You are on page 1of 9

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Persiapan Pasien untuk Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan penunjang EKG
Elektrokardiogram (EKG) atau electrocardiogram (ECG) adalah
tes medis untuk mendeteksi kelainan jantung dengan mengukur aktivitas
listrik yang dihasilkan oleh jantung, sebagaimana jantung berkontraksi.
EKG dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan seperti
aritmia jantung, pembesaran jantung, peradangan jantung (perikarditis atau
miokarditis), dan penyakit jantung koroner.
Mesin yang mencatat EKG disebut dengan elektrokardiograf.
Elektrokardiograf akan mencatat aktivitas listrik otot jantung dan
menampilkan data ini pada layar visual atau pada kertas print. Data ini
kemudian ditafsirkan oleh dokter yang ahli.
Hasil EKG yang normal dari jantung memiliki karakteristik yang
khas. Irama jantung yang tidak teratur atau kerusakan pada otot jantung
dapat berdampak pada aktivitas listrik jantung sehingga mengubah bentuk
EKG. Seorang dokter mungkin akan merekomendasikan tes EKG pada
pasien yang mungkin berisiko mengalami penyakit jantung karena adanya
riwayat keluarga penyakit jantung, atau karena kebiasaan merokok,
obesitas, diabetes, kolesterol tinggi, atau tekanan darah tinggi.
Dokter mungkin akan merekomendasikan tes EKG jika pasien
mengalami gejala, seperti nyeri dada, sesak napas, pusing, pingsan, napas
cepat atau detak jantung tidak teratur (palpitasi). EKG sering dilakukan
untuk memantau kesehatan pasien yang telah didiagnosis dengan masalah
jantung, untuk membantu menilai alat pacu jantung buatan atau untuk
memonitor efek dari obat tertentu pada jantung.
Tidak ada persiapan khusus untuk melakukan EKG, jadi pasien
tidak perlu berpuasa sebelum tes. Tapi pasien harus memberitahukan
dokter jika pasien tengah mengonsumsi suatu obat sebelum melakukan tes
EKG, dan juga beritahukan dokter jika pasien memiliki alergi terhadap

1
pita perekat (adhesive tapes) yang mungkin digunakan untuk
menempelkan elektroda dalam pemeriksaan EKG.

2. Pemeriksaan penunjang EEG


EEG adalah proses perekaman sinyal sinyal aktivitas elektrik listrik
yang terjadi dalam otak menggunakan alat bantu elektromedis.
Pemeriksaan EEG adalah untuk mengetahui ada tidaknya kondisi
abnormal dari fungsi dan struktur otak, sehingga digunakan untuk
membantu sebagai salah satu pertimbangan dalam mendiagnosa :
a. Pasien dengan penyakit epilepsy
b. Pasien dengan kondisi kejang
c. Pasien dengan penurunan Kesadaran/ Koma
d. Pasien dengan kondisi Sakit Kepala Menahun
e. Mengevaluasi efek Serebral pada penyakit metabolic sistemik
f. Mengevaluasi Tidur (Sleepy Study)
g. Memonitor aktivitas serebral pada pasien dalam narkose umum

Persiapan pemeriksaan dengan EEG sebaiknya :

a. Pasien tidak dalam keadaan Batuk, Pilek atau Demam


b. Tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu, misal obat penenang
c. Puasa makanan/ minuman yang mengandung kafein , misal kopi,
Teh, Cola, Coklat, selama 8 jam sebelum pemeriksaan
d. Pasien tidak perlu puasa malam, makan secukupnya tidak
berlebihan
e. Rambut Harus Bersih, bebas dari minyak rambut, hair spray, gel,
conditioner atau cairan yang mengandung obat kulit (atau
sebaiknya keramas terlebih dahulu)
f. Tidur malam yang cukup

3. Pemeriksaan penunjang X-Ray


Pemeriksaan rontgen merupakan salah satu pemeriksaan penunjang
dari penegakkan diagnosis di samping pemeriksaan laboratorium. Rontgen

2
dilakukan untuk melihat patah atau retak tulang, memantau
perkembangannya, dan menentukan jenis pengobatan yang akan
diberikan.
Kondisi penyakit yang membutuhkan pemeriksaan rontgen sebagai
contoh adalah arthritis, kanker tulang, penyakit paru-paru, masalah
pencernaan, pembesaran jantung, batu ginjal, batu saluran kemih, dan
kejadian tertelan zat asing.
X-ray hanya menggunakan sedikit radiasi, sehingga jumlah ekspos
sinar masih dianggap aman untuk orang dewasa. Berbeda halnya dengan
janin di dalam rahim, sehingga bagi ibu hamil biasanya dilaksanakan
pemeriksaan radiologi dengan jenis lain yang lebih aman seperti MRI.
Selain itu, beberapa kondisi pemeriksaan rontgen ada yang
memerlukan penelanan atau penyuntikan zat kontras agar pada hasil foto
daerah yang ingin dilihat dapat tergambar dengan jelas. Kontras yang
biasa digunakan adalah jenis iodine yang ada beberapa orang dapat
menyebabkan alergi. Reaksi alergi yang dapat terjadi adalah kemerahan
pada kulit, gatal, dan mual. Pada kasus yang sangat jarang dapat terjadi
syok anafilaktik, hipotensi parah, dan serangan jantung.

Berdasarkan jenis persiapannya, pemeriksaan X-Ray terbagi atas:

a. Radiografi konvesional tanpa persiapan


Pasien dapat langsung difoto saat datang.
b. Radiografi konvensional dengan persiapan
 Pemeriksaan organ abdomen (perut) memerlukan puasa beberapa
jam atau hanya makan makanan tertentu agar usus dapat tergambar
dengan jelas tanpa adanya penutupan dari feses.
 Pada pemeriksaan saluran kemih, Anda akan diminta berbaring
telentang dengan tangan menjauh dari tubuh. Serta sebelum
pemeriksaan Anda akan diminta untuk meminum banyak air atau
dan menahan kencing agar dapat terlihat gambaran yang bagus
pada buli-buli (kandung kemih).

3
 Pemeriksaan dada proyeksi posterior anterior (PA) dilakukan
dengan posisi berdiri, baju harus diturunkan sampai ke pinggang.
Anda akan diminta untuk menahan nafas saat foto diambil.
 Jika rontgen dilakukan pada daerah tengkorak, penjepit atau hiasan
rambut, kaca mata, dan gigi palsu harus dipindahkan.

Persiapan teknis lainnya sebagai berikut:

 Memakai pakaian yang nyaman dan longgar agar mudah untuk


membukanya, namun pada beberapa rumah sakit akan diberikan
gaun untuk dipakai.
 Mencopot perhiasan, jam atau alat-alat yang mengandung logam
pada tubuh. Jika Anda memiliki implantasi metalik di dalam tubuh
dari operasi sebelumnya, segera laporkan ke dokter karena implant
akan memblokir sinar X-Ray untuk menembus ke dalam tubuh.

4. Pemeriksaan penunjang CT Scan


Mesin CT scan adalah mesin scanner besar berbentuk donat
dengan meja scanner di tengahnya, semua gambar yang dihasilkan mesin
scanner akan langsung dikirim ke komputer.
CT (Computed Tomography) scan jantung sendiri adalah
penangkapan gambar jantung dan pembuluh darah secara detail
menggunakan x-ray. Terdapat dua jenis CT scan pada pembuluh darah
tergantung pada fokus pengambilan gambarnya, yaitu:
a. Angiography CT Scan Jantung: Scan yang dilakukan untuk
mengetahui penyumbatan yang mempengaruhi aliran darah dalam
arteri menuju jantung atau untuk mengetahui timbunan plak
kalsium di arteri.
b. Kombinasi Scan Aorta dan Arteri Pulmonalis: Scan yang
difokuskan pada aorta dan arteri pulmonalis untum melihat
kelainan pada dua jaringan tersebut.

4
Persiapan CT Scan

Ada setidaknya empat langkah yang dilakukan sebelum menjalani


CT Scan jantung, diantaranya:

 Pertimbangan berat badan, karena mesin scanner memiliki


keterbatasan pada berat tertentu, contoh berat badan di atas 135 kg
akan menyebabkan kerusakan pada mesin.
 Memberikan informasi kepada dokter mengenai obat-obatan yang
Anda asup, karena ada beberapa obat, seperti pengobatan diabetes,
metformin (Glucophage) yang harus dihentikan sementara.
 Jika Anda pernah menjalani CT scan sebelumnya, dan mengalami
reaksi terhadap suntikan pewarna kontras, maka beri tahu dokter
agar Anda mendapatkan obat tertentu untuk meringankan
reaksinya.
 Puasa makan dan minum setidaknya empat jam sebelum prosedur.
Namun ada sebagian dokter yang mempersilahkan pasien untuk
minum kecuali minuman berkafein karena akan mempengaruhi
detak jantung.

5. Persiapan peeriksaan penunjang USG


Ultrasonografi atau USG adalah istilah yang sering kita dengar dalam
dunia kesehatan. Ultrasonografi adalah metode diagnostik yang
menggunakan resonansi gelombang suara frekuensi tinggi untuk
membentuk gambar jaringan dan organ tubuh. Karena USG ini
menggunakan gelombang suara, maka itu tidak menimbulkan efek
samping terhadap pasien yang melakukan pemeriksaan USG, oleh karena
itu USG sangat aman baik untuk ibu hamil maupun pasien diluar
kehamilan.
Komponen – komponen alat USG terdiri :
1. Tranduser
Adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagain tubuh yang
akan diperiksa.

5
2. Monitor
Digunakan untuk menampilkan hasil dari pemeriksaan USG tersebut.
3. Mesin USG
Merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data
yang diterima dalam bentuk gelombang.
4. Printer
Komponen USG untuk mencetak hasil dari USG tersebut dengan
menggunakan kertas USG. Perkembangan USG saat ini sangat pesat,
mulai dari USG konfensional biasa, USG 3 dimensi , 4 dimensi
maupun USG dengan kemampuan Doppler. USG yang sering kita
dengar adalah USG untuk kehamilan saja, padahal organ tubuh
seperti leher / thyroid, musculoskeletal (sistem persendian, otot dan
hubungan antar tulang), payudara, thorax / dada, testis dan abdomen /
perut (hati, pankreas, kandung empedu, lien, ginjal, vesica urinaria,
ureter, dan prostat) pun bisa dilakukan pemeriksaan USG.
Untuk pemeriksaan USG leher / thyroid, musculoskeletal (sistem
persendian, otot dan hubungan antar tulang), payudara, thorax / dada
, dan testis tidak perlu persiapan. Untuk pemeriksaan USG abdomen
perlu dilakukan persiapan sebelum dilakukan pemeriksaannya. USG
abdomen sendiri dibagi 2 bagian yaitu USG abdomen Atas dan USG
abdomen bawah. USG Abdomen adalah pemeriksaan dengan
menggunakan gelombang suara pada daerah perut.
Persiapan USG abdomen Atas dan Bawah adalah :
a. Pasien melakukan puasa makan (puasa minimal 6 jam sebelum
dilakukan pemeriksaan USG, dan boleh minum air mineral)
b. 1 (satu) jam sebelum pemeriksaan pasien diharuskan minum dan
tahan kencing / tidak boleh kencing sampai dilakukan
pemeriksaan. Untuk pasien yang menggunakan cateter harus di
klem.
c. Untuk USG abdomen lengkap ( atas dan bawah ), pasien harus
puasa makan minimal 6 dan dan harus tahan kencing.

6
Catatan : Untuk USG abdomen atas pasien tidak dianjurkan tahan
kencing. Dan untuk USG abdomen bawah saja pasien dianjurkan
tahan kencing.
6. Pemeriksaan penunjang biopsi
Biopsi adalah tindakan diagnostik yang dilakukan dengan
mengambil sampel jaringan atau sel untuk dianalisis di laboratorium, baik
untuk mendiagnosis suatu penyakit atau untuk mengetahui jenis
pengobatan atau terapi yang terbaik bagi pasien. Tindakan ini juga dikenal
sebagai pengambilan sampel jaringan.
Seorang ahli penyakit dalam, yang dapat berupa ahli kanker atau
ahli ginjal, dapat meminta dan/atau melakukan biopsi. Kemudian, sampel
yang diperoleh akan diuji di laboratorium, di mana ahli histologi yang
memiliki keahlian khusus dalam struktur jaringan akan menganalisis
sampel. Sementara itu, seorang ahli penyakit juga akan dibutuhkan untuk
mencari tahu penyebab penyakit, walaupun hal ini dapat dilakukan juga
oleh dokter yang meminta biopsi.
Biopsi seringkali dikaitkan dengan kanker. Kanker dapat dideteksi
dalam sel dan jaringan tubuh, di mana sel dapat menjadi tumor atau massa
yang melekat pada organ tubuh. Tergantung pada jenis biopsi yang
dilakukan, tindakan ini dapat digunakan untuk mengetahui “tingkat invasi
penyakit” – yaitu apakah penyakit telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Tindakan ini juga dapat digunakan untuk mengeliminasi
keberadaan kanker atau mengetahui apakah tumor bersifat jinak.

Persiapan

Biopsi dapat bersifat minim invasif atau invasif. Apabila biopsi


dilakukan selama operasi, maka tindakan ini dikenal sebagai biopsi
terbuka. Apabila biopsi membutuhkan sayatan kecil, maka tindakan ini
dikenal sebagai biopsi tertutup. Semakin besar sayatan yang dibutuhkan
saat biopsi, maka semakin besar juga risiko dokter akan membutuhkan
bius lokal atau total untuk mengurangi pendarahan dan nyeri, serta
meningkatkan kenyamanan pasien.

7
Biasanya, pasien tidak harus melakukan persiapan khusus sebelum
biopsi, walaupun semua hal yang dapat memengaruhi sampel jaringan,
seperti obat-obatan atau penyakit yang telah diderita, harus dilaporkan ke
dokter. Apabila pasien sedang mengonsumsi obat tertentu, ia dapat
diminta untuk berhenti mengonsumsi obat tersebut sejak beberapa hari
sebelum biopsi.

7. Pemeriksaan penunjang laboratorium


Tujuan pemeriksaan laboratorium, diantaranya untuk mendeteksi
adanya penyakit, menentukan faktor risiko penyakit, memantau
perkembangan penyakit dan memantau efektivitas pengobatan. Hasil
pemeriksaan laboratorium memiliki peranan penting dalam pengambilan
keputusan medis, karena itu akurasi hasil menjadi suatu keharusan. Hasil
pemeriksaan yang tidak akurat dikarenakan persiapan pemeriksaan yang
kurang optimal akan menyebabkan tujuan pemeriksaan tidak tercapai dan
dapat mengakibatkan diagnosa yang kurang tepat dan berujung pada
penanganan medis yang kurang tepat pula. Persiapan pasien tergantung
dari jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Adapun beberapa persiapan
pemeriksaan yang umum dianjurkan :
a. Pasien harus puasa minimal selama 10 jam sebelum pengambilan
darah, kecuali untuk pemeriksaan glukosa puasa minimal 8 jam. Untuk
pemeriksaan trigliserida, sebaiknya pasien puasa selama 12 jam.
b. Selama puasa, pasien tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali
air putih.
c. Hindari merokok, makan permen karet, minum kopi dan teh (tanpa
gula), alkohol, addictive drugs (seperti amphetamine, morphine,
heroin, cannabis) karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
d. Jangan berpuasa lebih dari 14 jam.
e. Jangan melakukan aktivitas berat seperti berolahraga sebelum
pengambilan darah.
f. Pengambilan darah sebaiknya dilakukan pagi hari, antara pukul 07.00 -
09.00. Hal ini karena pagi hari merupakan keadaan basal tubuh dimana
pada umumnya belum melakukan banyak aktivitas.

8
Terkadang sebagian pasien masih mengabaikan anjuran tersebut,
baik karena lupa, terlalu sulit dilakukan ataupun karena kesibukan yang
tidak memungkinkan pasien mengikuti anjuran tersebut. Padahal persiapan
pemeriksaan ini dibuat berdasarkan berbagai pertimbangan yang fokus
pada keselamatan pasien (patient safety).

Daftar Pustaka

Prodia. 2015. Anjuran Persiapan Sebelum Pemeriksaan


Laboratorium. Tersedia pada http://www.prodia.co.id/id. Diakses Pada
Tanggal 07 November 2015

Zuber, T. American Family Physician, March 15, 2002.

Kasik, dkk. 2017. Persiapan Pemeriksaan Ultrasonografi atau USG


Abdomen. Tersedia pada http://www.kasih-group.com. Diakses Pada
Tanggal 19 July 2017

Malika. 2017. Foto Rontgen. Tersedia pada https://hellosehat.com.


Diakses Pada Tanggal 05 September 2017

Efran. 2015. EKG. Tersedia pada https://www.medkes.com.


Diakses Pada Tanggal 26 September 2015

Yurika. 2017. CT Scan Jantung. Tersedia pada


https://drjantung.com. Diakses Pada Tanggal 19 Mei 2017

You might also like