You are on page 1of 7

Percobaan II

PENGUAT DIFERENSIAL
Ramos D Hutabalian (14S16031)
Tanggal Percobaan : 019/10/2018
[ELS3102] [Praktikum Elektronika II]
[Lab Dasar Teknik Elektro] – Teknik Elektro
Institut Teknologi Del

pada port input positif rangkaian dan port negative


Abstrak - Pada praktikum Modul II ini dilakukan rangkaian dihubungkan ke ground. Sedangakn untuk
beberapa pengamatan pada penguatan diferensial input common mode, sinyal common mode diberikan
dengan dua jenis sinyal input, yaiut diferential mode dan langsung dari satu pembangkit sinyal ke kedua terminal
common mode. Sedangkan untuk sinyal output yang input penguat diferensial yang diukur
dihasilkan pada penguat diferensial dapat berupa single
ended dan diferential ended (selisih tegangan pada dua Tujuan praktikum modul 2 ini diataranya :
terminal floating port). Percobaan pertama dilakukan  Memahami bagaimana memperkuat sinyal
untuk mengetahui bagaimana cara memberikan masukan lemah (kecil) sinyal di tengah interferensi
untuk masing-masing jenis sinyal input . Percobaan dengan penguat diferensial.
pertama ini merupakan pengantar untuk percobaan 2, 3,
dan 4.  Mengevaluasi peran masing-masing komponen
/ rangkaian pada penguat diferensial.
Kata kunci: Diferential Mode, Common Mode,
Cermin arus. Pendahuluan  Mengamati perilaku tahap penguatan
diferensial dengan transistor bipolar dengan
berbagai konfigurasi

1. PENDAHULUAN

Penguat operasional atau biasa disebut op-amp


merupakan sutatu jenis penguat elektronika dengan 2. LANDASAN TEORITIS
coupling DC yang memiliki gain (penguatan) yang
sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. a. Prinsip Penguat Diferensial
Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam Pada keadaan ideal pada penguat diferensial sinyal
bentuk IC dan paling banyak digunakan adalah seri 741. interferensi yang berupa sinyal yang sama (common
Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu signal) yang masuk pada kedua input akan dihilangkan
memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik pada proses penguatan karena hanya selisih tegangan
penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan yang diperkuat. Namun demikian pada
apa yang terdapat didalamnya. Karakteristik penguat implementasinya penguat diferensial juga memberikan
operasional idela antara lain memiliki gain yang tidak output yang berasal dari sinyal bersama tersebut
terbatas, impedansi input yang tidak terbatas, impedansi
output nol, bandwidth tidak terbatas, serta tegangan
offset nol.
Terdapat banyak sekali penggunaan dati penguat
operasional dalam beragai jenis electric circuit. Salah
satu penggunaan umum dari penguat operasional dalam
bentuk circuit yaitu penguat diferensial. Pengguat
diferensial adalah penguat yang memiliki dua input dan
memperkuat selisih tegangan pada kedua input tersebut.
Sinyal input pada penguat diferensial terdiri dari sinyal
input

diferential mode dan sinyal input common mode. Pada penguat seperti ini diinginkan penguat dengan
Sedangkan untuk tegangan outputnya dapat berupa penguatan diferensial yang besar dan penguat common
single ended (tegangan pada satu terminal dengan mode nol atau sangat kecil. Dengan demikian penguat
rujukan ground/grounded port) dan diferential ended ini dapat digunakan untuk memperkuat sinyal kecul
(selisih tegangan pada dua terminal/floating port). Pada yang mucul bersamaan dengan sinyal interferensi yang
pemberian input diferential mode, input Vd diberikan besar.
Besaran perbandingan penguatan diferensial Ad dan d. Penguat diferensial dengan Bias Cermin Arus
penguatan common mode Acm disebut sebagai CMMR dan Beban Aktif
Common Mode Rejection Ratio, sbb.:
Peningkatan resistansi rangkaian sumber arus bias dapat
dilakukan dengan menggantikan resistor dengan sebuah
cermin arus. Dalam keadaan demikian resistansi sumber
arus adalah resistansi output transistor cermin arus ybs.
Resistansi kolektor pada pasangan diferensial dapat
juga digantikan dengan beban aktif berupa cermin arus.
b. Rangkaian Dasar Penguat DIferensial Sinyal output untuk pasangan diferensial seperti ini
diambil pada salah satu terminal kolektor pasangan
Rangkaian dasar penguat diferensial terdiri dari diferensialnya. Untuk rangkaian yang demikian akan
rangkaian pasangan transistor dengan emitor bersama, diperoleh penguatan diferensial
bias arus, dan rangkaian beban seperti tampak pada
gambar berikut :
Dimana gm adalah transkonduktasi sinyal kecil
transistor pasangan diferensial dan ro adalah resistansi
output transisor beban aktif. Penguatan yang diperoleh
akan sangat besar mengingat umumnya resistansi
output ro juga sangat besar.
Penguatan common mode untuk rangkaian dengan
beban aktif ini akan mendekati:

e. Nonidealitas pada Penguat Diferensial

Penguat diferensial ideal bila pasangan diferensial yang


digunakan seluruh paramter sepenuhnya sama. Namun
Rangkaian Dasar Penguat Diferensial pada kenyataannya akan sangat diperoleh komponen
yang demikian. Pada kasus rangkaian diferensial
Penguat diferensial tersebut akan memberikan penguatan dengan beban resistor akan ada ofset tegangan input
diferensial sebagai berikut : VOS penguat diferensial sebesar:

Demikian juga dengan transistor yang digunakan, bila


Penguatan common mode untuk pasangan diferensial ini arus saturasinya tidak persis sama maka akan diperoleh
adalah: tegangan ofset sebesar

Selain itu perbadaan penguatan arus juga akan


memberikan arus ofset input I OS sebesar.
c. Penguat Diferensial dengan Resistor Degenerasi
pada Emitor

Penguat diferensial di atas mempunyai jangkauan


penguatan linier yang sangat kecil (jauh di bawah VT).
Untuk memperoleh penguat diferensal dengan jangkauan
penguatan linier yang lebih besar digunakan resistansi 3. METODOLOGI
degenerasi emitor Re. Pada rangkaian demikian 4.
diperoleh penguatan diferensial. Pada percobaan 2 ini, alat dan bahan yang digunakan
yaitu :
1. Kit praktikum Penguat Diferensial
2. Generator Sinyal
Pada penguat seperti ini penguatan common modenya 3. Osiloskop
adalah sbb.:
4. Multimeter
5. Catu daya Ter-regulasi (2 buah)
6. Kabel dan asesori pengukuran
4. DATA DAN ANALISIS

A. Pemberian Dan Pengukuran Tegangan


Untuk Pasangan Diferensial

Percobaan ini bertujuan hanya agar praktikan dapat  Keluaran dari Vo - dengan mode XY
melakukan pemberian input untuk konfigurasi input Vcc = 9 V
diferensial dan common mode. Ditentukan pemberian
tegangan input untuk konfigurasi penguat diferensial
sebesar 10 mVpp dan untuk penguat common mode
sebesar 2 Vpp.

B. Pasangan Diferensial Dengan Bias


Resistor
Nilai- nilai komponen dan bersaran tegangan catu
daya yang dipilih adalah RC1 = RC2 = 10kohm,
Rbias = 5kohm, Q1 = Q2 = 2N3096, dan VCC = 9V.
Ukurlah arus bias yang mengalir pada RC1, RC2, dan
Rbias.
Setelah diperoleh nilai-nilai arus DC seperti pada Analisis dari yang memiliki resistor bias 5 kohm:
table diatas, kemudian dilakukan pengamatan Tabelnya adalah sebagai berikut :
tegangan output positif dan negetif untuk masing- Arus pada RC1 RC2 Rbias
masing sinyal input (Diferential mode dan common Nilai 0,91 mA 0,91mA 1,88mHs
mode) sebagai berikut.
 Keluaran dari Vo + dengan Vcc = 9 V Pada penguatan diferensial ini (resistor 5k),
diperoleh nilai arus Rc1 0,99 mA, Rc2 0,99 mA, dan
Rbias 1.85 mA. Hal ini telah sesuai referensi dimana
arus pada bias harusnya merupakan penjumlahan dari
nilai arus pada transistor 1 dan transistor 2. Hal ini
menunjukan bahwa masing-masing transistor
merupaan half-circuit common mode. Adanya sedikit
perbedaan pada nilai yang terukut dengan hasil
perhitungan disebabkan karena adanya nilai toleransi
transistor, dimana nilai resistansi pada masing-
masing transistor tidak diukur satu-persatu oleh
praktikan sehingga nilai yang tertera pada rangkaian
belum tentu sama dengan nilai transistor sebenarnya.
 Keluaran dari Vo + dengan mode XY Sedangkan perbedaan arus pada Rc1 dan Rc2
Vcc = 9 V disebabkan karena perbedaan nilai β pada masing-
masing transistor
Pada pengamatan sinyal untuk Vo(+) terlihat
bahwa penguatan yang dihasilkan sefasa dengan
sumbernya. Sedangkan pada sinyal untuk Vo(-)
diperoleh sinyal yang berbeda fasa 1800 dengan
sumbernya. Sehingga jika kedua penguatan ( Vo pos
dan Vo neg) dipasang pada suatu beban, maka siyal
yang dihasilkan akan memperoleh penguatan menjadi
2 kali lebih besar
Berdasarkan data diatas, diperoleh penguatan
common mode sebesar ≈1 V/V. Nilai ini jauh lebih
kecil dari penguatan diferensialnya. Namun apabila
 Keluaran dari Vo – dengan Vcc = 9 V dibandingkan dengan referensi, nilai ini telah sesuai
dengan referensi [2] dimana referensi tersebut
menyatakan bahwa penguatan pada common mode
ini bernilai 1 V/V. Hal tersebut juga dapat diamati
pada kurva VTC yang dihasilkan, yaitu pada kurva
terlihat garis dengan kemiringan 1. Selain itu, dari
kurva VTC juga dapat diketahui bahwa kedua
penguatan tersbut memiliki fasa yang sama. Dengan
fasa yang sama dan nilai penguatan yang reletif sama
juga, maka apabila beban dipasang pada kedua
terminal (+ dan -) maka beban tersebut hanya akan
mendapat siyal yang kecil dan saling menghilangkan
 Keluaran dari Vo – dengan Vcc = 15V harusnya merupakan penjumlahan dari nilai arus pada
transistor 1 dan transistor 2. Hal ini menunjukan bahwa
masing-masing transistor merupaan half-circuit
common mode. Terlihat bahwa arus pada kedua
transistor diusakan agar memiliki nilai yang sama
meskipun resistor bias diubah dengan memperbesat bias
tegangan. Adanya sedikit perbedaan pada nilai yang
terukut dengan hasil perhitungan disebabkan karena
adanya nilai toleransi transistor, dimana nilai resistansi
pada masing-masing transistor tidak diukur satu-persatu
oleh praktikan sehingga nilai yang tertera pada
rangkaian belum tentu sama dengan nilai transistor
sebenarnya. Sedangkan perbedaan arus pada Rc1 dan
 Keluaran dari Vo + mode XY dengan Vcc = Rc2 disebabkan karena perbedaan nilai β pada masing-
15V masing transistor
Pada pengamatan diperoleh penguatan yang lebih kecil
dari penguatan pada rangkaian 1. Hal ini menunjukan
pada arus bias yang sama, semakin besarnya resistor
bias, maka penguatan diferensialnya akan semakin kecil
diperoleh penguatan common mode sebesar 0.8 V/V.
Nilai ini jauh lebih kecil dari penguatan diferensialnya.
Namun apabila dibandingkan dengan referensi, nilai ini
telah sesuai dengan referensi [2] dimana referensi
tersebut menyatakan bahwa penguatan pada common
mode ini bernilai ≈1 V/V. Hal tersebut juga dapat
diamati pada kurva VTC yang dihasilkan, yaitu pada
 Keluaran dari Vo- mode XY dengan Vcc = kurva terlihat garis dengan kemiringan 0.8. Selain itu,
15V dari kurva VTC juga dapat diketahui bahwa kedua
penguatan tersbut memiliki fasa yang sama. Dengan
fasa yang sama dan nilai penguatan yang reletif sama
juga, maka apabila beban dipasang pada kedua terminal
(+ dan -) maka beban tersebut hanya akan mendapat
siyal yang sangat kecil dan saling menghilangkan.
Apabila lebih diamati, pada terminal positif diperoleh
penguatan yang mengecil. Hal ini menunjukan bahwa
semakin besar resistans bias pada arus bias yang sama,
maka pengutaan common mode nya akan semakin
mengecil.

C. Pasangan Diferensial dengan Bias Cermin


Arus
Pada percobaan 2 ini dilakan pengamatan diferensial
Analisis : dengan bias current mirror. Berikut data nilai arus pada
Kemudian dilakan percobaan yang sama seperti pada transistor yang diperoleh :
rangkaian 1 namun dengan nilai resistansi bias yang
berbeda, yaitu 8.6 kΩ. berikut hasilnya : Arus RC1 RC2 Reff
pada
Arus pada RC1 RC2 Rbias Nilai 0,56 mA 0,93 mA 1,80mA
Nilai 0,53mA 0,54mA 1,72mA
sinyal output untuk Diferential mode dan common
Sama seperti pada percobaan sebelumnya, nilai mode adalah sebagai berikut :
penguatan yang diperoleh kurang sesuai dengan referensi  Keluaran Vo+
yang diharapkan. Dimana pada percobaan diperoleh nilai
penguatan yang kecil hanya berkisar antara 1-2 V.V
sedangkan pada referensi penguatan adalah dalam orde
ratusan Volt. Sehingga praktikan melakukan simulasi
dengan multisim.

Setelah dilakukan percobaan dengan multisim, barulah


diperoleh hasil yang sesuai dengan referesni [2], yaitu
rangkaian diferensial menghasilkan penguatan yang
berkisar +207 dan -207 kali (untuk singe ended).
Pada penguatan diferensial ini (resistor 8.6k), diperoleh
nilai arus Rc1 0,53 mA, Rc2 0,54 mA, dan Rbias 1,72
mA. Hal ini telah sesuai referensi dimana arus pada bias
 Keluaran Vo- Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa
penguatan (baik terminal positif maupun negative)
menjadi semakin kecil yaitu sekitar 0.6 V/V. Alasan
yang sama terjadi seperti hal nya penguatan diferensial
mode, yaitu karena resisansi cermin arus yang sangat
besar (bahkan cenderung mendekati resistansi sumber
arus ideal) sehingga penguatannya menjadi semakin
kecil.

D. Pasangan Diferensial Dengan Bias Cermin


Arus Dan Beban Aktif
Pada percobaan ketiga ini dilakukan pengamatan pada
pasangan diferensial dengan bias cermin arus dan beban
 Keluaran Vo+ mode xy aktif

Arus RC1 RC2 Reff IC4


pada
Nilai 0,54mA 1,02mA 0,54mA 0,66mA

 Keluaran Vo- mode xy

5. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada praktikum


modul II ini maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut
:
 Penguatan diferensial dapat digunakan untuk
Setelah dilakukan percobaan , barulah hasil yang memperkuat sinyal lemah ditengah adanya
sesuai dengan referesni [2], yaitu rangkaian diferensial interferensi (noise). Interferensi ini hanya
menghasilkan penguatan yang berkisar +166 dan -166 terjadi pada pemberian sinyal input common
kali (untuk singe ended). Nilai ini lebih besar dari mode karena penguatan diferensial pada
penguatan pada percobaan 1 (dengan arus bias resistor). common mode akan mengalami atenuasi
Penguatan yang sangat besar ini terjadi dikarenakan (pelemahan).
cermin arus perannya lebih mendekaiti sumber arus ideal  Komponen-komponen pada penguat
daripada bias dengan resistor. Resistansi pada rangkaian diferensial atara lain berupa beban pada
cermin arus ini jauh lebih besar (gm.ro) sehingga kolektor (faktor penguat), transistor, dan
dihasilkan arus yang lebih konstan. sumber arus bias. Beban kolektor merupakan
faktor yang menjadikan tengangan output
Pada penguatan diferensial dengan bias cermin membesar. Beban kolektor dapat berupa
arus, diperoleh nilai arus Rc1 0,56 mA, Rc2 0,93 mA, resistor atau beban aktif. Transistor merupakan
Rreff 1.80 mA. Hal ini telah sesuai referensi dimana arus beban aktif yang berfungsi sebagai penguat.
pada Q4 seharusnya merupakan penjumlahan dari nilai Untuk komponen sumber arus bias berfungsi
arus pada transistor 1 dan transistor 2. Selain itu untuk menjaga transistor agar tetap berada
diperoleh nilai arus pad Q4 sama dengan nilai arus pada pada mode aktifnya sebagai penguat. Sumber
Rreff dikarenakan rangkaian merupakan cermin arus arus bias yaitu dapat berasal dari resistor,
sehingga arus pada kedua transistor sama. Adanya cermin arus (current mirror), atau sumber arus
sedikit perbedaan pada nilai yang terukur dengan hasil lainnya.
perhitungan disebabkan karena adanya nilai toleransi  Terdapat 2 janis konfigurasi input pada
transistor, dimana nilai resistansi pada masing-masing penguatan diferensial, yaitu diferensial mode
transistor tidak diukur satu-persatu oleh praktikan dan common mode.
sehingga nilai yang tertera pada rangkaian belum tentu
sama dengan nilai transistor sebenarnya.
 Besarnya penguatan diferensial (pada input  Keluaran dari Vo + dengan mode XY Vcc
diferential mode) yang dihasilkan ditentukan =9V
oleh beberapa faktor, diantaranya resistansi
pada emiter dan resistansi bias. Semakin besar
resistasi tersebut maka semakin besar pula
penguatan yang diperoleh.
 Besarnya penguatan diferensial (pada input
common mode) yang dihasilkan ditentukan
diantaranya oleh resistansi pada emiter dan
resistansi bias. Semakin besar resistasi tersebut
maka semakin kecil pula penguatan yang
diperoleh
 Dengan digunakannya cermin arus (current
mirror) sebagai sumber arus bias, maka
 Keluaran dari Vo – dengan Vcc = 9 V
transistor akan mendapatkan arus bias yang
konstan dengan resistansi yang sangat besar
tanpa perlu menggunakan tegangan catu daya
yang tinggi. Hal ini mengakibatkan semakin
besarnya penguatan diferential mode dan
semakin kecilnya penguatan common mode.
Sehingga nilai CMRR akan meningkat.
 Penggunaan cermin arus (current mirror)
sebagai beban aktif memiliki keuntungan yaitu
akan diperoleh resistansi kolektor yang besar
sehingga penguatan akan semakin besar pula.
Selain itu, output penguatan diferensial dapat
diambil dari salah satu ternimal saja dengan  Keluaran dari Vo - dengan mode XY Vcc
memperole penguatan yang besar =9V

6. DAFTAR PUSTAKA

1. Mervin T Hutabarat, Praktikum Elektronika II


Laboratorium Dasar Teknik Elektro ITB,Bandung,
2015.
2. Adel S. Sedra and Kennet C. Smith, Microelectronic
Circuits, Oxford University Press, USA, 2004

 Keluaran dari Vo – dengan Vcc = 15V


7. LAMPIRAN

 Keluaran dari Vo + dengan Vcc = 9 V

 Keluaran dari Vo + mode XY dengan Vcc =


15V
 Keluaran Vo- mode xy

 Keluaran dari Vo- mode XY dengan Vcc =


15V

 Keluaran Vo+

 Keluaran Vo-

 Keluaran Vo+ mode xy

You might also like