You are on page 1of 8

M.

NIZAR SYARIF HAMIDI

HUBUNGAN PEMBERIAN MADU TERHADAP NAFSU MAKAN PADA


BALITA DI DESA RANAH KECAMATAN KAMPAR
KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2014

M. Nizar Syarif Hamidi


Dosen S1 Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau

ABSTRACT

One of the health indicators that assessed the success achieved in the MDGs is the
nutritional status of children. Basic Health Research (Riskesdas) in 2010 also
explains the condition of the national nutrition status that the prevalence of
underweight in 2010 was 17.9%, consisting of 4.9% and 13.0% malnutrition
malnutrition. The purpose of this study was to determine the relationship giving
honey on appetite in Toddlers In the village of Kampar Kampar District Sphere 2014.
The design used in this research is descriptive analytic with cross sectional approach,
the sample in this study as many as 76 people. Data is collected using primary data
and secondary data through a questionnaire with univariate and bivariate analysis.
From the research results can be known there is a relationship giving honey on
appetite in Toddlers In the village of Kampar Kampar District Sphere 2014 with p
value of 0.001 (p <0.05) Therefore, it is expected to Kampar health center staff to be
able to develop efforts in improving the nutritional status to toddlers as giving
supplements needed by children under five in the growth and development of
children.

Bibliography : 20 (2002 - 2014)


Keywords : Delivery of honey, Appetite

PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan Untuk melihat kondisi derajat
merupakan pembangunan yang kesehatan masayarakat di suatu
bertujuan untuk meningkatkan wilayah baikatau tidak status gizi
kesadaran, kemauan, dan kemampuan menjadi suatu nilai penentu (Profil
hidup sehat bagi setiap orang agar Kesehatan Indonesia Tahun 2011)
terwujud derajat kesehatan masyarakat Keberhasilan upaya
yang setinggi-tingginya.Derajat mempersiapkan anak yang berkualitas
kesehatan masyarakat dapat dilihat dari pada saat ini akan menentukan kualitas
berbagai indikator, yang meliputi sumber daya manusia (SDM) masa
indikator angka harapan hidup, status depan. Salah satu upaya dalam
gizi masyarakat. Angka morbiditas, dan meningkatkan kualitas SDM adalah
angka mortalitas. Status gizi melalui peningkatan status gizi.
masyarakat merupakan salah satu Menurut Gunanti (2006), anak dengan
indikator derajat kesehatanmasyarakat. status gizi yang baik merupakan
perwujudan dari terpenuhinya

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 34


HUBUNGAN PEMBERIAN MADU TERHADAP NAFSU MAKAN PADA BALITA
DI DESA RANAH KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2014

konsumsi pangan sesuai dengan Perhatian harus diberikan pada


kebutuhan sepanjang masa pertumbuhan dan perkembangan balita,
pertumbuhan dan perkembangannya. status gizi sampai pada kebutuhan akan
Agar terpenuhi kebutuhan gizi anak, imunisasi. Dewasa ini orangtua dan
maka anak harus mengosumsi makanan tenaga kesehatan sangat fokus terhadap
dalam jumlah yang memadai dan kondisi balitanya. Berdasarkan
dengan mutu gizi baik. berbagai penelitian masa depan orang
Sedangkan menurut Taylor akan sangat ditentukan kondisi pada
(2009) yang dikutip dari Feni (2010), saat balita (Marimbi, 2010).
keberhasilan pembangunan nasional Salah satu indikator kesehatan
suatu bangsa salah satunya ditentukan yang dinilai keberhasilan
oleh ketersediaan Sumber Daya pencapaiannya dalam MDGs adalah
Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu status gizi balita. Riset Kesehatan
SDM yang memiliki fisik yang Dasar (RisKesDas) Tahun 2010 juga
tangguh, mental yang kuat, dan menerangkan kondisi status gizi balita
kesehatan yang prima disamping secara nasional bahwa prevalansi berat
penguasaan ilmu pengetahuan dan badan kurang pada tahun 2010 adalah
teknologi. Untuk menjamin 17,9% yang terdiri dari 4,9% gizi buruk
ketersediaan SDM yang berkualitas, dan 13,0% gizi kurang. Bila
sangat dibutuhkan asupan gizi yang dibandingkan dengan pencapaian
seimbang sedini mungkin, yaitu sasaran Millenium Development Goal’s
semenjak janin masih dalam (MDG’s) tahun 2015 yaitu 15,5% maka
kandungan keadaan gizi yang tidak prevalensi berat badan kurang secara
baik pada usia balita akan berlanjut nasional harus diturunkan minimal
pada gangguan pertumbuhan dan sebesar 2,4% dalam periode 2011
kecerdasan otak pada anak usia sampai 2015.
sekolah, gizi kurang pada usia Indikator BB/TB
produktif dan munculnya penyakit menggambarkan status gizi yang
degeneratif. Banyaknya anak yang bersifat akut, artinya muncul sebagai
berstatus gizi kurang mencerminkan akibat dari keadaan kekurangan yang
masalah yang besar pada sumber daya berlangsung dalam waktu pendek,
manusia di Indonesia. sepertinya menurunnya nafsu makan
Usia balita adalah masa-masa akibat sakit, diare, atau infeksi. Dalam
emas pertumbuhan seorang anak. Oleh keadaan demikian berat badan anak
karena itu, kebutuhan nutrisinya benar- akan cepat turun sehingga tidak
benar harus terpenuhi dengan baik.Gizi proporsional lagi dengan tinggi badan
yang baik merupakan salah satu unsur dan menjadi lebih kurus. Berdasarkan
penting dalam mewujudkan manusia BB/TB, prevalensi status gizi balita di
yang berkualitas.Usia balita merupakan Provinsi Riau tahun 2011 adalah :
usia yang rawan, karena pertumbuhan Sangat Kurus 0,4% menurun secara
pada masa ini sangat menentukan signifikan dibandingkan dengan tahun
perkembangan fisik dan mental 2010 (3,2%), Kurus 6,1% menurun
selanjutnya. Oleh karena itu, asupan dibandingkan tahun 2010 (11,0%),
makanan yang bergizi sangat penting gemuk 4,5% meningkat dibandingkan
bagi pertumbuhan sel otak dan fisiknya tahun 2010 (1,5%) dan normal 85,9%
(Puri, 2014). meningkat dibandingkan tahun 2010
Balita adalah masa yang (80,7%). Prevalensi balita sangat kurus
membutuhkan perhatian ekstra baik dan kurus (6,5%) jauh dibawah angka
bagi orangtua maupun bagi kesehatan. nasional ( 13,3% hasil Riskesdas 2010)

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 35


M. NIZAR SYARIF HAMIDI

walaupun berdasarkan survey signifikan atau pencatatan pelaporan


Riskesdas 2010 prevalensi balita sangat yang masih ada yang under reporting
kurus dan kurus di Provinsi Riau masih (Profil Kesehatan Provinsi Riau, 2012).
tinggi (17,2 %). Hal ini perlu mendapt Untuk prevalensi status gizi
perhatian apakah memang di tahun balita di Kabupaten Kampar dapat
2011 terjadi penurunan sangat dilihat pada tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1 : Status Gizi Balita Kabupaten Kampar

Balita Status Gizi (BB/U)


No Nama Puskesmas Yang
Ditimbang Buruk Kurang Baik
1 2704 1 43 0
2 Bangkinang 2709 0 23 1
3 Bangkinang Seberang 1422 1 38 10
4 Bangkinang Barat 3200 18 85 0
5 Kampar 2182 1 34 1
Kampar
6 Timur 1083 0 16 5
7 Kampar Utara 2103 0 23 30
8 Kampar Kiri 1 1971 0 22 0
9 Kampar Kiri Hulu 1 597 0 10 0
10 Kampar Kiri Hulu II 1352 0 66 0
Perhentian Raja

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar 2013

Berdasarkan data yang didapatkan dari Puskesmas kampar jumlah balita yang
mengalami gizi kurang sebanyak 85 balita dan gizi buruk sebanyak 18 balita, dan
dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut :

Tabel 1.2 : Status Gizi Balita Kecamatan Kampar


Status Gizi
No Desa Jumlah Balita
Kurang Buruk
1 Batu Belah 475 5 0
2 Tanjung Rambutan 218 4 0
3 Simpang Kubu 218 7 1
4 Limau Manis 205 0 0
5 Naumbai 168 3 1
6 Tanjung Berulak 218 6 6
7 Air Tiris 566 7 2
8 Ranah Baru 131 3 0
9 Bukit Ranah 226 1 0
10 Ranah 312 11 4
11 Penyesawan 470 5 0
12 Ranah Singkuang 113 6 2
13 Rumbio 239 3 1
14 Pulau Sarak 116 0 1
15 Padang Mutung 436 13 0
16 Pulau Tinggi 116 6 6
17 Pulau Jambu 118 6 0
Jumlah 4555 85 18
Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar 2013

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 36


HUBUNGAN PEMBERIAN MADU TERHADAP NAFSU MAKAN PADA BALITA
DI DESA RANAH KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2014

Dari survey pendahuluan yang Setelah melewati usia 1 tahun


peneliti lakukan pada 15 balita yang anak akan mulai pilih-pilih makanan
dipilih secara acak mengenai nafsu apa yang diberikan kepadanya.
makan di Desa Ranah, terdapat 6 orang Perkembangan mental anak dapat
balita (40%) yang memiliki nafsu dilihat dari kemampuannya untuk
makan baik dan 9 orang balita (60%) menolak makanan yang diberikan
yang nafsu makannya terganggu, kepadanya. Penolakan itu tentu tidak
seperti muntah, menolak makanan dan boleh dijadikan alasan oleh kedua
menyemburkan makanan. orangtuanya untuk melakukan
Menurut Rencana Aksi pemaksaan karena ketegangan dan
Nasional Pangan dan Gizi (RANPG) paksaan justru akan memicu dan
tahun 2006, terdapat dua faktor mengasah sikap mempertahankan diri
penyebab utama kurang gizi pada balita si anak. Jika gejala tidak mau makan
yaitu: 1) Penyebab langsung, faktor dibiarkan berlangsung maka
penyebab utama kurang gizi pada balita pertumbuhan tubuhnya menjadi pelan
disebabkan kurangnya asupan makanan dan perkembangan berat badannya
bergizi dalam tubuh balita baik secara cenderung turun, padahal pada usia dini
kualitas dan kuantitas. Selain itu, seperti ini pertumbuhan balita harus
adanya infeksi penyakit yang menyertai tetap berjalan dan gizi tetap diperlukan
seringkali juga merupakan penyebab (Adiningsih, 2010).
yang sangat berpengaruh terhadap Kebiasaan memilih makanan
keadaan kesehatan dan gizi balita, 2) juga bisa terjadi saat anak sedang
Penyebab tidak langsung, faktor yang belajar mengunyah. Dalam jangka
bukan penyebab utama terjadinya panjang anak yang sulit makan akan
kurang gizi pada balita namun dapat mengalami kerusakan mental, fisik,
berpengaruh seperti pola asuh, perilaku, resiko kematian yang lebih
ketersediaan pangan dalam keluarga tinggi, gangguan makan akan terus
serta pelayanan kesehatan individu dan berulang diusia dewasa jika tidak
sanitasi lingkungan. ditanggulangi sejak dini, gangguan
Menurut Dep.Kes (2000), makan parah bisa mengakibatkan
Konsumsi pangan yang cukup dan anoreksia dan bulimia. Terkadang
seimbang merupakan salah satu faktor kesulitan makan yang terjadi pada anak
yang menentukan agar proses tumbuh terkait dengan masalah psikis, misalnya
kembang anak balita menjadi optimal mengalami fobia terhadap makanan
dan memiliki daya tahan tubuh yang tertentu atau suasana rumah yang tidak
kuat karena jika anak sudah jarang menyenangkan.Anak yang kerap
makan, maka otomatis mereka akan dimarahi dan diancam karena menolak
kekurangan gizi. Dampak masalah gizi makanan juga bisa mengalami
pada usia dini tidak saja berakibat gangguan emosional (Irhayati, 2013).
terganggunya pertumbuhan dan Tidak mau makan atau susah
perkembangan anak seperti makan pada anak balita ini disebabkan
meningkatnya kematian balita, karena nafsu makannya yang sedang
kecerdasan yang rendah, menurun. Keadaan ini dalam istilah
keterbelakangan mental, medis disebut dengan anoreksia.
ketidakmampuan berprestasi, Keadaan ini perlu diwaspadai oleh
produktivitas yang rendah di mana orangtua karena jika dibiarkan tanpa
mengakibatkan yang rendahnya adanya upaya mengatasi, maka anak
kualitas sumber daya manusia (SDM) lambat laun akan menderita
(Dep.Kes, 2009). kekurangan gizi sehingga akan

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 37


M. NIZAR SYARIF HAMIDI

mengganggu pertumbuhan dan Berdasarkan latar belakang


perkembangan anak (Tim Penulis, diatas peneliti tertarik untuk melakukan
2013). penelitian yang berjudul “Hubungan
Menurut Mulyono (2007), pemberian madu terhadap nafsu makan
madu merupakan makanan yang pada balita di Desa Ranah Kecamatan
terbaik bagi tubuh. Zat gula dalam Kampar Kabupaten Kampar Tahun
madu dapat diserap secara langsung 2014”.
oleh darah tanpa proses pencernaan, Berdasarkan uraian dalam latar
madu dapat membantu tubuh dalam belakang masalah diatas, maka
menjaga kesehatan serta dapat dirumuskan masalah penelitian ini
merangsang nafsu makan dan ingatan adalah “Adakah Hubungan Pemberian
serta menambah berat badan. Madu Madu Terhadap Nafsu Makan Pada
sudah dikenal sebagai obat dan Balita Di Desa Ranah Kecamatan
minuman kesehatan.Sebagai obat madu Kampar Kabupaten Kampar Tahun
dapat diminum pada saat badan terasa 2014”.
sakit atau kurang enak badan.Madu
berfungsi sebagai minuman kesehatan METODE PENELITIAN
karena mampu memasok energi kepada Desain Penelitian
tubuh.Anak-anak yang minum madu Penelitian ini menggunakan metode
terlihat lebih energik, lincah, dan jarang penelitian deskriptif analitik dengan
terinfeksi penyakit.Dengan minum rancangan penelitian cross sectional
madu nafsu makan anak meningkat, yaitu rancangan penelitian yang
kebutuhan tubuh anak tercukupi oleh pengukuran variabel-variabelnya
kalori, vitamin dan mineral (Tim Karya dilakukan hanya satu kali, pada satu
Tani Mandiri, 2010). saat (Sastroasmoro, S, 2002).
Menurut Franz (2008), madu Sampel
adalah cairan kental berwarna cokelat Sampel merupakan objek yang diteliti
yang diramu oleh aphis mellifera alias dan dianggap mewakili seluruh
lebah madu. Bahan baku madu adalah populasi (Notoadmodjo, 2010).Sampel
nektar yang dikumpulkan dari kelenjar pada penelitian ini yaitu balita, jadi
nektari bunga. Bentuk madu berupa respondennya adalah ibu yang
cairan kental berwarna bening atau memiliki balita. Jumlah sampel pada
kuning pucat sampai cokelat penelitian ini adalah sebanyak 76
kekuningan. Rasanya khas; manis sampel.
dengan aroma enak dan segar. Jika Analisa Data
dipanaskan aromanya lebih kuat tanpa Analisa data yang digunakan adalah
berubah bentuk.Madu memiliki analisa Univariat dan Bivariat yang
kandungan-kandungan terpenting bagi dilakukan terhadap tiap variabel dari
kesehatan tubuh manusia (Tim Karya hasil penelitian. Analisa data Univariat
Tani Mandiri, 2010). ditampilkan dalam bentuk distribusi
Berdasarkan penelitian yang frekuensi dan analisa Bivariat dapat
dilakukan oleh Y. Widodo.Peneliti dihitung dengan menggunakan nuji
pada Pusat Penelitian Gizi di Bogor Chi-Square (X2), yaitu uji yang dapat
melaporkan bahwa pemberian madu digunakan untuk mengestimasi atau
secara teratur setiap hari dapat mengevaluasi frekuensi yang diselidiki
menurunkan morbiditas (panas dan atau menganalisa hasil observasi untuk
pilek) dan memperbaiki nafsu makan mengetahui apakah terdapat hubungan
anak balita (http://Intisari-Online.com atau perbedaan terhadap penelitian.
diperoleh tanggal 2 februari 2014).

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 38


HUBUNGAN PEMBERIAN MADU TERHADAP NAFSU MAKAN PADA BALITA
DI DESA RANAH KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2014

HASIL PENELITIAN
Data yang diambil pada penelitian ini meliputi umur dan pendidikan Ibu. Dari
penyebaran kuesioner didapatkan hasil sebagai berikut :

Analisa Bivariat

Tabel 4.5: Hubungan pemberian madu terhadap nafsu makan pada balita di Desa
Ranah Wilayah Kerja Puskesmas Kampar tahun 2014
Nafsu Makan Total
Pemberian Bernafsu Tidak Bernafsu X2 p RP (CI
madu Makan Makan value 95%)
N % N % N %
Ya 39 51,3% 12 15,8% 51 67,1%
10, 0,001 2,72
Tidak 9 11,8% 16 21,0% 25 32,9% 13
Jumlah 48 63,2% 28 36,8% 76 100%
Sumber : Penyebaran kuesione

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa mendapatkan informasi melalui televisi
dari 51 anak balita yang diberikan dan media cetak sehingga
madu, sebanyak 39 anak balita yang menimbulkan keinginan responden
bernafsu makan. Hasil uji chi-square untuk melakukan pemberian madu
diperoleh nilai p =0,001 dan RP 2,72 kepada anaknya supaya anak mereka
(CI 95%:1,53-4,83) sehingga Ho mengalami peningkatan nafsu makan.
ditolak sehingga terdapat hubungan Menurut Mulyono (2008) Madu
yang signifikan antara pemberian madu merupakan makanan yang terbaik bagi
terhadap nafsu makan pada balita di tubuh.Zat gula dalam madu dapat
Desa Ranah Wilayah Kerja Puskesmas membantu tubuh dalam menjaga
Kampar tahun 2014. kesehatan salah satunya merangsang
nafsu makan dan ingatan serta
PEMBAHASAN menambah berat badan dan Pemberian
Penelitian ini bertujuan untuk madu setiap hari kepada anak secara
mengetahui hubungan pemberian madu teratur dapat menurunkan tingkat
terhadap peningkatan nafsu makan morbiditas (batuk dan pilek).
pada balita di Desa Ranah Wilayah Penelitian yang dilakukan
Kerja Puskesmas Kampar Tahun 2014. Widodo.pada balita pasien Klinik Gizi
Setelah dilakukannya penyebaran yang menderita kurang energi protein
kuesioner dan data tersebut dianalisis (KEP). Hasil penelitian menunjukkan
secara univariat dan bivariat, maka tingkat morbiditas terhadap panas dan
diperoleh hasil sebagai berikut: pilek menurun, nafsu makan
meningkat, porsi dan frekuensi makan
Pemberian madu kepada anak balita bertambah sehingga konsumsi energi
Berdasarkan hasil penelitian dapat dan protein mereka juga meningkat.
diketahui bahwa sebagian besar
responden memberikan madu kepada Nafsu Makan pada Anak Balita
anaknya yaitu sebanyak 51 orang Berdasarkan hasil penelitian dapat
(67,1%). Menurut peneliti hal ini diketahui bahwa sebagian besar anak
disebabkan karena sebagian besar responden mengalami peningkatan
responden tidak bekerja ( IRT) nafsu makan yaitu sebanyak 48 orang
sehingga responden banyak (63,2%). Menurut peneliti nafsu makan

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 39


M. NIZAR SYARIF HAMIDI

anak balita tergantung kepada ibunya. glukosa yang tinggi dapat diserap
Dari hasil penelitian diketahui sebagian langsung oleh darah tanpa proses
responden berumur 26-35 sebanyak 38 pencernaan, lansung menuju hati
orang (50%). Umur 26-35 tahun sehingga dapat meningkatkan nafsu
termasuk kategori umur masa dewasa makan.
awal bagi responden, dengan memasuki Menurut Mulyono (2007), madu
masa dewasa awal seorang ibu bisa merupakan makanan yang terbaik bagi
membuat makanan dengan resep tubuh. Zat gula dalam madu dapat
makanan yang mudah dan praktis dan diserap secara langsung oleh darah
dapat menggugah selera makan anak tanpa proses pencernaan, madu dapat
dan disajikan semenarik mungkin, membantu tubuh dalam menjaga
sehingga dapat meningkatkan nafsu kesehatan serta dapat merangsang
makan anak. nafsu makan dan ingatan serta
Menurut Hanum Marimbi 2010, menambah berat badan. Madu sudah
penyebab balita kurang nafsu makan dikenal sebagai obat dan minuman
adalah: Faktor penyakit organis, faktor kesehatan.Sebagai obat madu dapat
pengaturan makanan yang kurang baik, diminum pada saat badan terasa sakit
dan faktor gangguan psikologi. atau kurang enak badan.Madu
Anak akan kehilangan nafsu makan berfungsi sebagai minuman kesehatan
karena hal-hal sebagai berikut:ASI karena mampu memasok energi kepada
yang diberikan terlalu sedikit sehingga tubuh.Anak-anak yang minum madu
bayi menjadi frustasi dan menangis, terlihat lebih energik, lincah, dan jarang
anak terlalu dipaksa untuk terinfeksi penyakit.Dengan minum
menghabiskan makanan dalam madu nafsu makan anak meningkat,
jumlah/takaran tertentu sehingga anak kebutuhan tubuh anak tercukupi oleh
menjadi tertekan, makanan yang kalori, vitamin dan mineral.
disajikan tidak sesuai dengan yang
diinginkan/membosankan, susu KESIMPULAN
formula yang diberikan tidak disukai Setelah dilakukan penelitian
anak atau ukuran/dosis yang diberikan mengenai hubungan pemberian madu
tidak sesuai dengan sehingga susu yang terhadap peningkatan nafsu makan
diberikan tidak dihabiskan, suasana pada balita di Desa Ranah Wilayah
makan tidak menyenangkan/anak tidak Kerja Puskesmas Kampar tahun 2014
pernah makan bersama kedua dengan jumlah sampel 76 maka dapat
orangtuanya. diambil kesimpulan sebagai berikut :

Hubungan pemberian madu 1. Sebagian besar ibu memberikan


terhadap nafsu makan pada balita di madu kepada anaknya
Desa Ranah Wilayah Kerja 2. Sebagian besar anak responden
Puskesmas Kampar Tahun 2014 mengalami peningkatan nafsu
Dari hasil penelitian dapat makan
diketahui bahwa terdapat hubungan 3. Ada hubungan pemberian madu
yang signifikan antara pemberian madu terhadap peningkatan nafsu makan
terhadap peningkatan nafsu makan pada balita di Desa Ranah Wilayah
pada balita di Desa Ranah Wilayah Kerja Puskesmas Kampar tahun
Kerja Puskesmas Kampar tahun 2014 2014.
dengan p value=0,001.
Menurut peneliti madu memiliki SARAN
kandungan fruktosa, B komplek dan 1. Bagi Orangtua

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 40


HUBUNGAN PEMBERIAN MADU TERHADAP NAFSU MAKAN PADA BALITA
DI DESA RANAH KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2014

Diharapkan kepada orangtua Depkes RI, (2008). Profil Kesehatan


untuk memberikan balita madu Indonesia Tahun 2008.
karena dapat meningkatkan nafsu http://www.
makan.Kandungan berbagai zat gizi http://qhseconbloc.files.word
yang terdapat dalam madu mampu press.com, diperoleh tanggal
memenuhi kebutuhan balita yang 17 maret 2014.
merupakan masa-masa keemasan , (2008). Profil Kesehatan
dalam hidup manusia. Jika anak Indonesia Tahun 2008.
menolak diberikan madu maka http://www. depkes.go.id.
orangtua bisa berinisiatif untuk diperoleh tanggal 12 januari
mencampurkan madu kedalam susu 2014.
balita. , (2008). Profil Kesehatan
2. Bagi Instansi Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2010.
Diharapkan bagi instansi http://www. depkes.go.id.
kesehatan seperti posyandu dan diperoleh tanggal 12 juni
puskesmas untuk mensosialisasikan 2014.
madu dengan segala manfaatnya , (2008). Profil Kesehatan
untuk kesehatan tubuh manusia Provinsi Riau Tahun 2012.
khususnya untuk balita.Petugas http://www. depkes.go.id.
kesehatan bisa mensosialisasikan diperoleh tanggal 12 juni
madu saat kunjungan posyandu 2014.
kepada ibu balita. Hidayat, A, A. (2007). Metode
3. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian Keperawatan dan Teknik
Diharapkan penelitian ini dapat Analisis Data. Jakarta:
dijadikan sebagai bahan referensi Salemba Medika.
untuk penelitian selanjutnya, Hanum M, (2010). Tumbuh Kembang,
khususnya tentang nafsu makan Status Gizi, dan Imunisasi
pada balita, dan juga diharapkan Dasar Pada Balita.
dapat dipergunakan sebagai bahan Yogyakarta: Nuha Medika.
kepustakaan. Indrati R, dan Murdijati G, (2014).
Pendidikan konsumsi
DAFTAR PUSTAKA pangan. Jakarta: Kencana.
Intisari, (2013).Manfaat Madu Bagi
Adiningsih S, (2010). Waspadai Gizi Balita.
Balita Anda, Tips Mengatasi http://www.intisari.com
Anak Sulit Makan Sayur Dan Irhayati H, (2013). Kiat Praktis
Susu. Jakarta: Gramedia. Mengatasi Masalah Makan
Almatsier S, (2011). Gizi Seimbang Anak. Jakarta: Gramedia.
Dalam Daur Kehidupan. Misdar A, (2012). Pola Makan Dan
Jakarta: Gramedia. Status Gizi Balita Di Daerah
Blog.Detik, (2014). Manfaat Madu Aliran Sungai (DAS) Dan
Bagi Balita. Daerah Trandas Di Wilayah
http://www.Detik.com Kerja Puskesmas Singkil.
Budiarto, E. (2002). Biostatistik Untuk Skripsi. Tidak diterbitkan.
Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Masyarakat Universitas
Jakarta: EGC. Sumatera Utara.

Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 41

You might also like