneliti dapatkan adalah timbulnya perasaan
oleh tiga partisipan. Partisipan merasa putus takut, stres, depresi dan syok. Seluruh
asa dengan pengobatan yang mereka jalani partisipan mengungkapkan bahwa perasaan
karena tidak menyembuhkan dan menjadi negatif muncul pada saat pertama kali
beban bagi keluarga dan orang terdekat, didiagnosa penyakit gagal ginjal kronik dan
seperti yang dijelaskan sebagai berikut: harus menjalani terapi hemodialisis yang
“Kualitas hidup ada berkurang tapi tidak menyembuhkan melainkan untuk
bisa dilalui dengan baik secara fisik mempertahankan kehidupan.
ya kan apalagi ya kadang-kadang Hal ini sesuai dengan penelitian yang
berpikir merasa jenuh ya kan...” (P1) dilakukan oleh Sandra, Dewi dan Dewi
“Ya mungkin ajal mungkin gak lama (2012) menyebutkan bahwa hasil yang
lagi kan anak kecilkan kena sakit yang penelitian terhadap responden yang manjalani
gini-gini kali” (P8) terapi hemodialisis mendekati aspek stres
psikologis sedang sampai berat, sejalan
8. Adaptasi. dengan penelitian ini bahwa peneliti juga
Partisipan mengungkapkan adanya mendapatkan respon psikologi negatif berupa
adaptasi yang dilakukan pada penurunan stres yang diungkapkan oleh 4 partisipan yang
kualitas hidup dari segi fisik dan psikologis. menghadapi masalah kesulitan dalam
Dari segi fisik, adaptasi yang dilakukan oleh mempertahankan apa yang telah menjadi
tujuh partisipan adalah dengan membatasi miliknya, seperti pekerjaan, interaksi sosial,
aktifitas sesuai dengan kondisi fisiknya. Dari dan keuangan serta tidak mampu
segi psikologis, partisipan sudah muali memepertahankan peran dan tanggung jawab.
menerima keadaan dan pasrah kepada Tuhan Sebagian besar pasien yang berpartisipasi
dengan apa yang terjadi seperti yang dalam penelitian mengeluhkan masalah ini
dijelaskan dibawah ini: Respon spiritual yang diungkapkan
“Aktifittas sekarang ni ndak ada, oleh seluruh partisipan menunjukkan
tengok-tengok cucu aja, nonton TV, itu peningkatan semakin dekat dengan Tuhan,
aja... udah capek duduk, tidur, capek semenjak mengalami sakit dan menjalani
tidur, duduk...” (P6) terapi. Partisipan mengungkapkan rasa pasrah
“Bertawakal ajalah sama Allah, serah terhadap penyakit yang dihadapinya dan
diri aja selalu berdoa....” (P2) menyerahkan segala sesuatunya pada yang
diatas. Respon spiritual meningkat karena
PEMBAHASAN timbul perasaan seperti hidup yang tidak lama
Hasil penelitian menyatakan bahwa lagi karena terapi hemodialisis yang tidak
seluruh partisipan seluruh partispan menyembuhkan sehingga partisipan mulai
mengungkapkan fisik yang lemah dan menyerahkan segala sesuatunya kepada
pemenuhan kebutuhan fisiologis seperti fisik, Tuhan dan pasrah terhadap apa yang akan
makan, istirahat, napas, eliminasi dan terjadi dengan lebih meningkatkan ibadah.
sirkulasi terganggu sejak menjalani terapi Aktifitas ibadah yang dilakukan partisipan
hemodialisis. Hal ini sejalan dengan seperti banyak dzikir dan memperbanyak
penelitian yang dilakukan Septiwi (2011) sholat malam serta banyak berdoa. Partisipan
menyebutkan bahwa penurunan kadar Hb dan mengungkapkan tidak melakukan aktifitas
albumin pada pasien hemodialisis ibadah tersebut saat masih sehat karena sibuk
menyebabkan penurunan level oksigen dan bekerja.
sedian energi dalam tubuh, yang dapat Sebagian partisipan menyebutkan
mengakibatkan terjadinya kelemahan dalam ibadah saat sakit sekarang ini lebih baik dan
1036
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

lebih banyak daripada saat sehat dulu diungkapkan hampir oleh seluruh partisipan.
dikarenakan terlalu sibuk bekerja dan tidak Hal ini sesuai dengan penelitian yang
ada waktu. Hal ini sesuai dengan penelitian dilakukan oleh Arova (2013) yang
yang dilakukan oleh Farida (2010) yang menyebutkan bahwa sumber social support
menyatakan bahwa kondisi pasien membuat dalam pelaksanaan self care management
pasien lebih meningkatkan dalam pasien 30 yang menjalani hemodialisis
menjalankan ibadah dan pasien merasa lebih diperoleh dari pasangan suami/istri, keluarga,
meningkat dalam kualitas beribadah. dan sesama pasien yang menjalani
Perubahan interaksi sosial hemodialisis. Bentuk dukungan yang
diungkapkan oleh seluruh partisipan semenjak dibutuhkan oleh partisipan didapatkan peneliti
mengalami sakit dan menjalani terapi yaitu diperhatikan, dukungan keluarga dan
hemodialisis. Sebelum mengalami sakit dukungan lingkungan kerja atau teman.
partisipan rutin melakukan kegiatan sosial Bentuk dukungan seperti diperhatikan sangat
seperti wirid, pengajian dan sholat di mesjid dibutuhkan oleh pasien untuk mengurangi
atau musholla terdekat. Namun sejak timbulnya perasaan negatif seperti depresi dan
mengalami sakit dan terapi hemodialisis merasa menjadi beban oleh keluarga, salah
seluruh aktifitas sosial partisipan berkurang satu partisipan mengungkapkan bahwa jika
karena kondisi fisik yang gampang letih dan pasien dibiarkan sendiri tanpa diperhatikan
harus berhenti bekerja karena tidak sanggup maka pasien akan cenderung melamun dan
dan fisik yang lemah. akan timbul perasaan negatif yang otomatis
Penurunan frekuensi bersosialisasi akan mempengaruhi kualitas hidup.
diungkapkan oleh lima partisipan yang Seluruh partisipan dalam penelitian ini
seluruhnya dikarenakan kondisi fisik yang menggunakan fasilitas BPJS yang
tidak memungkinkan, hal ini sesuai dengan diselenggarakan oleh pemerintah. Namun
penelitian yang dilakukan oleh biaya diluar hemodialisis seperti biaya
Mardiyaningsih (2014) yang menyebutkan transportasi, makan selama hemodialisis dan
bahwa sejak menjalani terapi hemodialisis biaya obat yang tidak ditanggung BPJS
aktivitas partisipan berubah dan terganggu membuat kebutuhan keuangan bertambah,hal
sehingga mengakibatkan kurang mampu ini diperparah dengan kondisi tidak dapat
berinteraksi dan bersosialisasi. bekerja karena kondisi fisik. Hal ini sesuai
Mobilitas partisipan pada penelitian dengan penelitian yang dilakukan oleh
ini mengalami gangguan seperti membatasi Mardyaningsih (2014) yang menyebutkan
berpergian dan tidak ada kegiatan berpergian bahwa kebutuhan ekonomi semakin
semenjak sakit. Partisipan membatasi bertambah akibat dari kehilangan pekerjaan
kegiatan berpergian karena ketergantungan yang membuat pasien berpikir 2 kali lipat
terhadap terapi hemodialisis dan fisik yang untuk mendapatkan uang yang akan
lemah (tidak mampu berjalan kaki) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hanya mampu berpergian jika menaiki hemodialisis dan sehari-hari.
kendaraan seperti mobil. Hal ini sesuai Keadaan psikologis partisipan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Farida menurun semenjak menjalani hemodialisis.
(2010) yang menyatakan bahwa pasien gagal Lima dari delapan partisipan mengungkapkan
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis beban psikologis seperti jenuh, putus asa dan
mengalami gangguan mobilitas karena jadwal merasa menjadi beban bagi orang terdekat.
terapi 2 kali dalam seminggu sehingga pasien Satu partisipan mengungkapkan merasa
tidak dapat pergi melebihi 3-4 hari. menjadi beban bagi anaknya sehingga selalu
Sumber dukungan sosial yang timbul perasaan negatif sepeti putus asa dan
dibutuhkan oleh partisipan adalah dukungan berpikir lebih baik mati saja. Perasaan jenuh
dari keluarga seperti pasangan suami atau juga timbul karena setiap dua kali seminggu
istri, anak, ayah ibu dan teman kerja harus menjalani terapi hemodialisis dan
1037
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

sehabis pulang dari rumah sakit hanya tidur menyebutkan bahwa adaptasi yang dilakukan
serta nonton TV, kegiatan begitu berulang oleh partisipan dalam mengatasi kesehatan
terus karena ketergantungan pada orang lain fisik yang menurun berupa membatasi
akibat fisik lemah. aktifitas fisik seperti tidak rnelakukan
Penelitian yang dilakukan oleh Farida pekerjaan yang berat, membatasi pemasukan
(2010) menyebutkan bahwa kualitas cairan dan nutrisi sesuai dengan yang
psikologis partisipan dirasakan menurun dianjurkan berdasarkan kesehatannya.
dimana partisipan merasa malu, putus asa dan Adaptasi psikologis yang ditunjukkan
merasa bersalah yang mana hal ini dapat oleh partisipan untuk mengatasi perasaan
menyebabkan depresi pada partisipan, negatif yang muncul adalah dengan menerima
kualitas hidup juga dipengaruhi oleh faktor keadaan dan pasrah kepada Tuhan. Menurut
psikologis seperti cemas. Hal ini sesuai Farida (2010) respon psikologis ini normal
dengan penelitian yang dilakukan yaitu terjadi pada fase awal menjalani hemodialisis.
kualitas partisipan menurun dimana partisipan Setelah mengalami tahap denial, partisipan
merasa jenuh, putus asa dan merasa menjadi menunjukkan tahap tawar rnenawar dengan
beban semenjak menjalani hemodialisis cara melihat keadaan klien lain yang juga
Kualitas fisik menurun diungkapkan menjalani hemodialisis. Dengan melihat
oleh seluruh partisipan semenjak sakit dan kondisi klien lain yang lebih dulu menjalani
menjalani terapi hemodialisis karena fisik hemodialisis mendorong partisipan memasuki
yang lemah sehingga seluruh aktifitas menjadi tahap menerima, tahap ini ditunjukkan dengan
menurun dan terbatas sesuai dengan kondisi. sikap partisipan yang pasrah dan
Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyerahkan semua kepada Tuhan.
dilakukan oleh Mardyaningsih (2014) yang
menyebutkan kelemahan fisik akan PENUTUP
mempengaruhi aktifitas partisipan sehingga Kesimpulan
partisipan akan membatasi energinya sesuai Setelah dilakukan penelitian tentang
dengan keadaan. studi fenomenologi kualitas hidup pasien
Dari uraian diatas berdasarkan dengan gagal ginjal kronik yang menjalani
domain kualitas hidup menurut WHO hemodialisis di RSUD Arifin Achmad, maka
meliputi 4 aspek yaitu fisik, psikologis, dari hasil penelitian didapatkan delapan tema
hubungan sosial dan lingkungan dapat yaitu: penurunan pemenuhan kebutuhan
disimpulkan bahwa pasien gagal ginjal kronik fisiologis, respon psikologis, respon spiritual
yang menjalani hemodialisis dari aspek fisik meningkat, perubahan interaksi sosial,
dan psikologis menurun. dukungan yang dibutuhkan, perubahan status
Adaptasi yang ditemukan dalam ekonomi, penurunan kualitas hidup fisik dan
penelitian ini adalah adaptasi dalam segi fisik psikologis, dan adaptasi.
dan psikologis. Adaptasi yang dilakukan oleh Kualitas hidup menurut WHO
partisipan dalam aspek fisik adalah meliputi aspek fisik, psikologis, hubungan
membatasi aktifitas sesuai kondisi dan sosial dan lingkungan. Dari aspek fisik
adaptasi pada aspek psikologis adalah didapatkan tema pemenuhan kebutuhan
menerima keadaan sakit saat ini serta pasrah fisiologis yang terdiri dari fisik lemah,
kepada Tuhan. gangguan tidur, gangguan bernapas, gangguan
Semenjak menjalani hemodialisis makan, gangguan pada kulit, gangguan
seluruh partisipan mengungkapkan kondisi eliminasi, dan gangguan sirkulasi.
fisik lemah dan cepat letih, maka adaptasi Aspek psikologis didapatkan tema
yang dilakukan oleh partisipan adalah dengan yaitu respon psikologis yang muncul pada
membatasi aktivitas sesuai dengan kondisi partisipan seperti timbul perasaan negatif
tubuh. Hal ini sesuai dengan penelitian yang meliputi perasaan takut, stres, syok, depresi,
dilakukan oleh Farida (2010) yang sedih, menangis dan kesal. Nilai spiritual
1038
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

didapatkan tema meningkatnya respon untuk lebih menggali faktor-faktor lain


spiritual semenjak menjalani hemodialisis yang dapat mempengaruhi penurunan
dengan meningkatkan ibadah dan pasrah. kualitas hidup pasien gagal ginjal yang
Dari aspek hubungan sosial menjalani hemodialisis. Dalam hal in
didapatkan tema perubahan interaksi sosial peneliti kurang dalam menggali aspek
dan dukungan yang dibutuhkan. Perubahan lingkungan pasien hemodialisis maka
interaksi sosial meliputi penurunan frekuensi dari itu diharapkan peneliti selanjutnya
bersosialisasi dan sosialisasi berkurang yang dapat menggali faktor lingkungan pasien
diakibatkan oleh fisik yang lemah. Bentuk hemodialisis dengan menggunkan metode
dukungan sangat diperlukan oleh partisipan kuantitatif ataupun kualitatif.
untuk menunjang kualitas hidup yang lebih
baik yaitu: diperhatikan, dukungan keluarga 1
Dwi Hagita: Mahasiswa Program Studi Ilmu
dan dukungan lingkungan kerja atau teman.
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
Aspek lingkungan didapatkan tema 2
Ns. Bayhakki, M.Kep., Sp.KMB, PhD:
perubahan status ekonomi meliputi kebutuhan
Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan
keuangan bertambah dan pendapatan
Medikal Bedah Program Studi Ilmu
keuangan berkurang. Secara keseluruhan
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
didapatkan bahwa kualitas hidup pasien yang 3
Rismadefi Woferst.,S.Si., M.Biomed:
menjalani hemodialisis menurun dalam aspek
Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan
fisik dan psikologis, namun partisipan sudah
Medikal Bedah Program Studi Ilmu
melakukan adaptasi terhadap penurunan
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
kualitas hidup dari segi fisik seperti
membatasi aktifitas dan dari segi psikologis
adalah menerima keadaan DAFTAR PUSTAKA
Arova, F, N. (2013). Gambaran self care
Saran management pasien gagal ginjal
a. Bagi Pelayanan Keperawatan/Rumah kronis dengan hemodialisis di
Sakit wilayaha Tangerang Selatan tahun
Diharapkan hasil penelitian ini 2013. Diperoleh pada tanggal 24 mei
dapat dijadikan evidance based dalam 2015 dari http://repository.uinjkt.ac.id.
melakukan perawatan yang maksimal
pada pasien gagal ginjal kronik yang Brunner & Suddarth’s. (2009). Textbook of
menjalani hemodialisis. Dukungan sosial medical surgical nursing. Lippincott:
dari perawat diruang hemodilaisis sangat Williams Wilkins.
penting bukan hanya dalam aspek fisik Farida, A. (2010). Pengalaman pasien
tetapi secara holistik dan menyeluruh hemodialisis terhadap kualitas hidup
dengan mempertimbangkan psikososial dalam konteks asuhan keperawatan di
dan spiritual. rsup fatmawati jakarta. Diperoleh
b. Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan pada tanggal 29 november 2014 dari
Diharapkan hasil penelitian ini http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/1
dapat dimanfaatkan oleh perawat dalam 37288-T-Anna%20Farida.pdf
memberikan asuhan keperawatan pada
pasien gagal ginjal yang menjalani Ignatavicius. D.D., & Workman. M.L. (2006).
hemodialisis. Perawat diharapkan dapat Medical surgical nursing: critical
meningkatkan ilmu pengetahuan untuk thinking for collaborative care. 5th
merawat pasien hemodialisis agar edition. St Louis: Elsevier Saunders.
kualitas hidup tetap terjaga.. Indonesian Renal Registry (IRR). (2013).
c. Bagi Peneliti Selanjutnya Jumlah pasien yang menjalani
Peneliti selanjutnya disarankan hemodialisis. Diperoleh pada tanggal
1039
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

21 desember 2014 dari Polit, F. D., & Beck, T. (2010). Nursing


http://www.pernefri- research: prinsiples and methods (5th
inasn.org/Laporan/4th%20Annual%20 edition). Philadelphia: Lippicontt.
Report%20Of%20IRR%202011.pdf
Riady, A. (2013). Fenomenologi Edmund
Husserl. Diperoleh pada tanggal 1 mei
Landreneau, K., Lee, K.. Landreneau. M.D.
2015 dari
(2010). Quality of life in patients
http://www.kompasiana.com/www.ant
undergoing hemodialisis and renal
osriady.com/fenomenologi-edmund-
transplantation. Nephrology Nursing
husserl-552e10066ea834622e8b45b1
Journal. 37. 37 45.
Mardyaningsih, D. P. (2014). Kualitas hidup Septiwi, C. (2011). Hubungan antara
pada penderita gagal ginjal kronik adekuasi hemodialisis dengan kualitas
yang menjalai terapi hemodialisis di hidup pasien hemodialisis di unit
RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso hemodialisis RS Prof. Dr. Margono
Kabupaten Wonogiri. Diproleh pada Soekarjo Purwokerto. Diperoleh pada
tanggal 20 januari 2015 dari tanggal 20 januari 2015 dari
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2028
/files/disk1/12/01-gdl-dewiputrim- 0293-T%20Cahyu%20Septiwi.pdf.
555-1-dewi.pdf.
Marques, F. Z., Wagner. M. B., Figueiredo, Sandra,. Dewi, N, W., & Dewi, Y, I. (2012).
CE. P., & Avila, D. O. (2006) Quality Gambaran stres pada pasien gagal
of life and sexuality in chronic dialysis gnjal terminal yang menjalani terapi
female patients. International Journal hemodialisa. Pekanbaru: Universitas
of Impotance Research. 18, 539— 543. Riau
Muttaqin, A., & Sari, K. (2011). Asuhan Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., &
keperawatan gangguan sistem Cheever, K. H. (2010). Brunner &
perkemihan. Jakarta: Salemba Medika. Suddarth’s textbook of medical
surgical nursing (21th edition ed.).
Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan
Philadelphia: Lippincott Williams &
metodologi penelitian ilmu
Wilkins
keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika. Wood, G. L., & Haber. J. (2010). Nursing
research: methods and critical
National Kidney and Urologic Diseases
appraisal for evidence-based practice
Information Clearinghouse. Kidney
(7th editions). Missouri: Mosby
Disease Stutistic for The United States.
Elsevier.
NIH Publication. 2 November 2012.

1040

You might also like