You are on page 1of 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah


memberikan nikmat kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan tugas
Ketepaduan IPTEK dalam Islam. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah
satu syarat penilaian mata kuliah Keterpaduan IPTEK dalam Islam.

Pembuatan makalah ini menggunakan metode study pustaka,bukan berarti


menjiplak melainkan merangkum dari beberapa buku sebagai landasan,serta
memperluas dalam materi ini..

Dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan atau kekeliruan untuk
itu kritik dan saran perlu kami butuhkan untuk perubahan menjadi yang lebih baik.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk Allah SWT yang paling sempurna dan sebaik-ba
iknya ciptaan dibanding dengan makhluk makhluk Allah yan lain. Manusia di
lengkapi akal untuk berfikir yang membedakannya dengan binatang. Mengena
i proses kejadian manusia, dalam Al-Qur’an (QS. Al Hijr (15) : 28-29) ditera
ngkan bhawa manusia diciptakan dari tanah dengan bentuk yang sebaik-baikn
ya kemudian ditiupkan ruh kepadanya hingga menjadi hidup.

B. Rumusan Masalah
1. apa pengertian manusia menurut al qur’an dan sains ?
2. Bagaimana asal usul manusia diciptakan berdasarkan ?
3. Bagaimana proses penciptaan manusia berdasarka?

C. Tujuan Masalah
1. supaya mahasiswa mengetahui
A. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk
B. Asal Usul Manusia
1. Penciptan Manusia dari Air
Banyak ayat Al-Qur’an yang mengindikasikan peranan air dalam pencip
taan makhluk, antara lain :
( al anbiya ayat 30 )
( An Nur ayat 25)
(Al Furqon ayat 54)
Bila diamati ayat-ayat yang berkaitan dengan penciptaan manusia dan ma
khluk hidup lainnya memperlihatkan adanya mujizat yang salah satunya adalah
penciptaan makhluk hidup dari air. Manusia baru memahami informasi yang d
iberiakn al qur’an ini beratus tahun kemudan, saat mikroskop dan serangkaian
alat canggih lainyang membantu proses penelitian ditemukan.
Air adalah komponen utama agar makhluk dapat melanjutkan kehidupannya. S
ebanyak 50-90% berat makhluk hidup disumbangkan oleh air. Semua makhluk
hidup memerlukan air untuk bertahan hidup. Bahwa kehidupan dimulai dari
dalam air merupakan temuan dari biologi. Kenyataan yang diperlihatkan bahw
a protoplasma, dasar dari terjadinya kehidipan adalah cair atau setengah cair
dalam keadaan bergerak dan tidak stabil adalah bukti lain yang datnag dari p
engamatan perkambangan di bidang embriologi.1
Meskipun ayat-ayat diatas memeberi indikasi meyakinkan bahwa Allah me
nciptakan semua makhluk hidup berasal dari air, masih banyak ayat lain yang
juga menekankan kekuasaannya terhadap semua yang ada di alam semesta.

2. Penciptaan Manuisa dari Tanah Liat


(al an’am ayat 2)
(al muminun 12)
(ar roman 14)
(maryam 67)
(al Hijr 26)
1
Hal 10-11
Dari ayat-ayat dapat dimengerti bahwa tampaknya Al Qur’an memberik
an isyarat bahwa proses penciptaan manusia melalui tahapan-tahapan t
ertentu, mulai dari tanah, saripati ( berasal dari) tanah, tanah liat keri
ng dari lumpur yang diberi bentuk, dan tanah kering seperti tembikar.
Dalam bahasa sains rangkaian ini mirip rangkaian pada evolusi biokimia
yang mengawali evolusi biologi, yaitu evolusi dari unsur-unsur kimia es
ensial yang kemudian membentuk molekul-molekul sederhana, kemudia
n terbentuk mollekul yang kompleks karena adanya polimerisasi, dan te
rus nergabung dngan tanah liat jenis montmorillonite menjadi makhluk
uniseluler yang paling sederhana. Evolusi berjalan terus sampai terbent
uknya organisme multiseluler yang kompleks, termasuk spesies manusia.
2

C. Proses Penciptaan Manusia menurut Al Qur’an


Seiring penciptaanya dari air dan tanah liat, manusia berkembang menjadi
makhluk tingkat tinggi yang berkembang baik melalui reproduksi. Ilmu pen
getahuan makin berkembang dan bersamaan dengan itu banyak teori repr
oduksi manusia dikemukakan.
Pada abad 18 manusia mengetahui teori perkembangbiakan manusia,
walaupun pada saat itu pembuktiannya belum sepenuhnya dapat dilakuk
an. Teori ini baru diungkapkan pada abad 20 yang sebenarnya sudah diur
aika dalam Al Qura’an pada ratusan tahun sebelumnya. Ayat ke-2 Surah
Al- Insan mengindikasikan adanya campuran antara unsur yang datang dar
i laki-laki dan wanitadalam pembentukan embrio.
( al insan ayat 2)
Kata “setetes mani” pada ayat ini adalah terjemahan dari bahasa aar
ab. Nutfatin amsyaj yang artinya bercampur, yakni bercampunya air yang
bersala dari laki-laki dan perempuan.
Sejarah seluruh kehidupan manusia, mulai dari sperma dan indung tel
ur hingga penyakit pikun yang melanda para lansia, tertuang lengkap dala
m Surah Al Hajj /22: 5.

2
Hal 15-16 mengenal ayat2 alquran
Pada surah Al- Mu’minun/ 23: 13-14, dijelaskan rincian proses perkem
bangan embrio dan janin.

Dri ayat ini diketahui bahwa perkembangan embrio terjadi secara bert
ahap. Tahapan- tahapan yang digambarkan dua ayat ini sama persis deng
an temuan ilmu pengetahuan modern. Secara global, pentahapan itu dapa
t dijelaskan sebagai berikut :
Sel telur yang belum dibuahi diproduksi oleh organ wanita dan diletkk
an semacam tabung yang disebut fallopia. Saat bersenggama, akan ada sa
tu sperma laki-laki yang membuahi sel telur.
Sel telur yang telah dibuahi akan bergerak ke rahim (uterus) dan me
nempel pada dinding rahim.
Ketika menempel di dinding rahim, embrio akan berkembang sekitar 3
bulan. Setelah itu, terjadi perekembanagn janin selama kurang lebih 6 b
ulan.

‫ِق‬ُ ‫صا د‬ َّ ‫س ْو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم َوه َُو ال‬ ُ ‫ َحدَّثَنَا َر‬: ‫ي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬ َ ‫ض‬ ِ ‫بن َم ْسعُ ْو ٍد َر‬ ِ ِ‫الرحْ َم ِن َع ْب ِد هللا‬ َّ ‫َع ْن أ َ ِبي َع ْب ِد‬
ْ‫ضغَةً ِمث َل‬ ُ‫ن‬ ُ ُ َ ْ ً َ َ ُ‫ن‬ ُ ُ ً َ ْ ُ ً َ ُ ْ
ْ ‫ ث َّم يَك ْو ُم‬، َ‫ ث َّم يَك ْو َعلقة ِمث َل ذلِك‬،‫ إِن أ َحدَك ْم يُجْ َم ُع خَلقهُ فِي بَط ِن أ ِم ِه أ ْربَ ِعيْنَ يَ ْوما نطفة‬: ‫صد ُْو ُق‬ ُ ْ ُ َ َّ ْ ‫ْال َم‬
‫ فَ َو‬.ٌ ‫س ِع ْيد‬َ ‫ي أ ْو‬ َ ٌّ ‫ش ِق‬ َ
َ ‫ب ِر ْزقِ ِه َوأ َج ِل ِه َو َع َم ِل ِه َو‬ َ
ِ ْ‫ ِب َكت‬:ٍ‫ َويُؤْ َم ُر بِأ ْربَعِ َك ِل َمات‬،‫الر ْو َح‬ ْ
ُّ ‫س ُل ِإلَ ْي ِه ال َملَكُ فَيَ ْنفُ ُخ فِ ْي ِه‬ ُ
َ ‫ ث َّم ي ُْر‬، َ‫ذَلِك‬
َ ‫ت‬‫ك‬ ْ
‫ال‬
ُ‫َ ْ ِ َ ِ ِ اب‬ ‫ه‬ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ق‬ ُ ‫ب‬ ‫س‬ ‫ي‬ َ ‫ف‬ ‫ع‬
ٌ ‫ا‬ َ ِ َ َ َ َ ْ َ َ َ ِ َ ِ ِ َ َ ِ َ ْ َ ْ َ َ ِ ُ ُ َ ِ ‫هللاِ الَّذِي‬
‫ِر‬ ‫ذ‬ َّ ‫ال‬‫إ‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ن‬
َ ‫ي‬
ْ ‫ب‬ ‫و‬ ُ ‫ه‬ ‫ن‬
َ ‫ي‬
ْ ‫ب‬ ُ‫ن‬ ‫و‬ ُ
‫ك‬ ‫ي‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ى‬ َّ ‫ت‬ ‫ح‬ ‫ة‬ َّ ‫ن‬‫ج‬ ْ
‫ال‬ ‫ل‬ ْ
‫ه‬ َ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ُ
‫ل‬ ‫م‬‫ع‬ ‫ي‬َ ‫ل‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ‫د‬ ‫ح‬ َ ‫أ‬ َّ
‫ن‬ ‫إ‬ ‫ه‬ ‫ْر‬ ‫ي‬ َ
‫غ‬ ‫ه‬ َ ‫ل‬ ‫إ‬ َ ‫ال‬
‫ع فَيَ ْسبِ ُق‬ َّ
ٌ ‫ار َحتَّى َما يَ ُك ْونُ بَ ْينَهُ َوبَ ْي َن َها إِال ذ َِرا‬ ِ َّ‫ َوإِ َّن أ َ َحدَ ُك ْم لَيَ ْع َم ُل بِعَ َم ِل أ َ ْه ِل الن‬،‫ار فَيَدْ ُخلُ َها‬ ِ َّ‫فَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل أ َ ْه ِل الن‬
‫َعلَ ْي ِه ْال ِكتَابُ فَ َي ْع َم ُل ِب َع َم ِل أ َ ْه ِل ْال َجنَّ ِة فَ َيدْ ُخلُ َها [رواه البخاري ومسلم‬

Dari Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas’ud radiallahu’anhu, beliau berkata: Kami
diberitahu oleh Rasulullah dan beliau adalah orang yang juur lagi terpercaya – Beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya telah disempurnakan penciptaan salah seorang dari kalian dalam perut
ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk sperma, kemudian dia menjadi segumpal
darah selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian
Allah mengutus kepadanya malaikat, kemudian ditiupkan ruh kepadanya, lalu malaikat
tersebut diperintahkan untuk menulis empat perkara; untuk menulis rizkinya, ajalnya
dan amalannya dan nasibnya (setelah mati) apakah dia celaka atau bahagia. Demi Allah
yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Dia. Sesungguhnya salah seorang dari
kalian benar-benar beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya
dengan surga hanya satu hasta, lalu dia didahului oleh catatan takdirnya, sehingga dia
beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga dia memasukinya. Dan salah seorang di
antara kalian benar-benar beramal dengan amalan ahli neraka, hingga jarak antara
dirinya dengan neraka hanya sehasta, lalu dia didahului oleh catatan takdirnya,
sehingga dia beramal dengan amalan ahli surga hingga dia memasukinya. (HR Bukhari
dan Muslim. Shahih dikeluarkan oleh Al Bukhari di dalam [Bid’ul Khalqi/3208/Fath[.
Muslim di dalam [Al Qadar/2463/Abdul Baqi]).

Penjelasan:

Ini adalah hadits ke-4 dari hadits Arba’in Nawawi. Dalam hadits ini terdapat penjelasan
tentang proses penciptaan manusia di dalam perut ibunya, dan penulisan ajal, rejeki,
dan lain-lainnya. Abdullah bin Mas’ud berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
pernah bercerita kepada kami dan beliau adalah orang yang jujur lagi terpercaya, yakni
jujur dalam ucapannya, terpercaya dalam menyampaikan apa yang telah diwahyukan
kepadanya. Abdullah bin Mas’ud memberikan pendahuluan seperti ini, karena perkara
ini adalah di antara perkara ghaib yang tidak dapat diketahui kecuali dengan
perantaraan wahyu. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Salah seorang di
antara kalian disempurnakan penciptaannya di dalam perut ibunya selama 40 hari. . . .
dan seterusnya.”

Hadits ini mengandung beberapa faedah:

1. Penjelasan tentang proses penciptaan manusia di dalam perut ibunya. Dan ia


mengalami empat periodisasi. [Yang pertama] Periode Nuthfah (dalam bentuk sperma)
selama empat puluh hari. [Kedua[ Periode ‘Alaqah (gumpalan darah) selama empat
puluh hari. [Ketiga] Periode Mudghoh (gumpalan daging) selama 40 hari. [Keempat]
Periode terakhir, adalah setelah ditiupnya ruh ke dalam tubuh janin. Janin mengalami
proses perkembangan dalam perut ibunya dalam tahap perkembangan seperti ini.

2. Sebelum berumur empat bulan, janin belum dapat dihukumi sebagai manusia yang
hidup. Atas dasar ini, jika bayi itu keluar sebelum kandungan itu genap berumur empat
bulan, maka ia tidak dimandikan, tidak dikafani, dan tidak pula dishalatkan, karena ia
belum dapat disebut seorang manusia.

3. Setelah kandungan berusia empat bulan, ditiupkan ruh padanya. Maka (setelah itu),
ia telah positif dihukumi sebagai manusia yang hidup. Jadi, jika setelah itu –kandungan
itu keluar- maka ia dimandikan, dikafani, dan dishalatkan. Sebagaimana jika janin itu
telah genap berusia sembilan bulan.

4. Adanya malaikat yang diberi tugas untuk mengurusi rahim (kandungan).


Berdasarkan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, “Maka diutuslah malaikat
kepadanya.” Yakni malaikat yang diberi tugas untuk mengurusi rahim.

5. Keadaan manusia telah ditakdirkan ketika ia berada di dalam perut ibunya, yakni
telah ditakdirkan rizqinya, amalannya, ajalnya, dan apakah dia celaka ataukah bahagia.

6. Penjelasan tentang hikmah Allah, bahwa segala sesuatu di sisinya (ditetapkan)


dengan batas waktu tertentu dengan takdir; tidak dapat didahulukan dan diakhirkan.

7. Setiap orang wajib merasa takut dan cemas karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam telah mengabarkan, “Bahwa seseorang beramal dengan amalan ahli surga
hingga jarak antara dirinya dan surga hanya sehasta, lalu ia didahului oleh kitab
(takdir), sehingga ia beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga ia memasukinya.”
8. Seorang manusia tidak sepantasnya berputus asa, karena bisa jadi seseorang
melakukan kemaksiatan dalam waktu yang lama kemudian Allah memberikan hidayah
kepadanya, sehingga ia bisa mendapatkan petunjuk di akhir hayatnya.

Jika ada orang yang bertanya: Sesungguhnya Allah membiarkan orang yang telah
beramal dengan amalan ahli surga, sampai jarak antara dirinya dengan surga hanya
sehasta, lalu ia didahului oleh catatan takdir, sehingga ia beramal dengan amalan ahli
neraka, apakah hikmah di balik itu?

Jawab: Sesungguhnya hikmah dalam hal itu adalah orang yang beramal dengan amalan
ahli surga ini [1], dia beramal dengan amalan surga dalam hal-hal yang nampak di
hadapan manusia, akan tetapi pada hakekatnya ia memiliki maksud yang busuk dan
niatan yang rusak. Lalu niatan yang rusak itu mendominasi dirinya, sehingga ia
meninggal dalam keadaan su’ul khatimah (kesudahan yang jelek). Kita berlindung
kepada Allah dari hal itu. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan sabda beliau:”Hingga
jarak antara dia dan surga hanya sejengkal”, yakni kedekatan ajalnya, bukan
kedekatannya pada surga dengan amalannya.

You might also like