You are on page 1of 9

A.

Pendahuluan
& uhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal
8 Dzulhijjah
1330 H, yang bertepatan tanggal 18 Nopember
1912 M di Yogyakarta. Dalam pembentukannya KH. Ahmad Dahlan
banyak melakukan kajian dan tadabur yang mendalam pada AL Qur'an,
terutama surat Ali Imran : 104.

Secara garis besar faktor yang melatarbelakangi lahirnya


Muhammadiyah antara lain dikarenakan: (1) Kondisi internal umat islam
dan (2) Kondisi eksternal umat Islam. '

B. Kondisi Internal Umat Islam


umatIslamdi Indonesiatidakbisalepasdengan
"Keberagamaan
proses penyebaran Islam di Jawa. Pada waktu agama Islam
datang ke Jawa, masyarakat'Jawa telah memiliki tradisi dan
kepercayaan keagamaan yang merupakan perpaduan antara tradisi
dan kepercayaan tradisional yang telah berubah menjadi adat istiadat
bersifat agamis dengan bentuk mistik berjiwa Hindu dan Budha
(sinkritisme). ,
Fenomena sinkritisme tersebut merupakan kenyataan di
masyarakat karena 600 tahun sebelum masehi. model keberagamaan
(keyakinan) masyarakat adalah animistik dan dinamistik. Sekitar aWaI
abad 1 Masehi. masyarakat Jawa mengalami proses akulturasi dengan
budaya Hindu, di mana tidak sedikit orang-orang Nusantara berlayar
ke wilayah India. Selama era kejayaan kerajaan Hindu pengaruhnya
sangat kuat dan budaya Hindu secara politik mendapat dukungan dari
pihak kerajaan karena agama Hindu sekaligus menjadi agama resmi
kerajaan.
masyarakatJawapra Islamtersebut masih
ITradisidankepercayaan
tetap hidup bahkan ikut berkembang bersamaan dengan proses
perkembangan Islam selanjutnya: Hal ini disebabkan para penyebar
Islam di Jawa adalah para saudagar dari Gujarat, dan m¬Feka
merupakan bangsa dari India yang dalam kehidupan seharihari telah
terbiasa dengan kepercayaan yang beraroma animistik dan
dinamistik! Di samping itu para saudagar Gujarat itu kebanyakan
dari kalangan kaum
sufi, sehingga lewat ajaran tasawuf itulah
nampaknya yang lebih memudahkan masyarakat Jawa menerima |s-
Iam, mengingat antara unsur-unsur ajaran tasawuf sebagian terdapat
persamaan dengan dan kepercayaan
tradisi masyarakat Jawa pra |s-
lam yang menganut aJ'aran kebatinan. Dengan kata lain, Islam sampai
ke Indonesia bukan Islam yang didekati dengan kekuatan nalar fikir
(nalar rasional)
'Faktor lain yang turut menyuburkan tradisi dan kepercayaan
masyarakat pra Islam adalah proses penyebaran Islam yang tidak merata
terutama di Jawa. Proses Islamisasi di Jawa dilakukan oleh para wali
(wali sembilan) dilanjutkan oleh keturunan serta oleh para murid'
muridnya.!
Melihat keterbatasan jumlah para wali serta keterbatasan
sarana transportasi maupun sarana informasi, maka penyebaran
Islam di Jawa umumnya terkonsentrasi di daerah-daerah yang
berdekatan dengan tempat tinggal para wali atau daerahdaerai1
yang mudah dijangkau dengan sarana transportasi laut seperti
perahu Itulah sebabnya sentral kekuatan Islam di Jawa terpusat
di sekitarJ'alur pantura (pantai utara), sementara dijalur panta'
selatan atau daerah yang tidak terjangkau oleh para wali posisl
agama Islam tetap lemah. Meskipun akhirnya mereka menganti£
agama Islam namun keagamaan mereka tetap berbaur denga
tradisi dan kepercayaan masyarakat Jawa pra Islam yang kemudiaf1
melahirkan Islam Kejawen yang sangat kental dengan ajaran
animistik dan dinamistik.
Tidak meratanya proses islamisasi di Jawa Juga disebabkan
pengaruh Kerajaan Hindu dan Budha yang pernah berabad abad
menguasai Pulau Jawa. Berbeda dengan daerah dimmh yang tidak
pernah dikuasai oleh Kerajaan Hindu dan Budha seperti Aceh,
Minangkabau dan Banten, Islam di daerah tersebut relatif murni dan
lebih rasional. Sebaliknya, sebagian besar daerah Jawa, proses
islamisasi mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan pengaruh
pengaruh Kerajaan Hindu dan Budha.
'Faktor internal lainnya yang turut andil mengilhami Ahmad
Dahlan mendirikan Muhammadiyah adalah kondisi perekonomian
umat Islam, solidaritas sosial yang memudar antar umat Islam dan
umat Islam yang memprihatinkan. '
pendidikan
'Sejarah menggambarkan, bahwa jauh sebelum kedatangan
Belanda ke nusantara, pendidikan Islam telah tersebar luas. Pendidikan
islam ketika itu terpusat di pondok-pondok pesantren, di mushalla/
langgar atau masjid. Sistem yang digunakan meliput sistem sorogan
dan sistem bandongan/wetonan! Dengan demikian sistem kelas
(klasikal) belum dikenal, tidak ada ujian atau pengontrolan kemajuan
pengetahuan santri, tidak ada batas waktu berapa lama santri harus
bertempat tinggal di pesantren. Penekanan pendidikan lebih
berorientasi pada hafalan terhadap teks semata, sehingga tidak
merangsang santri untuk berdiskusi. Demikianjuga cabang-cabang
ilmu agama yang diajarkan sebatas ilmu-ilmu tradisional seperti Hadits
dan Musthalah Hadits, Fiqh dan Ushul Fiqh, ilmu Tauhid, ilmu
Tasawwuf, ilmu Mantiq, ilmu Falaq, ilmu Bahasa Arab termasuk di
dalamnya Nahwu, Sharaf dan Balaghah. Sistem tersebut berlangsung
sampai sekitar awal abad 20.
*Sementara di pihak lain, tepatnya kolonial Belanda terus
mengembangkan pendidikan sekuler dengan tujuan untuk
mendidik anak dari kalangan priyayi agar menjadijuru tulis tingkat
rendah dan pemegang buku sebagai pegawai-pegawai yang
membantu majikan-majikan kolonial Belanda dalam tugas bidang
perdagangan, teknik dan administrasi? Jadi administrasi tidak lebih
hanya sekadar pemenuhan kebutuhan kolonial Belanda pada
tenaga-tenaga pembantu di kantor. Sudah barang tentu di sekolah-
sekolah yang didirikan Belanda para murid tidak diperkenalkan
sama sekali bersentuhan dengan pendidikan Islam, sehinga
menjadikan cara berfikir dan tingkah laku lulusan-lulusannya
menyimpang dari ajaran Islam meskipun mayoritas dari mereka
beragama Islam.
1. Kebijakan Politik Kolonial Belanda terhadap Umat Islam
Sejak Belanda mendarat pertama kali di bumi Nusantara (sekitar
1556 M) kehidupan umat Islam mulai terusik. Mengingat kedatangan
mereka yang pertama kali mendarat di pelabuhan Banten dengan kapa;a
rombongan Cornelis De Houtmen dan Dayer itu bermisi ganda, yaitu
mereka tidak saja ingin menguasai Nusantara yang terkenal dengan
rempah-rempah melainkan sekaligus ada unsur misi kristenisasi;
Tujuan misi kristenisasi tersebut di kemudian hari terbongkar dengan
munculnya rekomendasi dari seorang missionaris Belada bernama YB_
Palinck sekitar tahun 1880." Rekomendasi itu dikirim kepada
pemerintahan Roma! Adapun isi rekomendasi tersebut adalah: (a)
Pemerintah kolonial Belanda pada dasarnya siap membantu missionaris
di Jawa dengan catatan Jawa digarap secara serius (b) Setiap missionaris
yang datang ke pulau Jawa hendaknya bersikap sabar, menguasai budaya
masyarakat pulau Jawa termasuk menguasai bahasa Jawa (Q) Setiap
missionaris hendaknya berdomisili di daerahdaerah yang berdekatan
dengan pemukiman masyarakat Jawa danjauh dari pusat kekuasaan
pemerintah Belanda (d) Setiap missionaris hendaknya berbuat simpatik
dengan cara memberi bantuan medis, ekonomi dan pendidikan
terhadap masyarakat pulau Jawa (e) Setiap missionaris hendaknya
berupaya semaksimal mungkin agar tidak membicarakan agama pada
awalawal berdomisli di pulau Jawa (f) Setiap missionaris harus paham
bahwa tipe masyarakat pulau Jawa mau masuk agama Kristen karena
beberapa faktor, diantaranya karena kecewa terhadap umat Islam, karena
tuntutan materi dan karena murni atas inisiatifnya mereka sendiri.!

Sikap politik lainnya dari kolonial Belanda terhadap umat Islam


adalah pengawasan yang sangat ketat terhadap hubungan umat Islam
dengan dunia .Iuar termasuk setelah umat Islam berkenalan dengan
pemikiran Pan-Islamisme dari Jamaluddin AI-Afghani. Kolonial Belanda .
menilai bahwa pemikiran dari Jamaluddin AlAfghani itu membahayakan
keberadaan kolonial Balanda di Indonesia. Hal ini disebabkan ajaran
Jamaluddin Al-Afghani menekankansebuah eksistensibangsa terutamal
umat Islam, serta dampak penjajahan terhadap negarajajahan.
'Maka untuk membatasi ruang gerak umat Islam, selair
meminimalkan bahkan memutus sama sekali hubungan umat islam
dengan dunia luar termasuk bagi umat Islam yang akan menunaikan
mendirikankelompok-kelompO
ibadahhaji,penjajahkolonialBelanda
aliansi dari unsur masyarakat Indonesia untuk bersama-sama
l menghadapi umat lslam. Campur tangan kolonial Belanda terhadap
perang Padri di Sumatra Barat (tahun 1821-1838)dan perang Aceh (tahun
1872-1909) dengan memihak kaum adat melawan para ulama
merupakan bukti adanya aliansi dukungan kolonial Belanda.

2. Pengaruh Perkembangan Islam di Timur Tengah


Pengaruh gerakan pembaharuan pemikiran Islam di Timur Tengah
juga turut andil terhadap berdirinya Muhammadiyah. Menurut Deliar
Noer. gerakan reformasi intelektual kaum Muslimin di wilayah Timur
Tengah seperti Makkah dan Kairo sangat mempengaruhi perkembangan
Islam modernis di Indonesia. Pengaruh gerakan pembaharuan tersebut
antara lain melalui orang Indonesia sendiri yang secara kebetulan
menunaikan ibadah haji dan sekaligus mereka tetap bermukim di tanah
suci untuk menuntut ilmu.

Mereka belajar dan mengkaji ajaran-ajaran Islam terutama ilmu


Fiqih. Sekembalinya ke Indonesia, mereka menyampaikan pengetahuan
yang telah diperolehnya kepada umat Islam Indonesia terutama terhadap
umat Islam di sekitar ia tempat tinggal. Pengalaman penyampaian model
ini dapat dilihat dari seorang tokoh modernis bernama Haji Miskin dan
kawan-kawan. Mereka kelak di kemudian hari mengorganisir gerakan
keagamaan di Minangkabau Sumatra Barat guna membersihkan
pengaruh-pengaruh tradisi setempat terhadap kehidupan umat
islamGerakan yang dipelopori oleh Haji Miskin itu kemudian dikenal
sebagai gerakan yang menyebarkan ide-ide pembaharuan.
Di be|ahan Timur Tengah lainnya seperti di Kairo dan Mesir ideide
pembaharuan Muhammad Abduh telah menyebar hampir ke seluruh
negaranegara Muslim atau negara-negara yang penduduknya meyoritas
beragama Islam termasuk Indonesia melalui penyebaran majalah "Al-
Manar". ArtikeI-artikel dari majalah "AIManar" itu dikutip oleh
beberapa penerbitan yang memiliki kesamaan misi dan visi dengan Al-
Manar", seperti oleh majalah "AIlmam", "Neraca" dan "Tunas Melayu"
di Tanah Melayu (Malaysia dan Singapura). "Al-Munir" di Padang
Sumatra Barat. Di antara sekian banyak pembaca AI-Manar" itu terdapat
seorang pembaca yang intens, yaitu KH. Ahmad Dahlan (pendiri
Muhammadiyah).
Selain pembaca berat AI-Manar" KH. Ahmad Dahlan juga pernah
bermukim di Timur Tengah selama dua tahun (1903-1905) untuk
memperdalam berbagai disiplin ilmu keislaman. Pergumulan secara
iangsung dengan ide-ide pembaharuan di pusat Islam (Timur Tengah)
telah mendorong KH. Ahmad Dahlan untuk mengadakan pembaharuan
Islam di Indonesia melalui organisasi yang didirikannya, yaitu
Muhammadiyah.
lde Pan-ls/amisme dari Jalaluddin AI-Aghani di Mesir turut
memperkuat pemahaman pembaharuan Islam di Indonesia terutama
yang menyangkut keberadaan penjajah di tanah air. Maka secara tidak
langsung. kesadaran masyarakat Jawa untuk mengusir penjajah Belanda
tidak lain karena diilhami ajaran Jalaluddin Al-Aghani tentang eksistensi
kemerdekaan bagi sebuah negara khususnya umat Islam.
Sebagai bukti adanya pengaruh perkembangan pemikiran Islam di
Timur Tengah terhadap berdirinya Muhammadiyah, sejumlah
cendekiawan membuat persamaaan pemikiran pendidikan Ahmaq
Dahlan dengan beberapa pemikir Islam Timur Tengah.
H.A.R. Gibb mengklasifikasikan pembaharuan/pendidikan yang
dilakukan Muhammad Abduh (18491905) di Mesir, sebagai berikut:
a. Membersihkan Islam dari pengaruh dan kebiasaan asing
b. Pembaharuan pendidikan tinggi Islam
c. Reformulasi doktrin Islam dengan alam fikiran modern
d. Mempertahankan Islam dari pengaruh-pengaruh Eropa dan serangan
Kristen

Sementara H.A. Mukti Ali membuat rumusan, bahwa pembaharuan


maupun pendidikan yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan
berorientasi pada:
a. Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang
bukan Islam

b. Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam fikiran


modern

9 Reformasi ajaran Islam dan pendidikan Islam


d. Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar Islam

Baik Muhammad Abduh maupun K.H. Ahmad Dahlan melihat


bahwa lembaga pendidikan Islam (saat itu) tidak bisa menghasilkan
para ahli sehingga umat Islam tidak dapat bersaing dengan bangsa lain
semisal Eropa. ltulah sebabnya mayoritas negara Islam (penduduknya
mayoritas beragama Islam)dijajah oleh mereka.
Muhammad Abduh berkeinginan untuk mengembalikan kejayaaf}
Islam seperti sedia kala, tepatnya di masa umat Islam menguasa'
PGFadabandunia, baik di bidang Kimia,Matematika, Fisika, Kedokteran.
Arsitektur, Filsafat, Seni dan sebagainya.
Dalam pandangan K.H.Ahmad Dahlan, lembaga pendidikan agama
yang ada di Indonesia seperti pondok pesantren, ketika itu tidak dapat
mengikuti dan memenuhi tuntutan zaman, sementara pendidikan yang
diselenggarakan kolonial Belanda sama sekali tidak memperhatikan
pendidikan lslam.
Perbandingan di atas menunjukkan sesungguhnyasubstansi
pembaharuanlpendidikan antara Muhammad Abduh dengan K.H.
Ahmad Dahlan mempunyai kesamaan. Sama-sama ingin meningkatkan
sumber daya manusia (SDM) umat Islam. Perbedaannya hanya terletak
pada setting wilayah dan zaman. Muhammad Abduh di Mesir sedang
K.H. Ahmad Dahlan di Indonesia.

D. Misi Muhammadiyah
11Juli2000di
ke-44pada8 sampai
Muhammadiyah
Muktamar
Jakarta. telah menetapkan bahwa Muhammadiyah sebagai
gerakan Islam dan dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar memiliki misi
yang mulia dalam kehidupan ini, yaitu:
1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni, sesuai dengan ajaran
Allah SWT yang dibawa oleh Rasulullah sejak nabi Nuh AS hingga
nabi Muhammad Saw.
2. Memahami agama Islam dengan menggunakan akal pikiran sesuai
dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan
persoalanpersoalan kehidupan yang bersifat duniawi.
3. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur'an
sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia dan Sunnah
Rasul.
3. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi,
keluarga dan masyarakat (tanfidz Keputusan Muktamar
Muhammadiyah ke-44: 22).
Kemurnian ajaran Islam (tauhid) mendapatkan perhatian tersendiri
dari Muhammadiyah karena bertauhid yang murni atau "tauhid" yang
tidak terkontaminasi oleh berbagai tradisi dan kepercayaan selain
Islam merupakan perintah Allah SWT. Sehingga adanya keyakinan
terhadap kekuatan supranatural (kekuatan ghaib) selain Allah, jelas
denganajaranIslam(syirik)dantermasukdosabesaryang
bertentangan
i tidak oleh Allah.
diampuni
Penegasan tentang Allah satu-satunya Tuhan adalah tertera dalam
! Al Qur'an berikut: "Ketahuilahbahwatidak ada Tuhanselain
sebagai
Allah" (OS.Muhammad/47:19).SedangdalamQS.An-Nisaa'/ 4:48,Allah
menyatakan. Sungguh Allah tidak akan mengampuni ina Dia
disekutukan dan Dia akan mengampuni seluruh dosa selain dosa syirik
"
(menyekutukan Allah) bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Dalam menegakkan kemurnian "tauhid". Muhammadiyah
Senantiasaberpedomankepadajanji Allah,yakni: Wahai orangorang
yang beriman,]ika kamu tegakkan ajaranajaran agama Allah, niscaya
Allah akan melimpahkan karunia(pertolonganNya) kepada kamu, dan
"
akan meneguhkan kamu tempat kamu berpijak (05. Muhammad ,
47:7).
Dengan menegakkan keyakinan "tauhid" yang murni, maka
Muhammadiyah telah membawakan misi keagamaan sekaligug
membawakan misi kemanusian. Misi keagamaan sebagaimana yang
diajarkan oleh Allah lewat AlQur'an dan Sunnah Rasul, yakni agama
yang tidak dicampur dengan tahayul, bid'ah dan churafat; dan misi
kemanusiaan berupa penyelamatan umat manusia dari siksa Allah baik
siksa di dunia terutama siksa di akhirat kelak. Lebih dari itu, misi
kemanusiaan yang didasarkan pada tauhid, yang diperjuangkan
tegaknya oleh muhammadiyah, adalah menyelamatkan manusia
(muslim) dari keterbelengguan fitrah manusia _oleh bentukbentuk
penghambatan selain kepada Allah.

Upaya ke arah di atas sangat diperlukan, sesuai dengan firman Allah:


"ajaklah siapapun kembali kepada jalan kebenaran yang diserukan oleh
Tuhanmu, dengan penuh kebijaksanaan, pitutur yang baik dan bila perlu
"
bertukar fikiran dengan cara sebaikbaiknya. (QS. An-NahI/161125).
Dalam menyebarkan agama Islam, Muhammadiyah komitmen untuk
selalu berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan_Sunnah Rasul, karena A|-
Qur'an dan Sunnah Rasul merupakan sumber asli dari ajaran Islam. Al-
Qur'an dan Sunnah Rasulmenyajikan tentang "kebenaran mutlaq" yang
dapat diuji kapan saja dan oleh siapapun juga. Dalam hal ini Allah
berfirman: Sungguh Al-Qur'an ini memberikanpetunjuk padajalan yang
"
terlurus (QS. Al-Israa'l17:9). Atau firman Allah lainnya: Kami telah
menurunkanAI-Our'ankepadamu(Muhammad)
agarkamumenjelaskan
kepada umat manusia tentang ajaran-ajaran yang diturunkan kepada
"
mereka,mudah-mudahanmerekamaumenggunakanfirmanNya (QS,
An- Nahl/l 6:44) Pada firman yang lain Allah menegaskan?
Kamilah
"sesungguhnya AI Qur'an,danKamisendiri
yangmenurunkan
pulalah yang senantiasamemeliharanya" (QS.Al Hajr/15z6).
agarajaranIslamyangmurni
juga menekankan
Muhammadiyah
(tauhid)senantiasa
diwujudkanbagikehidupanperorangan,keluarga
dan masyarakat.Sebab"tauhid"yangmurnidapatmendorongSlapa
saja untuk berbuat sesuatu sesuai dengan ajaran Islam. Setiap amalan
yang dikerjakan manusia" hanya dapat diterima oleh Allahjika didasarkan
atas keyakinan "tauhid atau iman yang sebenarnya, iman yang sesuai
dengan ajaran Allah. Dengan demikian antara "iman" dan "amal" tidak
bisa dipisahkan. Iman yang sesungguhnya dapat melahirkan amal, dan
amal akan diterima oleh Allahjika keluar dari iman yang benar. Dalam
hal ini Allah berfirman: "Barang siapa di antara kalian berbuat kebaikan,
baik laki-Iaki maupun perempuan, dalam keadaan beriman yang benar,
niscaya kami beri karunia (pahala) berupa hidup yang baik, dan Kami
akan balas perbua tan mereka itu dengan pahala yang telah Kami
"
jary'ikan (QS. AnNahl/16z97).
Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah bukan sekadar organisasi
semata, melainkanjuga sebagai gerakan keagamaan yang di dalamnya
terkandung sistem keyakinan; pengetahuan organisasi ; praktik aktifitas
yang mengarah pada tujuan yang dicitacitakan.
Muhammadiyah sebagai organisasilgerakan memerlukan perekat
yang kuat guna mempertahankan nilai-nilai, sejarah, ikatan dan
kesinambungan gerakan dalam melaksanakan amal usaha, di sinilah
pentingnya ideologi. _
Ideologi Muhammadiyah secara substansi terkandung di dalam
"Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah" serta matan
"
Keyakinan dan Citacita Muhammadiyah". Adapun fungsi ideologi
dalam Muhammadiyah:
1. Memberi arah tentang paham Islam yang diyakini Muhammadiyah
Mengikat solidaritas kolektif antar warga Muhammadiyah
Membangun kesamaan dalam menyusun strategi perjuangan

'?PWN Membangun karakter warga Muhammadiyah


. Sarana memobilisasi anggota Muhammadiyah.

E. Profil Pendiri Muhammadiyah


manusia
"SangPencerah" sisi,
mengungkap Ahmad
seorang
Film
Dahlan yang memang memiliki kehidupan multi warna dan
kontroversial. Dari seorang kyai, pendidik hingga bermain musik.
Pada saat itu dia
dianggap kafir dan beraliran sesat karena
pemikirannya yang berbeda dengan para ulama dan kaum tua, akan
tetapi gerakannya yang nyata dan dirasakan oleh masyarakat pada
saat itu, khususnya masyarakat yang tertindas membuat beberapa
orang yang berfikiran terbuka dan anak-anak muda yang kritis
menyukai caranya.

You might also like