You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terbentuknya perilaku dapat terjadi karena proses kematangan dan dari proses interaksi
dengan lingkungan. Terbentuknya dan perubahan perilaku karena proses interaksi antara individu
dengan lingkungan ini melalui suatu proses yakni proses belajar. Oleh sebab itu, perubahan
perilaku dan proses belajar sangat erat kaitannya. Perubahan perilaku merupakan hasil dari proses
belajar.
Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang berasal dari dalam diri itu sendiri. Factor-faktor tersebut antara lain: susunan syaraf pusat,
persepsi, motivasi, emosi, dan belajar.
Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran,
penciuman dan lain sebagainya. Sedangkan motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil daqri dorongan dan gerakan inilah yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku,
Perilaku yang berlaku pada individu atau organisme tidak timbul dengan sendirinya. Tetapi
sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan. Baik itu stimulus
eksternal maupun stimulus internal.
Perilaku dapat dioservasi, baik langsung seperti tertawa, minum dan lain sebagainya maupun
secara tidak langsung seperti pikiran dan perasaan.
Perilaku masyarakat terbentuk dari lingkungan dimana ia hidup. Perilaku ini berlangsung
cukup lama dan mungkin pula hingga saat ini. Bahkan bisa saja perilaku yang sama turun
temurun dari generasi ke generasi di masyarakat. Hal ini bisa menjadi kebudayaan suatu
masyarakat suatu daerah.

1.2 Rumusan Masalah


1
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
1.2.1 Apa pengertian Perilaku ?
1.2.2 Apa unsur – unsur yang mendasari perilaku ?
1.2.3 Bagaimana afek dari emosi ?
1.2.4 Bagaimana proses pikir ?
1.2.5 Apa pengertian dari persepsi?
1.2.6 Apa pengertian psikomotor ?
1.2.7 Bagaimana perilaku manusia dalam keperawatan ?
1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari perilaku.

1.3.2 Untuk mengetahui unsur – unsur yang mendasari perilaku.

1.3.3 Untuk mengetahui afek dari emosi.

1.3.4 Untuk mengetahui proses pikir.

1.3.5 Untuk mengetahui pengertian dari persepsi.

1.3.6 Untuk mengetahui pengertian psikomotor.

1.3.7 Untuk mengetahui perilaku manusia dalam keperawatan.

2
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku adalah suatu
kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut
pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing – masing.
2. Bentuk – bentuk perilaku

a. Perilaku tertutup (convert behavior)


Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung
atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan
nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan
atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
3. Karakteristik perilaku
a. Perilaku adalah perkataan dan perbuatan individu. Jadi apa yang dikatakan dan dilakukan
oleh seseorang merupakan karakteristik dari perilakunya.
b. Perilaku mempunyai satu atau lebih dimensi yang dapat diukur, yaitu : frekuensi, durasi,
dan intensitas.
c. Perilaku dapat diobservasi, dijelaskan, dan direkam oleh orang lain atau orang yang
terlibat dalam perilaku tersebut.
d. Perilaku mempengaruhi lingkungan, lingkungan fisik atau sosial.
e. Perilaku dipengaruhi oleh lingkungan (lawful).
f. Perilaku bisa tampak atau tidak tampak. Perilaku yang tampak bisa diobservasi oleh orang
lain, sedangkan perilaku yang tidak tampak merupakan kejadian atau hal pribadi yang
hanya bisa dirasakan oleh individu itu sendiri atau individu lain yang terlibat dalam
perilaku tersebut.
4. Jenis – jenis Perilaku
3
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
a. Perilaku Refleksif

Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap
stimulus yang mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip mata bila kena sinar; gerak lutut
bila kena sentuhan palu; menarik tangan apabila menyentuh api dan lain sebagainya.
Perilaku refleksif terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang diterima
organisme tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak sebagai pusat kesadaran yang
mengendalikan perilaku manusia. Dalam perilaku yang refleksif, respons langsung timbul
begitu menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu stimulus diterima oleh reseptor, begitu
langsung respons timbul melalui afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.
Perilaku ini pada dasarnya tidak dapat dikendalikan. Hal ini karena perilaku refleksif
merupakan perilaku yang alami, bukan perilaku yang dibentuk oleh pribadi yang
bersangkutan.

b. Perilaku Non-Refleksif

Perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat
kesadaran/otak. Dalam kaitan ini, stimulus setelah diterima oleh reseptor langsung diteruskan
ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran , dan kemudian terjadi respons melalui afektor.
Proses yang terjadi didalam otak atau pusat kesadaran inilah yang disebut proses
psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut aktivitas
psikologis atau perilaku psikologis
Pada perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan, merupakan perilaku
yang dominan dalam pribadi manusia. Perilaku ini dapat dibentuk, dapat dikendalikan.
Karena itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sebagai hasil proses belajar.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Perilaku atau aktivitas pada individu atau organisme tidak timbul dengan sendirinya, tetapi
sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan baik stimulus
eksternal maupun stimulus internal. Perilaku individu dapat mempengaruhi individu itu sendiri,
di samping itu perilaku juga berpengaruh pada lingkungan. Demikian pula lingkungan dapat
4
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
mempengaruhi individu, demikian sebaliknya. Oleh sebab itu, dalam perspektif psikologi,
perilaku manusia (human behavior) dipandang sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana
maupun bersifat kompleks.
Lebih lanjut, Icek Ajzen dan Martin Fishbein (1980, dalam Brehm and Kassin, 1990)
mengemukakan teori tindakan beralasan (theory of reasoned action). Dengan mencoba melihat
anteseden penyebab perilaku volisional (perilaku yang dilakukan atas kemauan sendiri), teori
tindakan beralasan ini didasarkan pada asumsi-asumsi: (a) bahwa manusia pada umumnya
melakukan sesuatu dengan cara-cara yang masuk akal; (b) bahwa manusia mempertimbangkan
semua informasi yang ada; dan (c) bahwa secara eksplisit maupun implisit manusia
memperhitungkan implikasi tindakan mereka.
Teori tadi kemudian diperluas dan dimodifikasi oleh Ajzen (1988) dengan teori perilaku
terencana (theory of planned behavior), di mana determinan intensi tidak hanya dua (sikap
terhadap perilaku yang bersangkutan dan norma-norma subjektif) melainkan tiga dengan
diikutsertakannya aspek kontrol perilaku yang dihayati (perceived behavioral control).
Keyakinan-keyakinan berpengaruh pada sikap terhadap perilaku tertentu, pada norma-norma
subjektif, dan pada kontrol perilaku yang dihayati. Keyakinan mengenai perilaku apa yang
bersifat normatif dan motivasi untuk bertindak sesuai dengan harapan normatif tersebut
membentuk norma subjektif dalam diri individu. Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman
masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan
perilaku yang bersangkutan.
Secara garis besar, perilaku manusia diakibatkan oleh:
a. Genetika
b. Sikap - adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu.

c. Norma sosial - adalah pengaruh tekanan sosial.

d. Kontrol perilaku pribadi - adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya


melakukan suatu perilaku.

6. Pendekatan Untuk Memahami Perilaku

Perilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah suatu
fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ditilik dari sifatnya,
perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk
5
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama
lain.Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia adalah;
pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga pendekatan
tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa
lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.
a. Penekanan
Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran
individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu
sendiri.Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam
perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan
dan memperkuat respon perilaku.Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem
personalitas di dalam menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang
hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.

b. Penyebab Timbulnya Perilaku


Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian
pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan.Pendekatan
reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum
terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku.Menurut pendekatan psikoanalitis,
perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan oleh tidak tercapainya
keinginan.

c. Proses
Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses
mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat ketidak
sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi ketidak
sesuaian tersebut.Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu
mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon
tersebut menentukan kecenderungan perilaku masa mendatang.Dalam pendekatan psikoanalitis,
keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan
Superego.
d. Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku

6
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu
hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan masa
sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam
sistem.Teori reinforcement bersifathistoric. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu
adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.Menurut pendekatan psikoanalitis, masa
lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan
yang relatif dari Id, Ego dan Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa
lalu.
e. Tingkat dari Kesadaran
Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam
kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan sangat
penting.Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas
mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan kasus
kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja diikuti dengan
perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan
terjadinya perilaku terbuka.Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental
adalah tidak sadar. Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.
f. Data
Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada dasarnya
dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.Pendekatan reinforcement mengukur stimuli
lingkungan dan respon materi atau fisik yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau
dengan pertolongan sarana teknologi.Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari
keinginan, harapan, dan bukti penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa
mimpi, asosiasi bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.

2.2 Unsur –unsur yang Mendasari Perilaku

Kepribadian seseorang bersifat unik dan tidak ada duanya. Unsur-unsur yang memengaruhi
kepribadian seseorang itu adalah pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.
1. Pengetahuan
Pengetahuan seseorang bersumber dari pola pikir yang rasional, yang berisi fantasi,
pemahaman, dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang diperolehnya

7
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
dari lingkungan yang ada di sekitarnya. Semua itu direkam dalam otak dan sedikit demi sedikit
diungkapkan dalam bentuk perilakunya di masyarakat.
2. Perasaan
Perasaan merupakan suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian
positif atau negatif terhadap sesuatu atau peristiwa tertentu. Perasaan selalu bersifat subjektif,
sehingga penilaian seseorang terhadap suatu hal atau kejadian akan berbeda dengan penilaian
orang lain. Contohnya penilaian terhadap jam pelajaran yang kosong.
Mungkin kamu menganggap sebagai hal yang tidak menyenangkan karena merasa rugi tidak
memperoleh pelajaran. Lain halnya dengan penilaian temanmu yang menganggap sebagai hal
yang menyenangkan. Perasaan mengisi penuh kesadaran manusia dalam hidupnya.
3. Dorongan Naluri
Dorongan naluri merupakan kemauan yang sudah menjadi naluri setiap manusia. Hal itu
dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia, baik yang bersifat rohaniah
maupun jasmaniah. Sedikitnya ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu untuk
mempertahankan hidup, seksual, mencari makan, bergaul dan berinteraksi dengan sesama
manusia, meniru tingkah laku sesamanya, berbakti, serta keindahan bentuk, warna, suara, dan
gerak.

2.3 Afek Emosi


Perilaku juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi
berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan keadaan jasmani merupakan hasil
keturunan (bawaan), Manusia dalam mencapai kedewasaan semua aspek yang berhubungan
dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan, oleh karena
itu perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan.
a. Afek

Afek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak bisa dikontrol
serta dikuasai oleh pikiran. Afek biasanya disertai reaksi jasmaniah, yaitu peredaran darah,
denyut jantung dan pernapasan bisa cepat atau menjadi lemah. Emosi adalah gejala
kejiwaan yang berhubungan dengan gejala kejasmanian.
Contoh :

8
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
a. Orang yang sedang marah mengambil, melempar, dan membanting benda dari
sekitarnya, disertai mukanya merah, TD meningkat, dan gemeter.
b. Anak yang tidak lulus ujian, menangis sampai kejang-kejang bahkan sampai
pingsan,disertai muka pucat dan keluar keringat dingin
b. Emosi
Emosi adalah “Manifestasi perasaan atau efek keluar dan di sertai banyak komponen
fisiologik, dan biasanya berlangsung lama”(Marimis,1990). Emosi adalah ”Suatu keadaan
perasaan yang telah melampaui batas sehingga untuk mengadakan hubungan dengan
sekitarnya mungkin terganggu” (Bimo Walgito ,1989). Sebagai contoh : ketakutan,
kecemasan, depresi, dan kegembiraan.
c. Emosi dan Gejala Kejasmanian
Emosi sebagai gejala kejiwaan berhubungan dengan gejala kejasmanian. Apabila
individu mengalami emosi,dalam diri individu itu akan terdapat perubahan-perubahan
dalam kejasmanian,misalnya ketakutan maka gejala kejasmanian yang tampak adalah muka
pucat,dan jantung berdebar-debar.

2.4 Proses Pikir


1. Pengertian Berfikir

Berfikir adalah proses tingkah laku menggunakan pikiran untuk mencari makna an
pemahaman terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan atau penyelesaian masalah.
Berfikir merupakan aktifitas kognitifmanusia yang cukup kompleks. Seseorang berfikir biasanya
karena ada suatu masalah yang sedang menimpanya, misalnya: ketika seseorang sedang
kehilangan uang, maka dia akan berfikir, membuka memorinya untuk menemukan uang yang
hilang tersebut. Berikut ini adalah pendapat para ahli tentang berfikir.
Solso (1988) mengatakan bahwa berfikir merupakan proses yang menghasilkan representasi
mental yang baru melalui transformasi informasi yang melibatkan interaksi yang kompleks antara
berbagai proses mental, seperti penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi, dan pemecahan
masalah.
Mayer (1988) mengatakan bahwa berfikir meliputi 3 komponen pokok, yaitu:
a. Berfikir merupakan aktifitas kognitif
b. Berfikir merupakan proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan di dalam
sistem kognitif
c. Berfikir diarahkan dan menghasilkan perbuatan pemecahan masalah.
9
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2. Langkah –langkah proses berfikir

Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu:
a. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga
tingkatan, yaitu:
1) Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita
perhatikan unsur – unsurnya satu demi satu, maupun membentuk pengertian
manusia.
2) Membanding – bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri – ciri mana yang
sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu
ada mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
3) Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki,
menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri – ciri yang hakiki itu
ialah: Makhluk hidup yang berbudi.
b. Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau
lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok
kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat.
Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1) Pendapat positif, yaitu pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu
2) Pendapat Negatif, Yaitu Pendapat yang menidakkan, yang secara tegas
menerangkan tentang tidak adanya seuatu sifat pada sesuatu hal
3) Pendapat Modalitas atau kebarangkalian, Yaitu Pendapat yang menerangkan
kebarangkalian, kemungkinan – kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal
c. Penarikan kesimpulan atau pembentukan keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru
berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, Yaitu:
1) Keputusan induktif yaitu keputusan yang diambil dari pendapat – pendapat khusus
menuju ke satu pendapat umum.
2) Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus , Jadi
berlawanan dengan keputusan induktif.
3) Keputusan Analogis

10
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
Keputusan Analogis adalah Keputusan yang diperoleh dengan jalan
membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah
ada.

3. Macam – Macam Kegiatan Berfikir

a. Berfikir asosiatif
Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain.
Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya,
jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis berpikir asosiatif:
1) Asosiasi bebas
Suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasnya.
2) Asosiasi terkontrol
Satu ide tertentu menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu.
3) Melamun
Menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak
realistis.
4) Mimpi
Ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur.
Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu terbangun, tetapi kadang-kadang
masih dapat diingat.
5) Berfikir artistik
Proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan
pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh
para seniman dalam mencipta karya-karya seninya.
b. Berfikir terarah
Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumya. Dan diarahkan
pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan. Dua macam berpikir
terarah, yaitu:
1) Berfikir analitis
Berpikir AnalitisadalahBerpikir Konvergen (cenderung menyempit dan menuju
jawaban yang tunggal.)
2) Berfikir kreatif

11
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara
berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem baru,
menemukan bentuk artistik baru dan sebagainya untuk memperoleh lebih dari satu
jawaban.Dalam berpkir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili
segala hal dalam alam pikiran. Misalnya perkataan buku adalah simbol uang mewakili
benda yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan tertulis huruf-
huruf.Di samping kata-kata, bentuk-bentuk simbol antara laibn angka-angka dan simbol
matematika, simbol simbol yang dipergunakan dalam peraturan lalu lintas, not musik,
mata uang, dan sebagainya.
2.5 Persepsi
1. Pengertian persepsi
Secara etimologis presepsi berasal dari bahasa latin preceptio;dari preceptio, yang artinya
menerima atau mengambil. Adapun proses dari persepsi itu sendiri adalah yang menafsirkan
stimulus yang telah ada didalam otak. Kata “presepsi” biasanya dikaitkan dengan kata lain,
seperti: presepsi diri, presepsi sosial (Calhoun &Acocela, 1990; Sarwono, 1997; Gerungan,
1987), dan presepsiinterpersonal (Rahmat, 1994). Dalam kepustakaan berbahasa inggris istilah
yang banyak digunakan ialah “social perception”. Pada dasarnya , objek berupa pribadi
memberi stimulus yang sama pula.
Leavit, 1978 mengatakan presepsi adalah bagaimana sesorang memandang atau
mengartikan sesuatu.Devito (1997:75), presepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan
banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera.Yusuf (1991: 108) menyebut presepsi sebagai
“pemaknaan hasil pengamatan”. Gulo (1982: 207) presepsi ialah proses seseorang menjadi
sadar akan segalasesuatu dalam lingkungannya melalui indera.Rakhmat (1994: 51), presepsi
adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atauhubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Atkinson, presepsi adalah proses saat kita
mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dengan lingkungan.Verbeek (1978), presepsi
dapay dirumuskan sebagai suatu fungsi yang manusia secara langsung dapat mengenal dunia
riil yang fisik.Brouwer (1983: 21), presepsi ialah suatu reflika dari benda di luar manusia yang
intrapsikis, dibentuk berdasar rangsangan-rangsangan dari objek. Pareek (1996: 13), presepsi
dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan,
menguji, dan memberikan reaksi pada rangsangan panca indera atau data.

12
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
Persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah
inti presepsi , yang identic dengan penyandian-balik dalam proses komunikasi. John R.
Wenburg dan William W. Wilmot,menyebutkan “presepsi dapat didefinisikan sebagai cara
organisme memberi makna” Rudolph F. Verderber, “presepsi adalah proses menafsirkan
informasi indrawi” (dalam mulyana, 2000: 167).Menurut Jalaluddin Rahmat (1998:51),
persepsi adalah pengalaman tentang objek, wisata atau hubungan –hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan pesan. Pengertian ini memberi pemahaman bahwa dalam
persepsi terdapat pengalaman tertentu yang telah diperoleh individu. Disini, peratau peristiwa
yang dialami seta dilakukannya suatu proses yang menghubung-hubungkan pesan yang datang
dari pengalaman atau peristiwa yang dimaksudkan, kemudian ditafsirkan menurut kemampuan
daya pikirnya sendiri.
2. Sifat- sifat persepsi
a. Dunia persepsi mempunyai sifat-sifat ruang. Mengenal persepsi ruang ini mengandung
persoalan-prsoalan psikologis yang penting, terutama penglahatan sifat ruang (dimensi
ketiga).
b. Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu. Objek-objeknya bersifat tetap, sehingga
terdapat kestabilan yang luas.
c. Dunia persepsi berstruktur menurut objek persepsi. Dalam hal ini berbagai keseluruhan
berdiri sendiri menampakkan diri:Gestalt-gestalt. Persepsi gestalt merupakan suatu
pembahasan yang penting dalam psikologi persepsi.
d. Dunia persepsi yang penuh dengan arti. Persepsi tidaklah sama dengan mengonstatir
benda dan kejadian tanpa makna. Yang kita persepsi selalu merupakan tanda-tanda,
ekspresi, benda-benda dengan fungsi, relasi-relasi yang penuh arti, serta kejadian-
kejadian.
3. Bentuk – bentuk persepsi
a. Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan.Persepsi ini adalah persepsi yang
paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami
dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum,
sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
b. Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
c. Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
d. Persepsi penciuman
13
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
e. Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
a. Faktor eksternal atau dari luar :
1) Concreteness yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan
dibandingkan dengan yang obyektif.
2) Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk di persepsikan dibanding
dengan hal-hal yang baru.
3) Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya
persepsi lebih efektif di bandingkan dengan gerakan yang lambat.
4) Conditioned stimuli, stimuli yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan
lain-lain.
b. Faktor internal atau dari dalam :
1) Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon untuk istirahat.
2) Interest, hal-hal yang menarik lebih di perhatikan dari pada yang tidak menarik
3) Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian
4) Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat,
merasakan dan lain-lain.
Menurut Rahmat (2005) faktor-faktor personal yang mempengaruhi persepsi interpersonal
adalah:
a. Pengalaman.
Seseorang yang telah mempunyai pengalaman tentang hak-hak tertentu akan
mempengaruhi kecermatan seseorang dalam memperbaiki persepsi.

b. Motivasi.
Motivasi yang sering mempengaruhi persepsi interpersonal adalah kebutuhan untuk
mempercayai “dunia yang adil” artinya kita mempercayai dunia ini telah diatur
secara adil.
c. Kepribadian.
Dalam psikoanalisis dikenal sebagai proyeksi yaitu usaha untuk mengeksternalisasi
pengalaman subyektif secara tidak sadar, orang mengeluarkan perasaan berasalnya
dari orang lain.

2.6 Psikomotor
1. Perkembangan perilaku psikomotor

14
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
Loree (1970) menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang bersifat
universal harus di kuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa kanak-kanaknya
ialah berjalan (walking) dan memegang benda (prehension). Kedua jenis keterampilan
psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti
yang kita kenal dengan sebutan bermain (playing) dan bekerja (working).
Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku psikomotorik
ialah:
a. Bahwa perkembangan itu berlangsung dan yang sederhana kepada yang kompleks,
b. Yang kasar dan global (gross bodily movements) kepada yang halus dan spesifik tetapi
terkoordinasikan (finely coordinated movements).
1) Berjalan dan Memegang Benda
Keterampilan berjalan diawali dengan gerakan-gerakan psikomotor dasar (locomotion)
yang harus dikuasainya selama tahun pertama dari kehidupannya. Perkembangan
psikomotorik dasar itu berlangsung secara sekuensial, sebagai berikut:
a) Keterampilan bergulir (roil over) dan telentang menjadi telungkup (5 : 8 bulan),
b) Gerak duduk (sit up) yang bebas (8,3 bulan),
c) Berdiri bebas (9,0 bulan) berjalan dengan bebas (13,8 bulan) (Lorre, 1970: 75).

2) Bermain dan Bekerja


Mulai usia 4-5 tahun bermain konstruksi yang fantastik itu dapat beralih kepada
berbagai bentuk gerakan bermain yang ritmis dan dinamis, tetapi belum terikat
dengan aturan-aturan tertentu yang ketat.
3) Proses Perkembangan Motorik
Di samping faktor-faktor hereditas, faktor-faktor lingkungan alamiah, sosial, kultural,
nutrisi dan gizi serta kesempatan dan latihan merupakan hal-hal yang sangat
berpengaruh terhadap proses dan produk perkembangan fisik? dan perilaku
psikomotorik.
2. Hubungan psikomotor dengan perilaku
Psikomotor merupakan domain dari prilaku yang merupakan hasil dari pada segala macam
pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan.
Pembentukan perubahan prilaku manusia dipengaruhi oleh :

15
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
a. Persepsiadalah pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan, pendengaran,
penciuman, serta pengalaman masa lalu.
b. Motivasi adalah dorongan bertindak untuk memuaskan suatu kebutuhan. Dorongan ini
diwujudkan dalam bentuk tindakan/perilaku. Motivasi yang rendah biasanya menghasilkan
tindakan yang juga kurang kuat.
c. Emosiatau perasaan individu. Emosi ini berkaitan dengan kepribadian individu.

3. Psikomotor perawat dalam pemberian asuhan keperawatan


Dalam pemberihan asuhan keperawatan ,perawat harus mempunyai psikomotor
yang baik agar dalam pemberihan asuhan keperawatan perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan secara maksimal yang mana psikomotor ini dapat diukur dengan
ketrampilan, Keterampilan ini melibatkan ketangkasan motorik, koordinasi dan gerakan.
Ketrampilan keperawatan dapat diperoleh melalui beberapa cara, adapun caranya
yakni:
a. Observasi : perawat mengamati prosedur tindakan.
b. Imitasi : perawat meunjukkan kemampuan yang dibawah pengawasan instruktur.
c. Akademis : perawat mengikuti instruksi, berlatih ketrampilan, dan mempraktikan apa
yang diperoleh.
d. Artikulasi : mengkoordinasikan dan memodifikasi ketrampilan , menggabungkan dan
resequencing.
e. Naturalisasi : Melakukan ketrampilan secara otomatis dengan mudah, pada tingkat
konsisten.
Salah satu contoh keterampilan psikomotor perawat yang diperlukan dengan belajar adalah :
a. Mengambil tanda-tanda vital.

Mengambil tanda-tanda vital merupakan bagian sehari-hari dari pekerjaan yang paling
seringf dilakukan oleh perawat. Perawat perlu mempelajari keterampilan ini sehingga
menjadi sifat dasar kedua. Beberapa tanda-tanda vital yang paling umum bahwa
perawat akan perlu mengambil adalah tekanan darah, laju pernapasan, nadi apikal dan
radial dan suhu tubuh, antara lain.

b. Pengendalian Infeksi

Pengendalian infeksi merupakan aspek penting dari keterampilan psikomotorik


perawat. Beberapa keterampilan ini meliputi mencuci tangan sebelum memulai kontak
langsung dengan pasien, mengenakan sarung tangan sebelum menghubungi setiap

16
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
sekresi manusia, mengisolasi pakaian, berpakaian dan Menanggalkan pakaian dalam
urutan yang tepat, dan mempertahankan steril. Manajemen luka juga merupakan
keterampilan psikomotor yang harus diketahui oleh perawat .

c. Kegiatan sehari – hari

Dalam aktivitas sehari-hari perawat berada dalam kontak langsung dengan pasien dan
membantu pasien dengan hari hari. Keterampilan yang dibutuhkan dalam memperoleh
teknik yang aman dan efektif di daerah-daerah. Perawat perlu mengembangkan
keterampilan psikomotor dalam mandi, BackRub, footcare, perawatan mata, telinga
hidung dan perawatan, perawatan mulut, mobilitas (yaitu, keterampilan dalam
menggerakkan pasien dengan benar dan aman dalam berbagai situasi) teknik
pengasingan dan hambatan, peduli untuk pasien yang tidak sadar, menyiapkan tempat
tidur, memandikan , mengganti pakaian pasien, melatih gerakan atau mobilisasi ,
mengajarkan pasien dalam hal kesehatan dan kebersihan, dan keamanan. Serta Nutrisi
yang dibutuhkan oleh pasien.

d. Pemberian injeksi

Perawat perlu mengembangkan keterampilan dalam mengelola berbagai jenis


pemberihan injeksi , termasuk intramuskular (kedalam otot), intradermal (di kulit),
dan subkutan (tingkat terendah dari jaringan kulit). Pemberian insulin juga merupakan
keterampilan yang diperlukan, dan keterampilan dalam enteral (usus) atau nasogastrik
(dari hidung, melewati tenggorokan, ke lambung) tabung juga keterampilan
psikomotor bahwa perawat perlu mengembangkan.

Keterampilan khusus yang lain diperlukan bagi sejumlah spesialisasi keperawatan


masing-masing memerlukan keterampilan psikomotor yang unik dan khusus. Beberapa
keterampilan khusus yang terlibat dengan manajemen pernafasan, manajemen sirkulasi dan
perawatan kejiwaan (yang mencakup pengobatan dan perawatan ECT administrasi), serta
keterampilan khusus pra dan pasca-operasi, keterampilan unik untuk perawatan neonatal,
dan mereka yang terlibat dengan fungsi neurologis.

2.7 Aplikasi Perilaku Manusia dalam Keperawatan

17
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang mempunyai suatu
paradigma atau model keperawatan yang meliputi empat komponen yaitu : manusia, kesehatan,
lingkungan dan perawat itu sendiri. Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena
memerlukan kesabaran dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit.
Seorang perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati.Sebagai seorang perawat
harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh pasien, selain itu seorang perawat dapat
berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk
memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin
dalam perilaku peduli atau kasih sayang.
Perilaku peduli sangatlah penting untuk keperawatan. Perilaku peduli adalah fokus pemersatu
untuk praktek keperawatan. ( Blais ). Perilaku peduli juga sangat penting untuk tumbuh
kembang, memperbaiki dan meningkatkan kondisi atau cara hidup manusia ( Blais ). Perilaku
Peduli (caring) mengandung 3 hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab,
dan dilakukan dengan ikhlas ( Sitorus ). Perilaku peduli (Caring) juga merupakan sikap peduli,
menghormati dan menghargai orang lain, artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan –
kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berfikir dan bertindak. Memberikan asuhan secara
sederhana tidak hanya sebuah perasaan emosional atau tingkah laku sederhana, karena perilaku
peduli merupakan kepedulian untuk mencapai perawatan yang lebih baik, perilaku peduli
bertujuan dan berfungsi membangun struktur sosial, pandangan hidup dan nilai kultur setiap
orang yg berbeda pada satu tempat( Dwidiyanti ), maka kinerja perawat khususnya pada perilaku
peduli menjadi sangat penting dalam mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pasien
terutama di rumah sakit, dimana kualitas pelayanan menjadi penentu citra institusi pelayanan
yang nantinya akan dapat meningkatkan kepuasan pasien dan mutu pelayanan

18
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Ada 2 bentuk perilaku yaitu perilaku tertutup dan
perilaku terbuka. Perilaku atau aktivitas pada individu atau organisme tidak timbul dengan
sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan
baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Perilaku individu dapat mempengaruhi
individu itu sendiri, di samping itu perilaku juga berpengaruh pada lingkungan. Perilaku manusia
sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah suatu fungsi dari interaksi
antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ditilik dari sifatnya, perbedaan perilaku
manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan
perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain.

3.2 Saran

19
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
Dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis meminta
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah
selanjutnya. Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca.

20
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

You might also like