You are on page 1of 4

Agroekoteknologi

Bagian Panca Usaha Tani

Isi bagian panca usaha tani yaitu :

1. Pemilihan Bibit Unggul


Langkah awal panca usaha tani sebelum memanfaatkan lahan pertanian, maka
pemilihan bibit unggul merupakan hal terpenting. Bibit unggul merupakan bibit yang
diperoleh dari proses scientis, sortasi, dan grading yang panjang hingga menghasilkan bibit
yang berkualitas baik dan tahan akan hama dan penyakit. Pemakaian bibit unggul yang
berkualitas merupakan konsep panca usaha tani yang diharapkan akan menjadi awal yang
baik. Hal ini merupakan metode peningkatan hasil tani dengan panca usaha tani untuk
menjamin hasil melimpah di masa panen mendatang.
Selain pemilihan bibit yang berkualitas, penyesuaian bibit dengan musim tanam
juga perlu diperhatikan. Tahap awal panca usaha tani ini sangat menentukan namun sering
terlewatkan. Khususnya penyesuaian bibit apakah sesuai pada musim tanam atau periode
pertama, musim kemarau pertama atau periode kedua, ataukah musim kemarau kedua atau
periode ketiga.
 Musim Tanam atau periode pertama
Dilakukan pada bulan november hingga desember dengan menanam bibit varietas
apapun. Hal ini dikarenakan bibit mampu tumbuh dan menghasilkan dengan produktivitas
yang baik. Namun perlu diingat bahwa pada rentang bulan ini merupakan musim hujan
sehingga memilih bibit dengan varietas yang memiliki batang yang kokoh akan lebih baik.
 Musim kemarau pertama atau periode kedua
Pada kegiatan panca usaha tani khususnya pemilihan dan penyesuaian bibit di
periode kedua perlu diperhatikan pemilihan bibit yang tahan akan hama dan penyakit. Pada
periode kedua sekitar bulan Maret hingga April merupakan musim kemarau dimana padi
akan mudah terserang hama dan penyakit. Oleh karena itu meski produktivitas rendah,
tetaplah memilih varietas yang tahan akan hama dan penyakit.
 Musim kemarau kedua atau periode ketiga
Pada bulan Juli hingga Agustus merupakan periode ketiga. Hampir semua bibit
dengan varietas apapun mampu bertahan pada musim ini. Sehingga dapat dikatakan musim
ini adalah musim kejayaan petani.
2. Pengolahan Tanah yang Baik
Kondisi lahan atau tanah yang baik adalah tanah yang menyediakan berbagai
macam unsur hara lengkap yang diperlukan tanaman. Selain kondisi tersebut, tanah harus
mengandung zat organik dan anorganik, air, dan udara. Oleh karena itu untuk membantu
kemampuan tanah untuk memperoleh hal tersebut diperlukan langkah panca usaha tani
yaitu pengolahan tanah yang baik.
Dalam melakukan pengolahan tanah yang optimal dalam panca usaha tani
dilakukan dengan membajak lahan atau tanah sedalam 30 cm secara merata. Pembajakan
dilakukan hingga permukaan benar-benar merata sehingga pada saat penanaman tidak ada
permukaan tanah yang tergenang oleh air. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki struktur
tanah.
Tanah yang gembur karena pengolahan memiliki rongga-rongga yang cukup untuk
emnyimpan air dan udara. Mikroorganisme tanah menjadi sangat terbantu dalam proses
dekomposisi mineral dan zat organik tanah.
3. Pemupukan yang Tepat
Proses pemupukan dalam panca usaha tani adalah usaha yang bertujuan untuk
mengganti unsur hara yang hilang dari tanah dikarenakan proses pemanenan, volatilisasi,
pencucian, fiksasi dan sebagainya. Pemupukan yang baik dilakukan secara berimbang dan
dalam kurun waktu yang tepat. Pemakaian pupuk kimia sangat dianjurkan untuk mengikuti
dosis dan tidak terlalu berlebihan karena dapat merubah komposisi hara tanah dan merusak
kandungannya. Serta yang terpenting adalah perbanyak penggunaan pupuk alami sebagai
rehabilitasi tanah.
4. Pengendalian Hama Penyakit
Pada tahap keempat dalam panca usaha tani yaitu pengendalian hama dan penyakit
terdapat berbagai cara. Terdapat pengendalian dengan cara mekanis, pengaturan sanitasi
lingkungan atau ekologi dan secara kimiawi. Pada pengendalian secara mekanis dilakukan
dengan menangkap hama secara langsung. Kondisi ini dapat dilakukan apabila populasi
hama tidak terlalu banyak. Langkah lainnya yaitu pengaturan sanitasi lingkungan.
Pengaturan sanitasi/kebersihan lingkungan yang baik dapat mengurangi kemungkinan
hama yang menyerang.
Langkah terakhir adalah pengendalian hama secara kimiawi. Langkah ini dilakukan
apabila cara sebelumnya tidak efektif. Selain itu langkah ini memiliki efek samping pada
hasil pertanian. Langkah pengendalian hama secara kimiawi dilakukan dengan penggunaan
pestisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Apabila terjadi kesalahan pada pemakaian
dosis maka akan menimbulkan kerusakan pada komoditas pertanian yang berefek pada
kesehatan manusia yang mengkonsumsi. Langkah ini relatif lebih praktis dan cepat apabila
dilihat dari waktu kerjanya. Namun biaya yang diperlukan juga lebih besar daripada
pengendalian secara mekanis maupun sanitasi lingkungan.
5. Pengairan atau Irigasi yang Baik
Kebutuhan air bagi tanaman pada program panca usaha tani sangatlah diperhatikan.
Program irigasi sebagai usaha dalam penyediaan dan pengaturan air khususnya pada
musim kemarau/kering sangat digalakkan demi kelancaran usaha tani yang dilaksanakan.
Model irigasi yang dapat dilakukan seperti irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa dan irigasi tambak. Model tersebut diterapkan panca usaha tani sesuai
dengan kondisi daerah masing-masing.
Ide atau gagasan yang akan kami buat berdasarkan penjelasan diatas dan juga
permasalahan yang ada disana maka kami akan membuat usahatani hortikultura karena
pembangunan sector pertanian di bali masih menjadi prioritas dalam pembengunan daerah,
selain itu menghindari alih fungsi lahan usahatani yang ada disana. Hortikultura adalah
usaha membudidayakan tanaman, buah-buahan, sayur dan tanaman hias. Untuk
menghasilkan produksi unggul yang cocok untuk ditanam disana yaitu kentang, wortel,
kol, paprika, tomat, stroberi, dan lain sebagainya. Produk hortikultura akan terpenuhi, jika
hasil produksi sesuai dengan permintaan pasar. Produksi produksi hortikultura tentu
didasari dengan dorongan dari petani untuk mengusahatanikannya
Karena daerah disana perbukitan dan tidak rata alangkah baiknnya lahan tersebut
dibentuk terasering selain itu mencegah terjadinya longsor ini juga menciptakan estetika
bagi wisatawan yang melihatnya.
Sering terjadi banjir karena masyarakat disana membuang sampah sembarangan
dan selokannya terlalu kecil sehingga air hujan tersebut tersubat dan menguap sehingga
terjadi banjir untuk itu kami disini memiliki gagasan untuk menggunakan system irigasi
yang ada disubak yang berlandaskan Tri Hita Karana,ketersediaan mata air dapat
dimanfaatkan tidak hanya untuk konsumsi, namun untuk mendukung irigasi lahan-lahan
pertanian masyarakat. Tidak hanya masayarakat yang disana berperan aktif melainkan
pemerintah maupun wisatawan ikut melaksankan kebersihan yang ada disana. Dan untuk
sampah yang bersifat organic seperti dedaunan atau sampah dapur sebaiknya diolah
kembali seperti digunakan pupuk kompos bagi petani dan juga ada yang menggunakan
sampah sebagai tenaga listrik.
Dan temanya adalah mengembangkan tingkat pariwisata berbasis pertanian dan
budaya di banjar bukit catu. Serta konsep yang akan diterapakan yaitu Agro-Edu-Eko-
Wisata di kawasan Banjar Bukit Catu Desa Candikuning Kecamatan Baturiti Kabupaten
Tabanan Provinsi Bali,

SUMBER atau DAFTAR PUSATAKA


http://fakultaspertanian.com/2017/06/05/pengertian-panca-usaha-tani-dan-sapta-usaha-
tani-beserta-langkahnya/

You might also like