You are on page 1of 20

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan klinik menghendaki perawat untuk menggabungkan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan ke dalam praktik. Salah satu komponen dari ilmu
pengetahuan dan ketrampilan adalah mekanika tubuh, suatu istilah yang
digunakan untuk menggambarkan usaha dalam mengoordinasikan sistem
musculoskeletal dan saraf.
Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa
kelompok otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan
gerakan secara aman. Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat
perlu mengerti pengetahuan tentang pergerakan, termasuk bagaimana
mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi dari system
skeletal, otot skelet, dan sistem saraf. Selain itu, ada kelompok otot tertentu yang
terutama digunakan untuk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk postur
atau bentuk tubuh.
Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti mengekspresikan ekspresi
dengan gerakan non verbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar,
aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan
mobilisasi fisik secara optimal maka sistim saraf, otot, dan skeletal harus tetap
utuh dan berfungsi baik.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah yaitu,
Bagaimana Konsep Body Mekanik dan Body Alignment?
1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah
a. Tujuan
1) Tujuan Umum
Mengetahui Konsep Body Mekanik dan Body Alignment.
2

2) Tujuan Khusus
(a.) Menjelaskan konsep Body Mekanik dalam keperawatan.
(b.) Mendeskripsikan konsep Body Alignment dalam keperawatan.
(c.) Menganalisis organ yang terkait dalam konsep Body Mekanik dan
Body Alignment.
b. Manfaat
1) Sebagai informasi kesehatan tentang konsep Body Mekanik dan Body
Alignment.
2) Membantu perawat dalam mengaplikasikan konsep Body Mekanik dan
Body Alignment.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Body Mekanik
Mekanika tubuh adalah suatu usaha mengoordinasikan system
musculoskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur,
dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan
melakukan aktivitas sehari-hari. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat
mengurangi resiko cedera sistem musculoskeletal. Mekanika yang tepat juga
memfasilitasi pergerakan tubuh, yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa
terjadi ketegangan dan penggunaan energi otot yang berlebihan.
2.1.1 Prinsip Body Mekanik
Body mekanik adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan digunakannya tubuh dan bagian-bagianya secara
effisien, aman dan terkoordinasi untuk memindahkan suatu obyek dan
melakukan pekerjaan sehari-hari. Dalam hal ini difokuskan pada
penggunaan body mekanik oleh perawat pada saat mengatur posisi pasien
di atas bed, memindahkan pasien diantara bed, kursi roda dan brankat.
Perawat menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas
keperawatan, seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan
obat, mengangkat dan memindahkan klien, dan menggerakan objek. Gaya
fisik dari berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh. Jika
digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi
perawat. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan
perawat unuk mengangkat, memindahkan, dan mengubah posisi klien.
Perawat juga mengganbungkan pengetahuan tentang pengaruh fisiologis
dan patologis pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh.
4

Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :


a. Gravitasi
Merupakan prinsip yang pertama yang harus diperhatikan
dalam melakukan mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang
gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat tiga faktor
yang perlu diperhatikan dalam gravitasi :
1) Pusat gravitasi (center of grafity), titik yang berada dipertengahan
bulan.
2) Garis gravitasi (line of gravity), merupakan garis imajiner vertikal
melalui pusat gravitasi.
3) Dasar dari tumpuan (base of support), merupakan dasar tempat
seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang / menahan tubuh.
b. Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai
dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi di antara pusat
gravitasi dan dasar tumpuan.
c. Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh, yang sangat
diperhatikan adalah berat atau bobot benda yang akan diangkat
karena berat benda tersebut akan mempengaruhi mekanika tubuh.
2.1.2 Pergerakan dasar dalam mekanika tubuh
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan
aktivitas manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat
beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di antaranya:
a. Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar dapat membantu mempertahankan
keseimbangan tubuh. Contoh: keseimbangan orang saat berdiri dan
saat jalan akan berbeda. Orang yang berdiri akan lebih mudah stabil
disbandingkan dalam posisi jalan. Dalam posisi jalan akan terjadi
5

perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain, dan posisi
gravitasi akan selalu berubah pada posisi kaki. Pada saat berjalan
terdapat dua fase yaitu fase menahan berat dan fase mengayun, yang
akan menghasilkan gerakan halus dan berirama.
b. Menahan (squatting)
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah
contoh : posisi orang duduk akan berbeda dengan orang jongkok, dan
tentunya berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal
yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam
menahan. Dalam menahan diperlukan dasar tumpuan yang tepat
untuk mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan
dilakukan.
c. Menarik (pulling)
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan
benda. Yang perlu diperhatikan adalah ketinggian, letak benda, posisi
kaki dan tubuh dalam menarik, sodorkan telapak tangan dana lengan
atas dipusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada
permukaan tempat tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki
ditekuk, lalu dilakukan penarikan.
d. Mengangkat (lifting)
Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik. Gunakan otot-
otot besar besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawa, perut,
dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian
belakang.
e. Memutar (Pivoting)
Merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan
bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik
memerhatikan ketiga unsur gravitasi agar tidak berpengaruh buruk
pada postur tubuh.
6

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik


a. Status Kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat memengaruhi sistem
muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi.
Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya
kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, dan lain-lain.
b. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses
pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi
tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dari memudahkan
terjadinya penyakit. Sebagai contoh, tubuh yang kekurangan kalsium
akan lebih mudah mengalami fraktur.
c. Emosi
Kondisi psikologis sesearang dapat memudahkan perubahan
perilaku yang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dari
ambulasi baik. Seseorang yang mengalami perasaan tidak aman,
tidak bersemangat, dan harga diri yang rendah, akan mudah
mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.
d. Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan sesorang misalnya sering
mengangkat benda-benda yang berat akan menyebabkan perubahan
mekanika tubuh.
e. Gaya Hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam
beraktivitas, sehingga dapat mengganggu koordinasi antara sistem
muskuloskeletal dan neurologi, yang akhirnya mengakibatkan
perubahan mekanika tubuh.
7

f. Pengetahuan
Kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan
menjadikan seseorang berisiko mengalami gangguan koordinasi
sistem neurolobri dan muskuloskcletal. Pengetahuan yang baik
terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong seseorang
untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi
tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pcngetahuan yang buruk
tentang penggunaan mekanika tubuh akan memperbanyak tenaga
yang dikeluarkan, sebaliknya pengetahuan yang memadahi dalam
penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang beresiko
mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi dan
muskuluskeletal.
2.1.4 Dampak Mekanika Tubuh
a. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan
gangguan dalam system muskuloskletal.
b. Risiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskuluskeletal.
Seseorang salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan
memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur muskulusletal,
misalnya kelainan pada tulang vertebrata.misalnya : jatuh dan cedera
tulang belakang.
Harber (1985), memberikan daftar penyebab cidera belakang yang
paling sering terjadi pada perawat yang bekerja di rumah sakit yaitu :
1. Mengangkat pasien ke atas tempat tidur (48%)
2. Membantu pasien turun dari tempat tidur (30%)
3. Memindahkan bed (27%)
4. Mengangkat pasien keatas brankat(22%)
2.2 Konsep Body Alignment
Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian bagian tubuh yang
berhubungan dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari postur tubuh
8

adalah persendian, tendon, ligamen, dan otot. Apabila keempat bagian tersebut
digunakan dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan
fungsi tubuh maksimal, seperti dalam posisi duduk, berdiri, dan berbaring yang
benar. Postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan baik,
mengurangi jumlah energi yang digunakan, mempertahankan keseimbangan,
sirkulasi renal dan gastrointestinal.
Kesejajaran tubuh (body alignment dan postur) merupakan istilah yang sama,
dan mengacu pada posisi sendi, tendon, ligament, dan otot selam berdiri, duduk
dan berbaring. Kesejajaran tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada
struktur muskuluskeletal, mempertahankan tonus otot secara adekuat, dan
menunjang keseimbangan.
Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan tubuh. Tanpa keseimbangan ini,
pusat gravitasi akan berubah, bahkan peningkatan gaya gravitasi, sehingga
menyebabkan resiko jatuh dan cedera. Keseimbangan tubuh diperoleh jika dasar
penopang luas, pusat gravitasi pada dasar penopang, dan garis vertical dapat
ditarik dari pusat gravitasi ke pusat penopang. Keseimbangan tubuh juga dapat
ditingkatkan dengan postur dan merendahkan pusat gravitasi, yang dapat dicapai
dengan posisi jongkok. Semakin sejajar postur tubuh, semakin besar
keseimbangannya (Perry dan Potter, 1994)
2.2.1 Prinsip-prinsip Body Alignment
a. Keseimbangan dapat di pertahankan jika garis gravitasi (line of
gravity-garis imajiner vertikal) melewati pusat gravitasi (center of
gravity-titik yang berada di pertengahan garis tubuh) dan dasar
tumpuan (base of support-posisi menyangga atau menopang tubuh).
b. Jika dasar tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah,
kestabilan dan keseimbangan akan lebih besar.
c. Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, energi akan lebih
banyak di gunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
9

d. Dasar tumpuan yang luas dan bagian-bagian dari postur tubuh yang
baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
e. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah
ketidaknyamanan otot.
f. Memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan
otot dan ligamen.
g. Posisi dan aktifitas yang berfariasi dapat membantu mempertahankan
otot dan mencegah kelelahan.
h. Pergantian antara masa aktifitas dan istirahat dapat mencegah
kelelahan.
i. Membagi keseimbangan antara aktifitas pada lengan dan kaki untuk
mencegah beban belakang.
j. Postur yang buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa
nyeri, kelelahan otot, dan kontraktur.
2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Body Alignment
a. Gravitasi
Keseimbangan adalah suatu equilibrium yang dipertahankan
oleh adanya kekuatan yang saling berlawanan dan merupakan prinsip
pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika tubuh
dengan benar yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam
pergerakan tubuh. Seseorang dapat mempertahankan keseimbangan
selama garis grafitasi (garis khayal vertikal yang melalui pusat
grafitasi) melalui pusat grafitasi (titik pusat dari seluruh masssa
tubuh) dan landasan (tempat berpijaknya suatu objek).
1. Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)
Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat
gravitasi terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi
adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa
tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini,
10

maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat


gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat
gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas
pinggang diantara depan dan belakang vertebra sakrum ke dua.
Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu :
ketinggian dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran
bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidang tumpu, serta
berat badan.
2. Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)
Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal
melalui pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis
gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan
derajat stabilitas tubuh.
3. Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan
dengan permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di
bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang
baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar
bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan
kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki.
Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka
stabilitas tubuh makin tinggi.
b. Postural reflek dan Apposing Muscles Group
Merupakan aksi dari otot postural (ekstensor) yang terus
menerus menahan seseorang pada posisi tegak melawan grafitasi
bumi. Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu
dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa
kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi
11

mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur


keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada
tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon
dari otot-otot postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari
perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.
Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat
(kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam
melakukan fungsi gerak tertentu.
Jenis dari postural reflex :
1. Labryn sense
Organ sensor yang terdapat dalam organ telinga bagian dalam
2. Visual /optic reflex
Sensasi visual membantu seseorang dalam mendapatkan
kesadaran mengenai tata ruang dan hubungan antara satu subyek
dengan lingkungannya.
3. Proprioceptor /kinestetik sense
Ini sering disebut sebagai indera keenam.
4. Ekstensor atau anti grafitasi reflek
Yang termasuk otot-otot ekstensor diantaranya otot-otot pada
ekstremitas bawah, otot-otot abdomal, otot-otot adductor pada
scapula dan otot-otot kaki bawah.
5. Plantar reflek
Tekanan melawan telapak kaki oleh permukaan tanah akan
menimbulkan reflex kontraksi otot-otot ekstensor dari otot-otot
kaki bagian bawah.
c. Perubahan posisi tubuh
Beberapa posisi tubuh dalam aktifitas tertentu benar ataupun
salah, jika berlangsung lama akan menyebabkan kerusakan saraf-
saraf superfasialis, kerusakan pembuluh darah serta kontraktur.
12

d. Perubahan individual dalam struktur anatomi


Setiap orang mempunyai anatomi yang berbeda, ini akan
membawa pengaruh pada postur tubuh seseorang, meskipun hanya
sedikit.
2.2.3 Kelainan Postur
Kelainan postur yang didapat atau congenital mempengaruhi efisiensi
sistem moskuloskeletal, seperti kesejajaran tubuh keseimbangan dan
penampilan.
Macam-macam abnormal:
a. Tortikolis
Diskripsi : mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot
sternokleidomastoideus berkontraksi.
Penyebab : kondisi congenital.
Penatalaksanaan : operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi
berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan.
b. Lordosis
Diskripsi : kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung
berlebihan.
Penyebab : kondisi congenital, kondisi temporer missal, kehamilan.
Penatalaksanaan : latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.
c. Kifosis
Diskripsi : peningkatan kelengkungan pada spinal torakal atau suatu
keadaan kelainan pada tulang belakang dimana terjadi fleksi yang
berlebihan pada tulang lumbal.
Penyebab : kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket
tuberkolosis spinal.
Penatalaksanaan : latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal,
menggunakan papan tempat tidur, memakai jaket, penggabungan
spinal (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan.
13

d. Kifolordosis
Diskripsi : kombinasi dari kifosis dan lordosis.
Penyebab : kondisi congenital.
Penatalaksanaan : sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis
dan lordosis berdasarkan penyebab.
e. Skoliosis
Diskripsi : kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak
sama.
Penyebab : kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic,
panjang kaki tidak sama.
Penatalaksanaan : immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab
dan tingkat keparahan).
f. Kifoskoliosis
Diskripsi : tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral.
Penyebab : kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.
Penatalaksanaan : immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab
dan tingkat keparahan).
g. Dysplasia Pinggul Kongenital
Diskripsi : ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi
pinggul, dan kadang-kadang kontraktur adduksi (kaput vemur tidak
bersambung dengan assetatbulum karena abnormal kedangkalan
assetatbulum).
Penyebab : kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran sungsang).
Penatalaksanaan : mempertahankan abduksi paha yang terus menerus
sehingga kaput vemur menekan ke bagian tengah assetatbulum,
beban abduksi, gips, pembedahan.
h. Knock-knee (genu varum)
Diskripsi: kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut rapat jika
seseorang berjalan.
14

Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket.


Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh
pertumbuhan.
2.2.4 Body Alignment yang diterapkan dalam keperawatan
a. Membantu pasien duduk dan berdiri
Yang dimaksud dengan membantu pasien duduk dan berdiri
adalah membantu mengubah posisi pasien dari posisi tidur ke posisi
duduk dan kemudian berdiri. Tujuan mendudukan dan menidurkan
pasien adalah memberikan rasa aman kepada pasien (menjaga supaya
pasien jangan jatuh). Alat-alat yang harus disiapkan melakukan
perasat ini adalah sandal.
 Prosedur
1. Memberi tahu pasien
2. Mencuci tangan
3. Berdiri disamping kanan pasien
4. Memasukkan tangan kanan melalui ketiak kanan pasien sampai
ke tulang belikat, sedangkan tangan kanan pasien memegang
bahu kanan perawat dari arah belakang
5. Menyisipkan tangan kiri di bawah kuduk pasien dan tangan
pasien saling berpegangan di atas bahu perawat.
6. Mengangkat badan pasien kemudian didudukkan
7. Kemudian kedua kaki pasien digeserkan ke tepi tempat tidur,
bila pasien tidak bisa menggeser kakinya, maka perawat dengan
tangan kanan mengangkat dan mengeser kaki pasien.
8. Pasien duduk di pinggir tempat tidur dengan kedua kakinya
terjuntai di sisi tempat tidur, dianjurkan mengayun-ayunkan
kedua kakinya.
9. Perawat memeriksa nadi dan menanyakan kepada pasien pusing
atau tidak.
15

10. Kemudian perawat berdiri di depan pasien, kedua tangannya


memegang pinggang pasien dan kedua tangan pasien memegang
pundak kanan dan kiri perawat.
11. Menurunkan pasien perlahan-lahan dari tempat tidur, berdiri
sebentar untuk memperoleh keseimbangan yang baik lalu
berjalan.
12. Memapah pasien ada dua cara, yaitu :
Perawat dan pasien berjalan berdampingan, perawat di sebelah
kiri pasien dengan tangan kanan perawat menahan pasien dari
belakang, tangan kiri pasien diletakkan di bahu kiri perawat
dipegang oleh tangan kiri perawat.
Perawat dan pasien berhadapan, dan perawat berjalan mundur.
Kedua tangan perawat di pinggang kanan dan kiri pasien, kedua
tangan pasien berada di bahu perawat kiri dan kanan.
13. Setelah cukup berjalan, kembalikan pasien ke tempat tidur .
14. Memeriksa nadi dan menanyakan keadaan umum, merasa pusing
atau tidak.
15. Merapikan pasien.
2.3 Organ yang terkait dengan Body Mekanik dan Body Alignment
Koordinasi gerakan tubuh membutuhkan integrasi fungsi sistem skeletal,
skelet dan sistem saraf.
a. Skeletal
Pendukung struktur penyokong tulang untuk bergerak, menghubungkan
ligament dan otot, melindungi organ penting, mengatur produk kalsium dan
sel darah merah.
b. Sistem saraf
Mendukung gerakan awal dan control gerakan volunteer.
16

c. Organ keseimbangan
Pada telinga, nerfus yang terbesar dalam kanalis semisirkularis
menghantarkan impuls-impuls menuju otak. Impuls-impuls ini dibangkitan
dalam kanal karena adanya perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau
saluran-saluran itu. Hal ini mempunyai hubungan erat dengan kesadaran
kedudukan kepaka terhadap badan. Apabila seseorang didorong kesalah satu
sisi maka kepalnya cenderung miring kea rah lain (berlawanan dengan arah
badan yang didorong) guna mempertahankan keseimbangan, berat badan
diatur, posisi badan dipertahankan sehingga jatuhnya badan dapat
dipertahankan.
Perubahan kedudukan ciran dalam saluran semisilkuler inilah yang
merangsang impuls. Respon badan berupa gerak reflek, guna memindahkan
berat badan serta mempertahankan keseimbangan. Untuk mempertahankan
posisi tertentu, gaya gravitasi harus dilawan melalui mekanisme sensori organ
proprioseptif. Apparatus vestibule mendeteksi perubahan sinyal untuk
mengaktifkan respon motor adaktif dalam mempertahankan keseimbangan.
17

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Body mekanik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
digunakannya tubuh dan bagian-bagianya secara effisien, aman dan terkoordinasi
untuk memindahkan suatu obyek dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Dalam
hal ini difokuskan pada penggunaan body mekanik oleh perawat pada saat
mengatur posisi pasien di atas bed, memindahkan pasien diantara bed, kursi roda
dan brankat. Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai
berikut : gravitasi, keseimbangan, berat. Sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi body mekanik diantaranya : status kesehatan, nutrisi, emosi,
situasi dan kebiasaan, gaya hidup, pengetahuan.
Kesejajaran tubuh (body alignment dan postur) merupakan istilah yang
sama, dan mengacu pada posisi sendi, tendon, ligament, dan otot selam berdiri,
duduk dan berbaring. Kesejajaran tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada
struktur muskuluskeletal, mempertahankan tonus otot secara adekuat, dan
menunjang keseimbangan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi Body
Alignment antara lain : gravitasi, postural reflek dan Apposing Muscles Group,
perubahan posisi tubuh, perubahan individual dalam struktur anatomi.
Organ yang terkait dengan Body Mekanik dan Body Alignment anatara
lain : skeletal untuk melindungi organ penting, sistem saraf untu mendukung
gerakan awal dan control gerakan volunteer, dan organ keseimbangan seperti
kanalis semikularis di telinga yang menghantarkan impuls-impuls menuju otak
serta mempunyai hubungan erat dengan keseimbangan terhadap badan.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadikan tambahan ilmu bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya. Namun, penulis juga membutuhkan kritik
yang membangun untuk menjadikan tambahan ilmu bagi penulisnya dan
menjadikan lebih baik dalam penulisan makalah berikutnya.
18

DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba
Medika
Potter and Perry. 1994. Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta : EGC
Potter and Perry. 2006. Fundamental Keperawatan (Mobilisasi dan Imobilisasi Bab
37) Volume 2. Jakarta : EGC
19

LAMPIRAN

Gambar 1. Prinsip Gravitasi Body Mekanik

Gambar 2. Contoh Menahan dan memutar pada pergerakan dasar body mekanik
20

Gambar 3. Posisi pada Body Alignment

You might also like