You are on page 1of 27

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

BAYI PREMATUR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Anak


Dosen Pembimbing :
Yusi Sofiyah, Mk.Kep. Ns, Sp.Kep.An

DisusunOleh :

Denis Kurnia Sudjana (032016043) Novin Nuraeny S. (032016001)


Farhan Fauzi (032016011) Rekha Rahmanilah (032016004)
Fitria Kanda putri (032016039) Ressa Oktaviani (032016003)
Mayang Arlita Afandi (032016044) Retno Anesti (032016041)
Mia Kusumah (032016002) Shavira Nurul I. (032016008)
Muthya Yuniar (032016007) Sindy Erma lestari (032016005)
Nden Ayu Pratiwi (032016040) Siti Patimah (032016009)
Nenda Nurfenda (032016042) Syaharani Fadlika (032016006)

Program Studi SarjanaKeperawatan


SekolahTinggiIlmuKesehatan‘Aisyiyah Bandung
Jalan KH Ahmad Dahlan (BantengDalam) No. 6 Bandung
TahunAjaran 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Juga tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan Anak yakni
ibuYusi Sofiyah, M.Kep. Ns, Sp.Kep.An yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.Keberhasilan dalam menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki
makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Bandung, 18 Mei 2018

Penulis

Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Bayi prematur merupakan bayi yang lahir dengan usia kehamilan < 32
minggu, mempunyai risiko kematian 70 kali lebih tinggi, karena mereka
mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim
akibat ketidak matangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung,
ginjal, hati dan sistem pencernaannya, sekitar 75% kematian perinatal
disebabkan oleh prematuritas (Krisnadi dkk, 2009). Menurut definisi WHO,
bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37
(dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur ataupun bayi
preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa
memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat
badan kurang 2500 gram (Surasmi dkk, 2003).
Usia kehamilan merupakan salah satu predikator penting bagi
kelangsungan hidup janin dan kualitas hidupnya. Umumnya kehamilan
disebut cukup bulan bila berlangsung antara 37-41 minggu dihitung dari hari
pertama siklus haid terakhir pada siklus 28 hari. Banyak kejutan terjadi pada
perempuan hamil seperti merasakan tendangan pertama bayinya atau gejala
morning sickness. Tapi kejutan yang paling tidak diinginkan oleh ibu hamil
adalah melahirkan bayi secara prematur (Krisnadi dkk, 2009).
Ketidakmatangan pada sistem-sistem organ yang membuat bayi prematur
cenderung mengalami kelainan-kelainan dibanding bayi normal.Pada bayi
prematur risiko gangguan pendengaran pun jadi lebih tinggi. Kurang lebih
5% bayi prematur yang lahir kurang dari 32 minggu masa kehamilan akan
mengalami kehilangan pendengaran pada usia 5 tahun (Hendarto, 2009).
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksudbayi prematur?
b. Bagaimanaetiologibayi prematur?
c. Bagimana pathway patofisiologi bayi prematur?
d. Bagaimanatandadangejala bayi prematur?
e. Bagaimanamanifestasi klinis bayi prematur?
f. Bagaimana penatalaksanaan pada bayi prematur?
g. Bagaimanaciri-ciri bayi prematur?
h. Bagaimanaperbedaan bayi prematur sedang dan sangat prematur?
i. Bgaimanakomplikasi pada bayi prematur?

C. Tujuan
a. Menjelaskandefinisibayi prematur
b. Menjelaskanetiologibayi prematur
c. Membuat pathway patofisiologibayi prematur
d. Menjelaskantandadangejala bayi prematur
e. Menjelaskanmanifestasi klinis bayi prematur
f. Menjelaskanpenatalaksanaan bayi prematur
g. Mengidentifikasiciri-ciri bayi prematur
h. Menjelaskan perbedaan bayi prematur sedang dan sangat prematur
i. Menjelaskan komplikasi bayi prematur
BAB II
Tinjauan Pustaka

A. Definisi
Bayi lahir hidup, dilahirkan sebelum 37 minggu dari hari pertama
menstruasi terakhir, dianggap mempunyai masa gestasi yang diperpendek dan
disebut sebagai prematur atau pre-term. Bayi dengan berat 2500g atau kurang
saat lahir dianggap sebagai mengalami masa gestasi yang diperpendek,
maupun pertumbuhan intra-uterus kurang dari yang diharapkan, atau
keduanya. Keadaan ini disebut sebagai bayi dengan berat lahir rendah.
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,
terutama diantara bayi dengan berat 1500 g atau kurang saat lahir. Keduanya
berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbiditas dan mortalitas neonatus.

B. Etiologi
1. Faktor Ibu
a. Toksemia gravidarum, yaitu pra eklampsi dan eklampsi
b. Kelainan bentuk uterus (mis. Tifus abdominalis, malaria)
c. Tumor (mid. Mioma Uteri, Sistoma)
d. Ibu yang menderita penyakit antara lain :
- Akut dengan gejala panas tinggi (mis. Tifus Abdominalis,
Malaria)
- Kronis (mis. TBC, Penyakit jantung, Gromerulonefritis kronis)
e. Trauma pada masa kehamilan antara lain :
- Fisik (mis. Jatuh)
- Psikologis (mis. Stress)
f. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 2 tahun atau lebih dari 35
tahun
g. Plasenta antara lain plasenta previa, Solusio plasenta.
2. Faktor Janin
a. Kehamilan ganda
b. Hidramnin
c. Ketuban pecah dini
d. Cacat bawaan
e. Infeksi (mis. Rubbeolla, sifilis, toksoplasmosis)
f. Insufisiensi plasenta
g. Inkompatibilitas darah ibu dan janin (faktor Rhesus, golongan darah
ABO)
3. Faktor Plasenta
a. Plasenta Previa
b. Solusio Plasenta
4. Tidak diketahui
C. Patofisiologi

Faktor ibu: Faktor kehamilan: Faktor janin:


- Toxemia gravidarum - Kehamilan ganda - Cacat bawaan
- Perdarahan - Kelainan kromosom - Infeksi pada rahim
- Trauma fisik - Perdarahan antepartus
- usia

BBLR
(prematuritas murni dysmatur)

Pusat pengaturan Fungsi pengaturan Fungsi Fungsi sistem


suhu panas badan pernapasan belum pencernaan belum imun belum
belum sempurna sempurna sempurna sempurna

Terjadi penguapan Surfaktan paru- Penyerapan Rentan terjadi


yang berlebih paru masih kurang makanan lemah infeksi

Ventilasi paru Aktivitas otot Resti infeksi


Kehilangan panas pencernaan menurun
menurun

Hipotermi Sesak Merangsang produksi


HCL meningkat Mual, muntah

Perubahan status
Ketidakefektifan Anoreksia
kesehatan Regurgitas isi lambung
pola napas

Kurang informasi Nutrisi kurang


Resiko aspirasi dari kebutuhan

Ansietas
D. Tanda dan gejala
1. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
2. Berat badan sam dengan kurang dari 2500 gram
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm
4. Kuku panjangnya belum memewati ujung jari
5. Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
6. Lingkar kepala sam dengan atau kurang dari 33 cm
7. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
8. Rambut Lanugo masih banyak
9. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
10. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga
seolah-olah tidak teraba tulang rawaan daun telinga
11. Tumit mengkilap, telapak kaki halus
12. Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae skrotum. Untuk
bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia
mayora
13. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah
14. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan refleks isap,
menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif dan tangisannya lemah.
15. Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih kurang
16. Verniks Kaseosa tidak ada atau sedikit

E. Manifestasi klinis
Kepala relative besar daripada badannya, kulit tipis transparan, lanugonya
banyak, lemaksubkutan kurang, sering tampak peristaltic usus, tangisan lemas
dan jarang, pernapasan tidak sering apneu, otot-otot masih hipotonik, posisi
kedua paha selalu dalam keadaan abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki
dalam fleksi atau lurus dan kepala mengarah ke satu sisi. Reflex tonus otot
leher lemah dan reflex moro negative, daya isap lemah terutama pada hari
pertama, frekuensi nadi berkisar antara 100-140 x/menit, frekuensi
pernapasan 40-50 x/menit. Bila bayi lapar akan menangis, gelisah dan
menggerak-gerakkan tangannya.

F. Penatalaksanaan
a. Cara mempertahankan suhu.
1. Bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gram dirawat dalam
incubator dengan suhu 35℃ dan untuk berat badan 2000-2500 gram
dalam suhu 34℃. Kelembab antara 50-60%, suhu incubator dapat
diturunkan 1℃ perminggu.
2. Bila incubator tidak dapat dilakukan bisa dengan membungkus bayi
dan memasang lampu didekat tempat tidur bayi.
3. Dengan memakai alat prespeek sheat shield yang diselimuti bayi
dalam incubator untuk mengurangi kehilangan panas karena radiasi.
Dan juga digunakan temperature sensor yang ditempel pada kulit bayi
agar suhu kulit dapat dipertahankan pada derajat yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4. Badan bayi harus tetap kering untuk mencegah epavorasi.
5. Kamar bayi cukup sinar matahari, pintu dan jendela dalam keadaan
tertutup untuk mencegah hilangnya panas secara radiasi dan konfeksi.
b. Pemberian makan
Alatpencernaan padabayi premature masihbelumsempurna, lambungkecil,
enzimpencernaanbelummatang, kebutuhan protein 3-5 gram/kg BB
darikalori 110 kkl/kg BB.Pemberianminum padabayi 3 jam
setelahlahirdan di dahuluimenghisapcairanlambunguntukmengetahui
atresia esophagus danmencegahmuntah. Reflex menghisapmasih lama,
sehinggapemberianminumsebaiknyasedikit-demi sedikit,
tetapidenganfrekuensi yang lebihsering. ASI
dapatdiperahdandiminumkandengansendoksecara perlahan-
lahanatausondepadalambung.Permulaancairan yang diberikansekitar 50-
60 cc/kg BB perharidanterusdinaikkansampaisekitar 200 cc/kg BB
perhari.
c. Pencegahaninfeksi.
1. Diadakanpemisahanantarabayi yang terkenainfeksidenganbayi yang
tidakterkenainfeksi.
2. Mencucitangansetiap kali sebelumdansesudahmemegangbayi.
3. Membersihkantempattidurbayisegerasesudahtidakdipakailagi.
4. Setiapbayimempunyaiperlengkapansendiri.
5. Jikamungkinsetiapbayidimandikan di dalamtempattidurmasing-
masing.
6. Petugas yang menderitapenyakitmenular (infeksisaluranpernapasan,
diare, konjungtivitas, dll) dilarangmerawatbayi.
7. Kulitdantalipusatbayiharusdibersihkansebaik-baiknya.
8. Para pengunjung yang
sedangsakithanyabolehmelihatbayidaribelakangkaca.

G. Ciri – ciri bayi prematur


1. Panjang
Pengukuran panjang bayi darai vertex (mahkota kepala) sampai tumit
dianggap cara yang paling dapat diandalkan untuk menaksir umur gestasi
pada bati perterm yang sehat. Hal ini diukur atas dasar bahwa setelah 28
minggu. Bayi berukuran 1¼ x 28 = 28 + 7 = 35 cm. Tampaknya panjang
bayi secara relatif konstan dan sedikit dipengaruhi oleh faktor seperti sex,
kelahiran multi ganda, dll.
2. Berat
Berat lahir dipengaruhi oleh faktor seperti kelainan kongenital,
kehamilan multi ganda, faktor biologis, dll. Berat lahir rata-rata bayi
yang dicatat oleh Butler dan Alberman (1969), baik laki-laki dan
perempuan yang lahir di england, Scotland dan Wales selama 1 minggu
adalah 28 minggu (1130 gram), 32 minggu (1890 gram), 36 minggu
(2790 gram) dan 40 minggu (3415 gram).
3. Proporsi umum
Lingkaran kepala rata-rata pada berbagi umur gestasi telah ditemukan
sebagai berikut (Crosse, 1971): 28 minggu (25 cm), 32 minggu (29 cm),
36 minggu (32 cm) dan 40 minggu (35 cm).
4. Aktivitas
Semakin rendah umur bayi maka seamkin kurang aktif anak tersebut.
Asalkan kondisi umum baik, bahkan bayi yang terkecilpun akan
memperlihatkan adanya saakt aktivitas otot, terutama jika tidak dibatasi
oleh pakaian.
5. Pengendalian Suhu
Bayi prematur cenderung memiliki suhu yang subnormal. Hal ini
disebabkan oleh produksi panas yang buruk dan peningkatan kehilangan
panas. Kegagalan untuk menghabiskan panas yang adekuat disebabkan
tidak adanya jaringan adiposa coklat (yang mempunyai aktivitas
metabolik yang tinggi), pernafasan yang lemah dengan pembakaran
oksigen yang buruk, aktivitas otot yang buruk dan asupan makanan yang
rendah. Kehilangan panas akan meningkatkan karena adanya permukaan
tubuh yang secara relatif lebih besar da tidak adanya lemak subkutan.
6. Sistem Pernafasan
Pada bayi dengan berat 900 gram alveoli cenderung kecil dengan adanya
sedikit pembuluh darah yang mengelilingi stroma seluler. Semaki matur
bayi dan lebih besar berat badannya, maka akan semakin besar alveoli,
pada hakekatnya dindingnya dibentuk kapiler. Otot pernafasan bayi ini
lemah dan pusat pernafasan kurang berkembang. Terdapat juga
kekurangan lipoprotein paru – paru, yaitu suatu surfaktan yang dapat
mengurani tegangan permukaan pada paru – paru. Surfaktan diduga
bertindak denagan cara menstabilkan alveoli yang kecil, sehingga
mencegah terjadinya kolaps pada saat terjadi ekspirasi.
Ritme dan dalamnya pernafasan cenderung tidak teratur, seringkali
ditemukan apnea, dalam keadaan ini timbul sianosi. Ketika mencatat
kecepatan pernafasan maka hal ini harus dihitung selama 1 menit untuk
penghitungan yang tepat.
7. Sistem Sirkulasi
Tekanan pada bayi prematur sekitae 80 mmHg. Tekanan diastlik secara
proporsional rendah, bervariasi dari 30 sampai 45 mmHg. Nadi bervariasi
antara 100 dan 160/menit. Cenderung ditemukan aritmia dan untuk
memperoleh suara yang tepat maka dianjurkan untuk mendengar pada
debaran apex dengan menggunakan stethoscope.
8. Sistem Pencernaan
Pencernaan tergantung pada perkembangan dari alat pencernaan.
Lambung dari seorang bayi dengan berat 900 gram memperlibatkan
adanya sedikit lipatan mukosa, glandula sekretoris, otot kurang
berkembang. Perototan usu yang lemah mengarah pada timbulnya
distensi dan resistensi bahan yang di cerna.
Hepar secara relatif besar tetapi kurang berkembang, terutama pada vbayi
yang kecil. Hal ini merupakan predisposisi utuk terjadinya ikterus, akibat
adanya ketidakmampuan untuk melakukan konjugasi bilirubin, yaitu
keadaan tidak larut dan eksresinya kedalam empedu tidak mungkin.
Pencernaan protein tampaknya berkembang dengan baik bahkan pada
bayi prematur yang terkecil. Protein baik dari tipe manusia atau hewani,
tampaknya dapat ditoleransi dan diabsorpsi.
Absorpsi lemak tampaknya merupakan masalah kendatipun sudah
terdapat enzim pemecah lemak. Hal ini berkaitan dengan kurangnya
ASI.Karbohidrat dalam bentuk glukosa, karbohidrat belum di serap.
9. Sistem Urinarius
Pada saat lahir, fungsi ginjal perlu menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan. Fungsi ginjal kurang efisien dengan adanya angka filtrasi
glomelurus yang menurun, klirens urea dan bahan terlarut yang rendah.
Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan untuk
mengkonsentrasi urin dan urin menjadi sedikit. Gangguan keseimbangan
air dan elektrolit mudah terjadi. Hal ini disebabkan adanya tubulus yang
kurang berkembang.
10. Sistem persarafan
Perkembangan susunan saraf sebagian besar tergantung pada derajat
maturitas. Pusat pengendali vital, misalnya pernafasan, suhu tubuh dan
pusat reflek, tulang berkembang. Refleks, seperti refleks moro dan
refleks leher tonik ditemukan pada bayi premature yang normal, tetapi
refleks tendon bervariasi. Karena perkembangan susunan syaraf buruk,
maka bayi terkecil pada khusunya lebih lemah, lebih sulit dibangunkan
dan mempunyai tangisan yang lemah.
11. Sistem genital
Genital kecil ; pada wanita labiya minora tidak ditutupi oleh labiya
majora hingga aterm . pada laki-laki, testis terdapat dalam abdomen,
kanalis inguinalis atau skrotum.
12. Mata
Maturitas pundus terjadi pada gestasi sekitar 34 minggu. Terdapat adanya
2 stadium perkembangan yang dapat dikenali, yaitu imature dan
transisional ( peralihan ), yang terjadi antara 24 dan 33 sampai 34
minggu. Selama stadium ini bayi dapat menjadi buta jika diberikan
oksigen dalam konsentrasi yang tinggi untuk waktu yang lama,
13. Gambaran umum
Kulit biasanya tipis, merah dan kerut. Ditemukan sedikit lemak subkutan.
Kuku lembut dan lanubo mencolok tetapi terdapat sedikit atau tidak
ditemukan vernix caseosa. Rambut pendek dan jarang dan alis mata
sering kali tidak ada.

H. Perbedaan antara bayi prematur di Garis Batas (Borderline). Bayi prematur


sedang dan sangat prematur.
a. Bayi prematur di garis batas
- 37 minggu
- 2500 sampai 3250 gram
- 16% seluruh kelahiran hidup
- Biasanya normal

Masalah:

- Ketidakstabilan
- Kesulitan menyusu
- Ikteris
- RDS mungkin muncul

Penampilan:

- Lipatan pada kaki lebih sedikit


- Payudara lebih kecil
- Banyak rambut halus
- Lanugo
- Genitalia kurang berkembang
b. Bayi prematur sedang
- 31 sampai 36 minggu gestasi
- 1500 sampai 2500 gram
- 6% sampai 7% seluruh kelahiran hidup

Masalah:

- Ketidakstabilan
- Pengaturan glukosa
- Keseimbangan cairan
- RDS
- Ikterik
- Anemia
- Infeksi
- Kesulitan menyusu

Penampilan:

- Seperti pada bayi prematurdi garis batas, tetapi lebih parah


- Kulit lebih tipis, lebih banyakpembuluh darah
c. Bayi sangat prematur
- 24 sampai 30 minggu gestasi
- 500 sampai 1400 gram
- 0,8% seluruh kelahiran hidup, tetapi hampir seluruh kematan neonatal
dan defisit neurologis tidak disebabkan oleh defek atau trauma lahir.

Masalah:

- Semua

Penampilan:

- Kecil, tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis


- Mata mungkin berdempetan.

I. Komplikasi Bayi Prematur


a. SyndromGangguanPernapasanIdiopatikatauPenyakitMembranHialin.
b. Pneumonia Aspirasi
c. PerdarahanIntraventrikuler
d. Hiperbilirubinemia
e. GangguanImunologik
f. GangguanPencernaandan Problem Nutrisi
g. Hipotermia
BAB III
Pembahasan kasus

Kasus

Seorangbayilaki-laki yang terlahirdariseorangibuberusia 20 tahun,


lahirdenganusiagestasi 28 minggu. Bayilahirdenganspontan di
tolongolehbidan.Bayilahirdengan BB 1900 gr, PB 43 cm. Nilai Apgar
4/5.Padasaatlahir, bayidilakukanresusitasi neonates, dilakukanpenghisapanlendir,
dilakukanrangsangan, dilakukanbaging, bayijugadiberikanoksigen½ lt/menit,
dandiberikan antibiotic. Keadaanumumbayilemah, suhutubuh 36,2oC, pernafasan
65x/menit, terdapatretraksi, terdapatnafascupinghidung, saturasioksigen 88%,
nadi 165x/menit, bayiterpasang OGT denganpemberiansusu formula 8 x 15 cc.
pada jam makansebelumnyabayitampakregurgitasi, padasaat di aspirasi,
terdapatsisacairanlambungsebanyak 2 cc warnabening. BB saatdikaji 1700
gram.Usiabayisaatdikaji 2 hari. Kepalalebihbesardaribadan, ubun-
ubundansuturalebar, tidakada caput, tidakadamaulage, tidakadabenjolan yang
abnormal.Saatinibayidirawat di dalam incubator, dengansuhu incubator 32oC,
menggunakanoksigen ½ lt/menit, terpasanginfusnutrisi (Dx 10%,
lemakdanaminofusin) 4 gtt/menit.Bayiterlahirdariibu P3A1.Skleratanpakikterik,
kulittampakkuningsampai area perut, Bilirubin total 15 mg,
terpasangfototerapiharikeduaibuterlihatsedihdengankondisianaknya,
ibutidaktahucaramerawatbayidengan premature. Asiibubelumkeluar.

PENGKAJIAN PADA BAYI DAN ANAK

1. RIWAYAT KESEHATAN ANAK


Bayi terlahir dari ibu P3 A1 berusia 20 tahun, lahir dengan usia gestasi 28
minggu, lahir dengan spontan ditolong oleh bidan. Pada saat lahir, bayi
dilkukan resusitasi neonatus, dilakukan penghisapan lendir, dilakukan
rangsangan, dilakukan bagging, bayi juga diberikan oksigen ½ lt/mnt, dan
diberikan antibiotik
2. PENGKAJIAN FISIK
Bayi lahir dengan BB 1900 gr, PB 43 cm, nilai Apgar 4/5, keadaan umum
bayi lemah, terdapat retraksi, terdapat pernafasan cuping hidung, BB saat
dikaji 1700 gram. Kepala lebih besar dari badan, ubun-ubun dan sutura
lebar, tidak ada caput, tidak ada maulage, tidak ada benjolan yang
abnormal, sklera tampak ikterik, kulit tampak kuning sampai area perut.
3. PENGKAJIAN KELUARGA
Tidak Terkaji
4. PENGKAJIAN TEMPERAMEN
5. Tidak Terkaji
6. PENGKAJIAN NUTRISI
Bayi terpasang OGT dengan pemberian nutrisi susu formula 8 x 15 cc.
Pada jam makan sebelumnya bayi tampak regurgitasi, pada saat di
aspirasi, terdapat sisa cairan lambung sebanyak 2 cc warna bening.
Terpasang infus untuk nutrisi (Dx 10%, lemak dan aminofusin) 4 gtt/mnt
7. PENGKAJIAN TIDUR
Tidak Terkaji

8. PENGUKURAN TUMBUH KEMBANG


BB bayi saat dilakukan pengkajian pada usia 2 hari turun sebanyak 200
gram.
9. PENGKAJIAN BAHASA DAN BICARA
Tidak Terkaji
10. PENGKAJIAN PENGLIHATAN DAN PENDENGARAN
Tidak Terkaji
PENGKAJIAN FISIK BBL
 PedomanUmum
a. Lakukanditempat yang hangatdannyaman
b. Lakukanberurutan
c. Lakukansecaracepatdantepat
d. Bayiselaludalamkeadaannyaman

TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK/BBL


 General measurement
a. Lingkar kepala : Tidak Terkaji
b. Lingkar dada : Tidak Terkaji
c. Panjangbadan : 43 cm
d. Beratbadan : 1700 gram

TandaTanda Vital
a. Temperature :36,2OC
b. Respirasi : 65 x/menit
c. Tekanan darah :
d. Nadi : 165 x/menit

PenamilanUmum :

Bayi tampak lemah

Kulit

Kulit tampak kuning sampai area perut

Kepala

Kepala lebih besar dari pada badan, ubun-ubun dan sutura lebar, tidak ada
caput, tidak ada maulage, tidak ada benjolan yang abnormal.

Mata
Sklera tampak ikterik

Telinga

Tidakterkaji

Hidung

Terdapat alat bantu oksigen ½ liter/mnt, terdapat pernafasan cuping hidung,


pada saat lahir dilakukan resusitasi neonatus, dilakukan penghisapan lender,
dan dilakukan bagging.

Mulut dan Kerongkongan

Bayi terpasang OGT

Refleks Mulut

1. Menghisap / sucking refleks: Tidak terkaji

2. Rooting refleks: Tidak Terkaji

3. Gag refleks: Tidak Terkaji

4. Extrusion refleks: Tidak Terkaji

Leher

Tidak terkaji

Dada

Terdapat retraksi ketika bernafas, saturasi oksigen 88%

Paru – paru

Respirasi 65x/mnt

Jantung

Nadi 165x/mnt
Abdomen

Kulit pada area abdomen tampak kuning

Genitalia

Tidak Terkaji

Bokong dan rectum

TidakTerkaji

Ekstremitas

Terpasang infus 4 Gtt/menit

1.2 Analisa Data


No Data Etiologi Masalah
1 Ds: - Fungsi pengaturan Ketidakefektifan
pernapasan belum
Do: pola napas
sempurna
- TD : -
- N : 165x/menit Surfaktan paru-paru
- R : 65x/menit masih kurang

- S : 36,2C
- Terdapat napas cuping Ventilasi paru
hidung
- Saturasi oksigen 88% Sesak
- Diberikan oksigen ½
liter/menit dan antibiotik Ketidakefektifan pola
napas

2 Ds: - Pusat pengaturan suhu Hipotermi


panas badan belum
Do:
sempurna
- S : 36,2℃
Terjadi penguapan
yang berlebih

Kehilangan panas

Hipotermi

3 Ds: - Fungsi pencernaan Ketidakseimbangan


belum sempurna
Do: nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
- BB : 1900 gram
Penyerapan makanan
- Terpasang OGT dengan lemah
pemberian nutrisi susu
formula 8 x 15 cc
- Terpasang infus nutrisi (Dx Aktivitas otot
10% lemak dan aminofusin) pencernaan menurun
4 gtt/menit
Merangsang produksi
HCL meningkat

Mual, muntah

Anoreksia

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
4 Ds: Fungsi pengaturan Ansietas
pernapasan belum
Do: - ibu terlihat sedih dengan
sempurna
kondisi anaknya

- Ibu tidak tau cara merawat Surfaktan paru-paru


bayi dengan prematur masih kurang
- Asi ibu belum keluar
Ventilasi paru
menurun

Sesak

Perubahan status
kesehatan

Kurang informasi

Ansietas

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 Ketidakefektifan pola Bayi menunjukkan status 1. Auskultasi suara nafas, 1. Agar
pernafasan kembali adekuat catat area yang mengetahuui
napas b.d imaturitas
setelah dilakukan tidakan ventilasinya menurun apakah ada
keperawatan selama 2 kali 24 atau tidak ada dan kelainan suara
jam adanya suara tambahan nafas atau tidak.
2. Agar tidak
Dengan kriteria hasil :
2. Lakukan penyedotan adanya sekret di
1. Kepatenan jalan napas melalui endotrakea atau jalan napas.
(klien tidak merasa nasotrakea, 3. Agar tidak
tercekik, irama napas, sebagaimana mestinya terjadi apneu
frekuensi dalam rentang pada bayi
normal, tidak ada suara 3. Kelola pemberian cpap
napas abnormal) sebagaimana mestinya

2. Pernafasan cuping hidung


(-)
3. Retraksi dinding dada (-)
2 Hipotermi b.d Termoregulasi BBL membaik 1. Bebaskan pasien 1. Agar bayi
setelah dilakukan tidakan dari pakaian yang tidak
peningkatan
keperawatan selama 2 kali 24 dingin dan basah kedinginan
kebutuhan oksigen jam. Dengan kriteria hasil : 2. Berikan pemanas dan
internal aktif atau menambah
1. Hipotermi (-)
pemanas inti parah
2. Perubahan warna kulit
(misalnya., cairan keadaannya.
(-)
IV yang hangat) 2. Agar suhu
3. Hiperbilirubinemia (-)
3. Monitor warna dan badan bayi
4. Penyapihan dari
suhu kulit dalam
inkubator [bayi] ke
4. Identifikasi faktor keadaan
boks bayi
medis, lingkungan, stabil (36,6-
dan faktor lain yang 37,5)
mungkin memicu 3. untuk
hipotermia melihat
warna kulit
pada bayi
untuk
mengantisipa
si sianosis.
4. Agar
mencegah
hipotermi
pada bayi
semakin
buruk
3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Agar dapat
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3 kali 24 1. Monitor berat memberi
kebutuhan tubuh b.d jam Status nutrisi kembali dan panjang bayi nutisi sesuai
faktor biologis adekuat 2. Berikan dengan
makanan pada kebutuhan.
Dengan kriteria hasil :
anak sesuai usia 2. Agar tidak
1. Asupan cairan perkembangan terjadinya
intravena 3. Sediakan obesitas
informasi bagi ataupun
orang tua anoreksia
mengenai pada anak
perkembangan yang tumbuh
dan kembang
membesarkan 3. Agar orang
anak tua bisa
memberi
nutrisi sesuai
kebutuhan
anak
4 Ansietas b.d ancaman Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan 1. Agar
pada status terkini keperawatan 2 kali 24 jam Ibu pendekatan yang menjalin trus
menunjukkan kecemasan tenang dan dengan klien
yang berkurang meyakinkan 2. Agar dapat
2. Nyatakan membangun
Dengan kriteria hasil :
dengan jelas tingkat
1. Perasaan gelisah harapan harapan klien
2. Wajah tegang terhadap 3. Agar pasien
3. Rasa takut yang perilaku klien merasa tidak
disampaikan secara 3. Dorong keluarga kesepian
lisan untuk 4. Agar dapat
4. Rasa cemas yang mendampingi mengantisipa
disampaikan secara klien dengan si pemicu
lisan cara yang tepat kecemasan
4. Bantu klien
mengidentifikasi
situasi yang
memicu
kecemasan
BAB IV
Kesimpulan

Kelairan prematur terjadi pada usia kehamilan kurang dari 37


minggu, dan berat janin kurang dari 2500 gram. Kesulitan utama dalam
persalinan prematur adalah perawatannya, karena semakin muda usia
kehamilannya maka semakin besar morbiditas dan mortalitas. Bayi
prematur dibagi menajdi 3 yaitu bayi prematur batas, bayi prematur
sedang dan bayi sangat prematur. Faktor yang mempengaruhi terjadinya
kelahiran prematur adalah faktor ibu, faktor janin, faktor plasenta dan
tidak diketahui.
Daftar pustaka

Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta


: EGC
Sacharin, Rosa. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
Asrining Surasmi, Siti Handayani, Heni Nur Kusuma. (2003). Perawatan Bayi
Risiko Tinggi. Jakarta : EGC

You might also like