You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi
satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling
memelihara.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa define keluarga?
2. Apa tipe – tipe keluarga?
3. Bagaimana struktur keluarga?
4. Bagaimana peran dalam keluarga?
5. Apa fingsi keluarga ?
6. Bagaimana tahap perkembangan keluarga?
7. Bagaimana tugas kesehatan keluarga ?
8. Apa implikasi keluarga ?
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian keluarga
2. Untuk menjelaskan tipe dan bentuk keluarga
3. Untuk menjelaskan struktur dalam keluarga
4. Untuk menjelaskan peran dalam keluarga
5. Untuk menjelaskan fungsi dalam keluarga
6. Untuk menjelaskan tahap perkembangan keluarga
7. Untuk menjelaskan tugas kesehatan keluarga
8. Untuk menjelaskan impilkasi keluarga

1
BAB 2
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

2.1 Pengertian keluarga dan pengertian keperawatan keluarga


Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap
dan keadaan saling ketergantungan (Kemenkes, 2014).Keluarga adalah dua orang
atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan, ikatan emosional dan
yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Efendi,
2013).Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Widyanto, 2014).
Dari ketiga pengertisn diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua
orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang
tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya
masing-masing untuk menciptakan atau mempertahankan suatu budaya.
Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga (Natoadmotjo, 2007).

2.2 Tipe atau jenis keluarga


Menurut Widyanto (2014) tipe keluarga dari dua tipe yaitu keluarga tradisional
dan keluarga non tradisional.
2.2.1 Tipe keluarga tradisional terdiri dari :
1. Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang
terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.
2. Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya
kakek, nenek, bibi dan paman.
3. Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
tinggal dalam satu rumah tanpa anak.
4. Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu
orang tua dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
2
5. Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.
6. Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan
istri yang sudah lanjut usia.
2.2.2 Tipe keluarga non tradisional terdiri dari :
1. Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa pertalian
darah, hidup dalam satu rumah.
2. Orang tua (ayah, ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak
hidup bersama dalam satu rumah tangga.
3. Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup
bersama dalam satu rumah dan berpefilaku layaknya suami istri.

2.3 Struktur keluarga


2.3.1 Menurut Widyanto (2014), struktur keluarga terdiri dari :
1. Pola dan proses komunikasi dapat dikataan berfungsi apabila jujur,
terbuka, melibatkan emosi, dapat menyelesaikan konflik keluarga serta
adanya hierarki kekuatan. Pola komunikasi dalam keluarga dikatakan
akan berhasil jika pengirim pesan (sender) yakin mengemukakan
pesannya, isi pesan jelas dan berkualitas, dapat menerima dan memberi
umpan balik, tidak bersifat asumsi, berkomunikasi sesuai. Sebaliknya,
seseorang menerima pesan (receiver) dapat menerima pesan dengan baik
jika dapt menjadi pendengan yang baik, memberi umpan balik dan dapat
memvalidasi pesan yang diterima.
2. Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi
sosial yang diberikan baik peran formal maupun informal.
3. Struktur kekuatan adalah kemampuan individu untuk mengontrol dan
mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain yang terdiri dari
legitimate power (hak), referen power (ditiru), expert power (keahlian),
reward power (hadiah), coercive power (paksaan) dan affektif power.
4. Nilai keluarga dan norma adalah sistem ide-ide, sikap dan keyakinan
yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu sedangkan
norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial
tertentu.

3
2.4 Peran keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat dan
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai peran
yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,
berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman
sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial serta dari anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peran ibu : ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peran
mengurus rumah tangga , sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3. Peran anak : anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai engan tingkat
perkembangan fisik, mental, soaial dan spiritual.

2.5 Fungsi keluarga


2.5.1 Menurut Efendi (2013), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :
1. Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang
utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk
perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna
untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan
nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

4
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan
menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.
2.5.2 Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan menjadi :
1. Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang
produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan
memanfaatkan sumber daya keluarga.
2. Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan
dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda
disekitarnya.
3. Fungsi pendidikan, yaitu keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab
yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi
kehidupan dewasanya.
4. Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan
mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.
5. Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan pencegahan
terhadap penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.
6. Fungsi reliugius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama
dan mengamalkan ajaran agama.
7. Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan
kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.
8. Fungsi reproduksi, yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi
juga tempat untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara
menyeluruh, diantaranya seks yang sehat dan berkualitas serat
pendidikan seks bagi anak-anak.
9. Fungsi afektif, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di
luar rumah.
Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap
anggota keluarganya, antara lain asih, yaitu memberikan kasih sayang, perhatin dan
5
rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka
tumbun dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. Sedangka asuh, yaitu menuju
kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara
sehingga diharapkan mereka menjadi anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial
dan spiritual. Dan asah, yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap
menadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

2.6 Tahap-tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga


2.6.1 Menurut Widyanto (2014), tahap perkembangan keluarga berdasarkan siklus
kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap :
1. Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan
yang menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini
mempunyai tugas perkembangan, yaitu membina hubungan dan kepuasan
bersama, menetapkan tujuan bersam, membina hubungan dengan keluarga
lain, teman, kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB.
2. Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai
dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai
tugas perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran dan
tanggungjawab, adaptasi pola hubungan seksual, pengetahuan tentang
kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.
3. Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak
pertama yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas
perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan,
merencanakan kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggungjawab
dengan anggota keluarga yang lain.
4. Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13
tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan
aktivitas untuk anak, pengaturan keuangan, kerjasama dalkam
memnyelesaikan masalah, memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan
sistem komunikasi keluarga.
5. Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13 tahun
sampai dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah
menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan
keluarga dalam bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.
6
6. Keluarga denagn anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak pertama,
meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu menata
kembali sumber dan fasilitas, penataan yanggungjawab antar anak,
mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan
menantu.
7. Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir
meninggalakan rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun tugas
perkembangan, yaitu mempertahankan suasana yang menyenangkan,
bertanggungjawab pada semua tugas rumah tangga, membina keakraban
dengan pasangan, mempertahankan kontak dengan anak dan berpartisipasi
dalam aktivitas sosial.
8. Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari
salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga
salah satu pasangan meninggal dunia. Adapun tugas perkembangan
keluarga ini, yaitu menghadapi pensiun, saling rawat, memberi arti hidup,
mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan masyarakat.

2.7 Tugas kesehatan keluarga


2.7.1 Tugas kesehatan keluarga menurut Baylon dan Maglaya (1998) dalam Efendi
dan Makhfudli (2013) yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
Kesehatan meruapakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan
tanpa kesehatan kadang seluruh kekuatan sumber daya dan keluarga
habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami oleh anggota keluarga. Perubahan sekecil
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian keluarga atau orang tua. Apabila terjadi perubahan, perlu
dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar
perubahannya.

7
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
mempertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar
masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga
mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang
dilingkungan tempat tinggal keluarga.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar
tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga
sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan
diinstitusi pelayanan kesehatan atau dirumah apabila keluarga telah
memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
4. Memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
Dalam memodifikasi suatu lingkungan yang sehat keluarga harus
memiliki pengetahuan tentang sumber yang dimiliki disekitar lingkungan
rumah, mengetahui tentang pentingnya kebersihan lingkungan serta
manfaatnya, dan mempertahankan kebersamaan dalam meningkatkan dan
memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar tempat tinggal.
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan perlu
diketahui beberapa hal, yaitu pengetahuan keluarga tentang fasilitas
kesehatan, keuntungan dari fasilitas kesehatan tersebut, kepercayaan
keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada serta apakah fasilitas
kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga.

Kelima tugas kesehatan keluarga tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh
keluarga, perawat perlu mengkaji sejauh mana keluarga mampu melaksanakan tugas
tersebut dengan baik agar dapat memberikan bantuan atau pembinaan terhadap
keluarga untuk memenuhi tugas kesehatan keluarga tersebut.

8
2.8 Implikasi
Implikasi dari pelayanan kesehatan dipusatkan kepada keluarga
2.8.1 Ada beberapa implikasi dalam pemberian pelayanan kesehatan yang
dipusatkan pada keluarga, diantaranya:
1. Pelayanan kesehatan dan keperawatan diarahkan untuk membantu
seluruh keluarga dalam meningkatkan cara-cara hidup sehat sehingga
meningkatkan produktivitas dan derajat kesehatan keluarga.
2. Cakupan pelayanan kesehatan dan keperawatan lebih luas, karena
banyak anggota keluarga yang dapat dicakup, dan sumber-sumber
keluarga yang anda dapat diarahkan untuk meningkatkan kesehatan
keluarga.
3. Pelayanan kesehatan dan keperawatan dipusatkan kepada keluarga
sebagai satu kesatuan yang utuh.
4. Pelayanan kesehatan dan keperawatan keluarga ditekankan pada waktu-
waktu rawan didalam kehidupan dan keluarga-keluarganya dengan
resiko tinggi.
5. Agar dapat mencapai tujuan dan sasaran dalam pelayanan kesehatan
keluarga diperlukan kontinyuitas pelayanan pada keluarga-keluarga
rawan terhadap masalah kesehatan dan keperawatan.
6. Perlu mempersiapkan tenaga-tenaga perawat kesehatan keluarga yang
mempunyai kemampuan yang tujuan ganda dalam memberikan
pelayanan.
7. Perlu pengembangan dan peningkatan sumber-sumber yang ada dalam
masyarakat untuk kepentingan asuhan pelayanan keperawatan kesehatan
keluarga.

9
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah,
perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan
lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya
(Ali,2010).
Struktut peran keluarga di denifisikansebagai kumpulan dari perilaku yang secara
relatif homogen dibatasi secara normatif dan di harapkan daru seseorang yang
menempati posisi sosial yang di berikan.
Perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga meliputu
pendidikan
kesehatan,konseling,menejemenkhusus,advokasiklien,koordinasi,kolaborasi dan
konsultasi

3.2. Saran

Sebagai penulis, kami merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
maka dari itu kritik dan saran bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan agar
penyusunan makalah ini bisa mencapai kesempurnaan

10
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, F. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Kemenkes. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Dasar. Riset Kesehatan
Dasar.

Natoadmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Kiat. Jakarta: Rineka Cipta.

Widyanto, F. C. (2014). Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis. Yogyakarta:


Nuha Medika.

11

You might also like