You are on page 1of 27

MANAJEMENT PROYEK

MASA PROYEK
1. Pengertian manajemen
Menurut Mary Parker Foleet, “manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain”. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa seseorang mencapai tujuan-tujuan
organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan tugsas yang mungkin diperlukan
atau berarti dengan tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri.
2. Pengertian waktu
Pengertian waktu dalam kamus American Heritage Dictionary adalah “waktu adalah
suatu rangkaian nonspsial dari nperistiw-peristiwa yang terjadi secara berurutan yang
sesudahnya tidak dapat diubah”. Sedangkan dalam kamus besar bahasa indonesia
“waktu adalah seluruh brangkaian saat yang telah lewat, sekarang dan yang akan
datang”.
3. Pengertian manajemen waktu
Pengertian manajemen waktuadalah “suatu kegiatan yang pengeloalaan waktu secara efektif
dan efisien yang diarahkan untuk melaksanakan berbagai pekerjaan daam mencapai tujuan
tertentu”.

Pentingnya manajemen waktu


Waktu merupakan salah satu sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Untuk membuat
waktu sangatlah tidak mungkin. Begitu berlalu, waktu tidak akan berputear kembali, sehingga jumlah
waktu untuk melakukan apa yang diinginkan akan berkurang pula. Oleh karena untuk menjadikan waktu
berguana bagi setiap pemakaiannya, dalam hal ini individu, sangat dituntut keterampilan dan inisiatif
dalam mengelolah waktu secara efektif dan efisiensehingga terwujud hasil yang memuaskan. Demikian
pula melakukan aktivitas-aktivitas kantor, semua yang terlibat langsung didalamnya harus mampu
mengatur dengan sebaik mungkin.

Penggunaan manajeen waktu kerja yang baik akan menguntungkan dalam pencapaian target
perusahaan, organisasi atau individu. Sebaliknya penerapan manajemen waktu kerja secara tidak baik
bisa berdampak negatif terhadap pencapaian target dan tujuan perusahaan atau organisasi atau
individu.

Pelakasanaan manjemen waktu


Pelakasanaan manajemen waktu kerja dapat dikelompokkan dalam beberapa hal yaitu:

1. Perencanaan manajemen waktu


Adapun langkah-langkah perencanaan waktu kerja dapat dikelompokkan dalam tiga hal yaitu:
Menetapkan tujuan

menetapkan tujuan merupakan bagian yang paling utama dalam manajemen waktu. Jika kita
memiliki uraian mengenai pekerjaan yang harus dikerjakan maka kita tidak akan dapat mengetahui
darimana akan memulai suatu pekerjaan.dalam menetapkan suatu tertentu akan membantu dalam
beberapa hal antara lain kita dapat memusatkan perhatian ke arah tujuan, merencanakan pekerjaan
dengan batas waktu yang tersedia , membantu orang lain memahami apa yang sedang terjadi dan cara
menempatkan diri dalam lingkungan, dll.

Analisa waktu

analisa waktu merupakan hal yang paling berharga yang dibuat untuk mengendalikan waktu. Dengan
mempertimbangkan jangka waktu penyelesaian dan menentukan waktu yang terbaik dalam setiap
pekerjaan. Untuk membuat analisa waktu yang baik, perlu peninjauan kembali berhari-hari produktif
dalam bekerja. Standar waktu terbaik dapat dilihat melalui siklus energi, setiap orang berada dalam
kondisi baik pada pagi hari, tetapi mengalami penurunan energi disiang hari. Oleh karena itu
perencanaan jadwal harian perlu disesuaikan dengan waktu terbaik untuk bekerja.

Membuat daftar tugas

Daftar tugas merupakan sarana perencanaan waktu yang mendasar. Kunci keberhasilan dari daftar tugas
yaitu mencatat tugas-tugas yang perlu dilakukan dalam daftar gabungan, juga dalam buku agenda atau
buku harian.

2. Metode yang efisien untuk menangani pekerjaan rutin


Sebelum dapat menggunakan waktu secara efisien, maka terlebih dahulu perlu diketahui bagaimana
menggunakan waktu yang ada saat ini. Waktu ini dapat menunjukkan berapa waktu yang digunkan
untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan rutin.

Contohnya : Buatlah catatan waktu minimal satu nkali satu minggu, dan buatlah sedetail mungkin.
Sebagai seorang mahasiswa mungkin sangat sibuk dan sering kali tidak ada waktu untuk mengisi
“catatan waktu” , masalahnya adalah jika tidak dapat menunjukkan penggunaan waktu seakurat
mungkin, maka tidak akan menghasilkan suatu analisis penggunaan waktu yang akurat pula.

3. Penyusunal schedule untuk manajemen waktu


Untuk mencegah kesulitan dalam menentukan tugas yang seharusnya dikerjakan terlebih dahulu, maka
diperlukan adanya penentuan perioritas pekerjaan. Untuk memilih pekerjaan mendesak atau penting
perlu diperhatikan empat hal yakni mendesak dan penting, mendesak tapi tidak penting, penting tetapi
tidak mendesak, tidak penting maupun tidak mendesak.

Dalam melakkukan suatu suatu pekerjaan akan lebih baik jika terlebih dahulu dibuat jadwal kerja secara
tertulis guna mengetahui lebih jauh mengenai pembuatan jadwal waktu.
4. Pelakasanaan maanajemen waktu kerja
Dalam pelaksanaan manajemen waktu kerja terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Berpedoman pada perencanaan yang ditetapkan


b. Optimisme
c. Disiplin waktu kerja
d. Kerjasama
e. Alat bantu

5. Evaluasi
Kegiatan evaluasi yang dilakukan terhadap manajemen waktu kerja merupakan bagian dri pengendalian,
sehingga dapat diketahui apakah target yang telah ditetapkan sudah tercapai atau belum. Apabila target
tidak tercapai, kita dapat melakukan beberapa hal berikut:

a. Mengalisa penggunaan waktu kita yang sekarang


b. Mengenali pemboros waktu kerja
c. Mengubah kebiasaan buruk

Teknik manajemen waktu


Orang yang mampu mengatur waktu secara efektif, memanfaatkan secara kreatif akan tampak
menonjol, serta kunci manajemen waktu adalah bagaimana mengatur waktu secara efektif. Teknik
manajemen waktu antara lain:

1. Kebiasaan buruk (acak-acakan) dibuang, terapkan pola yang lebih terarah, sistematis, dan
bermanfaat.
2. Kembangkan kebiasaan hemat waktu, dapat dilakukan dengan membuat perancanaan hjangka
pendek, jangka penjang, menetapkan jadwal yang realistis, pandang tugas sebagai kesempatan
bukan kewajiban.
3. Perbaiki pengaturan waktu sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.
4. Banyak waktu untuk kawan-kawan, keluarga, dan kegiatan kreatif.
5. Sasaran utman mengatur pola kehidupan, membina hubungan sosial, tanpa mengurangi
idealisme.
6. Harus ada waktu kosong

Tips manajemen waktu

Dalam buku manajemen waktu karya Marion E. Haynes Edisi Ketiga (2010), dituliskanlima tips
manajemen waktu yang efektif. Buku yang diterbitkan oleh PT Indeks ini sangat menarik, dan
sangat bagus dibaca oleh para netter agar mampu memanaje waktu dengan baik. Dengan
memanaje waktu dengan baik, maka cita-cita kita menjadi terwujud. Kelima hal itulah yang
omjay gunakan sehingga dapat tepat waktu menyelesaikan belajar S2 di pascasarjana UNJ.

KeLima Tips Manajemen waktu itu adalah:


1. Buatlah daftar dan tentukan prioritas sasaran mingguan
2. Buatlah daftar “to do” harian, dan tentukan prioritas
3. Curahlan perhatian utama pada prioritas A
4. Tangani setiap tugas sekali
5. Terus menerus bertanya, “Bagaimana cara terbaik menggunakan waktu saya
sekarang? dan KERJAKAN!

Intinya adalah “kerjakan apa yang kamu tuliskan, dan tuliskan apa yang kamu kerjakan”.
Semua itu dikerjakan menggunakan cara. Cara terbaik untuk memulai adalah memulainya
(Marie Edmund Jones).

Pertama, Dengan membuat daftar dan menentukan prioritas sasaran dalam minggu pertama
sampai minggu keempat dalam setiap bulannya, maka akan anda dapatiprogres report yang
dicapai selama kurun waktu seminggu itu. Contohnya, ketika anda sedang mengerjakan tesis,
maka tuliskan pencapaian yang anda dapatkan dari minggu ke minggu. Dari situlah sebenarnya
terekam apa yang sudah anda kerjakan.

Kedua, dengan meggunakan daftar pekerjaan yang harus anda tuntaskan hari ini membuat
anda menentukan skala prioritas. Anda harus atur mana yang lebih mudah dulu dikerjakan, dan
disesuaikan dengan kondisi anda sendiri. Gunakan catatan kecil untuk mencatat apa yang sudah
anda lakukan hari ini, minimal di dalam otak bawah sadar anda agar anda merasakan
ketuntasan dari apa yang telah anda kerjakan. Intinya adalah kerja cerdas, kerja keras, kerja
ikhlas, dan kerja tuntas.

Ketiga, curahkan prioritas utama anda pada prioritas A atau yang paling penting. Bila target
anda lulus kuliah tahun ini, maka curahkan prioritas utama anda menuju target anda itu, dan
kesampingkan prioritas lainnya. Dengan begitu anda menjadi fokus pada tujuan anda. Bla anda
tidak fokus, maka tak ada satupun pekerrjaan yang sampai tujuan atau mencapai hasil yang
diharapkan.

Keempat, tangani tugas sekali, dan usahakan mengerjakan pekerjaan lainnya bila anda telah
selesai. Jangan mengulang kembali pekerjaan anda yang sudah ditugaskan. usahakan cukup
sekali saja anda menuntaskannya. Contohnya, bila proposal Makalah anda sudah selesai sampai
dengan bab III, maka langsunglah menuju ke bab IV bukan kembali ke bab I lagi. Dengan begitu
anda akan segera memulai penelitian, dan mampu menemukan kesimpulan dan saran di bab V.
Makalah anda pun akhirnya selesai.

Kelima, terus menerus bertanya kepada diri sendiri untuk memperbaiki diri. Lakukan
perenungan dari apa yang telah anda kerjakan, dengan begitu anda selalu mawas diri, dan
mampu melakukan refleksi diri agar menjadi manusia yang lebih baik dari hari kemarin.
Organisasi Proyek

Secara umum ada beberapa dasar: dalam penyusunan struktur organisasi, antara lain:

1. Berdasar produk. Perusahaan membagi organisasinya berdasarkan jenis produk yang


dihasilkan
2. Berdasar Lokasi. Perusahaan membagi organisasinya berdasarkan wilayah produksi atau
wilayah pemasaran
3. Berdasar Proses Perusahaan membagi organisasi berdasarkan proses produksi
4. Berdasar Pelanggan Perusahaan membagi organisasi berdasarkan karakteristik pelanggan
5. Berdasar Fungsi. Perusahaan membagi organisasi berdasarkan fungsi-fungsi yang
diperlukan dalam organisasi seperti pemasaran, produksi, keuangan dll.

Organisasi Proyek
Berikut diberikan tiga bentuk organisasi proyek:
1. Proyek Sebagai Bagian dari Organisasi Fungsional
1) Proyek dipimpin oleh project expeditor

2) Proyek dipimpin oleh project coordinator


Berikut plus minus bila organisasi proyek sebagai bagian dari organisasi fungsional:

Plus Minus
1) Fleksibilitas tinggi dalam staffing
2) Satu orang dengan keahlian tertentu dapat ditugaskan pada beberapa proyek yang berbeda
3) Orang dengan keahlian berbeda dapat dikelompokkan dalam satu group
4) Divisi fungsional yang bersangkutan dapat dijadikan basis bagi kelangsungan teknologi
5) Divisi fungsional memiliki jalur-jalur karir dengan keahlian tertentu 1) Klien tidak
menjadi perhatian utama
2) Divisi fungsional cenderung berorientasi pada aktivitas yang sesuai dengan fungsinya
3) Kadang-kadang terjadi tidak adanya penanggungjawab khusus terhadap proyek
4) Motivasi orang yang ditugaskan dalam proyek cenderung lemah
5) Tidak memberikan pendekatan yang holistik terhadap proyek

2. Organisasi Proyek Murni


Dalam hal ini proyek sebagai organisasi yang terpisah dari organisasi induk. Ia menjadi
organisasi tersendiri dalam staf teknis tersendiri., adminsitrasi tersendiri dan ikatan dengan
organisasi berupa laporan kemajuan atau kegagalan yang dilakukan secara periodik. Pimpinan
proyek dapat melakukan pengadaan sumber daya dari luar seperti subkontraktor atau supplier
selama sumber daya tersebut tidak tersedia atau tidak efektif dan efisien bila diselenggarakan
secara internal.
Plus minus organisasi proyek antara lain:

Plus Minus
1. Manajer proyek memiliki wewenang 1. Memungkinkan terjadinya duplikasi
penuh sumberdaya
2. Semua anggota tim secara langsung 2. Karena sifatnya yang berdiri sendiri maka
bertanggungjawab terhadap manajer proyek menimbulkan biaya yang tinggi
3. Rantai komunikasi menjadi pendek 3. Adanya kemunginan terjadi penumpukan
4. Terjadi pemanfaatan tenaga ahli dan sumberdaya yang berlebihan
proses kaderisasi bila ada proyek yang sejenis 4. Adanya masalah keberlangsungan
secara terus menerus sumberdaya manusia yang bekerja di proyek
5. Kewenangan yang terpusat maka bila proyek telah selesai
pengambilan keputusan dapat dilakukan 5. Ketidakkonsistenan prosedur dengan
dengan cepat alasan memenuhi permintaan klien
6. Adanya kesatuan komando
7. Simpel dan mudah dilaksanakan
8. Adanya dukungan menyeluruh terhadap
proyek

3. Organisasi Matrik
Dengan maksud meminimisasi kelemahan dan menggabungkan kelebihan dari organisasi
fungsional dan organisasi murni, maka dikembangkan organisasi matrik. Organisasi matrik
adalah organisasi proyek murni yang melekat pada divisi fungsional dalam organisasi induk.

Plus minus dari organisasi matrik antara lain:

Plus Minus
1. Proyek mendapat perhatian secukupnya
2. Mudah mendapatkan orang yng professional karena organisasi matrik melekat pada unit
fungsional organisasi induk
3. Tidak terjadi duplikasi sumberdaya
4. Tidak timbul masalah terkait keberlangsungan penggunaan sumbedaya bila proyek sudah
selesai
5. Dapat memberikan respon yang cept terhadap keinginan klienkonsistensi kebijakan dan
prosedur terjaga karena mempunya akses perwakilan ke organisasi induk
6. Memungkinkan adanya distribusi sumberdaya yang seimbang bila ada proyek yang
bersamaan.
7. Adanya pendekatan holistic terhadap pengejaan proyek sehingga dapat mengoptimalkan
performan organisasi secara keseluruhan. 1. Proyek yang dikelola oleh satu unit fungsional
cenderung akan memposisikan divisi yang bersangkutan yang memegang pengamblan
keputusan.
2. Ada kemungkinan proyek terbengkalai karena adanya dua perintah dari dua manajer yakni
manajer fungsional dan manajer proyek
3. Adanya penggunaan sumberdaya yang sama untuk berbagai macam proyek dapat
menimbulkan persaingan antar manajer proyek karena masing-masing ingin proyeknys sukses.
4. Manajemen matrik melanggar prinsip utama dari manajemen lyakni kesatuan komando.

Memilih Bentuk Organisasi Proyek


Kriteria/ pertimbangan untuk memilih organisasi proyek a.l:
1. Frekuensi adanya proyek baru
2. Lama waktu keberlangsungan suatu proyek
3. Ukuran proyek
4. Kompleksitas hubungan
5. Ketidakpastian
6. Keunikan
7. Pentingnya faktor biaya
Berikut diberikan resume pilihan organisasi dan kondisi yang mensyaratkan pilihan tersebut:

No Bentuk organisasi Kondisi


1 Organisasi proyek murni Proyek-proyek berskala menengah dan besar dan memiliki
kompleksitas tinggi. Hanya ada sedikit proyek dan diperlukan tenaga ahli dengan keterampilan
khusus untuk memberikan perhatian penuh, Berisiko tinggi, penuh ketidakpastian, biaya dan
waktu merupkn hal kritis
2 Organisasi matriks Ada sejumlah proyek yang dilakukan secara bersamaan dan
sumberdaya fungsional digunakan secara part-time. Berisiko tinggi, penuh ketidakpastian, biaya
dan waktu merupkn hal kritis
3 Bagian organisasi fungsional Proyek berskala kecil, melibatkan beberapa bidang
fungsional, sedikit risiko, kepastian tinggi, factor biya dan waktu bukan hal kritis.
Tim Proyek
Tim proyek sering disebut Project Office. Project office menunjukkan dua pengertian:
1) Tempat fisik dimana tim proyek berkumpul
2) Sluruh staff pendukung manajer proyek.

1. Manajer Proyek
1) Peran dan tugas Manajer proyek
• Mengintegrasikan kegiatan
• Pusat komunikasi
• Pengadaan dana, fasilitas dan orang
• Agen perubah yang mempelopori pemakaian ide baru dan inovatif
2) Tanggungjawab manajer Proyek
• Merencanakan kegiatan
• Mengorganisasi, memilih dan menempatkan orang-orang.
• Mengorganisasi dan mengaloki sumberdaya
• Memonitor status proyek
• Mengidentifikasi maslah-masalah teknis
• Titik temu dari stakeholder
• Menyelesaikan konflik yang terjadi
• Merekomendasikan penghentian atau pengerahan kembali sumber daya.
3) Kompetensi dan orientasi manajer proyek
• Karakteristik Personal seperti misalnya mempunyai fleksibilitas dan kemampuan
beradaptasi yang tinggi, mempunyai kemampuan memimpin dan punya inisiatif, percaya diri dan
bias meyakinkan orang lain, punya disiplin, seorang generalis, dapat menemukan masalah
sekaligus membuat keputusan, mampu menyeimbangkan antara masalah teknis dengan waktu,
biaya dan factor manusia.
• Keterampilan Perilaku. Keterampilan perilaku di sini seperti kemampuan menjadi
pendengar yang baik, komunikator yang baik, bias membangun dan menjalin jaringan
komunikasi informal, dapat membangun kepercayaan dalam tim, dan menumbuhkan semangat
tim
• Memiliki kemampuan manajerial. Kemampuan manajerial dan operasional di sini
contohnya adalah kemampuan dalam hal planning, organizing, coordinating, dan controlling..
• Memiliki kompetensi teknis. Mengenai pekerjaan proyek yang ditangani.
• Memiliki pengetahuan penggunaan alat-alat manajemen seperti estimasi biaya, cashflow,
penganggaran

2. Anggota Tim Proyek


Beberapa anggota tim antara lain:
1) Contract Administrator
Bertugas mempersiapkan proposal, negosiasi, integrasi kontrak dan rencana proyek, dokumentasi
masalah hokum, modifiki kontrak.

2) Project Controller
Membantu manajer proyek dalam perencanaan, pengendalian, pelaporan, dan evaluasi.

3) Project Accountant
Membantu pekerjaan akuntansi dan financial kepada manajer proyek, membantu
mengidentifikasi tugas yang perlu dikendalikan, menyiapkan estimasi biaya untuk pekerjaan-
pekerjaan tertentu, menginvestigasi masalah-masalah financial.

4) Customer Liason
Merupakan perwakilan teknis klien dalam tim proyek. Bereperan serta dalam pembahasan teknis
dan mereview apa yang sedang berjalan dan membantu dalam perubahan kontrak.

5) Production Coordinator
Merencanakan, memonitor dan mengkoordinsikan aspek-aspek produksi.

6) Manajer Lapangan
Mengawasi pemasangan, pengujian, pemelihraan dan penyerahan hasil akhir proyek kepada
pelanggan.

7) Quality Assurance Supervisor


Mengatur dan membuat prosedur pemeriksaan untuk memastikan pemenuhan kualitas sesuai
dengan yang diinginkan.

furuhitho.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../STAKEHOLDER+PROYEK.pd
STEKHOLDER PROYEK
UNSUR-UNSUR PENGELOLA PROYEK

Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan adanya suatu oganisasi pelaksanaan yang
merupakan tata kerja untuk menunjang keberhasilan proyek. Organisasi dalam arti badan dapat
didefinisikan sebagai kelompok orang yang bekerjasama dalam suatu kelompok-kelompok kerja
yang saling terkait, bertanggung jawab dan bekerjasama secara harmonis untuk mencapai tujuan
tertentu.
Organisasi merupakan komponen yang sangat penting dalam pengendalian dan
pelaksanaan proyek. Suatu organisasi proyek yang baik harus mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Terjadi hubungan yang harmonis dalam kerjasama.
b) Terjadi kerjasama berdasar hak, kewajiban dan tanggung jawab masing
masing unsur pengelola proyek.

Pemilik Proyek
Pemilik proyek disebut juga sebagai pemberi tugas, owner atau bouwheer adalah suatu
badan usaha atau perorangan, baik pemerintah maupun swasta yang memiliki, memberikan
pekerjaan, serta membiayai suatu proyek dalam proses pembangunan suatu bangunan. Adapun
tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai pemilik proyek antara lain adalah :
1. Menunjuk dan mengangkat wakilnya bagi kebutuhan perencanaan dan pelaksanaan, dalam hal
ini mengangkat kontraktor pelaksana, pengawas proyek yang telah terpilih melalui sistem lelang.
2. Mengesahkan keputusan yang menyangkut biaya, mutu dan waktu pelaksanaan.
3. Menyelesaikan perselisihan menyangkut proyek yang terjadi antara bawahannya dengan pihak
pemborong.
4. Menyediakan dan mengusahakan pendanaan bagi kontraktor pelaksana.
5. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan memperhatikan
pertimbangan yang diberikan oleh konsultannya.

Konsultan QS (Quantity Surveyor)


Konsultan QS ini ditunjuk oleh pemilik proyek sebagai orang atau badan yang mengatur
biaya, waktu, kontrak untuk pekerjaan dalam proyek serta serta bernegosiasi.Adapun alasan
untuk menggunakan jasa Konsultan QS ini karena pemilik proyek tidak punya suatu badan atau
orang yang biasa mengatur pendanaan.
Wewenang dan tanggung jawab sebagai pengatur biaya, waktu, kontrak antara lain adalah
:
1. Pengadaan kontrak kepada pihak-pihak penyediakan jasa (kontraktor-kontraktor dan
konsultan-konsultan).
2. Bernegosiasi harga-harga bahan dan jasa kepada pihak penyedia jasa.
3. Memastikan lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dalam
proyek.
4. Melaporkan hasil dari kontrak yang telah di setujui oleh penyedia jasa kepada pemilik proyek.

Konsultan Perencana
Konsultan perencana mempunyai kewajiban atau tugas yang merencanakan suatu rencana
dalam perencanaan struktur, arsitektur, dan mekanikal / elektrikal, dengan ketentuan yang
diinginkan oleh pemilik proyek.
Adapun tugas atau kegiatan dari konsultan perencana sebagai berikut :
1. Membuat sketsa dan memberikan suatu gagasan gambaran pekerjaan, meliputi pembagian
ruang, rencana pelaksanaan dan lainnya.
2. Membuat gambar detail / penjelasan lengkap dengan perhitungan konstruksinya.
3. Membuat rencanan kerja dan syarat-syarat (RKS) dan rencana anggaran biaya (RAB).
4. Tempat berkonsultasi jika ada hal-hal yang meragukan dibidang arsitektural, struktur dan
ME.

Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah suatu organisasi atau perorangan yang bersifat multi disiplin
yang bekerja untuk dan atas nama Pemilik Proyek (owner). Pengawas harus mampu bekerjasama
dengan Konsultan Perencana dalam suatu proyek.
Pengawas Proyek mempunyai kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan pengawasan berkala serta memberikan pengarahan, petunjuk dan penjelasan kepada
pelaksana konstruksi dan meneliti hasil-hasil yang telah dikerjakan.
2. Memberi rekomendasi progress report pekerjaan pelaksana untuk meminta dana kepada
Pemilik Proyek (owner) guna membiayai pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
3. Memberikan teguran dan atau peringatan kepada pelaksana konstruksi apabila dalam
pelaksanaan pekerjaan terjadi penyimpangan dari spesifikasi dan gambar-gambar teknis.
4. Mempersiapkan, mengawasi dan melaporkan hasil pelaksanaan proyek kepada Pemilik Proyek
(owner).

Kontraktor
Kontraktor pelaksana adalah perusahaan berbadan hukum yang bergerak dalam bidang
pelaksanaan pemborongan. Berupa perorangan maupun badan hukum baik pemerintah maupun
swasta. Yang telah ditetapkan dari pemilik proyek serta telah menandatangani Surat Perjanjian
Kerja (SPK). Kontraktor pelaksana ini bekerja dengan mengacu pada gambar kerja (bestek),
rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) yang telah disusun sebelumnya. Adapun kegiatan dari
Kontraktor Pelaksana yaitu :
1. Melaksanakan semua kesepakatan yang ada dalam kontrak kerja, baik dari segi scheduling
pelaksanaan maupun masa pemeliharaan.
2. Mematuhi dan melaksanakan segala petunjuk yang diberikan oleh Direksi.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor pelaksana harus membuat dan menyerahkan gambar
kerja (shop drawing) serta metode kerja.
4. Menyediakan tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan jasa yang diperlukan sesuai dengan
spesifikasi teknis dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan ;
a. biaya pelaksanaan,
b. waktu pelaksanaan,
c. kualitas pekerjaan,
d. kuantitas pekerjaan dan
e. keamanan kerja.
5. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan yang diserahkan kepada Direksi.
6. Bertangung jawab atas kualitas dan mutu pekerjaan.
7. Membayar ganti rugi akibat kecelakaan yang terjadi pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
8. Berhak menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaaan yang telah selesai dari pemberi tugas
dengan kesepakatan yang tercantum dari kontrak kerja.
Kontraktor Pelaksana perlu menyusun sebuah struktur orgnisasi yang didalamnya tercantum
alur-alur pemberian perintah kerja atau tugas pada masing-masing jabatan untuk bekerja dengan
maksimal dan tidak terjadi overlapping tanggung jawab. Untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan, kontraktor pelaksana dibantu oleh sub-sub kontraktor yang ditunjuk oleh kontraktor
pelaksana yang berupa perorangan maupun badan hukum.

UNSUR-UNSUR KONTRAKTOR PELAKSANA

1. Pimpinan Proyek (Project Manager)


Project manager adalah perwakilan dari kontraktor yang bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap jalannya pelaksanaan pekerjaan proyek, sesuai menajemen proyek dan perencanaan
proyek secara menyeluruh.Project manager bertugas untuk memimpin jalannya suatu pekerjaan,
mengevaluasi hasil dari pekerjaan dan membandingkan dengan pelaksanaan proyek yang
kemudian disusun dalam suatu format laporan pekerjaan dari awal hingga akhir pelaksanaan
proyek.

2. Manager lapangan (Site Manager)


Site manager merupakan wakil dari pimpinan tertinggi suatu proyek yang dituntut untuk
bisa memahami dan menguasai rencana kerja proyek secara keseluruhan dan mendetail. Di
samping itu, site manager juga dituntut memiliki keterampilan manajemen serta mampu
menguasai seluruh sumber daya manusia yang dibebankan kepadanya secara efisien dan
produktif, artinya dapat memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan bawahannya agar
dapat dipastikan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan yang ada di dalam
spesifikasi dan juga dapat berjalan mengikuti program kerja yang dilaksanakan dalam jangka
waktu dan biaya tertentu tanpa mengurangi perolehan laba yang diperkirakan. Oleh karena itu,
site manager harus memiliki human relation yang luas, baik vertikal maupun horisontal dengan
pihak-pihak yang terkait di luar proyek dan perusahaan.

3. Site Engineer
Site engineer adalah wakil dari site manager. tugasnya adalah memimpin jalannya pekerjaan
dilapangan dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan semua sumber daya yang ada untuk
dapat memenuhi persyaratan mutu, waktu dan biaya yang telah ditetapkan. Selain itu juga
bertanggung jawab atas permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan suatu proyek serta
berkewajiban untuk memberikan laporan pekerjaan secara berkala.

4. Kepala Administrasi Proyek


Tugas administrasi proyek antara lain:
a. Melaksanakan pekerjaan administrasi proyek
b. Membayar upah para pekerja dan menyelesaikan administrasi keuangan
c. Menghitung dan membayar kerja lembur dan uang makan
d. Membuat laporan keuangan proyek

5. Logistik
Yaitu bertugas sebagai pengadaan barang dan pengawasan material bahan bangunan,
termasuk di dalamnya adalah membuat jadwal pengadaan dan pemakaian bahan dan peralatan
proyek.
Bagian ini juga bertugas untuk menyediakan pembelian bahan dan peralatan yang telah
diputuskan oleh koordinator pelaksana sesuai dengan jadwal pengadaan. Logistik dan peralatan
juga perlu menyusun suatu sistem administrsi tentang penerimaan, penyimpanan,dan pemakaian
barang.

6. Pelaksana (Supervisor)
Pelaksana mempunyai wewenang dan tanggung jawab mengenai masalah-masalah teknis
dilapangan serta mengkoordinasi pekerjaan-pekerjaan yang menjadi bagiannya. Pelaksana
mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Mengawasi dan mengkoordinasi pekerjaan para pelaksana dilapangan dan mencatat semua
prestasi pekerjaan untuk dilaporkan kepada site manager
b. Mengawasi metode pelaksanaan dilapangan untuk menghindarkan kesalahan pelaksanaan
c. Bertanggung jawab kepada site manager terhadap pelaksanaan pekerjaan diproyek

7. Surveyor
Tugas pelaksana pengukuran adalah mengadakan pengukuran di lapangan dengan
menggunakan alat theodolit maupun water pass untuk menentukan as-as bangunan proyek yang
akan dikerjakan.

8. Drafter
Tugas dan tanggung jawab drafter adalah:
a. Membuat shop drawing yang siap dilaksanakan dengan dikoordinasi oleh pelaksana
b. Menyiapkan gambar dari revisi desain dan detail desain yang dibutuhkan untuk kegiatan
pelaksanaan dilapangan
c. Menghitung volumen berdasarkan data lapangan dan melaporkan pada administrasi teknik
d. Menjaga peralatan gambar yang digunakan dalam kondisi bagus

9. Gudang
Tugas seorang pengawas gudang adalah:
a. Menyimpan dalam gudang dan membukukan bahan bangunan yang datang
b. Menjaga atau memelihara keawetan bahan yang ada dalam gudang
c. Bertanggung jawab keluar masuknya bahan bangunan yang diminta oleh bos borong setelah
diketahui oleh pelaksana lapangan
d. Menghitung dengan benar barang yang keluar dan masuk
e. Bertanggung jawab kepada logistik

10. Peralatan
Bagian peralatan merupakan bagian yang berperan dalam persiapan peralatan yang
akan digunakan dalam pembangunan suatu proyek dan bertanggung jawab atas pemeliharaan
peralatan yang ada agar peralatan selalu siap sehingga tidak menghambat proses pekerjaan.

11. Sopir
Tugas dari seorang sopir adalah :
a. Mengantarkan pimpinan proyek dan pimpinan lainnya untuk kepentingan proyek
b. Mengantarkan logistik dalam pembelian barang
c. Menjamin kelancaran transportasi yang dibutuhkan proyek
d. Bertanggung jawab kepada administrasi proyek

HUBUNGAN KERJA ANTAR UNSUR PENGELOLA PROYEK


Hubungan kerja/koordinasi dalam pengelolaan proyek sangatlah diperlukan adanya suatu
ketegasan didalam pembagian kerja sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing, dimana satu
sama lainnya harus dapat bekerjasama dengan baik. Agar pelaksanaan pekerjaan dapat teratur
dan berjalan lancar, maka dalam pelaksanaan dilapangan dibuat uraian pekerjaan (job
description) sehingga masing-masing unsur dapat mengetahui tugasnya dengan jelas dan tidak
ada tugas yang tumpang tindih antar pihak yang terkait.

1. Owner dengan Konsultan QS (Quantity Surveyor)


Konsultan QS ditunjuk oleh owner untuk mengatur kontrak dengan kontraktor maupun
konsultan. Konsultan QS akan bernegosiasi dengan penyedia jasa (kontraktor dan konsultan)
untuk mencapai kesepakatan sehingga dibuat kontrak kerja yang berisikan tentang biaya, waktu
pelaksanaan, tugas dan tanggung jawab.

2. Owner dengan Konsultan Perencana


Konsultan perencana ditunjuk oleh owner dan dipercaya untuk merencanakan dan
mendisain bangunan tersebut secara keseluruhan, sehingga Konsultan Perencana wajib
menunjukkan perencanaan bangunan tersebut kepada owner dan dapat merencanakan bangunan
sesuai yang diinginkan oleh owner.

3. Owner dengan Kontraktor


Terdapat ikatan kontrak antara keduanya. Kontraktor berkewajiban melaksanakan
pekerjaan proyek dengan baik dan hasil yang memuaskan serta harus mampu dipertanggung
jawabkan kepada owner. Sebaliknya owner membayar semua biaya pelaksanaan sesuai dengan
yang tertera didalam dokumen kontrak kepada Kontraktor agar proyek berjalan lancar sesuai
dengan ketentuan yang telah menjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak. Biasanya
koordinasi ini dilakukan secara rutin seminggu sekali, terutama jika terdapat perubahan rencana
baik bermula dari owner maupun sebaliknya.

4. Kontraktor dengan Konsultan Perencana


Kontraktor wajib melaksanakan pembangunan proyek tersebut dengan mengacupada
desain rencana yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Jika terjadi hal-hal yang akan merubah
perencanaan, maka dikonsultasikan kepada Konsultan Perencana.

MANAJEMEN PELAKSANAAN DI LAPANGAN


Urutan pelaksanaan di lapangan sangat dibutuhkan, karena dengan adanya manajemen yang
baik akan mendukung kelancaran proyek sehingga proyek dapat diselesaikan dengan baik.
Adapun langkah-langkah yang diambil sebelum dan pada saat dilaksanakan hingga pembayaran
termin dilaksanakan:

1. Perijinan
Merupakan pengajuan / permintaan ijin untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang sudah
siap untuk dikerjakan baik kesiapan alat, bahan maupun tenaga kerja. Jika kesiapan telah
memenuhi syarat yang telah ditentukan, maka Owner baru bisa menyetujui pekerjaan tersebut
untuk dapat dilaksanakan.
2. Pelaksanaan
Menuntut pemahaman terhadap pekerjaan yang akan maupun yang sedang dilaksanakan
agar dapat menghindari kesalahan pengerjaan. Untuk itu pelaksana diharapkan dapat memahami
gambar-gambar konstruksi perencanaan dengan baik dan menggunakan metode yang tepat dalam
pelaksanaan pekerjaan.

3. Pengawasan
Di dalam pelaksanaan pekerjaan, pengawasan yang cermat wajib dilaksanakan guna
menjamin keberhasilan suatu proyek. Dengan pengawasan yang baik dapat dihindari kesalahan-
kesalahn yang merugikan. Pengawasan dalam hal ini dilakukan oleh konsultan pengawas sebagai
pengawas dan pengendali proyek.

4. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian proyek dilakukan dengan pengawasan dan pemantauan lansung selama
masa pelaksanaan proyekmelalui rapat koordinasi dengan tujuan untuk mengoptimalkan kerja
seluruh unsur yang terlibat didalam proyek. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara yaitu :
a. Time Scheduling
Time scheduling merupakan uraian pekerjaan dari awal hingga akhir pekerjaan secara
global. Time scheduling ini disusun berdasarkanurutan langkah-langkah kerja dengan net work
planning. Masing-masing pekerjaan ini diatur dengan sedemikian rupa dengan memperhatikan
urutan pekerjaan, pengaturan waktu, tenaga, peralatan dan material agar dapat tercapai suatu
pekerjaan yang baik dan lancar. Dari time schedule ini diberi bobot masing-masing, sehingga
dapat diperoleh kurva “S”.
b. Pelaporan
Pelaporan adalah kegiatan yang telah dilaksanakanyang meliputi jenis pekerjaan yang
dilakukan, kuantitas atau volume pekerjaan, serta hal-hal yang bersifat non teknis seperti halnya
keadaan cuaca pada saat pelaksanaan pekerjaan.
Pelaporan pada Proyek Pembangunan Hotel Holiday Inn Exspress Semarang ini dapat
dibedakan menjadi 3 bagian yaitu, meliputi :
1. Laporan Harian ( Daily Report )
Laporan harian ini dibuat setiap hari secara tertulis dengan ditandatangani oleh pihak
kontraktor utama dan pihak dari konsultan pengawas. Laporan harian berisikan antara lain :
Waktu dan jam kerja
Pekerjaan yang telah dilaksanakan pada hari yang bersangkutan
Keadaan cuaca
Bahan yang masuk kelapangan
Peralatan yang tersedia dilapangan
Jumlah tenaga kerja
Hal-hal yang terjadi dilapangan
Dengan adanya laporan harian ini, maka kegiatan proyek yang ada dilapangan dapat
dipantau dengan baik setiap harinya.
2. Laporan Mingguan ( Weekly Report )
Laporan mingguan ini bertujuan agar memperoleh gambaran kemajuan pekerjaan yang
telah dicapai dalam satu minggu, yang disusun dalam laporan harian selama satu minggu
tersebut. Pada laporan ini pihak kontraktor diwajibkan melakukan pemotretan yang
menggambarkan tiap tahap kemajuan pekerjaan.Laporan mingguan berisikan tentang :
Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan
Volume dan prosentase pekerjaan dalam satu minggu
Catatan lain yang diperlukan, seperti halnya instruksi dan teguran/evaluasi dri konsultan
pengawas dan catatan mengenai tambah kurangnya pekerjaan
Prosentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu yang bersangkutan dapat
diketahui dengan memperhitungkan semua laporan mingguan yang telah dibuat, ditambah bobot
prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan pada minggu itu. Dari prosentase pekerjaan yang telah
dicapai pada minggu ini kemudian dibandingkan dengan prosentase pekerjaan yang telah dicapai
pada minggu yang bersangkutan, maka akan diketahui prosentase keterlambatan atau kemajuan
yang diperoleh. Laporan mingguan ini merupakan realisasi dan time schedule yang berupa kurva
”S”.
3. Laporan Bulanan ( Monthly Report )
Laporan bulanan ini pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan yaitu memberikan
gambaran untuk kemajuan pelaksanaan proyek selama satu bulan itu. Baik dari segi teknis, dana
maupun manajerial. Untuk tujuan itu dibuatlah rekapitulasi laporan harian maupun laporan
mingguan dengan dilengkapi data-data foto selama pelaksanaan pekerjaan sebulan itu. Laporan
bulanan dibuat oleh kontraktor utama dan diberikan kepada konsultan pengawas dan pemilik
proyek.

c. Gambar Kerja
Rencana gambar kerja yang telah dibuat masih perlu dijelaskan dengan gambar dan detail
agar memudahkan pelaksanaannya dan menghindari kesalahan serta memperlancar jalannya
pelaksanaan pekerjaan.
Selain untuk memperjelas, gambar kerja terkadang juga dalam pelaksanaan apabila terjadi
perubahan dari rencana semula, maka perlu perubahan gambar yang lebih lengkap dari kesalahan
semula dan gambar tersebut disetujui oleh perencana dan pengawas.

d. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi idealnya diadakantiap minggu sekali. Pada rapat proyek pembangunan
Gedung Kuliah Utama Fakultas Teknik UNDIP ini diadakan tiap hari kamis. Pada rapat ini
dihadiri oleh berbagai perwakilan dari kontraktor pelaksana, konsultan perencana, konsultan
pengawas dan pemilik proyek. Hal - hal yang dibahas dalam rapat koordinasi :
Hal - hal yang berhubungan dengan pelaksanaan serta terdapat masalah teknis yang timbul tak
terduga dilokasi proyek
Alternatif - alternatif pekerjaan dan solusi dari masalah-masalah yang muncul.baik dari segi
teknis, administrasi maupun dana.
Prestasi fisik yang telah dicapai berdasarkan laporan yang dibuat.
Koordinasi masing - masing pihak yang terlibat lansung dalam pelaksanaan.
Sebagai laporan Konsultan Pengawas untuk melakukan Controlling

KONTRAK KERJA

Apa Saja yang Harus Ada di Dalam Surat Perjanjian Kontrak Kerja
Anda sedang merencanakan proyek bangun atau renovasi rumah? Hal yang terpenting dalam
pelaksanaan proyek tersebut adalah pembuatan surat perjanjian kontrak kerja (SPK). Surat
perjanjian ini bukan surat perjanjian biasa, lho. SPK adalah sebuah perjanjian kesepakatan yang
mengikat antara Anda dengan penyedia jasa. Tanpa adanya SPK, kedua belah pihak bisa saling
mengingkari tanpa dikenakan sanksi hukum. Nah, dengan dibuatnya SPK, jika terjadi hal yang
tidak diinginkan seperti kecurangan, maka akan dapat diperkarakan ke dalam hukum perdata.

Sebenarnya, prinsip SPK sama dengan surat kontrak kerja saat Anda diterima di suatu
perusahaan. Hanya saja, rincian dan detail SPK dari bangun atau renovasi rumah tentu berbeda.
Apa pentingnya surat perjanjian dan apa saja yang harus ada di dalam surat tersebut? Mari simak
penjelasan detail di bawah ini!
SPK untuk Memberikan Perlindungan Hukum
Tidak terlalu banyak orang yang memahami pentingnya SPK dalam membangun atau
merenovasi rumah. Padahal, SPK ini perannya sangat vital untuk mengikat Anda sebagai pemilik
tanah atau rumah dengan penyedia jasa agar melakukan perjanjian sesuai dengan tanggung jawab
masing-masing pihak. Jadi, SPK ini tak hanya memasukkan detail rincian tanggung jawab
penyedia jasa, tetapi juga Anda sebagai pemilik tanah atau rumah. Apakah proyek bangun atau
rumah masih bisa berjalan tanpa adanya SPK? Tentu bisa, namun sangat tidak dianjurkan, karena
jika satu atau kedua belah pihak mengingkari perjanjian, tidak ada undang-undang yang dapat
membuktikan dan melindunginya.
Membuat SPK tentu harus dipikirkan secara matang. Anda perlu untuk mengadakan beberapa
kali pertemuan dengan penyedia jasa untuk membahas detail dan rincian apa saja yang harus
dimasukkan dalam SPK. Nah, kesepakatan yang terdapat di dalam SPK tersebut akan dilindungi
oleh undang-undang perdata dan dapat dibawa ke pengadilan apabila satu atau kedua belah pihak
melanggar perjanjian tersebut. Anda tentu tidak mau kan berurusan dengan sanksi hukum? Oleh
karena itu, pahami dan simak syarat-syarat yang sebaiknya Anda lakukan sebelum membuat
SPK di bawah ini.

Syarat-syarat Sebelum Membuat SPK


Agar pembuatan SPK berjalan dengan lancar, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dengan
matang oleh kedua belah pihak, terutama oleh pihak pertama yaitu pemilik tanah atau pemilik
rumah, karena pihak pertama yang lebih banyak mempersiapkan dokumen dan surat-surat untuk
keperluan SPK.
Syarat yang Harus Disiapkan oleh Pihak Pertama (Pemilik Rumah atau Pemilik Tanah)
 Menyediakan dokumen yang menjadi acuan untuk pembuatan SPK seperti Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) dan gambar rumah lengkap dari arsitek seperti sketsa,
gambar denah dan gambar tampak luar bangunan (fasad). Gambar ini sangat diperlukan
sebagai pedoman pengerjaan proyek bangun atau renovasi rumah dan tentunya menjadi
acuan untuk membuat SPK.
 Melakukan pertemuan dan bernegosiasi untuk membahas draft SPK dengan kontraktor.
Manfaatkan juga pertemuan ini untuk memahami tahap-tahap dalam membangun
atau merenovasi rumah yang sudah dijelaskan oleh kontraktor atau pemborong. Pada
bagian ini, Anda harus mengerti dengan jelas apa saja yang akan dikerjakan oleh
penyedia jasa tersebut. Jika belum jelas, Anda bisa berdiskusi lebih lanjut.
 Menyiapkan dana berdasarkan perhitungan RAB yang sudah dibuat oleh Anda atau
kontraktor dan pemborong
 Syarat terakhir dan yang paling penting adalah kesediaan Anda untuk terikat secara
hukum lewat undang-undang perdata yang berlaku di Indonesia.
Syarat yang Harus Disiapkan oleh Pihak Kedua (Kontraktor atau Pemborong)
 Melakukan pertemuan dan bernegosiasi untuk membahas draft SPK dengan pemilik
rumah atau tanah, sekaligus memberikan penjelasan secara detail kepada pihak pertama
mengenai tahap-tahap dalam membangun atau renovasi rumah.
 Memahami dan menyetujui gambar rumah yang sudah diberikan oleh pihak pertama yang
dibuat oleh arsitek.
 Menyiapkan jadwal pelaksanaan bangun atau renovasi rumah yang jelas dan disetujui
oleh pihak pertama.
 Sama seperti pihak pertama, penyedia jasa juga wajib bersedia terikat secara hukum
lewat undang-undang perdata yang berlaku di Indonesia.
Contoh Surat Perjanjian Kontrak Kerja
Setelah mempersiapkan hal-hal di atas. Maka selanjutnya adalah membuat SPK itu sendiri. Siapa
yang seharusnya membuat SPK? Pihak pertama atau pihak kedua? Jawabannya bisa kedua-
duanya. Jika memang Anda selaku pihak pertama memahami mengenai detail dan pasal-pasal
yang harus dicantumkan di SPK, maka Anda dapat membuatnya. Jika Anda kurang memahami
mengenai hal tersebut, Anda bisa meminta bantuan kepada kontraktor untuk membuatkan SPK.
Tentu saja hasil akhir SPK tersebut harus melalui persetujuan Anda. Jadi, Anda dapat
mengkoreksi sekiranya ada detail di dalam SPK yang tidak sesuai dengan keinginan Anda.
Perincian/ Pasal-pasal yang umumnya ada di kontrak kerja:
 Pasal 1: Tugas Pekerjaan
Menjelaskan tugas pekerjaan dari pihak pertama yaitu pemilik rumah kepada pihak kedua yaitu
kontraktor.
 Pasal 2: Dasar Pelaksanaan Pekerjaan
Menjelaskan dokumen acuan seperti IMB dan gambar denah rumah.
 Pasal 3: Bahan-bahan dan Peralatan Kerja
Menjelaskan bahan dan peralatan kerja diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
 Pasal 4: Tenaga Kerja dan Upah
Menjelaskan mengenai tenaga kerja dan upah yang menjadi tanggungjawab pihak kedua.
 Pasal 5: Pelaksana Pihak Kedua
Menjelaskan tentang penunjukkan seorang tenaga ahli sebagai Pimpinan Pelaksana pekerjaan
yang memiliki wewenang penuh di situs proyek.
 Pasal 6: Jangka Waktu Penyelesaian
Menjelaskan periode jangka waktu pekerjaan proyek.
 Pasal 7: Masa Pemeliharaan
Menjelaskan jangka waktu garansi diberikan dan tanggung jawab pihak kedua jika terjadi
kerusakan di luar force majeure.
 Pasal 8: Harga Pekerjaan Pemborongan dan Cara Pembayaran
Menjelaskan variasi harga, bisa per termin atau per bulan.
Bila per termin:
 DP (down payment 20%)
 Termin 1: pekerjaan selesai 25%, nilai pekerjaan 25%
 Termin 2: pekerjaan selesai 50%, nilai pekerjaan 25%
 Termin 3: pekerjaan selesai 75%, nilai pekerjaan 25%
 Termin 4: pekerjaan selesai 100%, nilai pekerjaan 5%
 Lebih baik pembayaran dilakukan secara bertahap untuk mencegah penyalahgunaan uang
oleh pihak kedua.
 Pasal 9: Kenaikan Harga
Menjelaskan tentang peningkatan harga dari bahan-bahan, alat-alat, atau upah selama
pelaksanaan pekerjaan yang diputuskan oleh pihak kedua. Namun, pihak pertama juga dapat
merundingkan kenaikan harga tersebut. Jika pihak pertama merasa keberatan, maka dapat
dilakukan musyawarah mufakat.
 Pasal 10: Keadaan Memaksa atau Force Majeure
Menjelaskan suatu kondisi atau keadaan yang membebaskan pihak kedua dari tanggung jawab
atas kerugian atau keterlambatan apabila terjadi keadaan memaksa yang hanya dapat terjadi jika
keadaan memaksa meliputi bencana alam, seperti gempa bumi, angin topan, tanah longsor,
banjir, kerusuhan, terror, perang yang dapat mengakibatkan kerusakan dan keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan.
 Pasal 11: Denda atau Sanksi dan Pemutusan Kontrak Kerja
Menjelaskan apabila pihak kedua tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang telah dijanjikan maka pihak kedua akan dikenakan denda. Selain itu, pasal ini juga
menjelaskan jika pihak pertama dan pihak kedua memutuskan kontrak secara sepihak, maka
pihak tersebut diharuskan membayar denda.
 Pasal 12: Risiko
Menjelaskan jika hasil pekerjaan pihak kedua tidak sesuai atau tidak memenuhi standar kualitas
yang telah ditetapkan, maka pihak kedua bertanggungjawab sepenuhnya, kecuali jika
terjadi force majeure.
 Pasal 13: Pekerjaan Tambah, Kurang, dan Berita Acara Serah Terima
Menjelaskan apabila terjadi penambahan dan pengurangan pada kontrak kerja maka akan
ditambahkan dalam ketentuan tambahan dari suatu kontrak. Jika pekerjaan telah selesai, maka
pihak kedua akan membuat berita acara serah terima pekerjaan.
 Pasal 14: Pengamanan Tempat Kerja dan Tenaga Kerja
Menjelaskan bahwa pihak kedua wajib bertanggungjawab atas keamanan tempat dan tenaga
kerja selama pekerjaan berlangsung. Jika terjadi kecelakaan saat melaksanakan pekerjaan, pihak
kedua wajib bertanggungjawab sepenuhnya.
 Pasal 15: Perselisihan
Menjelaskan jika terjadi perselisihan maka akan diselesaikan secara musyawarah mufakat. Jika
perselisihan tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka akan dilanjutkan melalui
prosedur hukum yang berlaku.
 Pasal 16: Domisili
Menjelaskan mengenai lokasi pengadilan dengan lokasi dari pengerjaan bangunan.
 Pasal 17: Penutup
Menjelaskan mengenai hal-hal lain yang belum ditetapkan dalam Surat Perjanjian ini akan
ditentukan atas persetujuan kedua belah pihak.
SPK yang telah dibuat tersebut dapat berlaku secara sah ketika kedua Anda dan penyedia jasa
sudah menandatangani SPK bermaterai dan dirangkap dua, satu untuk Anda dan satu untuk pihak
kedua yaitu penyedia jasa.
SPK yang telah dibuat tersebut dapat berlaku secara sah ketika kedua Anda dan penyedia jasa
sudah menandatangani SPK bermaterai dan dirangkap dua, satu untuk Anda dan satu untuk pihak
kedua yaitu penyedia jasa. Banyak orang di Indonesia yang belum memahami pentingnya sebuah
kontrak kerja dalam membangun atau merenovasi rumah. Padahal, kontrak kerja sangat
dibutuhkan untuk mengikat kedua belah pihak, sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan,
melindungi kedua belah pihak dari kecurangan, dan menjamin keterikatan hukum. Apakah itu
proyek besar atau kecil, membangun atau merenovasi rumah, membuat SPK merupakan hal yang
penting untuk Anda lakukan. Cegah segala bentuk kecurangan dengan membuat SPK!

You might also like