You are on page 1of 8

132 Media Ilmu Kesehatan Vol. 3, No.

3, Desember 2014

KESEHATAN IBU DAN BAYI PADA PERNIKAHAN DINI


1 1
Hery Ernawati , Metti Verawati

1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo

ABSTRACT
Background: Marriage under the age of 20 (early marriage) can cause variety of problems, one of which
effects on the health of the mothers and the babies.
Objective: This study aimed to measure the health of mothers and babies in early-married women.
Methods: This was a descriptive study with a retrospective design to investigate the health of mothers and
babies who married in early age. This study was conducted in May to July 2014. Instruments used was a
checklist filled out by researchers based on data from the respondents or through the existing data on Kartu
Menuju Sehat (KMS). The maternal health was assessed during pregnancy, childbirth and postnatal period,
and the infants health was assessed by the baby's condition at birth. Research was conducted at Ngrayun
District. Samples were chosen purposively, resulted in 42 respondents. Data was analysed in univariate
analysis.
Results: Maternal health problems during pregnancy were anemia, dizziness and swelling during
pregnancy. Problems occured during labor time were prolonged labor for 15 hours, bleeding, and postpartum
infection characterized by fever, pain and itching. Infants in early marriage were mostly healthy, there were
only 2 infants born preterm and one with low birth weight.
Conclusion: This study indicated the presence of maternal health problems during pregnancy, childbirth and
post-partum, and most infants were in good health condition. There were only 2 babies born prematurely and
with low birth weight. However, efforts to diminish numbers of early marriage are stil important, with the
collaboration of relevant agencies.

Keywords: maternal health during pregnancy, childbirth, postpartum, baby health, early marriage.

PENDAHULUAN Idealnya usia pernikahan untuk


Pernikahan dini atau pernikahan anak perempuan adalah minimal 20 tahun, karena
merupakan pernikahan yang dilakukan pada secara psikologis sudah stabil. Wanita yang
usia yang terlalu muda, yaitu usia kurang dari masih berumur kurang dari 20 tahun
20 tahun untuk perempuan dan usia kurang cenderung belum siap karena kebanyakan
dari 25 tahun untuk pria. Berdasarkan aturan diantara mereka lebih memikirkan bagaimana
yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi mendapatkan pendidikan yang baik dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersenang-senang. Laki-laki yang berusia
bahwa usia menikah ideal untuk perempuan minimal 25 tahun memiliki kondisi psikis dan
adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk fisik sangat kuat, sehingga mampu
(1)
pria. Pernikahan dini di Indonesia menopang kehidupan keluarga untuk
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain melindungi baik secara psikis, emosional,
pendidikan rendah, kebutuhan ekonomi, ekonomi dan sosial.(3)
kultur nikah muda, pernikahan yang diatur, Hasil survey di beberapa negara
seks bebas pada remaja, pemahaman menunjukkan bahwa pernikahan muda
(1-2)
agama. menjadi kecenderungan di berbagai negara
berkembang. Berdasarkan United Nation
Media Ilmu Kesehatan Vol. 3, No. 3, Desember 2014 133

Development Economic and Social Affair Usia pernikahan menjadi perhatian


(UNDESA), Indonesia merupakan negara ke- pemerintah karena terkait dengan dinamika
37 dengan jumlah pernikahan dini terbanyak penduduk, terutama banyaknya kelahiran.
di dunia. Hasil data Riskesdas 2010 BKKBN mempunyai program yang bertujuan
menunjukkan bahwa usia kawin pertama di mengendalikan jumlah penduduk yaitu
Indonesia adalah usia 15-19 tahun (41,9%) program Pendewasaan Usia Perkawinan
dan masih terdapat 4,8% yang menikah (PUP). Tujuan PUP adalah meningkatkan
pertama kali pada usia 10-14 tahun. Hal ini usia perkawinan pertama yang lebih dewasa
menempatkan Indonesia menjadi negara sehingga berdampak pada penurunan Total
dengan prosentase pernikahan muda tinggi di Fertility Rate (TFR) atau rata-rata jumlah
dunia (rangking 37) dan tertinggi kedua di anak yang dilahirkan oleh seorang wanita
ASEAN setelah Kamboja.(4) Berdasarkan sampai dengan akhir masa reproduksinya.
data BKKBN Kabupaten Ponorogo bulan Upaya konkrit lain yaitu meningkatkan
Januari sampai Oktober 2013, jumlah pendidikan dengan kebijakan wajib belajar 12
pernikahan dibawah usia 20 tahun tertinggi di tahun hingga SMA/SMK, mensosialisasikan
Kecamatan Ngrayun sebanyak 136 orang, kesehatan reproduksi pada remaja,
sedangkan peringkat kedua dan ketiga pembelajaran kesehatan reproduksi remaja.(3)
berturut-turut di Kecamatan Sawoo sebanyak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
96 orang dan Kecamatan Pulung sebanyak kesehatan ibu dan bayi pada wanita yang
95 orang. melakukan pernikahan dini di Kecamatan
Pernikahan dini berdampak buruk pada Ngrayun Kabupaten Ponorogo.
kesehatan, baik pada dari sejak hamil sampai
melahirkan maupun pada bayi karena. Belum BAHAN DAN CARA PENELITIAN
matangnya organ reproduksi menyebabkan Penelitian ini merupakan penelitian
wanita yang menikah usia muda beresiko deskriptif dengan rancangan retrospektif.
terhadap berbagai penyakit seperti kanker Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei
servik, kanker payudara, perdarahan, sampai Juli 2014 di Kecamatan Ngrayun
keguguran, mudah terjadi infeksi saat hamil, yang merupakan daerah dengan jumlah
anemia saat hamil, risiko terkena pre kasus pernikahan dibawah usia 20 tahun
eklampsia, dan persalinan yang lama atau tertinggi di Kabupaten Ponorogo. Jumlah
sulit. Sedangkan dampak pernikahan dini populasi terjangkau di desa Baosan Lor,
pada bayi berupa kemungkinan lahir belum Baosan Kidul dan Gedangan adalah 42
cukup umur, berat badan bayi lahir rendah responden yang telah memenuhi kriteria
(BBLR), cacat bawaan hingga kematian sampel: 1) berusia dibawah 20 tahun, 2) telah
bayi.(5) melahirkan, 3) persalinan dibantu petugas
134 Media Ilmu Kesehatan Vol. 3, No. 3, Desember 2014

kesehatan. Tehnik sampling yang digunakan Tabel 1. Distribusi Frekuensi


Karakteristik Responden
adalah purposive sampling. Karakteristik mean n %
Data dikumpulkan dengan menggunakan Pendidikan:
SD 3 7,1
instrument berupa checklist. Peneliti SMP 18 42,9
SMA 21 50
menanyakan identitas responden, kesehatan
Usia Menikah (tahun) 18,6
ibu dan bayi. Untuk validasi data, peneliti Usia Hamil (tahun) 18,7
ASI Eksklusif:
melihat catatan kesehatan responden melalui Ya 38 90,5
Tidak 4 9,5
buku KMS (Kartu Menuju Sehat), analisa
Kemampuan Merawat
datanya menggunakan teknik deskriptif. Bayi:
Bisa 39 95,2
Belum Bisa 3 4,8
HASIL DAN PEMBAHASAN Kelengkapan
Imunisasi:
Pada penelitian ini karakteristik Lengkap 31 73,8
Tidak Lengkap 11 26,2
responden yang akan dipaparkan adalah Perkembangan bayi
pendidikan responden, usia saat menikah menurut BB/U:
BGM 0 0
dan usia saat hamil. Selain itu juga Baik 42 100
Overweight 0 0
dipaparkan kondisi kesehatan bayi dan ibu
Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa
saat ini yang meliputi pemberian ASI
proses persalinan responden semuanya
eksklusif, kelengkapan imunisasi dan
ditolong oleh petugas kesehatan (bidan atau
kemampuan ibu merawat bayi,
dokter) baik secara pervaginam maupun
perkembangan bayi berdasarkan usia dan
Sectio Cesarian (SC), dengan rerata lama
berat badan. Pada bagian kemampuan
proses persalinan 15 jam, serta keluhan saat
merawat bayi, responden menyatakan yang
melahirkan yang paling banyak adalah bayi
belum bisa adalah kemampuan memandikan
tidak segera lahir. Pada tabel 4 dapat
dan membedong (membungkus bayi dengan
diketahui bahwa rerata lama nifas responden
kain). Sedangkan untuk bagian kelengkapan
adalah 34 hari, dan keluhan yang dialami
imunisasi yang belum lengkap semuanya
saat masa nifas adalah perdarahan dan
pada jenis imunisasi DPT.
adanya infeksi pada jalan lahir yang ditandai
Tabel 2 menunjukkan bahwa frekuensi
dengan adanya demam, nyeri dan gatal pada
ANC (Antenatal Care) selama kehamilan
jalan lahir.
rata-rata adalah delapan kali, semuanya
Pada tabel 5 dapat diketahui bahwa bayi
dilakukan oleh petugas kesehatan (bidan
saat dilahirkan tanpa asfiksia, terdapat 2
maupun dokter) dan keluhan selama hamil
responden melahirkan prematur pada 35
yang terbanyak adalah kurang darah
minggu, dengan rerata berat badan dan
(anemia), pusing serta bengkak pada akhir
panjang badan 3176 gram dan 48,4 senti
kehamilan/kehamilan tua.
meter.
Media Ilmu Kesehatan Vol. 3, No. 3, Desember 2014
135

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kesehatan Ibu Kesehatan Ibu Yang Melakukan


Saat Hamil
Karakteristik mean N % Pernikahan Dini Pada Masa Kehamilan,
Frekuensi ANC 8 Persalinan dan Nifas
(kali/selama hamil)
Tempat ANC: Pernikahan dini atau pernikahan anak
Petugas kesehatan 41 100
merupakan pernikahan yang dilakukan pada
Keluhan Selama
Hamil: usia yang terlalu muda, yaitu usia kurang dari
Kurang darah 21 50
(Anemia) 20 tahun untuk perempuan dan usia kurang
Bengkak 5 11,9
dari 25 tahun untuk pria. Berdasarkan aturan
Pusing 9 21,4
yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kesehatan Ibu
Saat Melahirkan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Karakteristik mean n % bahwa usia menikah ideal untuk perempuan
Penolong Persalinan:
Petugas Kesehatan adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk
42 100 pria.(1)
Lama Proses 15
Persalinan (jam) Pernikahan dini berdampak buruk pada
Keluhan Saat
Melahirkan: kesehatan, baik pada ibu maupun pada bayi.
Perdarahan banyak 1 2,4 Belum matangnya organ reproduksi
saat melahirkan
Bayi Lama Tidak 31 73,8 menyebabkan wanita yang menikah usia
Segera Lahir
Dehidrasi 1 2,4 muda berisiko terhadap berbagai penyakit
seperti kanker servik, kanker payudara,
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kesehatan Ibu perdarahan, keguguran, mudah terjadi infeksi
Saat Nifas (Masa Pemulihan)
Karakteristik mean N % saat hamil maupun saat hamil, anemia saat
Lama Nifas (hari) 34
hamil, resiko terkena pre eklampsia, dan
Keluhan Selama
Nifas: persalinan yang lama dan sulit. Sedangkan
Perdarahan 1 2,4
banyak dampak pernikahan dini pada bayi berupa
Demam 11 26,2 kemungkinan lahir belum cukup umur, berat
Nyeri pada jalan
lahir 17 40,5 badan bayi lahir rendah (BBLR), cacat
Gatal pada jalan
lahir 4 9,5 bawaan hingga kematian bayi.(5)
Rerata usia pernikahan remaja pada
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kesehatan Bayi
Saat Lahir penelitian ini adalah 18,6 tahun sedangkan
Karakteristik mean N %
rerata usia kehamilan adalah 18,7 tahun.
Usia Kehamilan:
Aterm Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan
Prematur 40 95,2
2 4,8 penelitian yang dilakukan di India yang
Asfiksia 0 0 menyebutkan bahwa rerata usia pernikahan
BBL (gram) 3176
PB (cm) 48,4 remaja adalah 17,9 tahun.(6) Pada usia ini
kondisi sistem reproduksi masih belum
136
Media Ilmu Kesehatan Vol. 3, No. 3, Desember 2014

maksimal, baik dari segi anatomi maupun memiliki hubungan untuk terjadinya pre
hormon yang terkait, sehingga akan eklampsia.
menimbulkan permasalahan pada kehamilan Rerata lama melahirkan pada penelitian
remaja. ini adalah 15 jam. Semua responden pada
Kesehatan ibu pada penelitian ini penelitian ini adalah primigravida atau baru
dibedakan menjadi tiga, yaitu kesehatan ibu pertama kali hamil. Waktu yang diperlukan
saat hamil, saat melahirkan dan saat masa seorang primigravida untuk melahirkan
nifas. Kesehatan ibu pada saat hamil normalnya adalah 14 jam, sehingga hasil
ditentukan dengan ada tidaknya kurang penelitian ini menunjukkan adanya proses
darah (anemia), pusing dan bengkak pada persalinan yang lebih lama. Hal ini sesuai
kehamilan tua. Kehamilan remaja akan dengan keluhan yang dirasakan oleh
berdampak adanya anemia karena sifat dari responden yaitu sebanyak 31 orang
remaja sendiri cenderung untuk mengalami mengeluhkan bayinya tidak cepat keluar,
anemia akibat pola makan yang salah. sehingga ada yang harus dirujuk ke rumah
Proses kehamilan akan mengakibatkan sakit untuk dilakukan tindakan SC. Remaja
terjadi hemodilusi, sehingga akan akan mengalami persalinan yang lama yang
memperparah kondisi anemia pada disebabkan oleh kelainan letak janin,
(7)
kehamilan remaja. Seorang ibu yang kelainan panggul, kelainan kekuatan his, dan
menderita anemia selagi hamil akan mengejan serta pimpinan persalinan yang
mengakibatkan kematian ibu dan bayi akibat salah.(5,8)
pernikahan dini.(5) Komplikasi lain pada masa persalinan
Adanya kombinasi keadaan alat adalah perdarahan. Walaupun hasil
reproduksi yang belum siap hamil dan penelitian ini hanya didapatkan 1 responden
anemia meningkatkan terjadinya keracunan yang mengalami perdarahan, namun temuan
hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau ini tidak boleh dikesampingkan. Hasil
eklampsia. Pre eklampsia dan eklampsia Riskesdas menyatakan penyebab kematian
memerlukan perhatian serius karena dapat yang tinggi pada ibu adalah adanya
menyebabkan kematian.(7) Ibu muda pada perdarahan pada proses persalinan.(4)
waktu hamil sering mengalami Namun kondisi ini bertentangan dengan
ketidakteraturan tekanan darah yang penelitian yang menyebutkan bahwa usia
berdampak pada keracunan kehamilan serta kurang dari 20 tahun tidak memiliki pengaruh
kekejangan yang berakibat pada kematian terhadap kejadian perdarahan pada proses
yang menyebabkan meningkatnya angka persalinan.(9)
kematian ibu.(5) Penelitian lain menyebutkan Kondisi ibu pada masa nifas atau
bahwa umur saat hamil dibawah 20 tahun pemulihan berdasarkan hasil penelitian yang
Media Ilmu Kesehatan Vol. 3, No. 3, Desember 2014 137

paling adalah adanya infeksi pada jalan lahir Penelitian ini juga tidak menemukan
yang ditandai dengan adanya demam (11 adanya kematian perinatal, serta tidak
orang), nyeri (17 orang) dan gatal pada jalan terdapat hubungan antar usia ibu dengan
lahir (4 orang). Selain itu juga ditemukan kematian perinatal. Tingginya kematian
adanya perdarahan postpartum pada 1 perinatal pada primigravida muda dapat
responden. Bahaya pada masa nifas yang disebabkan oleh kejadian BBLR,
bisa terjadi yaitu subinvolusio uteri, prematuritas, ANC yang tidak adekuat serta
menimbulkan perdarahan postpartum, kejadian pre eklampsi dan eklampsi.(11)
memudahkan infeksi postpartum dan Tidak terjadinya komplikasi pada
(5)
pengeluaran ASI berkurang. responden penelitian ini kemungkinan karena
keteraturan responden dalam melakukan
Kesehatan Bayi Pada Wanita yang ANC. Rerata frekuensi ANC selama
Melakukan Pernikahan Dini kehamilan pada penelitian ini adalah 8 kali.
Penelitian ini menunjukkan bahwa usia Pemerintah telah menetapkan minimal ibu
kehamilan yang aterm terdapat 40 responden hamil melakukan ANC sebanyak 4 kali yaitu 1
dan terdapat 2 kelahiran prematur. Semua kali pada trimester pertama, 1 kali pada
bayi tidak ada yang mengalami asfiksia, trimester kedua dan 2 kali pada trimester
rerata BBL (Berat Badan Lahir) 3176 gram ketiga. Hal ini memungkinkan sekali selama
dan panjang badan 48,4 sentimeter. Jika kegiatan ANC petugas kesehatan bisa
melihat banyaknya komplikasi pada masa mendeteksi adanya komplikasi kehamilan
kehamilan, persalinan dan nifas seharusnya sehingga bisa dipersiapkan cara persalinan
akan mempengaruhi kondisi kesehatan bayi. yang aman dan perawatan yang baik, dan
Tetapi pada penelitian ini kondisi kesehatan bisa mencegah kematian perinatal.(9)
bayi saat lahir hampir seluruhnya baik, hanya Kehamilan pada penelitian ini semuanya
ada 2 responden yang mengalami kelahiran merupakan kehamilan yang diharapkan.
prematur, dan 1 responden yang mengalami Sehingga remaja putri sudah sejak awal
BBLR. Hal ini sesuai dengan penelitian lain berusaha mempersiapkan untuk menjadi
yang menyebutkan kejadian asfiksia memiliki seorang ibu. Saat seorang remaja hamil, ia
prosentase yang lebih besar pada menghadapi tugas perkembangan: 1)
(9)
primigravida tua. Namun penelitian menerima realitas biologis kehamilan,
sebelumnya menunjukkan bahwa persentase menyadari dan menerima tanda-tanda
dari kejadian asfiksia pada kelompok kehamilan; 2) menerima realitas tentang bayi
primigravida muda lebih tinggi dibandingkan yang belum dilahirkan, menerima kenyataan
(10)
kelompok usia 20-25 tahun. bahwa bayi tersebut akan tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang lebih besar;
138 Media Ilmu Kesehatan Vol. 3, No. 3, Desember 2014

3) menerima realitas menjadi orang tua.(12) Petugas kesehatan dari Puskesmas Ngrayun
Pada bagian kemampuan merawat bayi, dan KUA Ngrayun didukung oleh perangkat
hampir semua responden menyatakan sudah desa harus melakukan sosialisasi,
bisa merawat bayi. Hal ini menunjukkan penyuluhan dan tidak mempermudah proses
bahwa remaja tersebut sudah siap menjadi rekomendasi pernikahan dibawah umur agar
orangtua dan menerima kehamillan, sehingga kejadian pernikahan dini bisa ditekan.
saat hamilpun mereka memperhatikan
kehamilannya, rutin ANC dan berdampak KEPUSTAKAAN
bayi yang dilahirkan memiliki kondisi yang 1. BKKBN. 2011. Penyebab Pernikahan Dini.
sehat. Saat ini status gizi semua bayi yang <internet> tersedia pada
diteliti pada keadaan normal. www.bkkbn.go.id. Diakses tanggal 8
Dalam penelitian ini, terdapat 11 bayi Desember 2013.
dengan status imunisasi yang tidak lengkap, 2. Himsyah, F.A. 2011. Batas Usia
semua bayi belum mendapatkan imunisasi Perkawinan. <internet>. Tersedia pada
DPT. Kemungkinan penyebabnya adalah www: lib.uin-malang.ac.id. Diakses
ketakutan orang tua terhadap Kejadian Ikutan tanggal 8 Desember 2013.
Pasca Imunisasi (KIPI) yang berupa panas 3. BKKBN. 2010. Pendewasaan Usia
dan bengkak ditempat suntikan sehingga Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi
menyebabkan bayi rewel. Bagi Remaja Indonesia. <internet>
tersedia pada www.bkkbn.go.id. Diakses
KESIMPULAN tanggal 8 Desember 2013.
Wanita yang menikah dini akan 4. Kementerian Kesehatan RI. 2010. Riset
mengalami masalah saat hamil, melahirkan Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan
dan nifas, yaitu adanya kurang darah Penelitian Dan Pengembangan
(anemia), persalinan lama/bayi tidak segera Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
keluar, bengkak pada akhir kehamilan, 5. Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan
perdarahan pada saat melahirkan dan masa Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta :
nifas, serta adanya infeksi pada jalan lahir. EGC.
Secara keseluruhan kesehatan bayi tidak 6. Parasuramalu, B.G. 2010. A Study on
mengalami masalah, walaupun masih ada Teenage Pregnant Mothers Attending
dua bayi prematur, dan BBLR. Angka Primary Health Centers of Kempegowda
cakupan imunisasi masih belum lengkap, Institute of Medical Science, Bangalore.
terutama untuk jenis imunisasi DPT. Status Indian Journal of Public health, Volume
gizi bayi semuanya normal (pada garis hijau). 54, Issue 4, October-December.
Media Ilmu Kesehatan Vol. 3, No. 3, Desember 2014
139

7. Panga, M. 2013. Pengaruh Kehamilan Pregnancy at Chonbury Hospital. J Med


Dini Terhadap Ibu dan Bayi. tersedia Assoc Thai, 89 (4): 118-123.
pada www.mahasiswa.ung.ac.id. 11. Nojmi, M. 2010. Delayed Childbearing:
Diakses tanggal 8 Desember 2013. Pregnancy and Maternal Outcome.
8. Prianita, A.W. 2010. Pengaruh Faktor Reprod Med, 8 (2): 80-85.
Usia Ibu Terhadap kelauaran Maternal 12. Santhya, et al. 2010. Association
dan Perinatal Pada Persalinan Between Early Marriage and Young
Primigravida di RS Kariadi Semarang. Women's Marital and Reproductive
<internet> tersedia pada Health Outcomes: Evidence From India.
eprints.undip.ac.id/32864/1/Anna_widi.pd International perspectives on Sexual and
f. Diakses tanggal 5 Juli 2014. reproductive Health. 36 (3): 132-139.
9. Muhyidin, M. 2006. Meluruskan
Kesehatan Berfikir Seputar Pernikahan
Dini. Jakarta : Diva Press.
10. Watcharaseranee, N. 2006. The
Incidence and Complication of Teenage

You might also like