Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
1
pita perekat (adhesive tapes) yang mungkin digunakan untuk
menempelkan elektroda dalam pemeriksaan EKG.
2
dilakukan untuk melihat patah atau retak tulang, memantau
perkembangannya, dan menentukan jenis pengobatan yang akan
diberikan.
Kondisi penyakit yang membutuhkan pemeriksaan rontgen sebagai
contoh adalah arthritis, kanker tulang, penyakit paru-paru, masalah
pencernaan, pembesaran jantung, batu ginjal, batu saluran kemih, dan
kejadian tertelan zat asing.
X-ray hanya menggunakan sedikit radiasi, sehingga jumlah ekspos
sinar masih dianggap aman untuk orang dewasa. Berbeda halnya dengan
janin di dalam rahim, sehingga bagi ibu hamil biasanya dilaksanakan
pemeriksaan radiologi dengan jenis lain yang lebih aman seperti MRI.
Selain itu, beberapa kondisi pemeriksaan rontgen ada yang
memerlukan penelanan atau penyuntikan zat kontras agar pada hasil foto
daerah yang ingin dilihat dapat tergambar dengan jelas. Kontras yang
biasa digunakan adalah jenis iodine yang ada beberapa orang dapat
menyebabkan alergi. Reaksi alergi yang dapat terjadi adalah kemerahan
pada kulit, gatal, dan mual. Pada kasus yang sangat jarang dapat terjadi
syok anafilaktik, hipotensi parah, dan serangan jantung.
3
Pemeriksaan dada proyeksi posterior anterior (PA) dilakukan
dengan posisi berdiri, baju harus diturunkan sampai ke pinggang.
Anda akan diminta untuk menahan nafas saat foto diambil.
Jika rontgen dilakukan pada daerah tengkorak, penjepit atau hiasan
rambut, kaca mata, dan gigi palsu harus dipindahkan.
4
Persiapan CT Scan
5
2. Monitor
Digunakan untuk menampilkan hasil dari pemeriksaan USG tersebut.
3. Mesin USG
Merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data
yang diterima dalam bentuk gelombang.
4. Printer
Komponen USG untuk mencetak hasil dari USG tersebut dengan
menggunakan kertas USG. Perkembangan USG saat ini sangat pesat,
mulai dari USG konfensional biasa, USG 3 dimensi , 4 dimensi
maupun USG dengan kemampuan Doppler. USG yang sering kita
dengar adalah USG untuk kehamilan saja, padahal organ tubuh
seperti leher / thyroid, musculoskeletal (sistem persendian, otot dan
hubungan antar tulang), payudara, thorax / dada, testis dan abdomen /
perut (hati, pankreas, kandung empedu, lien, ginjal, vesica urinaria,
ureter, dan prostat) pun bisa dilakukan pemeriksaan USG.
Untuk pemeriksaan USG leher / thyroid, musculoskeletal (sistem
persendian, otot dan hubungan antar tulang), payudara, thorax / dada
, dan testis tidak perlu persiapan. Untuk pemeriksaan USG abdomen
perlu dilakukan persiapan sebelum dilakukan pemeriksaannya. USG
abdomen sendiri dibagi 2 bagian yaitu USG abdomen Atas dan USG
abdomen bawah. USG Abdomen adalah pemeriksaan dengan
menggunakan gelombang suara pada daerah perut.
Persiapan USG abdomen Atas dan Bawah adalah :
a. Pasien melakukan puasa makan (puasa minimal 6 jam sebelum
dilakukan pemeriksaan USG, dan boleh minum air mineral)
b. 1 (satu) jam sebelum pemeriksaan pasien diharuskan minum dan
tahan kencing / tidak boleh kencing sampai dilakukan
pemeriksaan. Untuk pasien yang menggunakan cateter harus di
klem.
c. Untuk USG abdomen lengkap ( atas dan bawah ), pasien harus
puasa makan minimal 6 dan dan harus tahan kencing.
6
Catatan : Untuk USG abdomen atas pasien tidak dianjurkan tahan
kencing. Dan untuk USG abdomen bawah saja pasien dianjurkan
tahan kencing.
6. Pemeriksaan penunjang biopsi
Biopsi adalah tindakan diagnostik yang dilakukan dengan
mengambil sampel jaringan atau sel untuk dianalisis di laboratorium, baik
untuk mendiagnosis suatu penyakit atau untuk mengetahui jenis
pengobatan atau terapi yang terbaik bagi pasien. Tindakan ini juga dikenal
sebagai pengambilan sampel jaringan.
Seorang ahli penyakit dalam, yang dapat berupa ahli kanker atau
ahli ginjal, dapat meminta dan/atau melakukan biopsi. Kemudian, sampel
yang diperoleh akan diuji di laboratorium, di mana ahli histologi yang
memiliki keahlian khusus dalam struktur jaringan akan menganalisis
sampel. Sementara itu, seorang ahli penyakit juga akan dibutuhkan untuk
mencari tahu penyebab penyakit, walaupun hal ini dapat dilakukan juga
oleh dokter yang meminta biopsi.
Biopsi seringkali dikaitkan dengan kanker. Kanker dapat dideteksi
dalam sel dan jaringan tubuh, di mana sel dapat menjadi tumor atau massa
yang melekat pada organ tubuh. Tergantung pada jenis biopsi yang
dilakukan, tindakan ini dapat digunakan untuk mengetahui “tingkat invasi
penyakit” – yaitu apakah penyakit telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Tindakan ini juga dapat digunakan untuk mengeliminasi
keberadaan kanker atau mengetahui apakah tumor bersifat jinak.
Persiapan
7
Biasanya, pasien tidak harus melakukan persiapan khusus sebelum
biopsi, walaupun semua hal yang dapat memengaruhi sampel jaringan,
seperti obat-obatan atau penyakit yang telah diderita, harus dilaporkan ke
dokter. Apabila pasien sedang mengonsumsi obat tertentu, ia dapat
diminta untuk berhenti mengonsumsi obat tersebut sejak beberapa hari
sebelum biopsi.
8
Terkadang sebagian pasien masih mengabaikan anjuran tersebut,
baik karena lupa, terlalu sulit dilakukan ataupun karena kesibukan yang
tidak memungkinkan pasien mengikuti anjuran tersebut. Padahal persiapan
pemeriksaan ini dibuat berdasarkan berbagai pertimbangan yang fokus
pada keselamatan pasien (patient safety).
Daftar Pustaka