You are on page 1of 8

PENDAHULUAN

Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati
oleh seluruh lapisan masyarakat. Sistem perkeretaapian di dunia semakin maju, hal
ini terlihat dari pengembangan-pengembangan yang terus dilakukan oleh beberapa negara
didunia. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan jasa kereta api
sebaiknya diimbangi oleh fasilitas – fasilitas yang memadai, peningkatan kualitas
pelayanan yang baik agar masyarakat lebih percaya dan memilih menggunakan jasa
transportasi kereta api.
Transportasi memegang peranan yang sangat penting dalam sendi kehidupan
masyarakat. Seiring dengan perkembangan jaman, proses transportasi sebagai alat angkut
mengalami perkembangan kemajuan. Semua ini berlangsung sejak reformasi
pembangunan digulirkan dan kebutuhan akan moda transportasi massal dan murah.
Namun dibalik perkembangan yang sudah sangat pesat ini, sejarah adanya kereta
api di Indonesia masih cukup menarik untuk dibahas. Diawali dengan kereta bertenaga uap
hingga kereta yang memfaatkan gaya magnet untuk bergerak. Berikut adalah sedikit
sejarah tentang perkembangan kereta api di dunia.

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Kereta Api


Kereta Api merupakan modal transportasi darat berbasis jalan rel yang efisien dan
efektif. Ada berbagai jenis kereta api yang dirancang untuk tujuan tertentu. Kereta api bisa
terdiri dari kombinasi satu atau lebih dari lokomotif dan gerbong kereta terpasang, atau
beberapa unit yang digerakkan sendiri (atau kadang-kadang pelatih bertenaga tunggal atau
diartikulasikan, disebut sebuah kereta mobil). Kereta pertama dengan bentuk ditarik
menggunakan tali, gravitasi bertenaga atau ditarik oleh kuda. Dari awal abad ke-19 hampir
semuanya didukung oleh lokomotif uap. Dari tahun 1910-an dan seterusnya lokomotif uap
mulai digantikan oleh kurang dan bersih (tetapi lebih kompleks dan mahal) lokomotif
diesel dan lokomotif listrik, sementara pada waktu yang sama beberapa kendaraan unit
yang digerakkan sendiri baik sistem tenaga menjadi jauh lebih umum dalam pelayanan
penumpang.
1. Kereta Api Uap
Kereta Api Lokomotif Uap adalah kereta api yang pergerakkannya menggunakan tekanan
uap air yang dihasilkan dari mesin ketel uap yang dipanaskan dengan tungku menggunakan
bahan bakar seperti batu bara, kayu bakar atau minyak bakar. Karena pada kendaraan ini
menggunakan api untuk menggerakkannya maka kendaraan angkutan darat ini disebut
kereta api. Istilah kereta api ini terbawa sampai sekarang. Kendaraan ini berjalan pada
bantalan besi yang disebut rel dan termasuk jenis alat transportasi darat. Pertama kali
Indonesia membangun kereta api, yaitu pada tahun 1867 tepatnya dikota Semarang, kereta
api yang dioperasikan adalah kereta api lokomotif uap. Pada umumnya menggunakan
kereta api lokomotif uap buatan Jerman, Amerika Serikat, Inggris dan Belanda. Namun di
Indonesia yang paling banyak digunakan adalah kereta api lokomotif uap buatan Jerman.

Penemuan mesin uap


Seperti telah kita ketahui bahwa penemu mesin uap itu adalah James Watt, seorang pria
yang dilahirkan pada tanggal 19 Januari 1736 di Greenock Scotlandia. Penemuan mesin
uap ini menyebabkan terjadinya perkembangan di dunia transportasi. Penyempurnaan
mesin uap ini merupakan awal dari penemuan kereta api lokomotif uap.

Cara kerja Lokomotif Uap menggerakkan roda


Roda dari kereta api komotif uap ini digerakkan oleh uap air yang berasal dari mesin ketel
uap. Ketel uap ini dipanaskan sehingga menghasilkan uap air, kemudian uap air ini
dialirkan menuju ruang dimana piston diletakkan. Uap air yang bertekanan tinggi ini masuk
ke piston sedemikian sehingga uap air akan menekan piston untuk bergerak. Di sisi lain,
uap air yang sudah masuk di ruang piston akan di dorong ke luar (di buang), demikian
seterusnya.
Bagian-bagian dari Kereta Api Lokomotif Uap

Bagian-bagian dari lokomotif uap adalah sebagai berikut:

 tungku tempat pembakaran batu bara atau kayu


 mesin ketel uap air
 tender atau tempat batu bara dan air
 roda penggerak
 piston uap air penggerak roda
 ruang masinis
 tender gandengan untuk batu bara dan air
 roda penggerak
 roda penunjang
 cerobong asap
 dan lain-lain

Kereta Api Maglev

MagLev adalah singkatan dari MAGnetically LEVitated trains yang terjemahan


bebasnya adalah kereta api yang mengambang secara magnetis. Sering juga disebut
kereta api magnet. Seperti namanya, prinsip dari kereta api ini adalah memanfaatkan
gaya angkat magnetik pada relnya sehingga terangkat sedikit ke atas, kemudian gaya
dorong dihasilkan oleh motor induksi. Kereta ini mampu melaju dengan kecepatan
sampai 650 km/jam (404 mpj) jauh lebih cepat dari kereta biasa.
Pada awalnya kereta maglev tidak dirancang sebagai kereta supercepat, namun
hanya dipakai di dalam kota saja. Dan kecepatannya pun hanya 60 km/jam. Namun
dalam perkembangnya, kereta ini justru mampu menembus dengan kecepatan 400
km/jam

Walaupun teknologi mengenai Maglev ini sudah diketahui pada awal abad ini,
namun hanya Jepang dan Jerman saja yang siap memasuki dunia Maglev, bila
dilihat dari teknologi Maglev yang telah terbukti mencapai kecepatan yang
mencengangkan hasil dari kedua Negara tersebut.

A. Contoh Kereta Maglev

Shinkansen (Bullet Train) Jepang


Shinkansen atau yang dikenal juga dengan nama Bullet Train, merupakan jaringan
rel kereta api dengan kecepatan tinggi yang dioperasikan oleh empat perusahaan
pengembangan jaringan kereta api di Jepang. Kereta supercepat ini memiliki kecepatan
210 km/jam (130 mil/jam) pada tahun 1964 (pada jalur Tokaido Shinkansen), kini
jaringan kereta dengan panjang 2459 km (1528 mil) telah dikembangkan untuk
menghubungkan kota-kota besar pada pulau utama di Jepang yaitu pulau Honshu dan
Kyushu dengan kecepatan yang mencapai 300 km/jam (186 mil/jam).

ICE (Intercity Express) Jerman


German meresmikan kereta expressnya, dengan jalur Hannover, Wurzburg,
Mannheim, dan Stuttgart. Kereta ini bergerak di atas monorel dengan kekuatan gaya tolak
magnet (Maglev ), kecepatan yang dibangun oleh Siemens dapat mencapai kecepatan
280 km/jam. Sepertihalnya dengan jaringan Shinkansen, ICE juga terus mengalami
perkembangan, dimana ICE ini dikembangkan berdasarkan lintasan (rel) kereta api
konvensional, sehingga Jerman resmi membuka jalur transrapidnya yang memiliki
kecepatan menyaingi kecepatan 550 km/jam jaringan kereta Shinkasen milik Jepang.
Teknologi Maglev Jerman terus dikembangkan dan diadopsi oleh beberapa negara yang
tertarik untuk memasang jaringan kereta berkecepatan tinggi ini seperti China, Iran,
Amerika (US), Spanyol dan Korea Selatan.

Shanghai-Hangzhou Maglev China


China menyetujui pembangunan Maglev dengan menggunakan teknologi Jerman.
Berdasarkan persetujuan ini, China akan membangun jaringan kereta komersial
terpanjang di dunia. Pembangunan teknologi Maglev ini direncanakan mencapai
kecepatan 430 km/jam (270 mil/jam) dan akan menjadi jaringan kereta Maglev
terpanjang di dunia. China menggunakan German Transrapid sistem dengan rute bandara
internasional Pudong, Shanghai-Longyang, melalui 2 jalur metro (subway/jalur bawah
tanah) yang ditempuh dalam waktu delapan menit. Dengan adopsi teknologi Jerman,
China mengembangkan jalur baru dengan rute Shanghai-Hangzhou yang beroperasi
tahun 2010.

B. Prinsip Kerja
Prinsip dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya angkat magnetik pada relnya
sehingga terangkat sedikit ke atas, kemudian gaya dorong dihasilkan oleh motor
induksi Linear. Kereta ini mampu melaju dengan kecepatan sampai 650 km/jam jauh
lebih cepat dari kereta biasa. Kereta Maglev mengambang kurang lebih 10 mm di
atas rel magnetiknya. Dorongan ke depan dilakukan melalui interaksi antara rel
magnetik dengan mesin induksi yang juga menghasilkan medan magnetik di dalam
kereta
C. Perbandingan Kereta Maglev dan Konvensional
Perbedaan perbandingan utama antara kererta maglev dan kereta konvensional
terletak pada kompatibilitas ke belakang, rolling resistance, berat, kebisingan,
kendala desain, dan sistem kontrol.
• Efisiensi. Karena kurangnya kontak fisik antara jalur dan kendaraan, kereta
maglev tidak mengalami rolling resistance, hanya menyisakan hambatan udara dan
tarik elektromagnetik, berpotensi meningkatkan efisiensi daya.
• Kebisingan. Karena sumber utama kebisingan kereta api maglev berasal
dari udara pengungsi, kereta maglev menghasilkan suara yang kurang dari kereta
konvensional pada kecepatan setara. Namun, profil psychoacoustic dari maglev
dapat mengurangi manfaat ini: Sebuah studi menyimpulkan bahwa maglev
kebisingan harus dinilai seperti lalu lintas jalan saat kereta konvensional memiliki
dB 5-10 "bonus" seperti yang ditemukan kurang menyebalkan di tingkat
kenyaringan yang sama.
• Perbandingan Desain. Braking dan overhead memakai kawat telah
menyebabkan masalah untuk Fastech 360 mencerca Shinkansen. Maglev akan
menghilangkan masalah ini. Magnet keandalan pada suhu yang lebih tinggi adalah
kelemahan komparatif countervailing (lihat jenis suspensi), namun paduan baru dan
teknik manufaktur telah menghasilkan magnet yang mempertahankan
kekuatan levitational mereka pada suhu yang lebih tinggi.
D. Keuntungan dan Kerugian Magnetically Levitated Train (Maglev train)
Pengoperasian Maglev train mempunyai kelebihan dan kekurangan atara lain
seperti yang dipaparkan di bawah ini.

Keuntungan
Keuntungan dari pengoperasian Maglev train adalah sebagai berikut.
Maglev train merupakan trasportasi yang lebih baik untuk mengangkut manusia dan barang
dari pada alat transportasi lain yang telah ada. Maglev train lebih murah, lebih cepat, tidak
terlalu banyak dan mempunyai life time yang lebih panjang. Maglev train dapat
mengangkut 10.000 penumpang tiap harinya. Biaya pengoperasian Maglev train hanya 3
sen (penumpang) per mil dan 7 sen per ton per mil (barang), jauh lebih murah dari pada
pengoperasian pesawat terbang (15 sen (penumpang) per mil) dan 30 sen (barang) per ton
per mil untuk angkutan truk antar kota. Guideway dari Maglev train dapat bertahan hingga
50 tahun atau lebih dengan perawatan minimal, karena tidak adanya kontak secara mekanik
dan karena beban pada kereta terdistribusi merata (tidak terpusat oada roda). Maglev train
memiliki waktu hidup lebih panjang daripada pesawat terbang, mobil, dan truk.
Maglev sangat efisien terhadap energi. Tidak seperti mobil, bus, truk, dan pesawat terbang
yang menggunakan bahan bakar fosil, Maglev memanfaatkan tenaga listrik yang dapat
diproduksi dengan tenaga nuklir, pembakaran bahan bakar fosil, tenaga air, reaksi susi,
tenaga angin atau biosolar.
Maglev train tidak menimbulkan polusi. Krena menggunakan tenaga listrik, sehingga tidak
ada karbon dioksida yang dikeluarkan. Walaupun listrik yang digunakan berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil atau biosolar, CO2 yang dihasilkan lebih sesikit daripada
yang dihasilkan oleh pesawat terbang, mobil, dan truk. Maglev train juga tidak
menimbulkan suara bising, hal ini karena tidak adanya gesekan antara roda dan rel.

Tingat keamanan Maglev train lebih tinggi, karena kerta tidak mungkin keluar dari jalur
seperti yang biasa terjadi pada kereta api konvensional. Hal ini terjadi karena jarak atara
kereta pada guideway serta kecepatan kereta diatur secara otomatis dan dijaga oleh
frekuensi dari suplay daya yang mengalir pada guideway.
Kerugian

Kerugian dari pengoperasian Maglev train adalah sebagai berikut


Pengoperasian Maglev train tidak sesuai dengan lintasan kereta konvensional, sehingga
dibutuhkan pembangunan infrastruktur baru untuk pengoperasiannya. Dimana
pembangunan lintasan kereta (railway) ini membutuhkan biaya yang lebih mahal dari
pembangunan litasan kereta konvensional (lebih mahal 3 kali lipat per mil dari kereta
konvensional).
Maglev train dengan sistem EMS membutuhkan sistem control dengan respon yang sangat
cepat untuk menjaga agar kereta tetap stabil di atas lintasan. Hal ini membutuhkan design
bila terjadi gangguan untuk menghindari tabrakan dalam lintasan selama terjadi fluktuasi
daya.
Pengembangan cabang pada jalur utama akan menghabiskan biaya yang besar
dibandingkan pengembangan cabang pada kereta api konvensional. Terutama bila jarak
antara rute yang akan dikembangkan relative pendek, maka pengembangan ini akan sia-sia
karena biaya pengoperasiannya tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh.

You might also like