You are on page 1of 10

PENGARUH PAJAK, TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE RATE

PADA KEPUTUSAN TRANSFER PRICING PERUSAHAAN


Marfuah
Accounting Department, Faculty Economics
Universitas Islam Indonesia
e-mail: marfuah@uii.ac.id
Andri Puren Noor Azizah
Accounting Department, Faculty Economics
Universitas Islam Indonesia
e-mail: andripuren.zezen@yahoo.com
Abstract
The objective of this research is to analyze the influence of tax, tunneling incentive and exchange
rate on transfer pricing decision in manufacturing companies. The population of this study is all
of the manufacturing companies listed with the Indonesia Stock Exchange from 2010 to 2012.
Sampling method used in this study is purposive sampling. The results of logistic regression
analysis demonstrate that out of the three hypotheses tested, only the second hypothesis shows a
positive effect of tunneling incentive to the company transfer pricing decisions. The analysis of
the first hypothesis demonstrates that tax has a significant negative effect on the company
transfer pricing decisions. Furthermore, the analysis of the third hypothesis about the effect of
exchange rate on transfer pricing decisions shows a positive effect but not significant.
Keywords: transfer pricing, tax, tunneling incentive, exchange rate
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pajak, tunneling incentive dan exchange
rate terhadap keputusan transfer pricing perusahaan manufaktur. Populasi sampel studi ini
adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010
hingga 2012. Metode sampel yang digunakan pada studi ini adalah purposive sampling.
Berdasarkan pada hasil analisis regresi logistik ditemukan bahwa dari tiga hipotesis yang diuji,
hanya hipotesis kedua tentang pengaruh positip tunneling incentive terhadap transfer pricing
yang didukung. Pengujian hipotesis pertama tentang pengaruh positip pajak terhadap transfer
pricing, hasilnya justru berlawanan arah dengan yang diprediksi, yaitu pajak berpengaruh
negatip signifikan terhadap keputusan transfer pricing perusahaan. Sementara pengujian
hipotesis ketiga tentang pengaruh exchange rate terhadap transfer pricing menunjukkan arah
positip tetapi tidak signifikan.
Kata kunci: transfer pricing, pajak, tunneling incentive, exchange rate
PENDAHULUAN wujud lainnya, penyediaan pinjaman dan lain
Fenomena globalisasi secara tidak langsung sebagainya. Transaksi-transaksi yang terjadi
mendorong merebaknya konglomerasi dan dalam lingkungan perusahaan seperti ini nanti-
divisionalisasi perusahaan. Dalam lingkungan nya akan menyulitkan dalam penentuan harga
perusahaan multinasional dan konglomerasi yang harus ditransfer. Penentuan harga atas
serta divisionalisasi terjadi berbagai transaksi berbagai transaksi antar anggota atau divisi
antar anggota (divisi) yang meliputi penjualan tersebut lazim disebut dengan transfer pricing
barang dan jasa, lisensi hak dan harta tak ber- (Mangoting 2000).

156
Transfer pricing untuk barang maupun memiliki dampak besar terhadap laba bersih
jasa merupakan salah satu dari perbedaan dan arus kas perusahaan melalui pengaruhnya
besar yang terjadi antara pengendalian mana- terhadap keputusan investasi asing, struktur
jemen operasi domestik dan luar negeri. keuangan, penentuan biaya modal, dan
Dalam operasi luar negeri, dibutuhkan bebe- sebagainya (Eiteman, Stonehill, dan Moffett
rapa pertimbangan penting lainnya untuk 2010). Oleh karena itu, adanya praktik
dapat sampai kepada suatu keputusan transfer transfer pricing inilah yang sering dikaitkan
pricing. Pertimbangan-pertimbangan tersebut hubungannya dengan adanya pajak.
diantaranya adalah pajak, tunneling incentive, Tunneling juga berpengaruh terhadap
dan exchange rate (Anthony dan Govindarajan transfer pricing. Gilson dan Gordon (2003)
2011). Menurut Eiteman, Stonehill dan mengidentifikasi dua kemungkinan cara yang
Moffett (2010), penetapan harga barang atau dapat dilakukan pemegang saham pengendali
jasa yang ditransfer ke anak perusahaan asing untuk mendapatkan manfaat privat atas kon-
dari suatu perusahaan terafiliasi disebut trol dari kebijakan perusahaan yaitu melalui
penetapan transfer pricing merupakan metode kebijakan operasi perusahaan dan kebijakan
pertama yang paling utama dalam mentransfer kontraktual dengan pihak lain. Bentuk-bentuk
dana keluar dari anak perusahaan asing. manfaat privat yang dapat diperoleh melalui
Salah satu hal utama yang dihadapi kebijakan operasi perusahaan antara lain gaji
dalam investasi asing adalah transfer pricing. dan tunjangan tinggi, bonus dan kompensasi
Praktik transfer pricing ini pada awalnya besar, serta dividen. Sedangkan cara untuk
dilakukan oleh perusahaan semata-mata hanya memperoleh manfaat privat melalui kebijakan
untuk menilai kinerja antar anggota atau divisi kontraktual antara lain dilakukan melalui tun-
perusahaan, tetapi seiring dengan perkem- neling. Tunneling merupakan transfer sumber
bangan zaman, praktik transfer pricing sering daya keluar dari perusahaan untuk kepen-
juga dipakai untuk manajemen pajak yaitu tingan pemegang saham pengendali (Johnson
sebuah usaha untuk meminimalkan jumlah et al. 2000)
pajak yang harus dibayar (Harimurti 2007). Arus kas perusahaan multinasional di-
Dari sisi pemerintahan, transfer pric- denominasikan dalam beberapa mata uang
ing diyakini mengakibatkan berkurang atau dimana nilai setiap mata uang relatif kepada
hilangnya potensi penerimaan pajak suatu nilai dolar akan berbeda seiring dengan per-
negara karena perusahaan multi-nasional bedaan waktu. Exchange rate yang berbeda-
cenderung menggeser kewajiban perpajakan- beda inilah yang nantinya akan mempengaruhi
nya dari negara-negara yang memiliki tarif praktik transfer pricing pada perusahaan
pajak yang tinggi (high tax countries) ke multinasional. Sebagai contoh, sebagian besar
negara-negara yang menerapkan tarif pajak perusahaan multinasional meminta pertukaran
rendah (low tax countries). Di pihak lain dari satu valuta dengan valuta yang lain untuk
sisi bisnis, perusahaan cenderung berupaya melakukan pembayaran, karena nilai tukar
meminimalkan biaya-biaya (cost efficiency) valuta yang terus-menerus berfluktuasi, jum-
termasuk di dalamnya minimalisasi pem- lah kas yang dibutuhkan untuk melakukan
bayaran pajak perusahaan (corporate income pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya
tax). Bagi korporasi multinasional, perusahaan adalah jumlah unit valuta negara asal yang di-
berskala global (multi-national corporations), butuhkan untuk membayar bahan baku dari
transfer pricing dipercaya menjadi salah satu luar negeri bisa berubah-ubah walaupun
strategi yang efektif untuk memenangkan per- pemasoknya tidak merubah harga. Berdasar-
saingan dalam memperebutkan sumber- kan latar belakang tersebut maka tujuan
sumber daya yang terbatas (Santoso 2004). penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh
Tujuan utama dari perencanaan pajak pajak, tunneling incentive dan exchange rate
multinasional adalah meminimalkan beban terhadap keputusan transfer pricing perusa-
pajak seluruh dunia bagi perusahaan. Pajak haan.

157
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUSMUSAN maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
HIPOTESIS sebagai berikut:
Pengaruh Pajak terhadap Keputusan H1: Pajak berpengaruh positif terhadap kepu-
tusan transfer pricing perusahaan
Transfer Pricing
Berbagai penelitian mengenai faktor-faktor Pengaruh Tunneling Incentive Terhadap
yang mempengaruhi keputusan transfer pric- Keputusan Transfer Pricing
ing perusahaan telah dilakukan. Yuniasih,
Rasmini, dan Wirakusuma (2012) melakukan Yuniasih, Rasmini, dan Wirakusuma (2012)
penelitian pada perusahaan manufaktur yang menemukan adanya pengaruh positif tunne-
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun ling incentive pada keputusan transfer pricing
2008-2010. Hasil penelitian menemukan perusahaan. Transaksi pihak terkait lebih
adanya pengaruh positif pajak terhadap kepu- umum digunakan untuk tujuan transfer keka-
tusan transfer pricing perusahaan. Beban yaan daripada pembayaran dividen karena per-
pajak yang semakin besar memicu perusahaan usahaan yang terdaftar harus mendistribusikan
untuk melakukan transfer pricing dengan dividen kepada perusahaan induk dan peme-
harapan dapat menekan beban tersebut. gang saham minoritas lainnya. Kondisi yang
Suatu perusahaan yang melakukan unik dimana kepemilikan saham pada perusa-
bisnis multinasional, dalam hal ini ekspor dan haan publik di Indonesia cenderung terkonsen-
impor akan menghadapi berbagai jenis pajak. trasi sehingga ada kecenderungan pemegang
Perbedaan beban pajak dalam bisnis multi- saham mayoritas untuk melakukan tunneling.
nasional sudah biasa terjadi. Sehingga negara- Salah satu bentuk tunneling adalah peran
negara dengan perusahaannya yang kurang pemegang saham pengendali dalam memindah-
maju sering mengenakan tarif pajak yang kan sumber daya perusahaan melalui transaksi
lebih rendah, sedangkan negara-negara dengan hubungan istimewa. Transaksi tersebut men-
perusahaannya yang maju justru mengenakan cakup kontrak penjualan seperti transfer pricing.
tarif pajak yang tinggi. Dengan diadakannya tunneling oleh pemegang
Dengan adanya hal tersebut, maka per- saham pengendali, maka tidak dilakukan pem-
usahaan-perusahaan maju akan berpikir bagai- bayaran dividen sehingga pemegang saham
mana caranya untuk menekan pajak mereka minoritas kurang diuntungkan.
karena pajak merupakan pengurang laba. Apa- emegang saham pengendali melakukan
bila pajak dapat ditekan, maka dapat meng- kegiatan tunneling bertujuan untuk mengalih-
urangi cost perusahaan. Salah satu cara yang kan asetnya sementara ke anggota atau anak
digunakan untuk menekan pajak adalah trans- perusahaan dengan transfer pricing agar dapat
fer pricing. Melalui transfer pricing ini menekan beban-beban yang nantinya dapat
perusahaan multinasional yang bersangkut an mengurangi laba perusahaan. Apabila kegiatan
dapat menggeser kewajiban perpajakannya tunneling semakin banyak dilakukan, maka
dari anggota atau anak perusahaannya di kegiatan pengalihan dengan transfer pricing
negara-negara yang menetapkan tarif pajak juga akan meningkat dan sebaliknya.
yang lebih tinggi (high tax country) ke ang- Berdasarkan rumusan di atas maka hipotesis
gota atau anak perusahaannya di negara- dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
negara yang menetapkan tarif pajak yang lebih H2: Tunneling incentive berpengaruh positif
rendah (low tax country). terhadap keputusan transfer pricing per-
Apabila dalam suatu perusahaan ter- usahaan.
dapat pajak yang tinggi, maka tingkat kegiatan
transfer pricing perusahaan tersebut ke ang- Pengaruh Exchange Rate Terhadap
gota atau anak perusahaannya yang menerap- Keputusan Transfer Pricing
kan tarif pajak lebih rendah akan meningkat Exchange rate memiliki dua efek akuntansi,
dan sebaliknya. Berdasarkan rumusan di atas yaitu untuk memasukkan transaksi mata uang

158
asing dan pengungkapan keuntungan dan/atau pengukurannya, hipotesis operasional serta
kerugian yang dapat mempengaruhi keun- metode analisis data.
tungan perusahaan secara keseluruhan.
Akibatnya, perusahaan multinasional mungkin Populasi dan Sampel
mencoba untuk mengurangi risiko nilai tukar Populasi penelitian ini adalah seluruh perusa-
(exchange rate) mata uang asing dengan haan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
memindahkan dana ke mata uang yang kuat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
melalui transfer pricing untuk memaksimal- Pengambilan sampel dilakukan dengan meng-
kan keuntungan perusahaan secara keselu- gunakan metode purposive sampling, yaitu
ruhan (Chan, Landry, dan Jalbert 2002). Ber- teknik pengambilan sampel dengan memper-
dasarkan rumusan di atas maka hipotesis timbangkan kriteria-kriteria, yaitu; (1) Perusa-
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: haan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
H3: Exchange rate berpengaruh positif Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan
terhadap keputusan transfer pricing tahun 2012, (2) Perusahaan sampel dikendali-
perusahaan. kan oleh perusahaan asing dengan persentase
kepemilikan 25% atau lebih, (3) Perusahaan
Model Kerangka Pemikiran Penelitian sampel tidak mengalami kerugian selama
Model kerangka pemikiran penelitian yang periode pengamatan (2010–2012), dan (4)
menggambarkan hubungan antara variabel Perusahaan sampel mempunyai data laba/rugi
independen terhadap variabel dependen selisih kurs.
disajikan pada Gambar 1. Berdasarkan kriteria tersebut terpilih
sampel sebanyak 84 selama 3 tahun. Adapun
METODA PENELITIAN proses pemilihan sampel disajikan pada Tabel
Pada bagian ini dibahas populasi dan sampel 1.
penelitian, jenis dan sumber data, variabel dan

Gambar 1: Model kerangka pemikiran penelitian


Tabel 1: Proses Pemilihan Sampel
Keterangan 2010 2011 2012
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek 135 137 137
Indonesia
Perusahaan tidak memiliki kepemilikan saham di atas
25% sebagai pemegang saham pengendali oleh (76) (73) (73)
perusahaan asing.
Perusahaan sampel yang mengalami kerugian usaha (12) (12) (17)
Perusahaan sampel yang tidak memiliki laba/ rugi (11) (22) (29)
selisih kurs
Jumlah Sampel Akhir 36 30 18

159
Jenis Data dan Sumber Data Exchange Rate
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini Seperti dalam penelitian Chan, Landry, dan
adalah data sekunder yang berupa data laporan Jalbert (2002), variabel exchange rate diukur
tahunan (annual reports) perusahaan manu- dari keuntungan atau kerugian transaksi
faktur pada periode pelaporan tahun 2010 perusahaan yang menggunakan mata uang
hingga tahun 2012 dan Indonesia Capital asing. Exchange rate dihitung dari laba atau
Market Dictionary (ICMD). Annual reports rugi selisih kurs dibagi dengan laba atau rugi
dan ICMD tersebut didapat dari pojok Bursa penjualan dengan rumus berikut ini:
Efek Indonesia (BEI) Universitas Islam Indo-
nesia dan melalui websitewww.idx.co.id .
Variabel dan Pengukurannya
Variabel Dependen Metode Analisis Data
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
transfer pricing. Keberadaan variabel transfer Alat analisis yang digunakan untuk menguji
pricing didasarkan pada ada/tidaknya data hipotesis penelitian adalah analisis regresi
penjualan pada pihak yang mempunyai logistik (Binary Logistic Regresion). Teknik ini
hubungan istimewa (Yuniasih, Rasmini, dan digunakan karena variabel dependen dalam
Wirakusuma 2012). Perusahaan yang melaku- penelitian ini yaitu transfer pricing merupakan
kan penjualan pada pihak yang mempunyai variabel dummy. Adapun model regresi logistik
hubungan istimewa diberi nilai 1 dan perusa- disajikan dalam persamaan sebagai berikut:
haan yang tidak melakukan penjualan pada Logit (Y) = ln = 0 + 1x1 + 2x2
pihak yang mempunyai hubungan istimewa + 3x3+ e
diberi nilai 0.
Keterangan:
Variabel Independen Y = transfer pricing
Variabel independen dalam penelitian ini 0 = Konstanta
terdiri dari pajak, tunneling incentive dan β1 - β 3 = Koefisien Regresi
exchange rate.
X 1 = pajak
Pajak X 2 = tunneling incentive
Variabel pajak dalam penelitian ini dihitung X 3 = exchange rate
dengan effective tax rate yang merupakan e = Error Term, yaitu tingkat kesalahan
perbandingan tax expense dikurangi dengan penduga dalam penelitian
differed tax expense kemudian dibagi dengan
laba kena pajak (Yuniasih, Rasmini, dan Kriteria pengujian hipotesis dalam pene-
Wirakusuma 2012). litian ini adalah Ho ditolak jika nilai signifikansi
Wald < 0,05 dan masing-masing koefisien
regresi sesuai dengan arah yang diprediksikan.
Uji sig-Wald digunakan untuk mengetahui apa-
kah variabel independen mempengaruhi variabel
dependen di dalam model regresi logistik.
Tunneling Incentive
Variabel tunneling incentive diukur dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan persentase kepemilikan saham Bagian ini membahas hasil penelitian dan
di atas 25% sebagai pemegang saham pengen- pembahasan yang meliputi statistik deskriptif,
dali oleh perusahaan asing. uji multikoliearitas, analisis regresi logistik
dan uji hipotesis.

160
Statistik Deskriptif nilai minimum dan maksimum masing-masing
Statistik deskriptif ini menggambarkan ten- adalah -7,4923 dan 1,4037.
tang data masing-masing variabel yang terdiri
dari nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan Uji Multikolinearitas
standar deviasi. Data yang diteliti dalam ana- Model regresi yang baik adalah regresi dengan
lisis statistik deskriptif adalah transfer pricing, tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara
pajak, tunneling incentive, dan exchange rate. variabel bebasnya. Pengujian multikolinearitas
Hasil dari deskriptif statistik dapat dilihat pada dalam regresi logistik menggunakan matriks
Tabel 2. korelasi antar variabel bebas untuk melihat
Berdasarkan Tabel 2, rata-rata variabel besarnya korelasi antar variabel bebas. Hasil
transfer pricing adalah 0,75 artinya 75% dari pengujian dapat dilihat pada Tabel 3.
84 sampel atau sebanyak 63 perusahaan sam- Hasil pengujian menunjukkan bahwa
pel memiliki hubungan istimewa. Variabel tidak ada nilai koefisien korelasi antar
pajak mempunyai nilai rata-rata 0,287122, variabel yang lebih besar dari 0,8. Dengan
standar deviasi 0,2204298 dengan nilai mini- demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
mum dan maksimum masing-masing sebesar - terdapat gejala multikolinearitas yang serius
0,5207 dan 1,1838. Variabel tunneling incen- antar variabel bebas tersebut.
tive mempunyai nilai rata-rata 0,578488
dengan nilai minimum dan maksimum Analisis Regresi Logistik
masing-masing adalah 0,2500 dan 0,9914. Ex- Hasil uji hipotesis penelitian dengan model
change rate mempunyai nilai standar deviasi regresi logistik disajikan pada Tabel 4.
0,9788911, nilai rata-rata -0,089109 dengan Persamaan Regresi:
Y= 0,662-3,460X1 + 2,656X2 – 0,433X3
Tabel 2: Analisis Statistik Deskriptif
Variabel Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata - rata Standar Deviasi
Transfer Pricing (Y) 0 1 0,75 0,436
Pajak (X1) -0,5207 1,1838 0,287122 0,2204298
Tunneling Incentive (X2) 0,2500 0,9914 0,578488 0,2124351
Exchange rate (X3) -7,4923 1,4037 -0,089109 0,9788911
Tabel 3: Hasil Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi
Constant Pajak Tunneling Incentive Exchange rate
Constant 1,000 -0,356 -0,782 -0,071
Pajak -0,356 1,000 -0,195 0,204
Tunneling Incentive -0,782 -0,195 1,000 -0,033
Exchange rate -0,071 0,204 -0,033 1,000
Tabel 4: Hasil Uji Regresi Logistik
Variabel Prediksi B S.E. Wald Sig. Exp(B) Kesimpulan
Pajak (X1) + -3,460 1,367 6,403 0,011 0,031 Ha1 tidak didukung
Tunneling Incentive (X2) + 2,656 1,318 4,059 0,044 14,24 Ha2 didukung
Exchange rate (X3) + -0,433 0,364 1,418 0,234 0,648 Ha3 tidak didukung
Constant 0,662 0,789 0,706 0,401 1,939 Ha4 tidak didukung
Hosmer and Lemeshow Test: Chi-square = 4,108; Sig. = 0,847
Overall Model Fit Test : -2 Log Likehood Block Number = 0 adalah 94,472,
-2 Log Likehood Block Number = 1 adalah 83,236
Nagel Karke R Square : 0,185
Cox & Snell R Square :0,125

161
Langkah pertama yang dilakukan ada- (2007) yang menyatakan bahwa otoritas fiskal
lah menilai kelayakan model regresi. Ber- (aparat perpajakan) secara subyektif meman-
dasarkan hasil uji Hosmer and Lemeshow dang tujuan dilakukannya transfer pricing
diperoleh nilai Chi-square sebesar 4,108 adalah untuk menghindari pajak. Terkait
dengan sig 0,847. Hal ini menunjukkan bahwa dengan isu transfer pricing, secara umum
model mampu memprediksi nilai observasi otoritas fiskal harus memperhatikan dua hal
karena cocok dengan data observasinya. mendasar agar koreksi pajak terhadap dugaan
Langkah kedua adalah menilai keseluruhan transfer pricing mendapat justifikasi yang
model regresi dengan membandingkan nilai -2 kuat sehingga perusahaan dapat meminimal-
Log Likelihood Block Number = 0 dan -2 Log kan praktik transfer pricing. Kedua hal prin-
Likelihood Block Number = 1. Adanya sipil tadi adalah; (1) afiliasi (associated enter-
penurunan yang signifikan nilai -2 Log prises) atau hubungan istimewa (special
Likelihood Block Number = 0 sebesar 94,472 relationship) dan (2) kewajaran atau arm’s
menjadi 83,236 pada model -2 Log Likelihood length principle.
Block Number = 1, menunjukkan bahwa Dengan diadakannya kesepakatan
model regresi dengan memasukkan semua transfer pricing antara wajib pajak dengan
variabel independen lebih baik atau dengan Direktorat Jendral Pajak kepada pihak-pihak
kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan yang mempunyai hubungan istimewa maka
data. Langkah selanjutnya adalah menguji dapat mengurangi terjadinya praktik penyalah-
pengaruh dari masing-masing variabel inde- gunaan transfer pricing oleh perusahaan
penden terhadap variabel dependennya. multinasional. Kesepakatan transfer pricing
adalah kesepakatan antara wajib pajak dengan
Pengaruh Pajak Terhadap Keputusan Direktorat Jendral Pajak kepada pihak-pihak
Transfer Pricing Perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui besarnya Prinsip kewajaran dan kelaziman
koefisien regresi variabel pajak sebesar -3,460 usaha (Arm’s Length Principle/ALP) merupa-
dengan nilai sig- Wald sebesar 0,011. Oleh kan prinsip yang mengatur bahwa apabila
karena itu hipotesis pertama yang menyatakan kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara
bahwa pajak berpengaruh positif terhadap pihak-pihak yang mempunyai hubungan isti-
keputusan transfer pricing perusahaan tidak mewa sama atau sebanding dengan kondisi
didukung, karena berdasarkan pengujian dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-
hipotesis tersebut pajak justru berpengaruh pihak yang tidak mempunyai hubungan isti-
negatif signifikan terhadap keputusan transfer mewa yang menjadi pembanding, maka harga
pricing. atau laba dalam transaksi yang dilakukan
Hasil ini mengindikasikan bahwa se- antara pihak-pihak yang mempunyai
makin meningkatnya pajak yang dikenakan hubungan istimewa harus sama dengan atau
maka perusahaan dalam melakukan transfer berada dalam rentang harga atau laba dalam
pricing dengan pihak yang mempunyai transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak
hubungan istimewa akan menurun atau seba- yang tidak mempunyai hubungan istimewa
liknya. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang jadi pembanding. Hal tersebut telah
yang dilakukan oleh Yuniasih, Rasmini, dan diatur dalam Peraturan Dirjen Pajak No.PER-
Wirakusuma (2012) yang menemukan adanya 42/PJ/2011. Aturan ini membahas tentang
pengaruh positif pajak terhadap keputusan penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman
transfer pricing perusahaan. Artinya beban usaha (arm’s length principal) terkait tran-
pajak yang semakin besar memicu perusahaan saksi antara wajib pajak dengan pihak yang
untuk melakukan transfer pricing dengan memiliki hubungan istimewa. Aturan ini
harapan dapat menekan beban tersebut. mengharuskan wajib pajak untuk mengguna-
Hasil penelitian ini sesuai dengan kan nilai pasar wajar dalam bertransaksi
penelitian yang dilakukan oleh Harimurti dengan pihak istimewa (related pasties).

162
Menurut arm’s length principle, harga- keluar dari perusahaan untuk kepentingan
harga transfer seharusnya ditetapkan supaya pemegang saham pengendali. Perusahaan
dapat mencerminkan harga yang disepakati melakukan tunneling ini dengan tujuan untuk
meski transaksi tersebut dilakukan oleh pihak- meminimalkan biaya transaksi. Dengan
pihak yang tidak memiliki hubungan melakukan tunneling kepada pihak yang
istimewa. Sehingga apabila ada transaksi antar memiliki hubungan istimewa maka biaya
perusahaan yang memiliki hubungan istimewa dapat ditekan sehingga lebih ekonomis diban-
maka kondisi transaksi tersebut harus sama dingkan dengan pihak yang tidak memiliki
dengan transaksi antar perusahaan yang tidak hubungan istimewa. Selain itu, perusahaan
memiliki hubungan istimewa. melakukan tunneling dengan tujuan untuk
memanipulasi laba. Misalnya, perusahaan
Pengaruh Tunneling Incentive Terhadap men-tunnel asetnya kepada pihak yang memi-
Keputusan Transfer Pricing Perusahaan liki hubungan istimewa yang menyebabnya
Besarnya koefisien regresi variabel tunneling piutang kepada pihak yang memiliki
incentive yaitu 2,656 dengan nilai sig-Wald hubungan istimewa meningkat sehingga dapat
sebesar 0,044. Hal ini menunjukkan bahwa diinterpretasikan sebagai kenaikan laba.
hipotesis kedua yang menyatakan tunneling Tunneling juga dapat dilakukan de-
incentive berpengaruh positif terhadap kepu- ngan cara menjual produk perusahaan kepada
tusan transfer pricing perusahaan, didukung. perusahaan yang memiliki hubungan dengan
Hal ini menunjukkan bahwa semakin manajer dengan harga yang lebih rendah
meningkatnya praktik tunneling incentive dibandingkan harga pasar, mempertahankan
maka perusahaan akan lebih banyak melaku- posisi/jabatan pekerjaanya meskipun mereka
kan transfer pricing dengan pihak yang mem- sudah tidak kompeten atau berkualitas lagi
punyai hubungan istimewa. dalam menjalankan usahanya atau menjual
Penelitian ini sesuai dengan yang asset perusahaan kepada perusahaan yang
dilakukan oleh Mutamimah (2009) yang memiliki hubungan dengan manajer (pihak
menyatakan bahwa tunneling lebih besar ter- terafiliasi).
jadi pada struktur kepemilikan terkonsentrasi Sesuai dengan penelitian yang dilaku-
tinggi dibanding pada struktur kepemilikan kan oleh Sari (2012), ada dua hal yang diper-
terkonsentrasi rendah. Dengan kata lain, timbangkan sebagai dorongan bagi perusahaan
tunneling lebih besar dilakukan pada peme- untuk melakukan tunneling. Pertama, struktur
gang saham mayoritas daripada pemegang kepemilikan. Kedua, tersedianya sumber daya
saham minoritas. Tunneling pada struktur keuangan pada perusahaan yang akan di-tun-
kepemilikan terkonsentrasi disebabkan oleh nel. Dengan pengendalian dan pengaruh
beberapa hal. Pertama, pemegang saham signifikan yang dimiliki, pemegang saham
mayoritas mempunyai insentif dan kemam- pengendali dapat mengambil kebijakan yang
puan untuk melakukan transaksi-transaksi menguntungkan dirinya, termasuk kebijakan
dengan harga tertentu. Kedua, lemahnya kontraktual dengan pihak yang memiliki hu-
perlindungan hak-hak pemegang saham mino- bungan istimewa. Ketersediaan sumber daya
ritas. Ketiga, pemegang saham mayoritas juga akan menjadi dorongan bagi pemegang
mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi saham pengendali untuk men-tunnel sumber
manajemen dalam membuat keputusan-kepu- daya tersebut keluar dari perusahaan untuk
tusan yang hanya memaksimumkan kepen- kepentingan pemegang saham pengendali.
tingan pemegang saham mayoritas dan
merugikan kepentingan pemegang saham Pengaruh Exchange rate Terhadap
minoritas. Keputusan Transfer Pricing Perusahaan
Tunneling incentive dilakukan oleh pe- Besarnya koefisien regresi variabel exchange
megang saham pengendali untuk memperoleh rate yaitu -0,433 dengan nilai sig-Wald
manfaat privat yaitu transfer sumber daya sebesar 0,234. Hal ini menunjukkan bahwa

163
hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa atau memilih untuk tidak melakukan
exchange rate berpengaruh positif terhadap keputusan transfer pricing dalam perusahaan.
keputusan transfer pricing perusahaan, tidak Penelitian ini menggunakan sampel
didukung. Artinya besar-kecilnya exchange dari perusahaan manufaktur tanpa membeda-
rate tidak mempengaruhi pertimbangan kannya antar sektor industri, yang meliputi
perusahaan apakah perusahaan akan memilih sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka
untuk melakukan keputusan transfer pricing industri, dan sektor industri barang konsumsi.
atau memilih untuk tidak melakukan Penelitian berikutnya dapat mengembangkan
keputusan transfer pricing dalam perusahaan. penelitian ini dengan membandingkan antar
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan sektor industri dalam perusahaan manufaktur
penelitian yang dilakukan oleh Chan, Landry, sehingga akan diperoleh hasil yang lebih teliti
dan Jalbert (2002) yang menemukan bahwa yang memungkinkan hasil yang berbeda di
perusahaan multinasional mungkin mencoba setiap sektor industri tersebut, karena tiap
untuk mengurangi risiko nilai tukar (exchange sektor industri mempunyai karakteristik yang
rate) mata uang asing dengan memindahkan berbeda.
dana ke mata uang yang kuat melalui transfer
pricing untuk memaksimalkan keuntungan DAFTAR REFERENSI
perusahaan secara keseluruhan. Tidak didu- Anthony, N.R., dan V. Govindarajan. 2011.
kungnya hipotesis ketiga ini kemungkinan Sistem pengendalian manajemen jilid 2.
disebabkan karena dalam laporan keuangan Tangerang: Kharisma Publishing
sampel perusahaan, banyak terdapat kerugian Group.
pada laba atau rugi selisih kurs sehingga Chan, C., S. P. Landry, dan T. Jalbert. 2002.
exchange rate tidak menjadi sorotan pokok Effects of exchange rate on inter-
dalam kecenderungan manajemen meman- national transfer pricing decisions.
faatkan transaksi transfer pricing. International Bussiness & Economics
Research Journal 3 (3): 35-48
SIMPULAN Eiteman, D. K., A. I. Stonehill, dan M. H.
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik Moffett . 2010. Multinational Business
disimpulkan bahwa dari ketiga hipotesis yang Finance 12th edition. Pearson. (ESM).
diuji, hanya hipotesis kedua tentang pengaruh Harimurti, F. 2007. Aspek perpajakan dalam
positif tunneling incentive terhadap transfer praktik transfer pricing. Jurnal Eko-
pricing yang didukung. Pengujian terhadap nomi dan Kewirausahaan 7 (1): 53-61
hipotesis pertama tentang pengaruh positif Johnson, S., R. La Porta, F. Lopez-de-Silanes,
pajak terhadap transfer pricing, hasilnya dan A. Shleifer. 2000. Tunneling.
justru berlawanan arah dengan yang dipre- American Economic Review 90 (2):
diksikan, yaitu pajak berpengaruh negatif 22-27.
signifikan terhadap keputusan transfer pricing Mangoting, Y. 2000. Aspek perpajakan dalam
perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa praktek transfer pricing. Jurnal
semakin tinggi tarif pajak yang dikenakan Akuntansi & Keuangan 2 (1): 69-82
maka akan menurunkan keputusan transfer Mutamimah. 2009. Tunneling atau value added
pricing perusahaan atau sebaliknya. dalam strategi merger dan akuisisi di
Pengujian terhadap hipotesis ketiga indonesia. Jurnal Manajemen Teori
tentang pengaruh exchange rate terhadap dan Terapan 2 (2): 161-182
transfer pricing menunjukkan arah yang posi- Gilson, R. J., dan J. N. Gordon. 2003.
tif tetapi tidak signifikan. Hasil ini meng- Controlling Controlling Shareholders.
indikasikan bahwa besar-kecilnya exchange Columbia Law School The Center for
rate tidak mempengaruhi pertimbangan Law and Economic Studies 435 West
perusahan apakah perusahaan akan memilih 116th St. New York, NY 10027-7201
untuk melakukan keputusan transfer pricing Working Paper No. 228. June 2003.

164
http://www.law.columbia.edu/center_p Pihak Berelasi. Disertasi. Yogyakarta:
rogram/law_economics/ (diakses 14 Universitas Gadjah Mada.
Maret 2014) Yuniasih, N. W., N. K. Rasmini, dan M. G.
Santoso, I. 2004. Advance pricing agreement Wirakusuma. 2012. Pengaruh pajak
dan problematika transfer pricing dari dan tunneling incentive pada
perspektif perpajakan indonesia. keputusan transfer pricing perusahaan
Jurnal Akuntansi dan Keuangan 6 (2): Manufaktur yang listing di bursa efek
123-139 indonesia. Simposium Nasional
Sari, R. C. 2012. Tunneling dan Model Akuntansi 15.
Prediksi: Bukti Empiris pada Transaksi

165

You might also like