Langkah awal panca usaha tani sebelum memanfaatkan lahan pertanian, maka pemilihan bibit unggul merupakan hal terpenting. Bibit unggul merupakan bibit yang diperoleh dari proses scientis, sortasi, dan grading yang panjang hingga menghasilkan bibit yang berkualitas baik dan tahan akan hama dan penyakit. Pemakaian bibit unggul yang berkualitas merupakan konsep panca usaha tani yang diharapkan akan menjadi awal yang baik. Hal ini merupakan metode peningkatan hasil tani dengan panca usaha tani untuk menjamin hasil melimpah di masa panen mendatang. Selain pemilihan bibit yang berkualitas, penyesuaian bibit dengan musim tanam juga perlu diperhatikan. Tahap awal panca usaha tani ini sangat menentukan namun sering terlewatkan. Khususnya penyesuaian bibit apakah sesuai pada musim tanam atau periode pertama, musim kemarau pertama atau periode kedua, ataukah musim kemarau kedua atau periode ketiga. Musim Tanam atau periode pertama Dilakukan pada bulan november hingga desember dengan menanam bibit varietas apapun. Hal ini dikarenakan bibit mampu tumbuh dan menghasilkan dengan produktivitas yang baik. Namun perlu diingat bahwa pada rentang bulan ini merupakan musim hujan sehingga memilih bibit dengan varietas yang memiliki batang yang kokoh akan lebih baik. Musim kemarau pertama atau periode kedua Pada kegiatan panca usaha tani khususnya pemilihan dan penyesuaian bibit di periode kedua perlu diperhatikan pemilihan bibit yang tahan akan hama dan penyakit. Pada periode kedua sekitar bulan Maret hingga April merupakan musim kemarau dimana padi akan mudah terserang hama dan penyakit. Oleh karena itu meski produktivitas rendah, tetaplah memilih varietas yang tahan akan hama dan penyakit. Musim kemarau kedua atau periode ketiga Pada bulan Juli hingga Agustus merupakan periode ketiga. Hampir semua bibit dengan varietas apapun mampu bertahan pada musim ini. Sehingga dapat dikatakan musim ini adalah musim kejayaan petani. 2. Pengolahan Tanah yang Baik Kondisi lahan atau tanah yang baik adalah tanah yang menyediakan berbagai macam unsur hara lengkap yang diperlukan tanaman. Selain kondisi tersebut, tanah harus mengandung zat organik dan anorganik, air, dan udara. Oleh karena itu untuk membantu kemampuan tanah untuk memperoleh hal tersebut diperlukan langkah panca usaha tani yaitu pengolahan tanah yang baik. Dalam melakukan pengolahan tanah yang optimal dalam panca usaha tani dilakukan dengan membajak lahan atau tanah sedalam 30 cm secara merata. Pembajakan dilakukan hingga permukaan benar-benar merata sehingga pada saat penanaman tidak ada permukaan tanah yang tergenang oleh air. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah. Tanah yang gembur karena pengolahan memiliki rongga-rongga yang cukup untuk emnyimpan air dan udara. Mikroorganisme tanah menjadi sangat terbantu dalam proses dekomposisi mineral dan zat organik tanah. 3. Pemupukan yang Tepat Proses pemupukan dalam panca usaha tani adalah usaha yang bertujuan untuk mengganti unsur hara yang hilang dari tanah dikarenakan proses pemanenan, volatilisasi, pencucian, fiksasi dan sebagainya. Pemupukan yang baik dilakukan secara berimbang dan dalam kurun waktu yang tepat. Pemakaian pupuk kimia sangat dianjurkan untuk mengikuti dosis dan tidak terlalu berlebihan karena dapat merubah komposisi hara tanah dan merusak kandungannya. Serta yang terpenting adalah perbanyak penggunaan pupuk alami sebagai rehabilitasi tanah. 4. Pengendalian Hama Penyakit Pada tahap keempat dalam panca usaha tani yaitu pengendalian hama dan penyakit terdapat berbagai cara. Terdapat pengendalian dengan cara mekanis, pengaturan sanitasi lingkungan atau ekologi dan secara kimiawi. Pada pengendalian secara mekanis dilakukan dengan menangkap hama secara langsung. Kondisi ini dapat dilakukan apabila populasi hama tidak terlalu banyak. Langkah lainnya yaitu pengaturan sanitasi lingkungan. Pengaturan sanitasi/kebersihan lingkungan yang baik dapat mengurangi kemungkinan hama yang menyerang. Langkah terakhir adalah pengendalian hama secara kimiawi. Langkah ini dilakukan apabila cara sebelumnya tidak efektif. Selain itu langkah ini memiliki efek samping pada hasil pertanian. Langkah pengendalian hama secara kimiawi dilakukan dengan penggunaan pestisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Apabila terjadi kesalahan pada pemakaian dosis maka akan menimbulkan kerusakan pada komoditas pertanian yang berefek pada kesehatan manusia yang mengkonsumsi. Langkah ini relatif lebih praktis dan cepat apabila dilihat dari waktu kerjanya. Namun biaya yang diperlukan juga lebih besar daripada pengendalian secara mekanis maupun sanitasi lingkungan. 5. Pengairan atau Irigasi yang Baik Kebutuhan air bagi tanaman pada program panca usaha tani sangatlah diperhatikan. Program irigasi sebagai usaha dalam penyediaan dan pengaturan air khususnya pada musim kemarau/kering sangat digalakkan demi kelancaran usaha tani yang dilaksanakan. Model irigasi yang dapat dilakukan seperti irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak. Model tersebut diterapkan panca usaha tani sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Ide atau gagasan yang akan kami buat berdasarkan penjelasan diatas dan juga permasalahan yang ada disana maka kami akan membuat usahatani hortikultura karena pembangunan sector pertanian di bali masih menjadi prioritas dalam pembengunan daerah, selain itu menghindari alih fungsi lahan usahatani yang ada disana. Hortikultura adalah usaha membudidayakan tanaman, buah-buahan, sayur dan tanaman hias. Untuk menghasilkan produksi unggul yang cocok untuk ditanam disana yaitu kentang, wortel, kol, paprika, tomat, stroberi, dan lain sebagainya. Produk hortikultura akan terpenuhi, jika hasil produksi sesuai dengan permintaan pasar. Produksi produksi hortikultura tentu didasari dengan dorongan dari petani untuk mengusahatanikannya Karena daerah disana perbukitan dan tidak rata alangkah baiknnya lahan tersebut dibentuk terasering selain itu mencegah terjadinya longsor ini juga menciptakan estetika bagi wisatawan yang melihatnya. Sering terjadi banjir karena masyarakat disana membuang sampah sembarangan dan selokannya terlalu kecil sehingga air hujan tersebut tersubat dan menguap sehingga terjadi banjir untuk itu kami disini memiliki gagasan untuk menggunakan system irigasi yang ada disubak yang berlandaskan Tri Hita Karana,ketersediaan mata air dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk konsumsi, namun untuk mendukung irigasi lahan-lahan pertanian masyarakat. Tidak hanya masayarakat yang disana berperan aktif melainkan pemerintah maupun wisatawan ikut melaksankan kebersihan yang ada disana. Dan untuk sampah yang bersifat organic seperti dedaunan atau sampah dapur sebaiknya diolah kembali seperti digunakan pupuk kompos bagi petani dan juga ada yang menggunakan sampah sebagai tenaga listrik. Dan temanya adalah mengembangkan tingkat pariwisata berbasis pertanian dan budaya di banjar bukit catu. Serta konsep yang akan diterapakan yaitu Agro-Edu-Eko- Wisata di kawasan Banjar Bukit Catu Desa Candikuning Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Provinsi Bali,