You are on page 1of 6

PRAKTIKUM IMUNOLLOGISEROLOGI

Judul : Pemeriksaan Kehamilan Metode LATEX


Praktikum
Hari, Tanggal : Jum’at, 2 Maret 2018
Tempat : Laboratorium Klinik Terpadu Politeknik Unggulan
Kalimantan
Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya hormone HCG (Human
Chorionic Gonadtropine) dengan adanya aglutinasi.
Prinsip : Terjadi reaksi immunologi secara kimiawi antara hormon
HCG dalam urin (antigen) dengan antibody pada Lateks

Dasar Teori : Plasenta memiliki kapasitas besar untuk menhasilkan


sejumlah hormone peptide dan steroid yang esensial untuk
memelihara kehamilan. Hormone yang terpenting adalah
Human Chorionic Gonodotropin, estrogen dan progresteron.
Plasenta sebagai organ endokrin utama pada kehamilan,
bersifat untuk dibandingkan dengan jaringan endokrin lain
dalam dua aspek. Jenis dan kecepatan sekresi hormon
plasenta terutama bergantung pada stadium
kehamilan(Sacher A, 2004).
Salah satu kejadian pertama setelah implamantasi adalah
sekresi (HCG), suatu hormone peptide yang terjadi yang
memperpanjang lama kehidupan korpus luteum oleh krion
yang sedang berkembang. Jika terjadi fertilisasi, blastokista
yang tertanam menyelamatkan dirinya dan tidak tersapu
keluar bersama darah haid dengan membuat HCG. stimulasi
oleh HCG diperlukan untuk memelihara korpus luteum
selama fase luteal normal pada siklus ovarium, tertekan
akibat umpan balik negative oleh progresteron kadar tinggi.
Kelangsungan kehamilan secara normal bergantung pada
kadar estrogen dan progreson yang tinggi. Dengan demikian
pembentukan HCG selama trimester pertama sangat penting
unutk mempertahankan pembentukan hormone-hormon
tersebut oleh ovarium. Pada janin laki-laki, HCG juga
merangsang prekursor sel-sel leyding di testis janin untuk
mengeluarkan testoteron yang menyebabkan maskulinisasi
saluran reproduksi.
HCG (hormone charionoc Gonadotronpin) merupakan
hormone yang dihasilkan oleh plasenta yang mencapai
puncaknya pada 8 minggu kehamilan kemudian untuk
kembali keminggu-mingu berikutnya hormone ini adalah
hormone yang disekresi oleh sel-sel troboflas kedalam cairan
ibu Negara setelah nidasi terjadi. HCG dalam urin dapat
digunakan untuk penentuan kehamilan dengan cara
sederhana penentuan kehamilan dengan menggunkan urin
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara biologis dan
cara immunologic. Percobaan biologic dengan 3 cara yaitu
cara ascheim zondek, cara friendam, dan caragali
mainini. Sedangkan pemeriksaan secara imunologic dapat
dilakukan secara langsung dengan cara direct latex
aglutination (DLA) atau cara tidak langsung dengan latex
aglutination inhibitor serta dengan cara hemaglutination
inhibitiom (HAI).(Hardjoeno, 2006)

Alat : 1. Objek Glass


2. Slide Kertas(latar belakang hitam)
3. Pipet Tetes
4. Ptanggai Pengaduk

Bahan : 1. Urine Ibu hamil


2. Reagen Latex HCG
3. NaCL 0,9 %
Cara Kerja :
Ambil urine 1 tetes
Siapkan alat uji dan letakkan pada objek
sampel glass dengan latar
belakang hitam

goyang slide selama tambahkan tetes


1 menit dan baca reagen latex dan
hasil homogenkan

baca hasil apakah Jangan membaca


terjadi aglutinasi hasil setelah 2
atau tidak menit

1:1
Pengenceran ± 200 Urine 50µ +

dan Interpretasi : mµl/ml Reagent Latex


50µ
Hasil

Tidak Terjadi Terjadi


Aglutinasi Aglutinaasi

Pengenceran 1
± 1600 : 4 Urine 50µ +
Nacl 0,9 %
mµl/ml 200µ

Terjadi Tidak Terjadi


Aglutinaasi Aglutinaasi

Tidak Pengenceran 1
: 6 Urine 50µ +
Terjadi Nacl 0,9 %
Aglutinasi 300µ
Perbandingan 1 : Perbandiingan 1 :
Perbandingann 1
1 (+) Aglutinasi ± 4 (+) Aglutinasii ±
: 6 (-) Aglutinasi
200 mµl/ml 1600 mµl/ml

(Sumber: Foto Pribadi,2018)

(Sumber: Foto Pribadi,2018)

Interpretasi Hasil
Pengenceran Kadar mµl/ml
- ± 200 mµl/ml
2X ± 400 mµl/ml
3X ± 800 mµl/ml
4X ± 1600 mµl/ml
5X ± 3200 mµl/ml
Pembahasan : Plasenta memiliki kapasitas besar untuk menghasilkan
sejumlah hormone peptide dan steroid yang esensial untuk
memelihara kehamilan. Hormone yang terpenting adalah
Human Chorionic Gonodotropin, estrogen dan
progresteron.Plasenta sebagai organ endokrin utama pada
kehamilan, bersifat untuk dibandingkan dengan jaringan
endokrin lain dalam dua aspek. Jenis dan kecepatan sekresi
hormon plasenta terutama bergantung pada stadium
kehamilan.
Salah satu kejadian pertama setelah implamantasi adalah
sekresi (HCG), suatu hormone peptide yang terjadi yang
memperpanjang lama kehidupan korpus luteum oleh krion
yang sedang berkembang. Jika terjadi fertilisasi, blastokista
yang tertanam menyelamatkan dirinya dan tidak tersapu
keluar bersama darah haid dengan membuat HCG. stimulasi
oleh HCG diperlukan untuk memelihara korpus luteum
selama fase luteal normal pada siklus ovarium, tertekan
akibat umpan balik negative oleh progresteron kadar
tinggi. Kelangsungan kehamilan secara normal bergantung
pada kadar estrogen dan progreson yang tinggi. Dengan
demikian pembentukan HCG selama trimester pertama
sangat penting unutk mempertahankan pembentukan
hormone-hormon tersebut oleh ovarium. Pada janin laki-laki,
HCG juga merangsang prekursor sel-sel leyding di testis
janin untuk mengeluarkan testoteron yang menyebabkan
maskulinisasi saluran reproduksi.
Hormone HCG dapat dideteksi diurin sampai sedini
bulan pertama kehamilan, sekitar 2 minggu setelah terlambat
haid, karena waktu ini adalah saat keaga mudiga belum
dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik, uji diagnostik ini
memungkinkan konfirmasi kehamilan secara dini. Pada
praktikum yang telah dilakukan, sehingga diperoleh hasil
negatif pada metode Strip, dan digunakan sampel positif
pada metode langsung dengan terbentuknya aglutinasi.
Uji kehamilan yang paling sering ditemui adalah dengan
pemeriksaan urin. Kadar minimal beta-hCG dalam urin
untuk menghasilkan hasil yang positif,berkisar antara 20-100
mIU/mL (meskipun tespek tersebut mengatakan mempunyai
batas deteksi minimal 5 mIU/mL).

Kesimpulan : Dari hasil yang didapat pada pengenceran 2X terdapat


aglutinasi hingga pengenceran 4X terjadi aglutiasi namun
pada pengenceran 6X tidak terjadi aglutinasi.

Daftar Pustaka : Sacher A. Ronald dan Richard A. McPherson, Tinjauan


Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Penerbit
Buku Kedokteran (EGC), Jakarta, 2004. Hal 583.
Diakses pada tanggal 19 April 2018

Hardjoeno dkk, interpretasi hasil tes laboratorium


diagnostik, Hasanuddin university press (LEPHAS) ,
Makassar , 2006 , hal 472, 473, 474, 476,477. Diakses
pada tanggal 19 April 2018

You might also like