You are on page 1of 7

2.

4 Arah Pengembangan Kota dan Penyediaan Air Minum

Kota Banjarmasin memiliki misi yang tertuang dalam RPJMD Kota Banjarmasin untuk menjadi
kota jasa dan perdagangan. Pembangunan yang dilaksanakan berorientasi pada perdagangan dan
jasa dengan menumbuhkan agro industri sebagai pilar utama. Upaya kemajuan Kota Banjarmasin
diwujudkan dengan adanya pembentukan kota metropolitan Banjarbakula dimana merupakan
gabungan dari nama lima kota/kabupaten: Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten
Banjar, Kabupaten Tanah Laut, dan Kabupaten Baritokuala. Pembentukan kota metropolitan ini
telah diakui oleh pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR pada tahun 2011. Nantinya, pusat
pemerintahan provinsi Kalimantan Selatan akan dipindah ke kota Banjarbaru sehingga
Banjarmasin dapat fokus untuk menjadi pusat industri dan perdagangan (Maulana, 2014).
Dengan adanya kondisi pusat kota Banjarmasin yang sudah semakin padat, maka arah
pengembangan kota dilanjutkan pada arah utara dan selatan karena memiliki lahan yang masih
kosong serta kualitas lahan yang lebih layak dibandingkan dengan tiga kecamatan lainnya.
Kawasan utara dan selatan akan dijadikan sebagai pemukiman dan lokasi pertumbuhan industri
dan bisnis. Berdasarkan RTRW Kota Banjarmasin 2013 – 2032, ditetapkan beberapa kawasan
strategis sebagai berikut:

1. Kawasan Strategis Ekonomi:


a. Kawasan Pelabuhan Trisakti
b. Kawasan Terminal B – Km. 6
c. Kawasan Perdagangan dan Jasa (Jalan Lambung Mangkurat, Sudimampir dan
sekitarnya, Pasar Baru, Pasar Lima dan sekitarnya)
d. Kawasan Perdagangan dan Jasa (Mitra Plasa, Sentra Antasari dan sekitarnya)
e. Kawasan Perdagangan dan Jasa (Duta Mall dan sekitarnya)
f. Kawasan Pelambuan
2. Kawasan Strategis Sosial Budaya
a. Kawasan Kuin Utara (Masjid Sultan Suriansyah, Makam Sultan Suriansyah, dan
Pasar Terapung)
b. Kawasan Sungai Jingah
3. Kawasan Strategis Lingkungan
a. Bantaran/Sungai Martapura, Alalak, Barito
b. Daerah resapan air, Jalan Zafri Zamzam
c. Kawasan resistensi air, Kawasan Mantuil
d. Proporsi RTH pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas wilayah kota dan
proporsi RTH publik pada wilayah kota paling sedikit 20% dari luas wilayah kota.

Gambar xx. Peta Rencana Pola Ruang Banjarmasin 2032


Sumber: RTRW Kota Banjarmasin 2013 – 2032

Untuk penyediaan air minum, maka sesuai dengan RTRW Kota Banjarmasin 2012 – 2032 maka
terdapat beberapa rencana berikut:

1. Rencana penambahan kapasitas IPA A. Yani dan IPA Pramuka menjadi 3500 L/s
2. Menggunakan jasa swadaya murni bagi penyediaan wilayah yang belum mendapat
pelayanan sistem penjaringan air minum
3. Rencana sistem sambungan langsung yang dapat melayani seluruh kawasan domestik dan
non domestik
4. Rencana sistem sambungan kran/hidran umum melayani seluruh kawasan perkotaan dan
pengelolaannya dapat dilakukan oleh suatu badan usaha atau kelompok masyarakat
5. Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum mengacu pada rencana
pengembangan SPAM regional Banjarbakula, dimana memiliki rencana sebagai berikut
(Balai Wilayah Sungai Kalimantan II, 2015):
a. Intake Sungai Tabuk untuk IPA II Pramuka (status sudah selesai tahun 2010)
Kapasitas 1250 l/dtk.
b. Intake Sungai Tabuk untuk IPA Syarkawi (status sudah selasai tahun 2012)
Kapasitas 500 l/dtk.
c. Intake Bendungan Karang Intan dan Jaringan Pipa transmisi IPA Pinus dan IPA
Pramuka (status on going) Kapasitas 1500 l/dtk
d. Intake Sungai Rangas untuk IPA Pinus (status rencana) kapasitas 1000 l/dtk
e. Intake Sungai Tabuk untuk IPA I Pramuka (status rencana) kapasitas 1500 l/dtk
f. Penggunaan debit rencana dari Sungai Riam Kanan sebesar 1500 L/s, Sungai
Martapura sebesar 4800 L/s, Sumur Dalam sebesar 140 L/s

Dengan adanya pengembangan SPAM regional Banjarabakula maka pada tahun 2015, kapasitas
pendistribusian air telah mampu memenuhi kebutuhan air baku regional sebesar 2769 L/s dari
total kebutuhan air yang diproyeksi hingga tahun 2023 yang mencapai 4909 L/s.

3.6 Sistem Distribusi dan Tipe Pengaliran

Sistem penyediaan air bersih PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin menggunakan sistem
pengolahan lengkap yang terdiri atas dua instalasi utama dan beberapa instalasi mini (mini
treatment plant) yang berada di sekitar wilayah Kota Banjarmasin. Sedangkan sistem distribusi
di PDAM Kota Banjarmasin dibagi menjadi 4 zona pelayanan, yaitu zona Banjarmasin Timur
dan Selatan (Zona II dan III), Banjarmasin Barat dan Tengah (Zona I), dan Banjarmasin Utara
(Zona IV). Jaringan distribusi di Zona Banjarmasin Timur dan Selatan dilayani oleh reservoir
distribusi IPA II Pramuka, sedangkan sistem distribusi di Zona Banjarmasin Barat dan
Banjarmasin Utara dilayani oleh reservoir S.Parman yang merupakan reservoir distribusi dari
IPA I Ahmad Yani dan sebagian wilayah dilayani oleh reservoir distribusi IPA II Pramuka
(Sofia, Riduan, & Pratama, 2018). IPA I Ahmad Yani yang melayani Zona 1 dan Zona 4 terdiri
dari 46 blok dengan rincian 30 blok pada Zona 1 dan 16 blok pada Zona 4.
Gambar xx. Skema Daerah Layanan PDAM Bandarmasih
Sumber: Rolan Pradesa. Analisis Kualitas Air Bersih Pelanggan di IPA 1 PDAM Bandarmasih.

IPA I Ahmad Yani berlokasi di Jalan Ahmad Yani Km. 2,5 dan memiliki kapasitas pengolahan
awal sebesar 416 L/det. Namun pada tahun 1997 terjadi penambahan kapasitas pengolohan
melalui pembangunan MTP sebesar 50 L/s dan pada tahun 2002 terjadi pemindahan lokasi MTP
sebesar 60 L/s yang berasal dari kawasan Sutoyo S, S. Parman, dan Kayutangi. Hingga saat ini,
IPA 1 Ahmad Yani memiliki kapasitas pengolahan sebesar 526 L/s dengan pasokan air intake
intake yang berasal dari Intake Sei Bilu, Intake Sei Panjang, dan irigasi Riam Kanan. Reservoir
distribusi yang digunakan pada IPA 1 Ahmad Yani berada di jalan S. Parman dengan kapasitas
reservoir sebesar 2.500 m3, nantinya air yang telah diolah akan masuk ke dalam zona 4
(Banjarmasin Utara).

IPA II Pramuka mulai beroperasi pada tahun 1995 dengan memiliki kapasitas awal sebesar 500
L/s dengan sumber intake berasal dari Pematang Panjang dan Intake Sungai Tabuk. Namun pada
pertengahan tahun 2006, terjadi penambahan tahap II di IPA II Pramuka sehingga total kapasitas
pengolahan yang dimiliki IPA II Pramuka menjadi 1000 L/s (Banjarmasin, 2006). Seiring
dengan adanya pembangunan SPAM Regional Banjarbakula yang melibatkan Kabupaten Barito
Kuala, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar, serta Kota Banjarbaru maka terjadi
penambahan kapasitas intake Sungai Tabuk sehingga IPA II Pramuka pada tahun 2010 sehingga
saat ini menjadi 1250 L/s.

Tabel xx. Instalasi Pengolahan Air di Kota Banjarmasin

Instalasi Pengolahan Air Kapasitas (L/s)


IPA A. Yani 526
IPA Pramuka 1250
MTP Kayutangi 20
MTP Sungai Lulut 25
Sumber: PDAM Bandarmasih (2006) dan Balai Wilayah Sungai Kalimantan II (2015)

Gambar xx. Lokasi Instalasi Air Baku – IPA dan Reservoir PDAM
Sumber: PDAM Bandarmasih (2006)

Gambar xx. Jaringan perpipaan distribusi PDAM Kota Banjarmasin


Sumber: PDAM Bandarmasih (2006)

Jaringan pipa transmisi dan distribusi menggunakan pipa dengan diameter mulai dari 50 mm
hingga 950 mm dengan panjang keseluruhan jaringan pipa mencapai 731.588 meter dan
menggunakan material pipa yang terbuat dari PVC, GIP, DCIP, dan FGRP. Cakupan pelayanan
air bersih untuk masyarakat Kota Banjarmasin pada tahun 2011 telah mencapai 98% dari total
penduduk yang sebanyak 686.450 jiwa dengan jumlah pelanggan sebanyak 120.703 sambungan
serta pelayanan berwawasan regional, masyarakat juga mendapat pengaliran air secara kontinu
secara 24 jam (Pradesa, 2011). Namun terdapat beberapa kasus dimana masyarakat tidak
mendapatkan pelayanan air secara 24 jam penuh, hal ini biasanya terjadi karena adanya
rehabilitasi fasilitasi IPA, pengaruh musim kemarau, ataupun kejadian intrusi air laut ke dalam
sumber air tawar.

Sistem jaringan distribusi di Kota Banjarmasin merupakan gabungan dari sistem jaringan
percabangan (branched metwork) dan skema jaringan tertutup (looped network) (Muhlis &
Rollyanor, 2011). Sistem ini pun menggunakan sistem saluran tertutup (pipa) dan menggunakan
sistem pemompaan untuk menyalurkan air dari mulai proses transmisi, distribusi, dan reservoir.
References
Balai Wilayah Sungai Kalimantan II, D. J. (2015, Agustus). Profil dan Rencana Pengembangan SPAM
Regional Banjarbakula.

Banjarmasin, P. S. (2006). Dokumen Perencanaan Sanitasi. Banjarmasin.

Maulana, A. Z. (2014). Kajian Perkembangan Wilayah dan Penilaian Risiko Lingkungan di Perkotaan
Banjarmasin. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Muhlis, A., & Rollyanor, A. (2011). Perencanaan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih pada
Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin. Jurnal INTEKNA, 13-18.

Pradesa, R. (2011). Analisis Kualitas Air Bersih Pelanggan di IPA I PDAM Bandarmasih.

Sofia, E., Riduan, R., & Pratama, E. (2018). Evaluasi Kinerja Reservoir pada Jaringan Distribusi Air
Bersih IPA 1 PDAM Bandarmasih. Jurnal Teknik Lingkungan.

Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Banjarmasin Tahun 2013-2032.

You might also like