You are on page 1of 66

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep bayi

1. Bayi Baru Lahir (Neonatus)

Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari

rahim seorang ibu melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan

alat tertentu sampai usia 1 bulan (Marmi, 2015)

Menurut Dep. Kes. RI, (2007) Bayi baru lahir normal adalah

bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu

dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (dalam Marmi, 2015)

Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4

minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0

(baru lahir) sampai dengan usia 28 hari. Neonatus dini adalah bayi

berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 8-28 hari

(Muslihatun, 2010).

2. Bayi (Infant)

Bayi merupakan individu yang berusia 0-12 bulan yang ditandai

dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan

perubahan dalam kebutuhan zat gizi (Wong, 2008). Bayi adalah usia 0

bulan hingga 1 tahun.

Pembagian sebagai berikut masa neonatal, yaitu usia 0–28

hari, masa neonatal dini yaitu usia 0–7 hari, masa neonatal lanjut yaitu

usia 8–28 hari, masa pasca neonatal yaitu usia 29 hari–1 tahun

(Marmi 2015).

9
10

3. Perkembangan Bayi Tiap Bulan

Menurut Sulistyawati Ari (2014) menyatakan bahwa sejak hari

pertama dilahirkan, bayi sebenarnya sudah melakukan tugas

perkembangannya. Berdasarkan riset yang dilakukan secara

mendalam oleh beberapa ahli, didapatkan rincian pencapaian tugas

perkembangan bayi mulai dari bulan pertama hingga balita yang

dapat dilihat sebagai berikut :

a. Bayi Baru Lahir

1) Sikap Melekung

Sikap badan melengkung merupaka sikap khas bayi.

Seluruh bagian badan berada dalam sikap melengkung, mulai

dari jari sampai tumit, kepala menoleh ke samping. Waktu

dalam kandungan ibu, bayi harus menyesuaikan sikapnya

dalam ruang yang terbatas. Sikap melengkung ini masih

terbawa sampai beberapa minggu setelah bayi lahir.

2) Gerakan Refleks Merayap

Gerakan menggerak-gerakan kakinya dan menarik tangan

ke dekat wajahnya. Bila telapak kaki ditekan sedikit, akan

menggeserkan badannya ke depan, hal ini merupakan keadaan

normal pada bayi.

3) Kepala Terletak Ke Samping

Bayi belum bisa duduk, sama sekali belum dapat

menegakan kepalanya. Bila berbaring, kepala tidak dapat

menengadah, tapi selalu menghadap ke salah satu sisi.

4) Gerakan Melangkah Secara Otomatis

Bayi menunjukan adanya refleks menarik yang tampak bila

talapak kakinya disentuh. Ketika telapak disentuh, satu kaki


11

bayi akan tertantang dan bersamaan dengan gerakan ini, kaki

lainnya akan melengkung. Bayi ditegakkan badannya di atas

meja dilekatkan pada alas maka akan ada refleks berjalan

melintasi meja.

5) Refleks Memegang dengan Tangan (Palmar Grasping Reflekx)

Gerakan memegang terjadi secara refleks seperti merayap

dan berjalan. Bila telapak tangan bayi disentuh atau tersentuh

sesuatu, ibu jari dan jari-jari lainya akan segera mengepal dan

mengenggam “rangkapan”-nya beberapa saat. Mengepalkan

tangan dengan ibu jari masuk dalam genggaman adalah

sebagian dari sikap melengkung pada bayi sehat yang sedang

bangun.

6) Reaksi Terhadap Sinar Terang dan Bunyi Keras

7) Persepsi Terhadap Lingkungan

8) Mengungkapkan Perasaan dengan Bersuara

4. Perkembangan bayi (1 sampai 6 bulan)

a. Akhir bulan pertama

1) Kepala terangkat pertama

Pada waktu tertelungkup, bayi dirangsang untuk

mengangkat kepalanya. Pada usia ini, kepala bayi baru

dapat diangkat selama paling sedikit tiga detik dalam sikap

datar miring (menghadap ke samping), dengan tergoyang-

goyang, kepala perpindah posisi melewati garis tengah

tubuh ke sisi yang lain dan kembali lagi, kemudian bayi akan

meletakkan kepalanya lagi ke atas alas untuk istirahat.

2) Kepala masih belum bisa menjaga keseimbangan yang

terkadang bergerak ke belakang saat mengangkat tubuh.


12

Untuk duduk susunan otot bayi masih terlalu lemah untuk

menahan kepala yang berat. Kerja jalur saraf yang harus

dikoordinasikan untuk sikap kepala tegak juga belum

sempurna. Tubuh dan anggota badan sudah menunjukan

ketegangan, sesuatu bukti bahwa bayi tidak menderita

keterlambatan atau suatu penyakit.

3) Reaksi yang menyertai refleks

Pada saat bayi dipegang dan tubuhnya di tegakkan

hingga berdiri di atas kedua telapak kakinya, kedua kakinya

akan menegang. Sering kali penegangan ini akan menjalur

sampai ke badan dan tengkuk, sehingga kepalanya akan

tegak sebentar. Reaksi ini masih otomatis, seperti halnya

pada gerakan-gerakan bayi dan anak-anak.

4) Perkembangan kemampuan memegang

Pada usia ini, perkembangan kemampuan bayi untuk

memegang tidak menunjukkan adanya hal-hal baru. Refleks

memegang ini tetap ada dan kedua tangan masih dalam

selalau keadaan mengepal.

5) Menyusu

Selama menyusu bayi akan langsung berhadapan dengan

ibunya, dan mencoba memandang wajah ibunya. Sang ibu

juga berlaku sebaliknya. Sehingga kehangatan hubungan

ibu dan bayi ini terasa begitu sempurna.

6) Menjadi tenang dengan digendong

Bayi akan tenang jika digendong, sama halnya dengan bayi

yang baru lahir, akan merasa hangat saat bersentuhan


13

dengan kulit ibunya jika merasa sakit, haus, atau lapar, tidak

akan bisa tenang hanya dengan cara seperti ini.

b. Akhir bulan ke dua

1) Mengangkat kepala sekurang-kurang nya 45º

Pada waktu bayi menengadah, bayi sudah dapat

mengangkat kepalanya, dapat menahanya lebih dari 10

detik, walaupun masih tampak tehuyung-huyung

kesamping kiri dan kanan. Muka dan alas membentuk

sudut kira-kira 45º.

2) Kemampuan untuk duduk

Pada saat bayi duduk sikap kepalanya terus menerus

bergoyang. Bayi sudah dapat menegakkan kepalanya

kurang lebih 5 menit dengan mengatur keseimbangannya.

3) Perkembangan kemampuan berjalan

Perkembangan berjalan, bulan kedua merupakan suatu

masa peralihan. Reaksi penunjang yang spontan pada

kedua kaki dan gerakan melangkah otomatis dengan

menghilang atau tidak terlihat lagi,

4) Kepalan tangan sering terbuka

Sikap melengkung yang tampak pada seluruh sikap tubuh

bayi pada bulan ke dua cepat berkurang.

5) Sikap terteguk pada bunyi lonceng

Bayi pada usia ini memiliki reaksi terhadap unyi dan suara

yang makin meningkat.

6) Senyuman yang pertama

Suatu pengalaman yang paling mengesankan dalam usia

ini adalah saat ibu menundukan kepalanya dan melihat


14

sang bayi, menganggukan kepala perlahan-lahan sambil

berbicara dengan lembut. Sang bayi mula-mula

memandang semua ini dengan penuh perhatian, sampai

suatu hari ibu melihat kedua ujung bibir bayi menunjukan

tarikan tarikan halus.

7) Mengungkapkan perasaan dengan bersuara

Bayi yang berusia dua bulan dapat mengeluarkan bunyi

vokal yang pada mulanya terdengar seperti /a/atau /el/.

Kadang-kadang diselingi dengan tambahan/ha/(/ehe/ atau

/he/). Bayi mengeluarkan suara seperti itu sewaktu

berbaring dengan membuka mulutnya sedikit pada waktu

akan tertidur atau sudah bangun.

c. Akhir bulan ketiga

1) Menahan kelapa selama 1 menit

Kepala bayi sudah dapat diangkat selama paling

sedikit satu menit muka dengan alas membentuk 90º.

Kelenturan jaringan otot pada tengkuk bahu, dan

punggung atas memungkinkan bayi untuk mengacungkan

lengannya lebih kedepan dan bertopang pada lengan

bawah, pinggulnya lebih menempel pada alas.

2) Turut mengangkat kepala sebentar waktu ditarik untuk

posisi duduk. jaringan otot leher bagian depan bayi

menjadi lebih kuat kepala tidak lagi segera terkulai

kebelakang, tapi turut diangkat sebentar pada kira-kira

waktu permulaan ditarik. Bayi belum kuat untuk turut

mengangkat kepala sampai sikap duduk. Kedua kaki agak

berlipat.
15

3) Melengkungkan kaki pada waktu menjejak

Reaksi penunjang pada gerakan melangkah yang otomatis

pada bayi tidak tampak lagi dalam usia ini. Bila bayi di

angkat dalam posisi berdiri kedua kakinya tetap

melengkung. Masa pada perkembangan ini tidak sama

pada setiap bayi. Pada perkembangan yang sehat, yang

terpenting adalah bayi tidak selalu meluruskan kedua kaki

dan mengecamkannya (dan bahkan terkadang sampai

menjad tegang), tetapi dapat melengkungkan kakinya

dengan aktif.

4) Menggerakkan mainan yang diberikan padanya

Bila bayi diberikan kliningan maka bayi akan segera

memegang dan menggenggam benda tersebut, dan akan

berusaha supaya mainan itu betul-betul miliknya,

diletakkan kemulutnya, lalu memegangnya dengan 1

tangan yang sebelah lagi, dan macam-macam tingkah laku

lainnya.

5) Senyum sosial

Pada usia ini, senyuman menjadi sebagian dari perilaku

bayi sampai berusia kira-kira enam bulan. Bila bayi melihat

raut muka orang lain yang bergerak-gerak, ia akan

menjawabnya dengan senyuman.

6) Rangkaian bunyi /er/-suara tenggorokan

Pada akhir triwulan pertama, bayi mengeluarkan bunyi /er/

yang berturutan. Suara itu terdengarnya seperti suara

orang berkumur. Bayi juga akan mengeluarkan bunyi


16

tenggorokan yang terdengar seperti/e-khe/, /ek-khe/, dan

/e-rhe/ bila ia dibaringkan dan sedang berlega hati.

d. Akhir bulan keempat

1) Berenang

Bayi tidak lagi puas dengan bertopang pada lengan

bawahnya saat ditelungkupkan. Bayi meninggalkan sikap

bertopang pada lengan bawah ketika kepala, rongga

dada, dan kedua lengan diangkat ke atas dan kedua kaki

terjulur ke belakang. Bahu ditarik ke belakang, kedua

tangan dilekkukan, dan telapak tangan terbuka.

2) Turun mengangkat kepala sebentar ketika ditarik untuk

didudukkan selama menarik tangan bayi untuk

didudukkan, kepala ikut terangkat oleh sambungan tulang

punggung.

3) Menahan kepala tetap tegak ketika badan miring

Bayi yang sedang duduk kita pegang badannya atau

kedua lengan atasnya lalu perlahan-lahan kita miringkan

badanya ke samping, dalam keadaan badan miring,

kepala selalau diteggakannya sehingga tegak lurus pada

alas tempat tidur.

4) Menjejekkan kaki

Kedua kaki masih dalam keadaan melengkung, kita dapat

sesekali meluruskannya dengan sesekali menekan pada

persendian paha (belum sampai kepinggul).


17

5) Bermain dengan kedua belah tangan

Kedua tangannya adalah permainan yang selalau tersedia

baginya. Setelah kedua tanganya diarahkan ke wajahnya,

diamatinya dulu berkali-kali, lalu ditangkupkannya.

6) Memasukkan mainan ke dalam mulut

Pada usia ini, gerakan bayi mengarahkan tangan kemulut

makin sempurna tidak hanya tangannya saja yang

dimasukkan ke dalam mulut tetapi juga benda-beda

lainya. Bentuk gerakkan ini sudah bukan lagi secara

kebetulan, tapi terkoordinasi dan teratur. Bayi tidak hanya

mengenal tangannya sendiri, tetapi ia juga gemar

mengamati benda-benda yang dapat di pegangnya.

7) Berseru-bergumam

Perasaan selalu gembira pada bayi dan hubungannya

yang intensif dengan orang-orang disekelilingnya

dinyatakanya dengan seruan-seruan. Bunyi yang

diserukan terputus-putus dan berganti-ganti intonasinya.

Pada saat usia ini mulai bergumam, ia mendorong udara

dari dalam rongga mulutnya dengan dengan bibir terkatup,

sehingga suara yang keluar kira-kira berbunyi /we/

atau/ef/, tetapi juga mirip/es/atau/th/.

e. Akhir bulan ke lima

1) Menggulingkan badan dari telungkup hingga terlentang

Usia ini, bayi dapat mengayunkan badan pada perut

dengan sesekali berhenti karena ia bertopang pada

kedua lengan dan kadang-kadang pada sebelah lengan.


18

Sikap ini kepala dan badan bagian atas bayi akan mring

ke amping.

2) Menundukkan kepala dan menekuk tangan serta kaki ketika

ditarik untuk didudukan

Bayi yang sedang dalam tahap perkembangan, menekukan

anggota badan, adalah hal yang utama. Berbeda halnya

dengan bayi yang baru lahir, gerakan menekuk ini adalah

gerakan yang aktif. Hal ini dapat terlihat dengan jelas ketika

kita menarik bayi untuk di dudukkan. Kepalanya menunduk

ke depan sehingga dagunya hampir menyentuh dada.

Kedua lenganya pada permulaan melengkung menyerupai

katrol, keteganggan pada jaringan otot perut dan pangkal

paha menyebabkan pinggul tertekuk, sehingga baha atas

hampir menyentuh perut.

3) Dengan cepat mengambil alih keseimbangan badan

Kemampuan bayi untuk bertumpu pada kedua kaki makin

bertambah. Pada usia ini bayi cukup kita pegang dengan

lembut pada ketiaknya. Kedua kakinya tegak sehingga

selama satu atau dua detik dia mengambil alih

keseimbangan badanya. Lekukan pinggul masih tampak

selama beberapa bulan berikutnya. Biasanya bayi berdiri

diatas ujung jari kakinya yang mencengkram alas tempat

tidur. Sedikit demi sedikit ia akhirnya bertumpu juga pada

telapak kakinya.

f. Akhir bulan keenam

1) Bertopang pada lengan yang di teggakan


19

Pada usia enam bulan, bayi lebih senang bertopang agak

lama pada lengan yang diteggakkan, telapak tangan lebih

terbuka atau bahkan terbuka seluruhnya. Tanganya sudah

tidak mengepal lagi, kedua lenganya biasanya ada di depan

kepala hampir sejajar dan tidak miring ke samping. Demikian

badan bagian depan terangkat dari alas tempat tidur dan

berat badan bertumpu pada perut dan kedua lengan

2) Perkembangan kemampuan untuk duduk

Pada bulan ke enam, bayi sangat senang sekali bila ditarik

untuk didukkan. Bila tangan orang dewasa memegang

tangan bayi, akan segera mengenggamnya erat-erat,

sebagai tanda keinginanya untuk ditarik. Bila bayi sudah kita

dudukkan, dia sudah dapat mengatur sikap kepalanya

dengan baik setiap kali badanya dimiringkan.

3) Perkembangan kemmapuan berjalan

Fungsi tubuh bayi pada saat ini tidak tampak perubahan

yang signifikan, penjagaan keseimbangan berat badan

bertambah mantap dan dapat bertahan dalam waktu yang

lebih lama.

4) Menolehkan kepala waktu mendengar suara gemerisik

kertas

Setelah berusia setengah tahun, bayi sudah memiliki

pendengaran yang cukup tajam dan perhatian yang besar.

Ia dapat menentukan tempat asal sumber suara dengan

tepat.

5) Membedakan orang-orang yang dikenalnya dengan orang-

orang yang tidak dikenalnya.


20

Diusia setengah tahun ini bayi mengalami sedikit perbedaan,

bayi hanya mau tersenyum kepada orang orang yang

dikenalnya saja. Perubahan raut mukanya menunjukkan

bahwa ia mengawasi dengan seksama bentuk paras muka

orang yang masih asing baginya. Sikap ini juga bila tidak

melihat ayahnya selama beberapa hari, sang ayah akan di

perlakukan sebagai orang asing.

6) Rangkaian suku kata yang ritmis

Bayi merangkaikan suku kata yang sama berturut-turut,

misalnya ge-ge-ge, da-da-da, dan sebagainya. Kadang-

kadang bunyi suku kata yang sama dalam satu rangkaian

tinggi dan nyaringnya berubah, sehingga menjadi satu

rangkaian bunyi berirama (ritmis). Ungkapan itu merupakan

irama yang paling indah yang membangunkan para orang

tua, terutama ibu dan ayahnya yg masih muda.


21

B. Konsep Tidur

1. Pengertian tidur

Tidur adalah kebutuhan semua manusia dan untuk kesehatan

fisik dan psikologis (Curetonlane&Fontaine, 1997). Tidur merupakan

proses perbaikan dan pertumbuhan jaringan (maryuni,2010).

Tidur adalah normal, proses alamiah dan merupakan kondisi

istirahat yang diperlukan oleh manusia secara rutin. Keadaan tidur ini

ditandai oleh berkurangnya gerakan tubuh dan penurunan kewaspadan

terhadap lingkungan sekitarnya (Sekartini, 2012).

Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh

ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-

ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah

yang bebeda (Tarwoto dan Wartonah 2015).

Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan

periode yang lebih lama dari keterjagaan. Pada dasarnya, tidur dibagi

menjadi dua tahapan yaitu non REM (non Rapid Eye Movement) atau

biasa disebut tidur tenang dan REM (Rapid Eye Movement ) atau biasa

disebut tidur aktif (Perry et all, 2006 dalam Sundari 2015).

Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara

dua mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan

menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Reticular Activating

system(RAS) Dibagian batang otak atas diyakini mempunyai sel-sel

khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran. RAS

memberikan stimulus visual, audiotori, nyeri, dan sensori raba, juga

menerima stimulus dri konteks serebri (emosi proses pikir). (Tarwoto dan

Wartonah 2015)
22

Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron-neuron dalam RAS

melepaskan katekolamin, misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin

disebabkan oleh pelepasan serum serotonin dari sel-sel spesifik di pons

dan batang otak tengah yaitu bulbar syncbronizing regional (BSR).

Bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari keseimbangan implus

yang diterima dari pusat otak, respon sensori perifer misalnya bunyi,

stimulus cahaya, dan sistem limbiks seperti emosi. (Tarwoto dan

Wartonah 2015)

Seseorang yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya

dan berusaha dalam posisi rileks, jika ruangan gelap dan tenang aktivitas

RAS menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin.

(Tarwoto dan Wartonah 2015)

Perubahan yang terjadi selama tidur tidak menyebabkan semua

aktivitas susunan syaraf berkurang, melainkan terjadi perubahan

keseimbangan antara aktivitas dan inaktivitas dari berbagai sistem saraf

di otak. Beberapa fungsi saraf menjadi inaktif, sementara sistem yang lain

aktif, misalnya sel-sel saraf di korteks otak tidak seluruhnya menjadi

inaktif selama tidur. Perubahan ini menyimpulkan bahwa tidur bukan

proses pasif, tetapi merupakan aktifitas yang dapat dibangkitkan

(sekartini, 2012).

Jumlah lama tidur tiap kelompok usia juga berbeda-beda

tergantung faktor fisik, psikis dan lingkungan. Pada usia 6-9 bulan

memerlukan waktu tidur sekitar 14 jam perhari dan mereka sudah bisa

tidur selama tujuh jam sekali waktu. Bayi mungkin melakukan satu atau

dua kali tidur siang per hari, yaitu sekali di pagi hari dan sekali di sore

hari. Pada usia 9-12 bulan, bayi tidur dalam tempo sekitar 12 jam di
23

malam hari dan tidur siang dua kali sehari dalam tempo satu jam atau dua

jam sekali waktu.

Aktivitas tidur merupakan salah satu stimulus bagi proses tumbuh

kembang otak, karena 75% hormone pertumbuhan dikeluarkan saat anak

tidur. Hormone pertumbuhan ini yang bertugas merangsang pertumbuhan

tulang dan jaringan. Selain itu, hormone pertumbuhan juga

memungkinkan tubuh memperbaiki dan memperbarui seluruh sel yang

ada di tubuh, dari sel kulit, sel darah sampai sel saraf otak. Proses

pembaruan sel ini akan berlangsung lebih cepat bila bayi sering terlelap

sesuai dengan kebutuhan tidur bayi. Tidur juga membantu perkembangan

psikis emosi, kognitif, konsolidasi pengalaman dan kecerdasan. Oleh

karena itu kebutuhan tidur pada bayi sesuai usianya perlu mendapat

perhatian dari keluarga agar nantinya bayi dapat mencapai pertumbuhan

dan perkembangan yang optimal (Rafknowledge, 2004; Soedjatmiko,

2006; Jahja, 2009).

2. Siklus tidur

Menurut Maryunani (2010), tidur dibagi menjadi 2 siklus, yaitu :

a. Tidur REM (tidur aktif)

1) Karakteristik :

Karakteristik tidur REM

a) Mata : cepat tertutup dan terbuka.

b) Otot-otot : kejang otot kecil, otot besar

imobilisasi.

c) Pernapasan : tidak teratur, kadang dengan

apnea.

d) Nadi : cepat dan ireguler.

e) Tekanan darah : meningkat atau fluktuasi.


24

f) Sekresi gaster : meningkat.

g) Metabolisme : meningkat, temperatur tubuh naik.

h) Gelombang otak : EEG aktif.

i) Siklus tidur : sulit dibangunkan

b. Tidur REM ditandai oleh adanya aktivitas. Banyak oksigen

digunakan, suplai darah ke otak meningkat, temperature

meningkat, gelombang otak menunjukan peningkatan

aktivitas. Sensori mentransmisikan implus sama seperti saat

tidak tidur. Stimulasi visual, auditor, dan vestibular bergabung

diotak membentuk mimpi (Maryunami,2010)

c. Tidur Non-REM (tidur tenang).

1) Karakteristik

Selama tidur Non-REM, denyut jantung dan pola nafas

teratur, saat siklus ini terjadi restorasi bentuk tidur.

2) Terdapat 4 tahap tidur Non-REM, yaitu :

a) Tahap I : mengantuk, terjadi penurunan kesadaran

terhadap dunia luar.

b) Tahap II : periode suara tidur, mulai relaksasi otot,

mudah di bangunkan.

c) Tahap III : tidur menjadi lebih dalam, nafas dan

denyut jantung sangat stabil, otot relaksasi,

gelombang otak sangat lambat.

d) Tahap IV : tidur yang paling dalam, sangat sulit di

bangunkan, kecuali dengan stimulus yang kuat, anak

dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa

terbangun. (Tarwoto dan Wartonah 2015).


25

3. Pola tidur Normal

a. Neonatus sampai dengan 3 bulan

1) Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari.

2) Mudah berespons terhadap stimulus.

3) Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM.

b. Bayi

1) Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam.

2) Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari.

3) Tahap REM 20-30%

c. Toddler

1) Tidur 10-12 jam/hari.

2) Tahap REM 25%.

d. Preschooler

1) Tidur 11 jam pada malam hari.

2) Tahap REM 20%.

e. Usia sekolah

1) Tidur 10 jam pada malam hari.

2) Tahap REM 18,5%.

f. Adolensia

1) Tidur 8,5 jam pada malam hari

2) Tahap REM 20%.

g. Dewasa muda

1) Tidur 7-9 jam/hari.

2) Tahap REM 20-25%.

h. Usia dewasa pertengahan

1) Tidur ±7 jam/hari

2) Tahap REM 20%.


26

i. Usia tua

1) Tidur ±6 jam/hari

2) Tahap REM 20-25%.

3) Tahap IV NREM menurunkan dan kadang-kadang absen.

4) Sering terbangun pada malam hari

4. Kualitas tidur bayi

Kualitas tidur bayi adalah mutu atau keadaan fisiologis tertentu

yang didapatkan selama seseorang tidur, yang memulihkan proses-

proses tubuh yang terjadi pada waktu orang itu bangun. Jika kualitas

tidurnya bagus artinya fisiologi/faal tubuh dalam hal ini sel otak

misalnya, pulih kembali seperti semula saat bangun tidur (Sekartini

2012, dalam Sundari 2015).

Kualitas tidur bayi tidak hanya berpengaruh pada perkembangan

fisik, tapi juga sikapnya keesokan hari. Bayi yang tidur cukup tanpa

sering terbangun akan lebih bugar dan tidak gampang rewel. Bayi

dikatakan mengalami gangguan tidur jika pada malam hari tidurnya

kurang dari 9 jam, terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangunnya

lebih dari 1 jam. Selama tidur bayi terlihat selalu rewel, menangis,

bayi sulit tidur kembali, bayi terlihat tidak ceria, konsentrasi bayi

kurang, (Wahyuni, 2008 dalam Sundari 2015).

Tidur merupakan prioritas utama bagi bayi. Ketika baru lahir bayi

menghabiskan waktunya dengan tidur. Tumbuh kembang bayi sangat

tergantung dari tidur. Tanpa tidur, bayi tidak akan tumbuh secara

optimal, karena pada saat itulah terjadi perbaikan (repair) sel-sel otak

dan sekitar 75% hormone pertumbuhan diproduksi. Hormone

pertumbuhan ini yang bertugas merangsang pertumbuhan tulang dan

jaringan.
27

Hormone pertumbuhan ini yang bertugas merangsang

pertumbuhan tulang dan jaringan. Selain itu, hormone pertumbuhan

juga memungkinkan tubuh memperbaiki dan memperbaharui seluruh

sel yang ada di tubuh, dari sel kulit, sel darah sampai sel saraf otak.

Proses pembaruan sel ini akan berlangsung lebih cepat bila bayi

sering terlelap sesuai dengan kebutuhan bayi. Tidur juga membantu

perkembangan psikis emosi, kognitif, komsolidasi pengalaman dan

kecerdasan. Oleh karena itu kebutuhan tidur pada bayi sesuai

usianya perlu mendapat perhatian dari keluarga agar nantinya bayi

dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal

(soedjatmiko, 2006 dalam Sundari 2015).

Para peneliti di Carneigie Mellon University dan University of

Pensylvania menemukan bahwa kuantitas serta kualitas tidur

sesungguhnya mempengaruhi bagaimana orang bisa menjadi sakit.

Ciri-ciri bayi cukup tidur, yaitu, akan dapat jatuh tertidur dengan

mudah di malam hari, bugar saat bangun tidur, tidak rewel, dan tidak

memerlukan tidur siang yang melebihi kebutuhan sesuai dengan

perkembangannya.

Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang buruk dapat

mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi.

Dampak fisiologi meliputi penurunan aktivitas sehari-hari, rasa capai,

lemah, koordinasi neuromuskular buruk, proses penyembuhan lambat

dan daya tahan tubuh menurun. Dampak psikologinya meliputi emosi

lebih labil, cemas, tidak konsentrasi, kemampuan kognitif dan

menggabungkan pengalamannya lebih rendah. Kelebihan waktu tidur

(terutama tidur tenang) menyebabkan terjadi penyimpanan energi

berlebihan. Anakpun kurang aktif bermain, sehingga kurang


28

berinteraksi menyebabkan perkembangan emosi dan kognitifnya

kurang optimal (Saputra, dkk 2009 dalam Sundari 2015).

Pola tidur bayi pada usia enam bulan mulai tampak mirip dengan

orang dewasa. Setelah mengatur periode yang umumnya memakan

waktu 10 sampai 20 menit, tidur bayi berubah tahapnya yaitu dari

tahap 1 non-REM menuju tahap 3 atau 4. Bayi mungkin kembali ke

tahap 1 dan berputar kembali. Setelah satu atau dua putaran tidur

NREM, REM mulai timbul setelah 60 sampai 90 menit. Siklus tidur

yang lebih sering muncul pada bayi adalah tahap REM dan

menghasilkan tidur yang lebih pendek, sekitar 30% dari waktu tidur

dihabiskan dalam siklus REM.

Tidur REM berpengaruh pada kecerdasan anak, ketika tidur aktif

(REM) aliran darah ke otak meningkat, pertumbuhan sel-sel otak lebih

cepat, merangsang fungsi-fungsi otak, restorasi emosi dan kognitif

serta konsolidasi pengalaman yang dialaminya hari itu. Semakin

bertambahnya usia, tidur aktif juga akan semakin berkurang

(Prasetyono 2013).

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur bayi.

Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu

untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan

kebutuhannya. Menurut Prasetyono 2013 antara yang dapat

mempengaruhinya adalah:
29

1. Lingkungan

Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi

seseorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur.

Lingkungan fisik tempat bayi tidur berpengaruh penting pada

kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Atur suasana kamar

sehingga nyaman untuk tidur yang meliputi tata cahaya, ventilasi,

tata warna, suhu, dan juga keadaan boksnya. Anda bisa

meletakkan boks di dalam kamar tidur, di samping ranjang

orangtua atau di kamar tersendiri. Hindarkan juga suara bising

yang membuatnya mudah terjaga, jangan gunakan pewangi

ruangan dan obat pengusir nyamuk yang bisa membuatnya sesak.

Nyamuk memang sering membuat bayi tidak nyenyak tidur.

Pakailah kelambu yang bisa melindungi bayi dari serangan

nyamuk. Keadaan lampu yang sangat terang akan membuat bayi

sulit membedakan siang dan malam. Keadaan yang gelap akan

merangsang otak untuk memproduksi melatonin, hormon yang

dikeluarkan oleh kelenjar pinela untuk memberitahu otak bahwa di

luar hari sudah gelap.

2. Latihan Fisik

Keletihan akibat aktivitas fisik yang tinggi dapat

memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan

energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut dapat terlihat bila bayi

melakukan aktivitas sehari-hari atau setelah melakukan pemijatan

dan mencapai kelelahan. Latihan 2 jam atau lebih dalam hal ini

pemijatan bayi yang dilakukan sebelum waktu tidur membuat

tubuh mendingin dan mempertahankan suatu keadaan kelelahan


30

yang dapat meningkatkan relaksasi karena pemijatan dapat

mempengaruhi keluarnya hormone tidur melatonin.

3. Nutrisi

Faktor penting untuk memaksimalkan periode emas

pertumbuhan otak adalah terpenuhinya nutrisi dan kecukupan

tidur bayi. ASI terbukti mengandung alfa protein yang cukup tinggi,

alfa protein merupakan protein utama pada whey protein yang

merupakan protein halus dan mudah dicerna. Alfa protein kaya

akan asam amino essensial yang sangat berguna untuk tumbuh

kembang bayi, terutama triptofan. Triptofan adalah asam amino

yang berperan dalam proses neurotranmitter dan pengatur pola

hidup (neurobehavioral) salah satu fungsinya adalah mengatur

pola tidur. Bayi yang sulit tidur atau sering terbangun dari tidurnya

karena merasa belum kenyang. penuhi kebutuhan makan dan

minum bayi sebelum tidur. Jika kebutuhan fisiknya dipenuhi, bayi

tidak akan sering tidak lagi sering terbangun di tengah malam.

Perlu diperhatikan, dari kesehatan gigi, kebiasaan memberikan

susu di malam hari sebaiknya dihentikan setelah gigi bayi muncul

(sekitar usia 6 bulan setelah masa ASI eksklusif). Sebagai

gantinya, berikan air putih jika ia memang haus atau tenangkan

bayi agar tidur kembali. Memberikan makanan terlalu banyak pada

bayi terutama susu akan membuat kantong kemih kencang pada

malam harinya dan kedaan ini akan membuat bayi lebih sering

terbangun.
31

4. Penyakit

Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri,

ketidaknyamanan fisik dapat menyebabkan masalah tidur. Pada

bayi adanya gangguan atau rasa sakit pada gigi, telinga, kulit,

saluran napas, saluran cerna, saluran kemih, otot atau tulangnya

dapat mengganggu tidur bayi (Turcin, 2000; Hidayat, 2006; Perry

and Potter, 2006; saputra, 2009 dalam prasetyono 2013).

5. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pijat bayi

a) Pelaksanaan pemijatan bayi

1) Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk

memulai hari baru.

2) Malam hari sebelum bayi tidur, ini sangat baik untuk

membantu bayi tidur lebih nyenyak (Roesli, 2000).

b) Persiapan sebelum memijat

1) Sebelum memijat, tangan dipastikan bersih dan hangat.

Kuku dan perhiasan dilepaskan untuk menghindari

goresan pada kulit bayi. Bayi sebaiknya sudah makan

atau tidak sedang lapar. Akan tetapi, jangan memijat

segera setelah bayi selesai makan atau membangunkan

bayi hanya untuk dipijat. Pemijatan pada bayi jangan

dilakukan bila bayi sedang tidak sehat atau tidak mau

dipijat. Tidak boleh memaksakan posisi pijat tertentu pada

bayi.

2) Sebelum pijat dimulai, handuk, popok, baju ganti, dan

baby oil/baby lotion disiapkan kemudian bayi dibaringkan

di atas permukaan kain rata, lembut, dan bersih. Pilih

ruangan yang nyaman, hangat, dan tidak pengap.


32

3) Sebelum memijat, bayi diberi gerakan pembuka berupa

sentuhan ringan di sepanjang sisi wajah bayi dan

mengusap-usap rambut kepala, sambil mengajak bayi

berbicara. Sebelum dan selama pemijatan, kulit bayi perlu

sesering mungkin dilumuri baby oil atau baby lotion

(Febriani, 2008).

6. Manfaat Pijat Bayi

Kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai

reseptor terluas yang dimiliki manusia. Sensasi sentuh atau raba

adalah indera yang aktif berfungsi sejak dini. Ujung-ujung saraf

yang terdapat pada permukaan kulit akan bereaksi terhadap

setuhan-sentuhan, selanjutnya mengirimkan pesan-pesan ke otak

melalui jaringan saraf yang berada di tulang belakang. Sentuhan

juga akan merangsang peredaran darah dan akan menambahkan

energi karena gelombang oksigen yang segera akan lebih banyak

dikirim ke otak dan ke seluruh tubuh (Maharani, 2009).

Menurut Dewi (2010), secara umum dapat diuraikan

manfaat pijat untuk bayi sebagai berikut :

1) Menghilangkan rasa tidak nyaman pada tubuh bayi

2) Mempercepat menyusui

3) Melatih respon saraf

4) Meningkatkan kuantitas tidur

5) Dapat menstimulasi sistem percernaan, bayi yang dipijat akan

mengalami peningkatan tonus nervus vagusnya.

6) Mengajarkan anak bahwa sentuhan merupakan bentuk

ekspresi
33

7) Memperkuat masa otot. Pijatan terhadap bayi sangan baik

untuk menguatkan otot bayi.

8) Membangun bonding antara orang tua terhadap bayi. Pada

saat memijat bayi akan unsur bonding seperti kontak mata.


34

C. Pengertian pijat bayi

1. Pengertian pijat

Massage adalah terapi sentuh tertua dan yang paling populer

yang dikenal manusia. Massage meliputi seni perawatan kesehatan

dan pengobatan yang telah dipraktekkan sejak berabad–abad silam

(Andrews dalam Sulung dkk, 2015).

Pijat merupakan stimulasi taktil yang memberikan efek biokimia

dan efek fisiologi pada berbagai organ tubuh. Pijat yang dilakukan

secara benar dan teratur pada bayi diduga memiliki berbagai

keuntungan dalam proses tumbuh kembang bayi. Pijat pada bayi oleh

orangtua dapat meningkatkan hubungan emosional antara orangtua

dan bayi, juga diduga dapat meningkatkan berat badan bayi (Yuliana

dkk, 2013).

Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan

yang paling populer. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan

pengobatan yang dipraktekan sejak abad keabad silam. Diperkirakan

ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan ke dunia,

mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan

proses kelahiran manusia. Pengalaman pijat pertama yang dialami

manusia ialah pada waktu dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan

lahir ibu (Cahyaningrum & Sulistyorini, 2014).

Pijat bayi bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu fisioterapi,

Bidan dan orang tua bayi yang telah mengetahui tentang cara

pemijatan bayi, pijat bayi paling bagus dikerjakan orang tua, karena

bisa kapanpun dan saling meningkatkan emosi.

Pemijatan pada bayi akan merangsang nervus vagus, saraf ini

akan meningkatkan peristaltik usus sehingga pengosongan lambung


35

meningkat dengan demikian akan merangsang nafsu makan bayi

untuk makan lebih lahap dalam jumlah yang cukup. Selain itu nervus

vagus juga dapat memacu produksi enzim pencernaan sehingga

penyerapan makanan maksimal. Disisi lain pijat juga dapat

memperlancar peredaran darah dan meningkatkan metabolisme sel,

dari rangkaian tersebut berat badan bayi akan meningkat (Hady,

2014).

Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua dan terpopuler yang

dikenal manusia. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir di seluruh

dunia termasuk di Indonesia dan diwariskan secara turun temurun.

Pijat bayi akan merangsang peningkatan aktivitas nervus vagus yang

akan menyebabkan penyebaran lebih baik pada sistem pencernaan

sehingga bayi akan lebih cept lapar dan ASI

Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi

sentuh. Dikatakan terapi sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan

terjadi komunikasi yang nyaman dan aman antara ibu dan buah

hatinnya. Pijat bayi sudah dikenal oleh berbagai bangsa dan

kebudayaan di dunia sejak berabad-abad yang lalu. Pijat bayi

berkembang dalam berbagai jenis gerakan, terapi dan tujuan. Selain

sebagai salah satu terapi yang banyak memberikan manfaat, pijat

bayi ini juga merupakan salah satu cara pengungkapan kasih sayang

antara orang tua dengan anak, melalui sentuhan pada kulit yang

berdampak luar biasa pada perkembangan fisik, emosi, dan tumbuh

kembang anak (Riksani Ria 2014).

2. Tujuan Pijat Bayi

Tujuan dari pijat bayi adalah (Riksani Ria 2014) :


36

a. Mencegah posisi yang salah

b. Mencegah terjadinya kontraktur (suatu keadaan tidak ada atau

kurangnya pergerakan dari persendian)

c. Memperbaiki kekuatan otot dan persendian bayi

d. Meningkatkan kemampuan reaksi penglihatan dan pendengaran.

e. Memberikan pendidikan kepada orang tua dalam cara

menggendong dan memandikan bayi.

f. Pernyataan kasih sayang

Bayi akan merasakan kasih sayang dan kelembutan dari orang

tua saat dipijat. Kasih sayang merupakan hal yang penting bagi

pertumbuhan bayi. Sentuhan hangat dari tangan dan jari orang tua

bisa membuat bayi merasakan pernyataan kasih sayang orang

tua.

g. Membuat bayi lebih sehat

Memijat bayi bisa memerlancar sistem peredaran darah,

membantu proses pencernaan bayi, dan juga memerbaiki

pernapasan bayi. Memijat bayi bisa meningkatkan sistem

kekebalan tubuh.

h. Membantu pertumbuhan

Menurut penelitian, pertumbuhan bayi seperti berat badan akan

lebih baik dengan memijat bayi. Bahkan untuk bayi prematur,

berat badan bisa bertambah hingga 47 persen dibanding jika tidak

dipijat.

i. Meningkatkan kesanggupan belajar


37

Pemijatan dapat merangsang indra peraba, indra penglihatan dan

pendengaran bayi, akan meningkatkan daya ingat dan

kesanggupan belajar sang bayi.

j. Membuat bayi tenang

Memijat bayi, sama seperti orang dewasa, akan membuat bayi

merasa rileks. Hal ini dapat membuat ia bisa tidur lelap lebih lama

dan akan lebih tenang.

3. Manfaat pijat bayi

Manfaat pijat bayi (Parenting, 2015) adalah sebagai berikut:

a. Efek biokimia yang positif dari pijat, antara lain :

1) Menurunkan kadar Hormone stress (catecholamine), dan

2) Meningkatkan kadar serotonin.

Selain efek biokimia, pijatan memberikan efek fisik /klinis sebagai

berikut.

1) Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari sistem immunitas

(sel pembunuh alami).

2) Membantu mengatasi gangguan tidur sehingga bayi dapat

tidur dengan nyaman dan nyenyak.

3) Mengubah gelombang otak secara positif.

4) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan.

5) Menambah energi bayi.

6) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan sehingga

perut bayi menjadi lega.

7) Meningkatkan kenaikan berat badan.

8) Mengurangi depresi dan ketegangan.

9) Meningkatkan kesiagaan.

10) Membuat tidur lelap.


38

11) Mengurangi rasa sakit.

12) Mengurangi kembung dan kolik (sakit perut).

13) Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayinya

(bounding).

14) Meningkatkan volume air susu ibu.

b. Meningkatkan berat badan

Terapi pijat bayi meningkatkan berat badan melalui

beberapa mekanisme. Mekanisme tersebut berupa peningkatan

aktivitas nervus vagus yang menstimulasi motilitas gastrik

sehingga merangsang produksi hormone-hormone yang

meningkatkan penyerapan nutrisi yakni gastrin dan insulin.

Motilitas gastrik, gastrin, dan insulin memaksimalkan penyerapan

nutrisi sehingga berat badan bayi mengalami peningkatan.(Field,

2012)

c. Meningkatkan daya tahan tubuh

Menurut penelitian para ahli di fakultas kedokteran

Universitas Miami pada 1986 yang dipimpin oleh Tiffany

menyatakan bahwa bayi-bayi yang dipijat selama 5 hari saja, akan

mampu meningkatkan daya tahan tubuhnya sebesar 40%

dibandingkan dengan bayi-bayi yang tidak dipijat, dan juga dapat

meningkatkan kesehatan fisik dan ketahanan tubuh dari berbagai

penyakit.

d. Merangsang saraf vagus

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tiffany

Flied di Florida, menyatakan bahwa pijat bayi yang dilakukan

secara rutin bisa merangsang kerja saraf vagus. Saraf vagus

berfungsi meningkatkan daya peristaltik, yaitu gerakan kontraksi


39

berirama di perut dan usus yang menggerakan makanan melewati

saluran pencernaan sehingga akan menstimulasi dan membantu

kesehatan saluran pencernaan bayi. (Riksani Ria 2014)

e. Meningkatkan pertumbuhan

Schanburg melakukan penelitian pada tikus dan

pertumbuhan bahwa tanpa dilakukannya rangsangan raba/taktil

pada tikus telah terjadi penurunan hormone pertumbuhan.

f. Mengatasi sakit perut (colic)

Mengurangi colic ini, para orang tua di anjurkan untuk

memijat bayinya pada waktu colic berlangsung dan pada waktu

menjelang tidur. Para peneliti juga menemukan bahwa bayi-bayi

yang dipijat bermanfaat pada interaksi dengan orantuanya

menjadi lebih positif, rasa gelisah berkurang, dan dapat lebih

teratur tidur/bangunnya. (Riksani Ria, 2014).

g. Mengatasi asma

Pijat merupakan terapi umum utntuk proses relaksasi.

Peneliti melakukan penelitian yang meninjau secara langsung efek

yang ditimbulkan dari dilakukannya pijat baik kepada bayi maupun

remaja. Hasilnya menunjukan bahwa tingkat kegelisahan dan

depresi menurun dengan dilakukannya pijat, dan manfaat lainnya

adalah berkurangnya angka serangan asma dan gangguan pada

saluran pernapasan. (Riksani Ria, 2014). Kerja paru-paru

dipengaruhi oleh aktivitas dari serat-serat nervus vagus. Touch

Research Institute melakukan penelitian yang menunjukkan

bahwa pemijatan yang dilakukan setiap malam selama 20 menit

kepada anak-anak yang menderita penyakit asma dapat

menyebabkan mereka dapat bernapas dengan lebih baik.


40

h. Membuat bayi tidur lelap

Bayi tertidur lelap setelah pemijatan karena pijat dapat

mengubah gelombang otak. Perubahan ini terjadi dengan cara

menurunkan gelombang alfa dan meningkatkan gelombang beta

serta tetha yang dapat dibuktikan dengan EEG

(Elektroencephalography) (Roesli, 2010).

i. Mengurangi komplikasi

Manfaat lain yang didapatkan dari pijat bayi yaitu

berkurangnya komplikasi dan kenaikan berat badan yang lebih

baik. Berdaarkan hasil tes perkembangan, didapatkan bahwa

bayi-bayi yang dipijat, perkembangannya lebih baik dibandingkan

dengan bayi yang tidak dipijat.

j. Mempercepat proses myelinisasi

Myelinisasi merupakan proses perbaikan sistem saraf

ketika jaringan saraf yang tertutup lemak yang disebut dengan

myelin. Stimulasi pada kulit ketika proses pemijatan ini akan

mempercepat proses perbaikan sistem saraf. Myelinisasi otak ini

adalah hal yang paling penting. Masa pembentukan myelin

sebetulnya panjang, dimulai sejak trimester ke-2 kehamilan dan

berlanjut hingga dewasa. Berbagai susunan saraf pusat

menunjukkan saat myelinisasi yang berbeda.

Myelinisasi pada sistem saraf pusat dimulai sejak usia

kehamilan 12-14 minggu pada bagian spinal cord dan berlanjut

hingga dekade ke-3 kehidupan (sekitar usia 30-an), yaitu pada

bagian intracortical fibers of the cerebral cortex, namun

myelinisasi tercepat dan terdramatis terjadi di pertengahan

kehamilan hingga akhir tahun ke-2 setelah melahirkan (usia bayi


41

0-2 tahun). Tahapan mylinisasi sistem saraf pusat tersebut adalah

berikut ini:

1) Early myelinator, yaitu mylenisasi yang dimulai sejak sebelum

lahir dan menjadi matang setelah usia bayi 6 bulan, terjadi di

bagian kapsula interna.

2) Intermediate mylinator, yaitu mylenisasi yang dimulai sejak

setelah lahir dan menjadi matang setelah usia bayi 6 bulan,

terjadi di bagian copus callosum.

3) Late myelinator, yaitu mylenisasi yang dimulai setelah lahir

dan menjadi matang setelah usia bayi 24 bulan (2 tahun),

terjadi di dibagian frontal pole.

k. Membina ikatan kasih sayang orang tua & anak (bounding)

Sentuhan dan pandangan kekuatan jalinan kasih diantara

keduanya. Pada perkembangan anak, sentuhan orang tua adalah

dasar perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta kasih

secara timbal balik. Semua ini akan menjadi penentu bagi anak

untuk secara potensial menjadi anak berbudi pekerti baik yang

percaya diri.

l. Meningkatkan produksi ASI

Bayi akan merasakan kenyamanan dan tubuhnya terasa

rileks, segera setelah pemijatan selesei. Pemijatan yang tepat,

bayi dapat beristirahat dengan efektif yang membuatnya

mempunyai energi yang cukup untuk beraktifitas setelah bangun

dari tidurnya. Bayi akan beraktifitas dengan optimal yang akan

menyebabkan cepat lapar dan nafsu makannya baik tentu

memerlukan asupan nutrisi, dalam hal ini ASI yang mencukupi


42

setiap hari. Semakin sering bayi mengisap, maka ASI pun akan

diproduksi lebih banyak.

Berdasarkan penelitian Mersmann, ibu yang memijat

bayinya mampu memproduksi ASI perah lebih banyak

dibandingkan kelompok kontrol. Pada saat menyusui bayinya,

mereka merasa kewalahan karena ASI terus-menerus

mmeningkatkan menetes dari payudara yang tidak disusukan.

Jadi, pijat bayi dapat meningkatkan volume ASI peras sehingga

periode waktu pemberian ASI secara eksklusif dapat ditingkatkan,

khususnya oleh ibu-ibu karier.

m. Sentuhan Ibu Akan Membuat Bayi Merasa Nyaman.

Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat

memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang

dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi. Pengaruh

positif sentuhan pada proses tumbuh kembang anak telah lama

dikenal manusia. Penelitian ilmiah tentang hal ini masih belum

banyak dilakukan. Kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi

sebagai reseptor terluas yang dimiliki manusia. Sensasi

sentuh/raba adalah indera yang aktif berfungsi sejak dini. Oleh

karena itu, sejak dalam kandungan, janin telah dapat merasakan

belaian hangat cairan ketuban.

n. Orang tua yang masih remaja (teenage parents)

Orang tua yang masih remaja, umumnya tidak atau belum

siap untuk menjadi orang tua karena mereka sendiri belum cukup

dewasa. Pada kasus seperti ini, pijat bayi akan meningkatkan rasa

penerimaan atas keadaannya menjadi orangtua, dan

meningkatkan harga diri mereka sebgai orangtua.


43

o. Orang tua yang rasa ketertarikan pada bayinya kurang

Hal ini biasanya terjadi pada kasus-kasus berikut :

1) Kehamilan dan kelahiran anak yang tidak dikehendaki atau

tidak direncanakan.

2) Komplikasi kehamilan dan/atau kelahiran.

3) Pemisahan ibu dan bayi untuk waktu tertentu karena

kesehatan fisik/mental ibu atau kesehatan bayi.

Pada keadaan tersebut, pijat bayi dapat mendekatkan

hubungan orang tua dengan bayinya. Apalagi jika para orangtua

tersebut mengikuti kelas pijat bayi bersama beberapa orangtua

lain. Kelas pijat bayi, mereka akan merasa mendapat dukungan

dan perhatian, serta melihat bagaimana orangtua lain bergaul

penuh kasih sayang yang lemah lembut tersebut. Akhirnya, akan

muncul rasa percaya diri dan keinginan untuk mempunyai

hubungan mesra dengan bayinya sendiri.

p. Mengembangkan komunikasi

Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang anda miliki

dengan bayi. Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi

menggabungkan aspek kedekatan yaitu kontak mata, saling

senyum, dan ekspresi wajah yang lain. (prasetyono 2013)

q. Menjalin kedekatan antara orangtua angkat dengan bayi

Kerena tidak pernah mengandung bayi yang diangkat, orangtua

angkat tidak merasakan kedekatan dengan bayinya sebelum bayi

ini dilahirkan. Pijat bayi akan membantu menciptakan ikatan yang

lebih kuat antara orangtua angkat dengan bayinya. Mereka akan

lebih cepat mengenal dan merasakan bahwa mereka saling terikat

dalam satu keluarga


44

r. Sentuhan Akan Merangsang Peredaran Darah dan Menambah

Energi.

Sebenarnya, pijat berguna tidak hanya untuk bayi sehat

tetapi juga bayi sakit. Bahkan, bagi anak sampai orang dewasa

sekalipun. Bayi dapat mulai di pijat sejak umur 1 bulan-1 tahun.

Efek langsung dari Stimulasi massage yang bersifat

makanis dari tekanan secara berirama dan gerakan-gerakan yang

digunakan dalam massage dapat merangsang reseptor saraf

sehingga mengakibatkan pembuluh darah melebar sehingga

dapat memperlancar peredaran darah yang berpengaruh terhadat

(Nugroho 2012).

4. Hal-hal yang Diperhatikan dalam Pijat Bayi

Waktu yang baik untuk pemijatan bayi menurut Roesli (2010)

adalah pagi hari dan waktu yang baik selanjutnya adalah malam hari

sebelum tidur karena akan membuat bayi rileks setelah melakukan

aktivitas seharian sehingga bayi dapat tidur dengan nyenyak. Sebelum

melakukan pijat bayi pastikan tangan pemijat bersih dan hangat,

periksa kuku dan perhiasan untuk menghindari melukai kulit bayi, dan

pastikan bayi sudah makan atau benar-benar tidak sedang lapar.

Jangan memijat bayi segera setelah makan. Hal lain yang harus

diperhatikan adalah jangan membangunkan bayi hanya untuk dipijat,

jangan memijat bayi yang sedang tidak sehat atau tidak mau dipijat,

dan tidak boleh memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi (Pratiwi,

2013).

Pemijatan dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa keahlian khusus.

Harus diingatkan bahwa yang dipijat adalah seorang bayi yang

tulangnya belum cukup kuat untuk dilakukan penekanan seperti dalam


45

pijat orang dewasa sebelum memijat, pastikan tangan anda bersih dan

hangat. Periksa kuku dan perhiasan untuk menghindari goresan pada

kulit bayi (Prasetyono 2013)

Berikut beberapa hal yang perlu di perhatikan ketika hendak

memijat bayi :

a. Jangan memijat segera setelah bayi selesai makan.

b. Jangan sekali-kali membangunkan bayi hanya untuk dipijat.

c. Jangan memijat bayi yang tidak sehat, atau tak mau di pijat.

d. Jangan memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi.

e. Jangan memaksa bayi untuk dipijat, tetapi lakukan dengan

gembira dan menyenangkan.

f. Jangan menggunakan balsam atau minyak tawon untuk

pemijatan, tetapi sebaiknya gunakan minyak telon atau baby oil.

g. Persiapkan dulu perlengkapan bayi seperti handuk, popok, baju

ganti, dan baby oil dan body lotion.

h. Gunakan perlak atau alas yang mempunyai permukaan yang

rata, lembut, dan bersih untuk membaringkan bayi (Prasetyono

2013)

i. Pilihlah ruangan yang hangat, nyaman, dan tidak pengap untuk

kegiatan ini. Lakukan secara menggembirakan bagi anda

maupun bayi.

j. Lakukan gerakan pembuka berupa sentuhan ringan dan lembut

di sepanjang sisi wajah bayi dan menusap-usap rambut kepala,

sambil diajak berbicara. Secara betahap tambahkan tekanan

pada sentuhan itu, terutama bila bayi sudah mulai menerima

pijatan itu. Bila bayi menangis, tenangkan dulu sebelum

pemijatan dilanjutkan. Jikalau tangisannya makin keras


46

pemijatan sebaiknya dihentikan, mungkin bayi minta digendong,

disusui, atau mengantuk. Sebelum dan selama pemijatan, kulit

bayi perlu sesering mungkin dilumuri baby oil atau body lotion.

waktu yang diguanakan dalam pemijatan tidak ada

ketentuan baku, paling lama pemijatan secara lebgkap dapat

dilakukan sekitar 15 menit.

5. Persiapan Sebelum Memijat

a. Mencuci tangan dan dalam keadaan hangat.

b. Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan

pada kulit bayi.

c. Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap.

d. Bayi sudah selesei makan atau sedang tidak lapar.

e. Secra khusus menyediakan waktu untuk tidak di ganggu

minimum selema 15 menit guna melakukan seluruh tahapan-

tahap pemijatan.

f. Duduklah dengan posisi yang nyaman dan tenang.

g. Baringkanlah bayi di atas permukaan kain yang rata, lembut, dan

bersih.

h. Siapkanlah handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby

oil/lotion).

i. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan

cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya

bicara.

6. Selama Melakukan Pijatan, Dianjurkan Untuk Selalu Melakukan

Hal-Hal Berikut Ini :

a. Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama

pemijatan berlangsung.
47

b. Bernyanyilah atau putarkanlah lagu-lagu yang tenang/lembut

guna membantu menciptakan suasana tenang selama

pemijatan berlangsung.

c. Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan,

kemudian secara bertahap, tambahkanlah tekanan pada

sentuhan yang dilakukan.

d. Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan baby oil atau lotion

yang lembut sesering mungkin.

e. Sebaiknya, pemijatan dimulai dari kaki bayi karena umumnya

bayi lebih menerima apabila dipijit pada daerah kaki. Demikian

akan memberikan kesempatan pada bayi untuk membiasakan

dipijat sebelum bagian lain dari badannya disentuh. Urutan

pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut, dada,

tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung.

f. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi anda. Jika

bayi menangis lebih keras, hentikanlah pemijatan karena

mungkin bayi mengharapkan untuk digendong, disusui, atau

sudah mengantuk dan sangat ingin tidur.

g. Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi

merasa segera dan bersih setelah terlumuri minyak bayi (baby

oil). Pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi hanya cukup di

seka dengan air hangat agar bersih dari minyak bayi.

h. Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk

mendapatkan keterangan lebih lanjut tentang pemijatan bayi.

i. Hindarkan mata bayi dari baby oil.

7. Yang Tidak Dianjurkan Pada Saat Pemijatan

a. Memijat bayi langsung setelah selesai makan.


48

b. Membangunkan bayi khusus untuk memijat

c. Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat

d. Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat

e. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi.

8. Perhatikan Cara Pemijatan Sesuai Usia Bayi

a. 0-1 bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekati usapan-

usapan halus. Sebelum tali pusat bayi lepas sebaiknya tidak

dilakukan pemijatan di daerah perut (pijat bayi premature).

b. 1-3 bulan, disarankan gerakan halus disertai dengan tekanan

ringan dalam waktu yang singkat (pijat bayi premature).

c. 3 bulan- 3 tahun, disarankan seluruh gerakan dilakukan

dengan tekanan dan waktu yang semakin meningkat.


49

9. Urutan Pijat Bayi

a. Kaki

1) Perahan cara india

Arah pijatan cara India ialah pijatan yang menjauhi tubuh.

Guna pemijatan cara ini adalah untuk relaksasi atau

melemaskan otot

a) Peganglah kaki bayi pada pangkal paha seperti memegang

pemukul soft ball.

b) Gerakkan tangan ke bawah secara bergantian, seperti

memerah susu.

2) Peras dan putar

a) Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan

secara bersamaan.

b) Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari

pangkal paha ke arah mata.

3) Telapak kaki
50

a) Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara

bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari di seluruh

telapak kaki.

4) Tarikan lembut jari

a) Pijatlah jari-jarinya satu per satu dengan gerakan memutar

menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang

lembut pada tiap ujung jari.

5) Gerakan peregangan (strecth)

a) Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat

telapak kaki mulai dari batas jari-jari ke arah tumit,

kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah tumit.

b) Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut

punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit.

6) Titik tekanan
51

a) Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di

seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.

7) Punggung kaki

a) Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian

pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-

jari secara bergantian.

8) Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles)

a) Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan

ibu jari dan jari-jari lainya di pergelangan kaki bayi.

9) Perahan cara swedia

a) Peganglah pergelangan kaki bayi

b) Gerakkan tangan anda secara bergantian dari pergelangan

kaki kepangkal paha.


52

10) Gerakan menggulung

1) Pegang pangkal paha dengan kedua tanagan anda

2) Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju

pergelangan kaki.

11) Gerakan akhir

a) Setelah gerakan a sampai k dilakukan pada kaki kanan

dan kiri rapatkan kedua kaki bayi

b) Letakan kedua tangan anda secara bersamaan pada

pantat dan pangkal paha.

c) Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha

ke atas pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir

bagian kaki.

b. Perut

(hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk)

1) Mengayuh sepeda
53

a) Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti

mengayuh pedal sepeda, dari atas ke bawah perut,

bergantian dengan tangan kanan dan kiri.

2) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat

a) Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan.

b) Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian

atas sampai ke jari-jari kaki.

3) Ibu jari kesamping

a) Letakkan kedua ibu jari disamping kanan-kiri pusar perut

b) Gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan dan kiri.

4) Bulan dan matahari

a) Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri

mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu)

ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan bawah

(seolah membentuk gambar matahari {M} beberapa kali.

b) Gunakan kanan tangan untuk membuat gerakan setengah

lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi

sampai bagian kiri perut bayi.


54

c) Lakukan kedua gerakan ini bersama-sama. Tangan kiri

selalu membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan

tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran

(bulan).

5) Gerakan I Love You

a) “I” : Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah

dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk

huruf “I”.

b) “LOVE” : pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik,

mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas

ke bawah.

c) “YOU” : Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik,

mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas,

kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri

bawah.

6) Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers)

a) Letakan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian

kanan.
55

b) Gerakan jari-jari anda pada perut bayi dari bagian kanan

ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung gelembung

udara.

c. Dada

1) Jantung besar

a) Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan

meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda

ditengah dada bayi/ulu hati.

b) Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke

samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah

membentuk jantung, dan kembali ke ulu hati.

2) Kupu-kupu

a) Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu,

dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat

menyilang dari tengah dada/ulu hati ke arah bahu kanan,

dan kembali ke ulu hati.


56

b) Gerakkan tangan kiri anda ke bahu kiri dan kembali ke ulu

hati.

d. Tangan

1) Memijat ketiak (armpits)

a) Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke

bawah. Perlu ingat, kalau terdapat pembembengkakan

kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya ferakan ini tidak

dilakukan.

2) Perahan cara india

a) Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan

kanan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri

memegang pergelangan tangan bayi.

b) Gerakan tangan kanan mulai dari bagian pundak ke arah

pergelangan tangan, kemudian gerakan tangan kiri dari

pundak ke arah pergelangan tangan.


57

c) Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan dari kiri ke

bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah

memerah susu sapi.

3) Peras dan putar (squeeze and twist)

Cara lain adalah dengan menggunakan kedua tangan secara

bersamaan

a) Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari

pundak ke pergelangan tangan.

4) Membuka tangan

a) Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari

pergelangan tangan ke arah jari.

5) Putar jari-jari

1) Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah ujung

jari dengan gerakan memutar.

2) Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap

ujung jari.
58

6) Punggung tangan

a) Letakan tangan bayi di antara kedua tangan anda.

b) Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan ke

arah jari-jari dengan lembut.

7) Peras dan putar pergelangan tangan (wrist cricle)

a) Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari

dan jari telunjuk.

8) Perahan cara Swedia

Arah pijat cara swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah

badan. Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jatung

pada paru-paru.

a) Gerakkan tangan kanan dan kiri anda secara bergantian

mulai dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak.


59

b) Lanjutan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke arah

pundak.

9) Gerakan menggulung

a) Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua

telapak tangan.

b) Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan

menuju ke arah pergelangan tangan/jari-jari.

e. Muka

Umumnya tidak diperlukan minyak untuk daerah muka.

1) Dahi : menyetrika dari (open book)

a) Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan

dahi.

b) Tekankan jari-jari anda dengan lembut mulai dari tengah

dahi keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika

dahi atau membuka lembaran buku.

c) Gerakan kebawah kedaerah pelipis, buatlah lingkaran-

lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakan

keadalam melalui daerah pipi di bawah mata.


60

2) Alis : menyetrika alis

a) Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua alis mata.

b) Gunakkan kedua jari untuk memijat secara lembut pada

alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke

samping seolah menyetrika alis.

3) Hidung : senyum 1

a) Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan jari

b) Tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis turun

melalui tepi hdung ke arah pipi dengan membuat gerakan

kesamping dan keatas seolah membuat bayi tesenyum.

4) Mulut bagian atas : senyum II

a) Letakkan kedua ibu jari anda di atas mulut di bawah sekat

hidung.
61

b) Gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah ke samping dan

ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.

5) Mulut bagian bawah : senyum III

a) Letakkan kedua ibu jari anda di tengah dagu

b) Letakkan kedua ibu jari anda pada dagu dengan gerakan

dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah pipi

seolah memebuat bayi tersenyum

6) Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw)

a) Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran

kecil di daerah rahang bayi.

7) Bealakang telinga
62

a) Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan

lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri.

b) Gerakan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu.

f. Punggung

1) Gerakan maju mundur (kursi goyang)

a) Tengkurapkan bayi melintang di depan anda dengan

kepala di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan anda.

b) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju

mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah

leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.

2) Gerakan menyetrika

a) Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.

b) Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah

sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan

pantat bayi seolah menyetrika punggung.

3) Gerakan menyetrika dan mengangkat.


63

a) Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini

tangan kanan memegang kaki dan gerakan dilanjutkan ke

tumit kaki.

4) Gerakan melingkar

a) Dengan jari-jari kedua tangan anda, buatlah gerakan-

gerakan gerakan melingkar kecil mulai dari batas tengkuk

turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung

sampai ke pantat.

b) Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher,

kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.

5) Gerakkan mangkuk

a) Tekkankan dengan lembut kelima jari-jari tangan kanan

anda pada punggung bayi.

b) Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke

pantat bayi.
64

g. Gerakan-gerakan peregangan

1) Tangan disilangkan

b) Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan

keduanya didada.

c) Luruskan kembali kedua tangan bayi ke samping , ulangi

gerakan ini sebanyak 4-5 kali.

2) Membentuk diagonal tangan-kaki

a) Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri bayi

di atas tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal,

selanjutnya tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi

ke posisi semula

b) Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung tangan kanan di

atas tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan

kaki bayi ke posisi semula. Gerakan membentuk diagonal

ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.

3) Menyilangkan kaki

a) Pegang pegelangan kaki kanan dan kaki kiri bayi, lalu

silangkan ke atas. Buatlah silangan sehingga mata kaki

kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam. Setelah itu,

kembalikan posisi kaki pada posisi semula.

b) Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan

kedua kakinya ke atas sehingga mata kaki kanan dalam

bertemu dengan mata kaki kiri luar. Setelah itu,

kembalikan dalam posisi semula. Gerakan ini diulang 4-5

kali.
65

4) Menekuk kaki

a) Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam posisi

kaki lurus, lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju ke arah

perut. Gerakan ini dilakukan sebanyak 4-5 kali.

5) Menekuk kaki bergantian

a) Gerakannya sama seperti menekuk kaki, tetap dengan

mempergunakan kaki secara bergantian.


66

D. Konsep teori model keperawatan

1. Biografi Dorothea E. Orem

Dorothea E. Orem pendidikan sekolah perawatan di rumah

sakit Providence di Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930.

Lulus Master tahun 1939 pendidikan keperawatan. Tahun 1945

bekerja di Universitas Katolik di Amerika selama perjalanan kariernya

ia telah bekerja sebagai staf perawat, perawat tugas pribadi,

pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai konsultan (1970)

(dalam Raile, 2017).

1) Tahun 1958-1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan

pada bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada

proyek pelatihan keperawatan

2) Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama

kali

3) Tahun 1965 bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika

membentuk model teori keperawatan komunitas

4) Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan

keperawatan, yang menghasilkan kerja sama tentang

perawatan dan disiplin keperawatan

5) Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa

6) Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni

Universitas Katolik Amerika tentang teori keperawatan

7) Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan

tentang perawatan diri sendiri dan dipulikasikan dalam

keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971).


67

8) Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang

edisi pertama diperluas pada keluarga, kelompok dan

masyarakat.

9) Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang

tiga teori, yaitu ; Theory self care, theory self care deficit, theory

system keperawatan.

2. Pengertian

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah :

Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan

oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna

mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya

sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's, 1980).

Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai

kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk

mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu (Raile,

2017).

3. Teori Sistem Keperawatan Orem

mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan

dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari

Orem tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem

dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :

1) Teori self care

Teori Ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The

nepeutic sesuai dengan kebutuhan Perawatan diri sendiri

adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang

perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan


68

keadaan dan keberadaannya , keadaan kesehatan dan

kesempurnaan.

Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis

dari seseorang dalam memelihara kesehatannya serta

mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar

pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan

terapi. Orem mengemukakan tiga kategori/persyaratan self

care yait, persyaratan universal, persyaratan pengembangan

dan persyaratan kesehatan. Penekanan teori self care secara

umum :

a) Pemeliharaan intake udara

b) Pemeliharaan intake air

c) Pemeliharaan intake makanan

d) Mempertahankankan hubungan perawatan proses

eliminasi dan eksresi

e) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan

istirahat

f) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan

interaksi sosial

g) Pencegahan risiko-risiko untuk hidup, fungsi usia dan

kesehatan manusia

h) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia

dalam kelompok sosial sesuai dengan potensinya.

2) Self Care Deficit

Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem,

yang menggambarkan kapan keperawatan diperlukan, oleh


69

karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan yang

dibutuhkan.

Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua,

pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam melakukan

self care yang efektif (Raile 2017).

Teori self care deficit diterapkan bila :

a) Anak belum dewasa

b) Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan

c) Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi

diprediksi untuk masa yang akan datang, kemungkinan

terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan

kebutuhan.

3) Nursing system

Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care"

pasien dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya.

Nursing system ditentukan/direncanakan berdasarkan

kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani

aktifitas "Self Care" (Raile 2017).

Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :

a) The Wholly compensatory system Bantuan secara

keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu

mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon

terhadap rangsangan.

b) The Partly compensantory system Bantuan sebagian,

dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak

karena sakit atau kecelakaan.


70

c) The supportive - Educative system Dukungan pendidikan

dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari,

agar mampu melakukan perawatan mandiri.

d) Metode bantuan

Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan

melalui lima metode bantuan yang meliputi :

(1) Akting atau melakukan sesuatu untuk klien

(2) Mengajarkan klien

(3) Mengarahkan klien

(4) Memberi support klien

Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat

tumbuh dan berkembang. Keyakinan dan nilai–nilai

Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama

keperawatan adalah :

(a) Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara

terus menerus memperthankan self care untuk hidup

dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping

dan efeknya.

(b) Sehat : kemampuan individu atau kelompok memenuhi

tuntutatn self care yang berperan untuk

mempertahankan dan meningkatkan integritas fungsi

dan perkembangan

(c) Lingkungan : tatanan klien tidak dapat memenuhi

kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk

didalamnya tetapi tidak spesifik.

(d) Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih

atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu,


71

keluarga dan kelompok masyarakat dalam

mempertahankan self care yang mencakup integritas

struktural, fungsi dan perkembangan.

d. Tiga kategori self care

Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self

care yang disebutkan sebagai keperluan self care (self care

requisite), yaitu :

1) Universal self care requisite

keperluan self care universal dan ada pada setiap manusia

dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses

kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar

manusia. Universal requisite yang dimaksudkan adalah :

a) Pemeliaharaan kecukupan intake udara

b) Pemeliharaan kecukupan intake cairan

c) Pemeliaharaan kecukupan makanan

d) Pemeliaharaan keseimabnagn antara aktifitas dan

istirahat

e) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi

kemanusiaan dan kesejahteraan manusia

f) Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses-

proses eliminasi.

g) Meningkatkan fungsi human fungtion dan perkembangan

ke dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi

seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan

seseorang untuk menjadi normal.


72

2) Developmental self care requisite

Terjadi berhubungn dengan tingkat perkembangn individu

dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan

dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus

kehidupan (Raile 2017).

3) Health deviation self care requisite

Timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan

kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau

ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam

perilaku self care (Raile 2017).

4) Tujuan

Menurut Raile 2017 Tujuan keperawatan pada model Orem"s

secara umum adalah :

a) Menurunkan tuntutan self care pada tingkat klien dapat

memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.

b) Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk

memenuhi tuntutan self care.

c) Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien

untuk memberikan asuhan dependen jika self care tidak

memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun

dihilangkan.

Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung

dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien. Tujuan

keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam

praktek keperawatan keluarga/ komunitas adalah :


73

(1) Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan

mandiri secara terapeutik

(2) Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan

mandiri

(3) Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota

keluarganya yang mengalami gangguan secara

kompeten.

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada

model orem's yang diterapkan pada praktek keperawtan

keluaga/komunitas adalah :

(a) Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga

(b) Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat

disekitarnya.

(c) Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga

sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang

terjadi

(d) Aspek teknis : mengajarkan kepada keluarga tentang

tehnik dasar yang dilakukan di rumah, misalnya

melakukan tindakan kompres secara benar


74

E. Kerangka teori

Teori model keperawatan Dorothea E.


Orem “self care” :
Faktor yang mempengaruhi
kualitas tidur : a. Pemeliharaan Intake Udara
b. Pemeliharaan intake air
1. Lingkungan
c. Pemeliharaan intake makanan
2. Latihan fisik d. Memepertahankan hubungan
3. Nutrisi perawat proses eliminasi dan
4. Penyakit ekskresi
e. Pemeliharaan keseimbangan
antara aktivitas dan istirahat
f. Pemeliharaan keseimbangan
antara solitude dan interaksi
sosial
g. Pencegahan resiko-resiko untuk
hidup, fungsi usia dan kesehatan
manusia
h. Peningkatan fungsi tubuh dan
pengimbangan manusia dalam
kelompok sosial sesuai dengan
potensinya.

Pijat bayi

Kualitas tidur baik

Gambar 2.1 kerangka teori

Sumber : Modifikasi Roesli (2011), Prasetyono (2013), Riksani Ria (2014), Raile (2017).

You might also like