You are on page 1of 6

Ninu Yustikasari

CONTOH DAN ANALISIS CSR Ap*241

(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) ^PANCASILA^


LP3I Kramat

CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan


Atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut)
sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan
itu berada.

Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam :


1. mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan perbaikan lingkungan
2. pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu
3. pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum
4. sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk
masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut
berada.

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan


yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholdernya. CSR timbul sejak era
dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting
daripada sekedar profitability.

Seberapa jauhkah CSR berdampak positif bagi


masyarakat ?

CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat :


ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama
pemerintah.
Peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi pengembangan kebijakan
yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR,
menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa
dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah daerah, kepastian
hukum, dan jaminan ketertiban sosial.
Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus melakukan regulasi di
tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di tengah persoalan kemiskinan dan
keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah harus berperan sebagai koordinator
penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty).
Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus,
dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung,
dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini.
Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis
dan kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkan
proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.

Ninu Yustikasari

CONTOH KASUS CSR (Corporate Social Responsibility ) Ap*241


^PANCASILA^
LP3I Kramat

Kasus dugaan korupsi dana corporate social responsibility (CSR) PT Pusri terus
dikembangkan. Kemarin giliran dua pejabat PT Pusri dan Kepala Cabang Bank Sumsel
diperiksa Tim Penyidik Pidana Khusus Kejari Palembang. Ketiga pejabat yang diperiksa
sebagai saksi tersebut adalah Manajer Kemitraan Usaha Kecil (KUK) dan Bina Lingkungan
Perusahaan PT Pusri Bambang Subiyanto,KasiKUK dan Bina Lingkungan Pusri Ronal, dan
Kacab Bank Sumsel Lemabang. Erwani John Efendi. Mereka diperiksa selama sekitar 3,5
jam di ruang penyidikan pidsus.

Kasi Pidsus Kejari Palembang M Jeffry mengatakan, pemeriksaan saksi masih


Terkait aliran dana CSR untuk rehabilitasi Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Kalidoni dan
Ilir Timur II Palembang.“Dalam pemeriksaan tadi,ketiga saksi tidak mengakui terlibat atau
menerima percikan dana CSR yang kami sangkakan,”ujar Jeffry, di ruang kerjanya kemarin.
Untuk pemeriksaan saksi Erwani John,Jeffry mengatakan,saksi hanya diminta keterangan
terkait pembukaan rekening terkait program CSR.

“Lantaran pemeriksaan baru saja berlangsung,maka kami belum bisa informasikan


banyak hal. Paling tidak setelah evaluasi hasil pemeriksaan,kami baru bisa beberkan
perkembangan perkara selanjutnya,”ujarnya. Dia mengaku, dari pemeriksaan tersebut
diperoleh perkembangan baru, terutama semakin jelasnya aliran dana CSR
tersebut. ”Sayangnya belum bisa kami ungkap, karena itu sudah masuk dalam materi
perkara,”katanya.

Sementara itu,Tim Pidsus Kejati Sumselkemarinmemeriksamantan Kepala Dinas


(Kadis) Pekerjaan Umum (PU) Pagaralam Ir Sukian. Asisten Tindak Pidana Khusus
(Aspidsus) Kejati Sumsel Roskanedi menegaskan,pihaknya akan terus menyidik kasus
dugaan korupsi proyek tiga ruas jalan di Pagaralam yang menelan dana APBD tahun 2008
senilai Rp2 miliar tersebut. ”Pemeriksaan saksi masih soal anggaran proyek tersebut karena
saksi selaku pengguna anggaran,” ujar Roskanedi kemarin.

Dia mengatakan, saksi Sukian juga dimintai keterangan menyangkut pelaksanaan


Proyek yang diduga terdapat pengurangan volume sehingga tak sesuai spesifikasi teknis
(spek) pekerjaan. Kekurangan volume dari tiga ruas jalan diduga tidak menggunakan alat-alat
berat sehingga hasil pekerjaan bermasalah. ”Kami terus melakukan pendalaman dan
pengembangan perkara. Ke depan mungkin ada beberapa saksi yang diperiksa.Walaupun saat
ini sebenarnya kami sudah kantongi nama-nama tersangka. Namun, kami masih menunggu
hasil audit kerugian negara oleh BPKP,”ujarnya.

CONTOH KASUS AMDAL (DAMPAK LINGKUNGAN) DI INDONESIA.


Ninu Yustikasari
Ap*241
^PANCASILA^
LP3I Kramat

Pelaku usaha dan pemerintah daerah dinilai masih mengabaikan masalah lingkungan.
Hal ini terlihat dari masih adanya kawasan industri di Semarang yang beroperasi tanpa
terlebih dahulu memenuhi kewajiban studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Selain itu, sejumlah industri di Semarang juga masih banyak yang belum secara rutin, yaitu
enam bulan sekali, menyampaikan laporan kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Daerah (Bapedalda) Semarang.

“Kalau sebuah kawasan industri sudah beroperasi sebelum melakukan studi Amdal,
Bapedalda tidak bisa berbuat apa -apa. Kami paling hanya bisa mengimbau, tapi tidak ada
tindakan apa pun yang bisa kami lakukan. Terus terang, Bapedalda adalah instansi yang
mandul,”kata Mohammad Wahyudin, Kepala Sub-Bidang Amdal, Bapedalda Semarang,
Kamis(1/8), di Semarang. Wahyudin menceritakan, kawasan industri di Jalan Gatot Subroto,
Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, misalnya, sejak beroperasi dua tahun lalu hingga saat
ini belum mempunyai Amdal.

Padahal, menurut Wahyudin, salah satu syarat agar sebuah kawasan industri bisa
beroperasi ialah dipenuhinya kewajiban melaksanakan studi Amdal. “Bapedalda berkali -kali
menelpon pengelola kawasan industri tersebut, menanyakan kelengkapan dokumen Amdal
mereka. Namun, sampai sekarang, jangankan memperoleh jawaban berupa kesiapan
membuat studi Amdal, bertemu pemilik kawasan itu saja belum pernah, ujarnya.
Wahyudin menyayangkan sikap pihak berwenang yang tetap memberikan izin
kepada suatu usaha industri atau kawasan industri untuk beroperasi walau belum
menjalankan studi Amdal. Menurut dia, hal ini merupakan bukti bahwa bukan saja pengusaha
yang tidak peduli terhadap masalah lingkungan, melainkan juga pemerintah daerah. Sikap
tidak peduli terhadap masalah lingkungan juga ditunjukkan sejumlah pemilik usaha industri
ataupun kawasan industri dengan tidak menyampaikan laporan rutin enam bulan sekali
kepada Bapedalda.
Wahyudin mengatakan, kawasan industri di Terboyo, misalnya, tidak pernah
menyampaikan laporan perkembangan usahanya, terutama yang diperkirakan berdampak
pada lingkungan, kepada Bapedalda. Hal serupa juga dilakukan pengelola lingkungan industri
kecil (LIK) di Bugangan Baru. Keadaan tersebut, menurut Wahyudin, mengakibatkan
Bapedalda tidak bisa mengetahui perkembangan di kedua kawasan industri tersebut.

Padahal, perkembangan sebuah kawasan industry sangat perlu diketahui oleh


Bapedalda agar instansi tersebut dapat memprediksi kemungkinan pencemaran yang bisa
terjadi. Ia menambahkan, industri kecil, seperti industri mebel, sebenarnya berpotensi
menimbulkan pencemaran lingkungan. Namun, selama ini, orang terlalu sering hanya
menyoroti industry berskala besar.

Pendapat saya :
Setelah saya membaca artikel diatas, baru saya tahu bahwa pelaksanaan studi
Amdal di Indonesia masih diabaikan. Bukan saja para pengusaha yang mengabaikannya
tetapi pemerintah daerah juga. Kasus diatas merupakan salah satu
pelanggaran Amdal yang seharusnya mendapat hukuman sesuai dengan UU dan PP tentang
Lingkungan Hidup, tetapi tidak diperhatikan oleh pemerintah daerah.

Menurut saya, pemerintah daerah harus lebih memperhatikan hal ini. Setiap
perusahaan yang mau melaksanakan kegiatan proyek atau usahanya harus melakukan studi
Amdal lewat Bapedalda dan pemkarsa Amdal. Juga bagi para pemilik perusahaan yang mau
melaksanakan kegiatan proyek harus sadar akan pentingnya AMDAL, agar kegiatan tidak
mengganggu lingkungan sekitar.

Masyarakat sekitar perusahaan juga harus berupaya untuk turut ikut serta
dalam kegiatan Amdal yang dilakukan, karena ini akan menjamin keselamatan dan
terpeliharanya lingkungan sekitar itu.

You might also like