You are on page 1of 25

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

“HIPERTENSI”

Oleh
TRINITATIS GULO

UNIVERSITAS BOROBUDUR
PROGRAM STUDI
PROFESI NERS
2017
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Hipertensi merupakan salah satu faktor paling berpengaruh sebagai penyebab
penyakit jantung. Karena itu tidak heran jika penderita penyakit jantung kini
mencapai 800 juta orang diseluruh dunia. Kurang lebih 10-30% penduduk dewasa
dihampir semua Negara mengalami penyakit hipertensi, dan sekitar 50-60%
penduduk dewasa dapat dikatagorikan sebagai mayoritas utama yang status
kesehatannya akan menjadi lebih baik bila dapat dikontrol tekanan darahnya. (M.
Adib,2009:70)

Menurut AHA(America Heart Association) di Amerika, tekanan darah tinggi


ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 28% atau 59 juta orang
mengidap prehipertensi. (Purnomo,2009:18)

Di Indonesia angka kejadian hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4%


yang merupakan hipertensi terkontrol. Angka kejadian 6-15 pada orang dewasa, 50%
diantara nya tidak menyadari bahwa mereka sebagai penderita hipertensi kaena
mereka tidak mengetahui cara menghindari dan mengetahui factor resikonya.
(Bustan,2007:60)

Tercatat pada tahun 2009 angka kejadian hipertensi di desa pekan heran melalui
puskesmas pekan heran menduduki 4 besar di INHU setelah puskesmas kambesko,
pangkalan kasai, dan air molek. dengan kasus sebanyak 672 kunjungan hipertensi
dengan preentasi 9,91%. (Dinkes Kab. INHU Tahun 2009)

oleh karena itu saya tertarik untuk memberikan penyuluhan kepada warga desa
pekan heran agar mereka dapat mengetahui sekilas tentang cara pencegahan terhadap
hipertensi bagi orang dewasa.

1
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dalam
lingkup keluarga

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan
hipertensi

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan materi askep keluarga dengan hipertensi diharapkan
mahasiswa dapat:
a. Memahami konsep hipertensi pada keluarga
b. Melakukan pengkajian pada keluarga dengan hipertensi
c. Membuat analisa data dari hasil pengkajian
d. Merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan hipertensi
e. Menentukan rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa

2
KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA

A. Defenisi Keluarga
a. Menurut Depkes. RI. 2008
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ke tergantungan.

b. Menurut S .G . Bailon dan Aracelis Maglaya 2009


Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup bersama
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Nasrul
Effendi,2003 : 33 ).

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :


a. Unit terkecil dari masyarakat.
b. Terdiri atas dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawianan dan pertalian darah.
c. Hidup dalam satu rumah tangga.
d. Dibawah asuhan seorang kepala keluarga.
e. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
f. Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing.
g. Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan

1. Keperawaatan kesehatan keluarga


Menurut S.G. Bailon dan Aracelis Maglaya 2005 , Perawatan kesehatan
keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau
dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan
sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana penyalur (Nasrul
Effendi,2008:39)

3
2. Tipe keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
anak-anak.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakandan sebagainya .
c. Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinanya
berpoligami dan hidup secara bersama–sama.
f. Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga .

3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga


Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota
keluarga disepanjang waktu.Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan
atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui
dengansukses.

Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta tugas


tugas perkemabangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam
mendeteksi adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan
sifat masalah yaitu potensial atau aktual.

Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap


stabil. Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui
tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga
mengikuti pola yang sama.

4
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998)
I. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa
berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih
tinggal dengan orang tuanya.

Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian


peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi
dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun
pagi dan sebagainya
Tugas perkembangan
1. Membina hubungan intim danmemuaskan.
2. membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3. mendiskusikan rencana memiliki anak.
4. Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga
suami, keluarga istri dan keluarga sendiri.

II. Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama


Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai
anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.

Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:


1. Persiapan menjadi orang tua
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan.
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman
orang tuan berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi

5
hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan
kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.

III. Keluarga dengan anak pra sekolah


Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangn
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
2. Membantu anak untuk bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain
juga harus terpenuhi.
4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

IV. Keluarga dengan anak sekolah


Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir
pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga
mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain
aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri. Dmikian
pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.

Tugas perkembangan keluarga.


1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

6
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan
pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di
luar sekolah.

V. Keluarga dengan anak remaja


Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan
1. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.


Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik
orang tua dan remaja.

VI. Keluarga dengan anak dewasa


Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung
jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

7
VII. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan
dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
1. Tugas perkembangan
2. Mempertahankan kesehatan.
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak.
4. Meningkatkan keakraban pasangan.
5. Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet
seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain
sebagainya.

VIII. Keluarga usia lanjut


Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan
keduanya meninggal.
Tugas perkembangan
1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan.
3. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5. Melakukan life review.
6. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.

4. Keluarga sebagai unit keperawatan


Alasan keluarga sebagai unit pelayanan (R.B freedman, 2001) adalah sebagai
berikut :

8
a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat .
b. Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah – masalah dalam kelompoknya
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila
salah satu angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu ( pasien )
keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggota keluarganya yang menderita hipertensi.
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya
kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita sakit hipertensi.

5. Faktor yang mempengaruhi sehat - sakit


Faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga menurut H.
L Bloom yaitu
a. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi
adalah dengan cara menghindari adanya stres
b. Faktor social budaya
1). Factor social budaya yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
adalah:
a). Kebiasaan merokok
b). Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
garam
c). Pola diet tidak teratur
d). Bila sakit tidak segera berobat
2). Status social budaya yang dapat meningkatkan stasus kesehatan pada
kasus hipertensi adalah :
a). Menghindari kebiasaan merokok.

9
b). Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung garam.
c). berat badan dan olah raga yang terratur
d). Melakukan konril yang teratur
c. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian akibat hipertensi
d. Faktor keturunan
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetic

6. Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan


Menurut Freedman (2001) keluarga mempunyai lima (5) tugas memelihara
kesehatan keluarga khususnya keluarga yang anggotanya menderita penyakit
hipertensi yaitu :
a. Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga tentang gejala hipertensi
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap
angota keluarga yang menderita penyakit hpertensi
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita
hipertensi Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepada anggota keluarganya
d. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang
dapat mengatasi penyakit hipertensi.
e. Memodifikasi lingkungan yang mendujung pada kesehatan keluarga.

7. Peran perawat dalam memberi asuhan keperawatan pada keluarga yang


menderita penyakit hipertensi.
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi maka
peran perawat diperlukan sebagai berikut :

10
a. Pengenal tentang gejala hipertensi
Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit
hipertensi .
b. Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi . Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi, perawat memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk mengembangkan kemampuam mereka dalam melaksanakan
perawatan dan memberikan demonstrasi kepada keluarga bagaimana
merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
c. Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita penyakit
hipertensi .
Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan kelurga yang
menderita penyakit hipertensi, sehingga dapat menilai, mengetahui masalah
dan kebutuhan keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah penyakit
yang sedang dihadapi
d. Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal masalah
pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi dan mencari alternatif
pemecahanya .
e. Pendidik kesehatan
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga
dari perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah penyakit
hipertensi
f. Penyuluh dan konsultasi
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar
terhadap keluarga yang anggotanya mederita penyakit hipertensi.

11
B . Konsep Dasar Medis
1. Definisi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith
Tom, 1995 ) Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan
tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan
diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi
dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg,
hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).

2. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
a) Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.
Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab
hipertensi seperti berrtambahnya usia, factor psikologis, dan keturunan.
Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya.
b) Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri
renalis, penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron,
pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi.
Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin,
umur, kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol dan social
ekonomi (Susi Purwati , 2000 : 25 )

3. Gejala Klinis
Adapun tanda-tanda gejala pada hipertensi antara lain
1) Kepala pusing
2) Gemetar
3) Sering marah - marah

12
4) Jantung berdebar-debar
5) Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
6) Keringat berlebihan
7) Gangguan penglihatan
8) Rasa berat ditekuk
9) Sukar tidur

4. Patofisiologi.
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan
darah keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output
dan tekanan peririfer.
Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan
tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan cardiac output dan tekanan
perifer menurun .
Konsumsi sodium (garam) yang berlebihan akan mengakibatkan meningkatnya
volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan cardiac aouput . Dalam
sistim Renin - Angiotensien - aldosteron pada patogenesis hipertensi,
glandula supra renal juga menjadi factor penyebab oleh karena faktor hormon
Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian
angitensin I menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion Ensym (ACE)
Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus pereifer y
ang mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan retensi
vaskuler perifer meningkat. Disamping itu angiotensin II mempunyai efek
langsung terhadap vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis.
Hal tersebut merangsang adrenal untuk mengeluarkan aldosteron yang akan
meningkatkan extra Fluid volume melalui retensi air dan natrium.
Hal ini semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardi
ac output. (Jurnlistik international cardiovaskuler,2009 )

13
5. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi ( Sri Rahayu, 2000 : 22,23
dan patologi penyakit jantung RSUD.dr Soetomo,1997) seperti :
a) Penyakit jntung koroner
b) Gagal jantung
c) Gagal ginjal
d) Kerusakan mata dan
e) Kerusakan pembuluh darah otak

6. Pemeriksaan penunjang
a) Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
b) Pemeriksaan retina
c) Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal
dan jantung
d) EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
e) Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
f) Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
g) Foto dada dan CT scan

7. Penatalaksanaan
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah
raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar
peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga
dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan
garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat
kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
 Pengobatan non obat (non farmakologis)
 Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

14
 Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan
darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau
sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti
hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai
pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.

Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :


1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan
penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit
dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai
pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap
pada pengobatan farmakologis.
3. Ciptakan keadaan rileks
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat
mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan
darah.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-
45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol

 Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)


Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang
beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi
dokter.
1. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan
tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang

15
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh
obatannya adalah Hidroklorotiazid.

2. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis
(saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya
adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.\

3. Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan
daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita
yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma
bronkial. Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan
Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat
menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah
turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi
penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme
(penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-
hati.

4. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam
golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang
kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala
dan pusing.

5. Penghambat ensim konversi Angiotensin


Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat
Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril.

16
Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing,
sakit kepala dan lemas.

6. Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk
golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek
samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala
dan muntah.

7. Penghambat Reseptor Angiotensin II


Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat
Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya
pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah
Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit
kepala, pusing, lemas dan mual.

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor


resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa
ditekan.

17
A. Pengkajian
1. Identitas:
a) Identitas klien
Nama pasien : Tn. S
Umur : 65 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Rt 005/Rw 004
Status : Menikah
b) Identitas penanggung
Nama Istri : Ny.N
Umur : 60 Tahun
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Rt 005/ Rw 003

18
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI

Pokok Pembahasan : Hipertensi


Sub Pokok Pembahasan : Pengertian Hipertensi, Penyebab Hipertensi, Tanda dan
Gejala Hipertensi, Diet Hipertensi, Pencegahan Hipertensi
Sasaran : Tn. S
Jam : 15.00 WIB
Waktu : 25 menit
Tanggal : 25 Juli 2017
Tempat : Rumah Tn R
Nama Penyuluh : Trinitatis Gulo

A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 25 menit, diharapkan Ny. R mampu memahami dan
mengerti tentang hipertensi

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit tentang PHBS, diharapkan Ny. R
dapat:
1. Menjelaskan tentang hipertensi
2. Menyebutkan penyebab hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan tentang diet hipertensi
5. Menjelaskan tentang pencegahan hipertensi

C. Materi Penyuluhan (Terlampir)


1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Diet hipertensi

19
5. Pencegahan hipertensi

D. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Tanya Jawab

E. Media
Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam Menjawab salam Kata-
b. Memperkenalkan diri Mendengarkan dan kata/
c. Menyampaikan tentang tujuan menyimak kalimat
pokok materi Bertanya mengenai
d. Meyampakaikan pokok perkenalan dan tujuan
pembahasan jika ada yang kurang
e. Kontrak waktu jelas
2. Pelaksanaan 15 menit a. Penyampaian Materi Mendengarkan dan Lembar
b. Menjelaskan tentang pengertian menyimak balik
hipertensi Bertanya mengenai hal- Leaflet
c. Menjelaskan penyebab hal yang belum jelas
hipertensi dan dimengerti
d. Menjelaskan tanda dan gejala
hipertensi
e. Menjelaskan tentang diet
hipertensi
f. Menjelaskan pencegahan
hipertensi
g. Tanya Jawab
h. Memberikan kesempatan pada
kelien untuk bertanya
3. Penutup 5 menit a. Melakukan evaluasi Sasaran dapat Kata-
b. Menyampaikan kesimpulan menjawab tentang kata/
materi pertanyaan yang kalimat
c. Mengakhiri pertemuan dan diajukan
menjawab salam Mendengar
Memperhatikan
Menjawab salam

20
4. Evaluasi
Diharapkan Tn. S mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian hipertensi
2. Menjelaskan tentang penyebab hipertensi
3. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan tentang diet hipertensi
5. Menjelaskan tentang pencegahan hipertensi

21
LAMPIRAN
HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (Smith
Tom, 2005) Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan
sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama
atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan
apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan
diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan
diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan
diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).

B. Penyebab Hipertensi
1) Asupan garam yang tinggi
2) Strees psikologis
3) Faktor genetik (keturunan)
4) Kurang olahraga
5) Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alkohol
6) Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
7) Peningkatan usia
8) Kegemukan

C. Tanda dan Gejala Hipertensi


Adapun tanda-tanda gejala pada hipertensi antara lain
1) Kepala pusing
2) Gemetar
3) Sering marah – marah
4) Jantung berdebar-debar

22
5) Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
6) Keringat berlebihan
7) Gangguan penglihatan
8) Rasa berat ditekuk
9) Sukar tidur

D. Diet Hipertensi
a) Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
 Sumber karbohidrat seperti biscuit, singkong, roti, tepung, mie, tapioca,
nasi
 Sumber protein nabati seperti tahu, temped an kacang-kacangan
 Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk, pisang, melon,
tomat, dll
b) Makanan yang dibatasi
 Garam dapur
 Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin, asinan
 Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol

E. Pencegahan Hipertensi
1) Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat
2) Diet hipertensi
3) Menjaga keseimbangan berat badan
4) Hindari minum-minuman keras (alkohol) dan kurangi/hentikan merokok
5) Istirahat yang cukup
6) Hindari strees
7) Olahraga yang teratur

23
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta,
EGC, 2005

Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius,


2009

http://www.academia.edu/4667736/Askep_keluarga_dg_hypertensi

http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2017/03/asuhan-keperawatan-pada-klien-
dengan_19.html

http://sanusingawi.blogspot.com/2017/02/askep-keluarga-dengan-hipertensi.html

24

You might also like